BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Problematika
umat mengenai kiblat masih mengakar di
masyarakat. Hal ini terbukti dengan banyak ditemukan dan diberitakannya
masjid-masjid dan musala-musala yang
kiblatnya berbeda. Ini tidak hanya terjadi di beberapa daerah bahkan di daerah
yang sama pun perbedaan arah kiblat tidak dapat dihindari.
Sebagai akibat perbedaan tersebut
sering terjadi perselisihan atau sengketa antar kelompok. Mereka berpendapat
merekalah yang paling benar sedang yang lain salah dan jika salat mengikuti
arah kiblat masjid tersebut tidak sah.
Perbedaan-perbedaan dalam penentuan arah
kiblat tersebut dapat terjadi karena pada zaman dahulu orang menandai arah
kiblat hanya dengan arah mata angin yaitu menggunakan penentuan kiblat secara
kira-kira.
Pemahaman kiblat barat adalah pemahaman yang
masih mengakar dalam benak mereka. Suatu anggapan yang perlu diluruskan
kembali. Karena secara geografis dengan Kiblat
adalah arah menghadap pada waktu salat. Kiblat umat Islam pada waktu salat adalah
ka’bah di Mekah. Orang yang langsung dapat melihat ka’bah wajib menghadap
kepadanya.
Sedangkan orang yang tidak dapat
melihatnya langsung hanya wajib menghadap ke arahnya saja.
Lihat Tim IAIN Syarif
Hidayatullah, Enslikopedi Islam Indonesia, Jakarta : Djambatan, t.th, hlm.
Musala adalah salah satu kata Arab yang telah baku menjadi bahasa
Indonesia, makna asalnya ialah tempat melakukan salat. Dari sisi ini musala
sama saja (tidak berbeda) dengan masjid yang juga sama–sama digunakan sebagai
tempat melakukan salat. Namun demikian, dalam istilah pergaulan sehari–hari,
kata musala– yang pada zaman Nabi Muhammad digunakan sebagai sebutan bagi tanah
lapang tempat melakukan salat Id–itu digunakan untuk terminologi berbeda dengan
masjid. Ibid, hlm. 700- http://sains.kompas.com/read/2009/10/28/08505867/Cara.Mencari.Arah.Kiblat,diakses
tang- gal 18 Maret Ahmad Izzuddin, Ilmu
Falak Praktis (Metode Hisab±Rukyat Praktis dan Solusi Permasalahannya),Semarang
: Komala Grafika, 2006, hlm.
memperhatikan bentuk bumi seperti bola, maka
Indonesia tidak berada di timur Mekah namun
berada di tenggara, sehingga arah kiblat Indonesia seharusnya mengarah ke arah
barat agak serong ke utara.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
lagi bahwa adanya arah kiblat yang berbeda-beda tersebut juga disebabkan karena
anggapan remeh dan sikap acuh masyarakat. Apalagi saat pembangunan masjid,
musala, ataupun surau, mereka tidak meminta bantuan kepada pakar atau ahli yang
mampu untuk menentukan arah kiblat dengan tepat. Mereka cenderung lebih percaya
pada tokoh-tokoh dari kalangan mereka sendiri dan menyerahkan sepenuhnya persoalan
tersebut kepada mereka. Bukan hal yang aneh apabila keputusan para tokoh
tersebut yang lebih mereka ikuti, meskipun pada akhirnya diketahui bahwa penentuan
arah kiblat kurang tepat. Biasanya hal ini terjadi pada masyarakat yang Mekah adalah ibu kota negara Arab, kota suci
umat Islam seluruh dunia, tempat terletaknya Masjidil Haram dan Ka’bah
(Baitullah), tempat orang–orang melakukan tawaf dalam ibadah haji atau umrah
dan sebagai kiblat salat. Lihat Tim IAIN Syarif Hidayatullah, op.cit, hlm.
Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya µKiblat Antara
Bangunan Dan Arah Ka¶bah¶ mengatakan bahwa untuk Indonesia adalah daerah yang
berada di sebelah timur ka’bah maka kiblat untuk Indonesia adalah barat, mana
saja. Ia mendasarkan pendapatnya pada hadits yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi
bahwa nabi SAW bersabda: Arah utara dan timur dan barat adalah ka¶bah.´ Menurut
penulis, penulisan hadits dalam buku tersebut kurang tepat karena unsur yang ada
hanya matanhaditsnya saja. Menurut penulusuran penulis dalam Sunan At Tirmidzi,
Maktabah Syamilah versi 2.11, penulisan hadits tersebut selengkapnya adalah
sebagai berikut: Dari Muhammad Bin Abi Ma¶syar, dari
Muhammad Bin Umar, dari Abi Salamah, dari Abi Hurairah berkata, Rasullullah
SAW, bersabda ³Arah utara dan timur dan
barat adalah kiblat.´(HR. Tirmidzi) Lihat Ali Musthafa Yaqub, Kiblat antara
Bangunan dan Arah Ka¶bah, Jakarta : Darus Sunnah, 2010, hlm. 54, lihat juga
Maktabah Syamilah versi 2.11, Muhammad Bin Isa Bin Saurah Bin Musa Bin Dhahak
Tirmidzi, Sunan Tirmidzi, Mesir : Mauqi’u Wazarah, t.t juz 2 hlm.
pemikirannya belum terbuka , sementara ada figur yang berpengaruh,
berkarisma, dan berwibawa diantara mereka.
Seperti realitas yang banyak
terjadi di masyarakat yaitu dengan banyak ditemukannya arah kiblat sejumlah
masjid, terutama yang telah berusia tua, yang diperkirakan mengalami
kekurangtepatan kiblat. Sehingga mereka beramai–ramai untuk mencari upaya
kebenaran dalam menghadap kiblat itu sendiri. Seperti yang terjadi pada Masjid
Agung Demak yang akhir-akhir ini
diberitakan mengalami kekurangtepatan kiblat.
Bahkan kini permasalahan kiblat merupakan
masalah yang me’nasional’, bagaimana tidak, masalah ini telah sampai ke komisi
VIII. Seperti yang telah diungkapkan Ketua Komisi VIII DPR Abdul Kadir Karding
di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.Beliau mengungkapkan bahwa sedang terjadi
pergeseran arah kiblat beberapa masjid dari 193 ribu masjid di Indonesia.
Rata-rata terjadi pergeseran 0,7 sampai dengan 1 derajat.
Juga isu–isu bahwa arah kiblat juga berubah
karena pergeseran lempeng bumi menyebabkan banyak masyarakat resah dengan arah
kiblat yang mereka gunakan selama ini. Sehingga DPR khususnya Komisi VIII
meminta kepada Dirjen Bimas Islam untuk melakukan langkah- Ahmad Izzuddin,
op.cit, hal. 21– Terletak di sebelah
barat alun-alun kota Demak, termasuk wilayah Daerah Tingkat II kabupaten Demak,
Jawa Tengah. Didirikan pada tahun 1388 Saka atau 1466 M. menurut “Babad Demak”berdirinya
masjid itu dapat diambil dari kata “Lawang Trus Gunaning Janma” yang menunjukkan
tahun 1399 Saka atau tahun 1477M. Tahun ini agak mendekati gambar penyu.
Kemungkinan pada tahun 1477 M
adalah tahun dimulainya pembangunan masjid sedangkan M adalah tahun jadinya masjid tersebut
sebagaimana dilambangkan dengan gambar penyu, diperingati menurut Candra
Sengkala Memet. Lihat Departemen Agama RI, Enslikopedi Islam di Indonesia,Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Peningkatan
Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama / IAIN Jakarta, 1992, hlm.
http://news.okezone.com/read/2010/01/14/340/294200/kiblat-masjid-agung-demakjuga-sa
lah, diakses tanggal 23 April .
http://www.detiknews.com/read/2010/01/21/192331/1283624/10/arah-kiblat-didugaalami-pergeseran-dpr-minta-depag-turunkan-tim,
diakses tanggal 18 Maret langkah
pendataan dan perbaikan. Hal ini sangat penting agar tidak menimbulkan keragu–raguan
di masyarakat.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi