Kamis, 28 Agustus 2014

Skripsi Syariah:METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR


 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Problematika umat mengenai kiblat  masih mengakar di masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukan dan diberitakannya masjid-masjid dan musala-musala  yang kiblatnya berbeda. Ini tidak hanya terjadi di beberapa daerah bahkan di daerah yang sama pun perbedaan arah kiblat tidak dapat dihindari.
Sebagai akibat perbedaan tersebut sering terjadi perselisihan atau sengketa antar kelompok. Mereka berpendapat merekalah yang paling benar sedang yang lain salah dan jika salat mengikuti arah kiblat masjid tersebut tidak sah.
 Perbedaan-perbedaan dalam penentuan arah kiblat tersebut dapat terjadi karena pada zaman dahulu orang menandai arah kiblat hanya dengan arah mata angin yaitu menggunakan penentuan kiblat secara kira-kira.
 Pemahaman kiblat barat adalah pemahaman yang masih mengakar dalam benak mereka. Suatu anggapan yang perlu diluruskan kembali. Karena secara geografis dengan  Kiblat adalah arah menghadap pada waktu salat. Kiblat umat Islam pada waktu salat adalah ka’bah di Mekah. Orang yang langsung dapat melihat ka’bah wajib menghadap kepadanya.

Sedangkan orang yang tidak dapat melihatnya langsung hanya wajib menghadap ke arahnya saja.
Lihat Tim IAIN Syarif Hidayatullah, Enslikopedi Islam Indonesia, Jakarta : Djambatan, t.th, hlm.
  Musala adalah salah satu kata Arab yang telah baku menjadi bahasa Indonesia, makna asalnya ialah tempat melakukan salat. Dari sisi ini musala sama saja (tidak berbeda) dengan masjid yang juga sama–sama digunakan sebagai tempat melakukan salat. Namun demikian, dalam istilah pergaulan sehari–hari, kata musala– yang pada zaman Nabi Muhammad digunakan sebagai sebutan bagi tanah lapang tempat melakukan salat Id–itu digunakan untuk terminologi berbeda dengan masjid. Ibid, hlm. 700-  http://sains.kompas.com/read/2009/10/28/08505867/Cara.Mencari.Arah.Kiblat,diakses tang- gal 18 Maret   Ahmad Izzuddin, Ilmu Falak Praktis (Metode Hisab±Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahannya),Semarang : Komala Grafika, 2006, hlm.
 memperhatikan bentuk bumi seperti bola, maka Indonesia tidak berada di timur Mekah  namun berada di tenggara, sehingga arah kiblat Indonesia seharusnya mengarah ke arah barat agak serong ke utara.
 Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa adanya arah kiblat yang berbeda-beda tersebut juga disebabkan karena anggapan remeh dan sikap acuh masyarakat. Apalagi saat pembangunan masjid, musala, ataupun surau, mereka tidak meminta bantuan kepada pakar atau ahli yang mampu untuk menentukan arah kiblat dengan tepat. Mereka cenderung lebih percaya pada tokoh-tokoh dari kalangan mereka sendiri dan menyerahkan sepenuhnya persoalan tersebut kepada mereka. Bukan hal yang aneh apabila keputusan para tokoh tersebut yang lebih mereka ikuti, meskipun pada akhirnya diketahui bahwa penentuan arah kiblat kurang tepat. Biasanya hal ini terjadi pada masyarakat yang  Mekah adalah ibu kota negara Arab, kota suci umat Islam seluruh dunia, tempat terletaknya Masjidil Haram dan Ka’bah (Baitullah), tempat orang–orang melakukan tawaf dalam ibadah haji atau umrah dan sebagai kiblat salat. Lihat Tim IAIN Syarif Hidayatullah, op.cit, hlm.
 Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya µKiblat Antara Bangunan Dan Arah Ka¶bah¶ mengatakan bahwa untuk Indonesia adalah daerah yang berada di sebelah timur ka’bah maka kiblat untuk Indonesia adalah barat, mana saja. Ia mendasarkan pendapatnya pada hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi bahwa nabi SAW bersabda: Arah utara dan timur dan barat adalah ka¶bah.´ Menurut penulis, penulisan hadits dalam buku tersebut kurang tepat karena unsur yang ada hanya matanhaditsnya saja. Menurut penulusuran penulis dalam Sunan At Tirmidzi, Maktabah Syamilah versi 2.11, penulisan hadits tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut:  Dari Muhammad Bin Abi Ma¶syar, dari Muhammad Bin Umar, dari Abi Salamah, dari Abi Hurairah berkata, Rasullullah SAW, bersabda  ³Arah utara dan timur dan barat adalah kiblat.´(HR. Tirmidzi) Lihat Ali Musthafa Yaqub, Kiblat antara Bangunan dan Arah Ka¶bah, Jakarta : Darus Sunnah, 2010, hlm. 54, lihat juga Maktabah Syamilah versi 2.11, Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Dhahak Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, Mesir : Mauqi’u Wazarah, t.t juz 2 hlm.
 pemikirannya belum terbuka  , sementara ada figur yang berpengaruh, berkarisma, dan berwibawa diantara mereka.
Seperti realitas yang banyak terjadi di masyarakat yaitu dengan banyak ditemukannya arah kiblat sejumlah masjid, terutama yang telah berusia tua, yang diperkirakan mengalami kekurangtepatan kiblat. Sehingga mereka beramai–ramai untuk mencari upaya kebenaran dalam menghadap kiblat itu sendiri. Seperti yang terjadi pada Masjid Agung Demak  yang akhir-akhir ini diberitakan mengalami kekurangtepatan kiblat.
 Bahkan kini permasalahan kiblat merupakan masalah yang me’nasional’, bagaimana tidak, masalah ini telah sampai ke komisi VIII. Seperti yang telah diungkapkan Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.Beliau mengungkapkan bahwa sedang terjadi pergeseran arah kiblat beberapa masjid dari 193 ribu masjid di Indonesia. Rata-rata terjadi pergeseran 0,7 sampai dengan 1 derajat.
 Juga isu–isu bahwa arah kiblat juga berubah karena pergeseran lempeng bumi menyebabkan banyak masyarakat resah dengan arah kiblat yang mereka gunakan selama ini. Sehingga DPR khususnya Komisi VIII meminta kepada Dirjen Bimas Islam untuk melakukan langkah- Ahmad Izzuddin, op.cit, hal. 21–  Terletak di sebelah barat alun-alun kota Demak, termasuk wilayah Daerah Tingkat II kabupaten Demak, Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1388 Saka atau 1466 M. menurut “Babad Demak”berdirinya masjid itu dapat diambil dari kata “Lawang Trus Gunaning Janma” yang menunjukkan tahun 1399 Saka atau tahun 1477M. Tahun ini agak mendekati gambar penyu.
Kemungkinan pada tahun 1477 M adalah tahun dimulainya pembangunan masjid sedangkan  M adalah tahun jadinya masjid tersebut sebagaimana dilambangkan dengan gambar penyu, diperingati menurut Candra Sengkala Memet. Lihat Departemen Agama RI, Enslikopedi Islam di Indonesia,Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN Jakarta, 1992, hlm.
 http://news.okezone.com/read/2010/01/14/340/294200/kiblat-masjid-agung-demakjuga-sa lah, diakses tanggal 23 April   . http://www.detiknews.com/read/2010/01/21/192331/1283624/10/arah-kiblat-didugaalami-pergeseran-dpr-minta-depag-turunkan-tim, diakses tanggal 18 Maret   langkah pendataan dan perbaikan. Hal ini sangat penting agar tidak menimbulkan keragu–raguan di masyarakat.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi