BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Seiring
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat
manusia secara beramai-ramai
memburu kemewahan hidup. Semakin modern kehidupan manusia, maka semakin
kompleks tatanan kehidupan yang harus
dihadapi manusia. Kompleksitas kehidupan ini
bisa membuat manusia mengalami konflik-konflik batin
yang serius dan
kekalutan mental (mental disorder) (Kartono, 1989: 30), yang pada
akhirnya bisa menjadikannya hidup tidak selaras
dengan ketentuan dan
petunjuk Allah SWT
(Musnamar, 1992: 17).
Realitas di masyarakat Indonesia
sekarang ini bisa dilihat dari tayangan TV maupun media cetak. Sudah tidak asing lagi
dan menjadi konsumsi seharihari informasi yang disampaikan tentang perbuatan
kriminal, seperti pencurian sepeda motor,
perampokan, penganiayaan, pembunuhan
terhadap istri atau suami sendiri,
bahkan anak kandungnya
sendiri dijual, sampai
yang paling tragis
adalah mati bunuh
diri. Semua itu
salah satunya disebabkan
tertekan jiwanya memikirkan
kebutuhan hidup, tidak
terkendali jiwanya dan
tidak sanggup menghadapi
kenyataan hidup sehingga
tidak mampu lagi
untuk berpikir jernih.
Jika tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik
pribadi tersebut selalu ada pada diri
seseorang, maka akibatnya sangat menggangu ketenangan hidupnya dan kerapkali menjadi pusat pengganggu
(storings centrum) bagi ketenangan hidup (Kartono,
1989: 4). Diperlukan
pikiran yang jernih
dan positif dalam menyikapi
setiap problematika yang ada. Karena kalau kita tidak tenang dalam menghadapi situasi yang kompleks ini
dikhawatirkan dapat menimbulkan stres yang
berbahaya untuk kejiwaan seseorang. Pikiran memegang peranan sentral disini, ketika kita mampu mengendalikan
(manage) pikiran kita dari beragam masalah
yang ada dapat dipastikan jiwa kita tidak akan terganggu.
Kata berpikir
dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005:
872) mempunyai arti:
menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu. Pikiran merupakan pelopor awal,dimana prinsip-prinsip dasar yang kita pegang pun pada awalnya
dianalisa dan dicerna oleh pikiran.
Sehingga kita
bisa mengerti baik-buruk,
tepat-tidak tepat,
benar-salah. Perlu diingat bahwa segala tindakan yang dilakukan
pun diawali oleh pikiran. Nah, kita bisa
pahami begitu diperlukannya
positive thinking dalam kehidupan sehari-hari sehingga positive thinkingini pun
bisa menjadi bagian alam bawah sadar
kita dalam berpikir dan bertindak.
Viera Biffer
memberikan definisi Positive
Thinking adalah mengambil manfaat
dengan menggunakan akal
kesadaran dengan penuh
kerelaan dalam bentuk
yang positif (Said,
2010: 18). Artinya
melihat suatu peristiwa
secara positif, menerima atas apa
yang telah menimpanya, meyakini bahwa di balik suatu
peristiwa pasti ada
hikmahnya. Dengan begitu
jiwa akan tenang
dan dapat melakukan
fungsi-fungsinya dengan baik.
Jelas bahwa segala masalah semua berada di alam pikiran kita, apakah kita
mampu untuk menyelesaikan masalah itu
atau malah larut
di dalamnya. Kemampuan berpikir ini
akan berimplikasi terhadap kesehatan
mental kita. The state of the mind importantly determines pleasure and displeasure (Khavari,
2000: 81).
Kesehatan mental
sebagaimana yang dikatakan
Darajat (1984: 3-4) adalah
keharmonisan yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan
untuk menghadapi problema-problema yang
biasa terjadi, serta
terhindar dari kegelisahan
dan konflik batin.
Definisi ini menunjukkan
bahwa fungsi-fungsi jiwa
seperti pikiran, perasaan,
sikap, pandangan dan keyakinan
harus saling menunjang dan bekerja sama sehingga menciptakan keharmonisan hidup, yang
menjauhkan orang dari sifat ragu-ragu dan
bimbang, serta terhindar dari rasa gelisah dan konflik batin.
Pribadi yang
mempunyai mental yang
sehat secara relatif
dekat sekali dengan integritas jasmaniah-rohaniah yang
ideal. Kehidupan psikisnya stabil, tidak banyak
memendam konflik internal.
Suasana hatinya tenang,
imbang, dan jasmaninya
selalu sehat (Kartono,
1989: 7). Namun
sebaliknya, pribadi yang tidak sehat mentalnya tentu dalam dirinya
akanselalu diliputi perasaan yang tidak
tenang, cemas, bimbang,
sehingga menimbulkan stres.
In the mental health field, there are times when we
need to act immediately. There’s no
question of waiting things out. We must do something and quickly! If we don’t,
a mental health
emergency may well
turn into a disaster
(Wicks, 1979: 133).
Apabila seseorang tidak memiliki daya tahan mental dan spiritual
yang tangguh maka akan mudah
muncul keadaan stres dan depresi. Keimanan yang lemah sangat rentan dan mudah tertimpa dua
keadaan tersebut, maka dari itu kekuatan iman dan ketaqwaanlah yang akan
menghasilkan daya tahan mental yang
kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan (Adz-Dzaky,
2004: 2). Dari
sinilah perlunya manusia merubah jiwa
yang penuh ketidakstabilan
menjadi jiwa yang tenang dan jiwa yang
damai, yakni dengan berpikir
positif (khusnudzon) atas
berbagai dinamika hidup
yang terjadi.
Allah Azza Wajallajuga telah memperingatkan kita
untuk berprasangka baik kepada-Nya.
Dari Abu Hurairah
r.a. dari Nabi
SAW, bahwa sesungguhnya beliau bersabda : Allah Ta’ala
berfirman : :ِ< ى
ِ>?َA BCَD َ>EِA FَGَا
Artinya : Aku
menurut (mengikuti) persangkaan
hamba-Ku terhadap-Ku (Hasyim, 1993: 238).
Maksudnya yakni
apabila dia (manusia)
berprasangka baik terhadap-Nya, maka begitulah yang berlaku baginya, begitu
pula jika dia berprasangka buruk terhadap-Nya, maka
begitulah yang berlaku
baginya. Jadi, positive
thinking lah dalam menjalani
hidup ini. Guna
mendapatkan hasil yang
terbaik serta mendapatkan
ridho-Nya. William shakespeare
mengatakan bahwa, baik buruknya kesehatan
bergantung pada pikiran.
Pikiran yang negatif akan memberikan stimulus
penyakit pada tubuh
manusia, begitu juga
sebaliknya, pola pikir yang
positif akan memberikan stimulus sehat pada tubuh, sehingga kita tidak lagi mengenal istilah stres
(Mulyana, 2009: xiii).
Stres
merupakan salah satu
dampak atau perwujudan
dari mental yang tidak
sehat. Kata stres sangat populer di era modern dewasa ini. Bahkan dapat dikatakan
bahwa di jaman
modern ini hidup
tanpa stres seperti
sayur tanpa garam. Adapun stres menjadi begitu populer di
negeri kita ini terutama setelah bangsa
ini terperosok ke dalam krisis multi dimensi. Sesungguhnya, fenomena stres itu sendiri berakar dari gaya hidup yang
dipilih oleh masyarakat sendiri.
Gaya hidup
yang hanya mementingkan
materi dengan mengabaikan
aspek rohani telah
melahirkan berbagai macam
situasi yang penuh dengan ketidakseimbangan. Semua
stres dimulai dengan
satu pikiran negatif.
Satu pikiran yang
muncul tanpa terawasi,
kemudian datang lebih banyak
pikiran negatif, sampai
stres mewujud. Efeknya
adalah stres, tetapi
penyebabnya adalah pemikiran
negatif, dan semuanya dimulai dengan satu pikiran negatif yang
kecil. Terlepas dari
apa pun yang
sudah mewujud. Anda
dapat mengubahnya dengan
satu pikiran positif
yang kecil, yang kemudian berkembang biak (Byrne, 2007: 149-150).
Stres yang dibiarkan berlarut
membebani pikiran dandapat mengganggu sistem
kekebalan tubuh. Apabila kita berada dalam emosi yang negatif seperti rasa
sedih, benci, iri,
putus asa, kecemasan
dan kurang bersyukur
dengan nikmat yang
ada, maka sistem
kekebalan kita menjadi melemah (Lubis,
2009: 1). Stress
can appear in
the form of
headache, cold, or back problem, or a number of other physical
symptoms(Wicks, 1979: 129).
Stress
is the tension
of the mind.
It must be
cautiously managed and regularly
discharged, otherwise there will be damaged(Khavari, 2000: 191).
Tidak ada orang yang bertanggung
jawab atas masalahdan hidup kita kecuali diri
kita sendiri. Jangan
tunggu stres tumbuh
berlarut-larut dalam diri
kita.
Sebelum stres
menjadi penyakit mental
dan fisik, hadapi
dan kelola stres sedini mungkin.
Berpikir positif merupakan
salah satu cara
untuk mencegah penyakit mental (stres). Dari sini dapat diindikasikan, bahwa berpikir
positif merupakan salah
satu pencegahan dari
gangguan kejiwaan dan
merupakan faktor yang terpenting
dalam mewujudkan mental yangsehat. Sehingga jiwa akan merasa tenang, tentram, dan bahagia.
Dr. Ibrahim Elfiky adalah seorang pemikir dan juga pelaku yang telah membuktikan
betapa luar biasanya
kekuatan pikiran positif
dalam mempengaruhi sisi
kehidupan manusia, baik
dari segi fisik maupun
psikis.
Bukunya yang berjudul “Terapi
Positive Thinking” telah menginspirasi jutaan orang
dari berbagai belahan
dunia. Materi yang
menarik dengan kalimatnya yang lugas dan mudah dimengerti, membuat buku
tersebut menjadi best seller internasional. Dari
hal di atas
itulah penulis ingin
mengkaji “Pemikiran Dr.
Ibrahim Elfiky
Tentang Positive Thinking
Dan Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental Dalam Buku Terapi Positive
Thinking.” Ada
kesalahan penulisan nama
dalam buku yang
penulis teliti, bukan
Dr. Ibrahim Al-faqy melainkan
Dr. Ibrahim Elfiky.
Nama tersebut penulis dapatkan dari
situs resminya di
internet (http://www.ibrahimelfiky.com/).
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang yang penulis kemukakan di
atas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah : 1. Bagaimanakah Pemikiran Dr. Ibrahim Elfiky
Tentang Positive Thinking? 2. Bagaimanakah
Analisis Pemikiran Dr.
Ibrahim Elfiky Tentang
Positive Thinkingdan Implikasinya
Terhadap Kesehatan Mental ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan pokok-pokok
permasalahan di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui Pemikiran Dr. Ibrahim Elfiky Tentang Positive Thinking.
2. Untuk menganalisis Pemikiran Dr. Ibrahim
Elfiky Tentang Positive Thinking dan
Implikasinya Terhadap Kesehatan Mental.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi