BABI PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara . Sedangkan Pendidikan
Islam itu sendiri adalah segala
upaya atau proses pendidikan
yang dilakukan untuk membimbing tingkah
laku manusia baik individu maupun sosial,
untuk mengarahkan potensi, baik
potensi dasar (fitrah)
maupun ajar yang
sesuai dengan fitrahnya
melalui proses intelektual
dan spiritual berlandaskan
nilai Islam untuk
mencapai kehidupan bahagia dunia
dan akhirat.
Pendidikan
merupakan kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang
diselenggarakan oleh suatu
masyarakat/bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya
kualitas masyarakat/bangsa tersebut. Karena itu,
para peneliti dan pengembang Pendidikan Islam tiada
henti-hentinya untuk membahas masalah tersebut. Peningkatan
mutu pendidikan merupakan
sasaran pembangunan di bidang pendidikan
nasional dan merupakan
bagian integral dari
upaya peningkatan kualitas
manusia secara menyeluruh.
Upaya mencerdaskan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, BAB I Pasal
I,(Bandung; Citra Umbara), hlm.
M.
Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif
Al-Qur’an, cet. I,(
Yogyakarta, Mikraj; 2005), hlm 55.
kehidupan
bangsa menjadi tanggung
jawab pendidikan, terutama
dalam mempersiapkan peserta didik
menjadi subyek yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
tangguh, kreatif, mandiri,
demokratis, dan professional pada bidangnya masing-masing.
Dalam suatu
lembaga pendidikan, kepala
sekolah memiliki peran
yang sangat menentukan
maju mundurnya sebuah
lembaga pendidikan karena
kepala sekolah mempunyai
peran yang sangat
besar dalam mengembangkan
sebuah lembaga pendidikan
sebagaimana tercantum dalam UUSPN 2003 Bab II pasal 3, yang
berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta
peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka
mencerdasakn kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar
menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak
mulia sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan
meUntuk mewujudkan tujuan
nasional tersebut, salah
satu cara yang
bisa ditempuh untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional yaitu
melalui peningkatan mutu pendidikan karena
adanya peningkatan mutu
pendidikan akan dapat mengikuti perkembangan
dunia ilmu pengetahuan
bahkan dapat mewarnai dinamika masyarakat.
Dalam
usaha meningkatkan mutu
pendidikan khususnya pendidikan agama
Islam, kepala sekolah
harus mengetahui segala
perubahan dan perkembangan
yang terjadi dalam
lembaganya. Adanya tenaga
pengajar yang E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah
ProfesionalDalam Konteks Menyukseskan MBS Dan KBK, cet. V, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya;
2005), hlm. 31.
professional
dan yang tidak
professional dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan
akan mempengaruhi proses
belajar mengajar, karena
mereka harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan dan juga
menghasilkan peserta didik yang mampu menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi
serta beriman dan
bertakwa kepada Allah
SWT. Jadi warga
negara yang demokratis
dan serta bertanggung jawab.
Kepala
sekolah merupakan faktor
penggerak, penentu arah
kebijakan sekolah yang
akan menentukan bagaimana
tujuan sekolah dan
pendidikan pada umumnya.
Maka dari itu,
kepala sekolah dituntut
senantiasa meningkatkan efektifitas kinerja para staf yang ada di
sekolah. Melihat penting dan strategisnya posisi kepala sekolah dalam mewujudkan tujuan
sekolah, maka seharusnya kepala sekolah mempunyai
kemampuan relation yang
baik dengan segenap
warga di sekolah,
sehingga tujuan sekolah
dan pendidikan dapat
dicapai secara optimal.
Kepala
sekolah merupakan tokoh
sentral di sekolah,
ibarat pilot yang menerbangkan pesawat
mulai tinggal landas
hingga membawa penumpangnya selamat mendarat sampai tujuan.
Esensi kepala
sekolah adalah pemimpin
pendidikan di sekolah. Seorang kepala
sekolah adalah orang
yang benar-benar seorang
pemimpin, seorang manajer,
seorang pendidik dan
seorang supervisor. Oleh
sebab itu, kualitas kepemimpinan
kepala sekolah harus
signifikan sebagai kunci
keberhasilan sekolah.
Didalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 2 Tahun 1989 ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum setiap jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan wajib
memuat, antara lain
Pendidikan agama. Dan
dalam penjelasannya dinyatakan
bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk
memperkuat iman dan
ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
sesuai dengan agama
yang dianutnya oleh peserta didik
yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Pendidikan
agama Islam didalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan
penyempurnaan pertumbuhan kepribadian
anak didik, karena
pendidikan agama Islam
mempunyai dua aspek
terpenting. Aspek pertama
dari pendidikan agama Islam adalah yang ditujukan kepada jiwa atau pembentukan kepribadian.
Anak
didik diberikan kesadaran
kepada adanya Tuhan
Yang Maha Esa
lalu dibiasakan melakukan
perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan larangan Nya.
Dalam hal inianak didik dibimbing agar
terbiasa berbuat yang baik, yang sesuai dengan ajaran
agama Islam. Aspek
kedua dari pendidikan
agama Islam adalah yang
ditujukan kepada pikiran
yaitu pengajaran agama
Islam itu sendiri.
Kepercayaan kepada Tuhan YME tidak akan
sempurna bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan tidak
diketahui betul-betul. Anak
didik harus ditunjukkan
apa yang disuruh,
apa yang dilarang,
apa yang dibolehkan,
apa yang dianjurkan melakukannya dan apa yang dianjurkan
meninggalkannya menurut ajaran agama.
Dari kutipan
dan uraian diatas
menunjukkan bahwa pendidikan
agama Islam mutlak diperlukan di
sekolah apalagi di sekolah umum. Oleh sebab itu guru Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya
mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah,(Bandung: Rosda Karya, 2004), hal.
Zakiah
Daradjah, Kesehatan Mental, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), hal. 129.
yang
mengajar pelajaran agama
Islam sangat bertanggung
jawab dalam pembinaan sikap mental dan kepribadian
anakdidiknya. Guru agama Islam harus mampu menanam
nilai-nilai agama kepada
setiap siswa dengan
berbagai cara.
Akan
tetapi tujuan itu
tidak akan tercapai apabila tidak
ada kerjasama dengan semua pihak terutama dengan kepala sekolah
sebagai pimpinan disekolah. Sebab pendidikan agama
Islam dapat terbina
apabila adanya kesinambungan
atau keterpaduan antara pembinaan
orang tua didalam keluarga, masyarakat dan guru di sekolah.
Selama
ini pelaksanaan pendidikan
agama Islam yang
berlangsung disekolah masih
mengalamibanyak kelemahan. Mohtar
Buchori (1992) menilai pendidikan
agama masih gagal.
Kegagalan ini disebabkan
karena praktik pendidikannya
hanya memperhatikan aspek
kognitif semata dari
pertumbuhan kesadaran nilai-nilai
(agama), dan mengabaikan
pembinaan afektifdan konatif volitif,
yakni kemauan dan
tekad untuk mengamalkan
nilai-nilai ajaran agama.
Akibatnya terjadi kesenjangan antara
pengetahuan dan pengamalan, antara gnosis dan praxis dalam kehidupan nilai agama. Atau
dalam praktik pendidikan agama berubah
menjadi pengajaran agama, sehingga mampu membentuk pribadi-pribadi bermoral.
Peranan Kepala Sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam sangat penting karena
dapat mempengaruhi berhasil atau tidaknya mutu
pendidikan yang ada
dalam sekolah itu
sendiri. Kepala Sekolah sebagai
tulang punggung mutu
pendidikan dituntut untuk
bertindak sebagai pembangkit
semangat, mendorong, merintis
dan memantapkan serta
sekaligus sebagai administrator.
Dengan perkataan lain bahwa kepala sekolah adalah salah satu penggerak pelaksanaan manajemen
pendidikan yang berkualitas.
Permasalahan
yang ingin diungkap
dalam penelitian ini yaitu
bagaimana strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan
mutu pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 8 Malang
yangmerupakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Yang mana kepala
sekolah SMA Negeri
8 Malang merupakan seorang yang sibuk. Dalam hal ini
bagaimana sebenarnya strategi yang dilakukan kepala
sekolah sebagai pemimpin
dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan
agama Islam sehingga
pendidikan Agama Islam disekolah
bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dari
latar belakang tersebut,
maka peneliti merumuskan
penelitian ini dengan
judul: ”Strategi Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMAN 8 Malang” B.Fokus Penelitian Berangkat dari
latar belakang diatas,
maka terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji, antara lain: 1.
Bagaimana strategi yang
dilakukan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 8 Malang? 2. Bagaimana kinerja guru PAI dalam melaksanakan strategi
kepala sekolah untuk meningkatkan mutu
pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 8Malang? 3. Bagaimanakah faktor
pendukung dan penghambat
yang dihadapi kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu
pembelajaran pendidikan agama Islamdi
SMA Negeri 8 Malang? C.Tujuan Penelitian Dalam
pembahasan skripsi ini,
tujuan yang ingin dicapai
adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan strategi
yang dilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan
mutu pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA
Negeri 8 Malang.
2. Untuk
mendeskripsikan kinerja guru
PAI dalam melaksanakan
strategi kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 8 Malang.
3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan
penghambat yang dihadapi kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama Islamdi SMA Negeri 8 Malang.
an>w � a g ��� 0� le='mso-spacerun:yes'>
Perencanaan Manajemen Kelas dalam Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.
2.
Untuk mendeskripsikan Pelaksanaan Manajemen Kelas dalam Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam
di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.
3.
Untuk mendeskripsikan bagaimana
Evaluasi Pelaksanaan Manajemen
Kelas dalam meningkatkan
Efektifitas Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di SMA Muhammadiyah 1 Kepanjen Malang.
D.
Manfaat Penelitian 29 Hasil
penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi
secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis
hasil penelitian ini
diharapkan dapat mengembangkan
teori tentang manajemen
kelas berikut inovasi yang
terkait dengan Manajemen
Kelas. Secara praktis
hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi: 1.
Sekolah Lainnya Sebagai contoh pemikiran dan pelaksanaan bagi
perkembangan mutu kegiatan proses
belajar mengajar secara
efektif melalui manajemen
kelas yang baik.
2.
Peneliti Berikutnya Sebagai dasar pengembangan penelitian
berikutnya dengan meneliti dimensi
yang berbeda terkait
dengan manajemen kelas yang
dapat menciptakan proses belajar
mengajar secara efektif.
E.
Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah-masalah
yangberkaitan dengan manajemen kelas
dalam pembelajaran Pendidikan AgamaIslam yang mencakup analisis masalah manajemen kelas, desain
kegiatan belajar mengajar, tindakantindakan manajemen kelas, pengaturan suasana
kelas,penggunaan metode dan media, pola
interaksi, dan evaluasi hasil belajar manajemen kelas. 30 F.
Penelitian Terdahulu Dalam
pendidikan, manajemen dapat
diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan, agar
terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditentukan
sebelumnya. Disamping itu, manajemen
bertugas memadukan sumber-sumber
pendidikan secara keseluruhan dan mengontrol/mengawas agar tepat
dengan tujuan pendidikan.
Dalam
proses manajemen terlibat
fungsi-fungsi pokok manajemen yang
terdiri dari: Planning,
Organizing, Leading/Actuating, dan
Controlling.
Planning (perencanaan) adalah proses
penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan
jalan dan sumber
yang diperlukan untuk mencapai
tujuan itu seefisien
dan seefektif mungkin.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi