Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH DALAM FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN


BAB I PENDAHULUAN
 A.  Konteks Penelitian Di  tengah  banyakya  acara-acara  televisi  pada  saat  ini,  sangat  jarang  acara  yang  sifatnya mendidik khususnya terhadap anak, kebanyakan film-film untuk anak di penuhi  dengan cerita-cerita  yang terkait dengan  kepahlawanan,  khayalan,  bahkan  mistik. Maka  sangat  jarang  acara  yang  mengarah  kepada  pendidikan  agama  Islam,  khususnya  yang  menyangkut tentang akhlak anak atau peserta didik. Dunia anak adalah dunia yang penuh  dengan  fantasi  dan  bermain,  ini  yang  menyebabkan  kekhawatiran  akan  dirusak  oleh  media Televisi.
Penelitian  yang  dilakukan  Liebert  dan  Baron  dari  Inggris,  menunjukkan  hasil  anak  yang  menonton  program  televisi  yang  menampilkan  adegan  kekerasan  memiliki  keinginan lebih untuk berbuat kekerasan terhadap anak lain, dibandingkan dengan anak  yang menonton program netral [tidak mengandung unsurkekerasan]. Efek jangka panjang  soal  kekerasan  ini  juga  dipaparkan  Prof  Dr  Sarlito  Wirawan  Sarwono,  Psikolog  dari  universitas Indonesia. Menurut psikolog yang sering meneliti soal perilaku kekerasan ini,  semakin  sering  anak  menonton  program  TV  dengan  muatan  kekerasan  semakin  tinggi  kecenderungan menjadi agresif saat beranjak dewasa.

 Pada  Koran  Surya  tanggal  7  Agustus  2009  terdapat  data  beberapa  penelitian  menunjukkan  dari  tahun  ke  tahun  jumlah  jam  menonton  televisi  pada  anak  mengalami  peningkatan yang cukup meyakinkan. Yayasan kesejahteraan Anak Indonesia mencatat,  saat ini rata-rata  anak usia sekolah dasar menonton tayangan televis i  dari empat hingga  lima jam sehari. Sementara di hari Minggu bisa tujuh sampai delapan jam.
Televisi  dengan  berbagai  program  acara  siarannya  selama  ini  dengan  berbagai  jenis tayangan informasi dan hiburannya memang selalu menawarkan suatu kenikmatan  tersendiri bagi para pemirsanya. Manfaat dan kegunaan pesawat televisi memang bukan  tidak  ada.  Hanya,  dibandingkan  dengan  kerugiannya,  manfaat  menonton  acara  televisi  sampai  saat  ini,  jauh  lebih  kecil  ketimbang  kemudaratan  atau  kerugian.  Untuk  itulah   Muhaimin, 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Pustaka Pelajar, Surabaya.) hal  pemerintah  telah  mengatur  Undang-Undang  Republik  Indonesia  nomor:  24  tahun  1997  tentang Penyiaran. Sebagai dasar pengaturan dan pembinaan penyelenggaraan penyiaran  dimana  penyiaran  merupakan  bagian  integral  dari  pembangunan  nasional  sebagai  pengamalan  Pancasila  dalam  upaya  mewujudkan  cita-cita  Proklamasi  Kemerdekaan  Indonesia  berdasarkan  Undang-Undang  Dasar  1945.  Hal  ini  tercantum  dalam  BAB  I Undang-Undang  Penyiaran  Nomor  24  tahun  1997.  Pasal  2:  Penyiaran  diselenggarakan  berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945  Pasal 3: Penyiaran  berdasarkan  keimanan  dan  ketaqwaan  terhadap  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  kemanfaatan,  pemerataan,  keseimbangan,  keserasian  dan  keselarasan,  kemandirian,  kejuangan,  serta  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi Pasal  4:  Penyiaran  bertujuan  untuk  menumbuhkan  dan  mengembangkan  sikap  mental  masyarakat  Indonesia  yang  beriman  dan  bertaqwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  memperkokoh  persatuan  dan  kesatuan  bangsa,  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  dan  membangun  masyarakat  yang  adil  dan  makmur.  Pasal  5:  Penyiaran  mempunyai  fungsi  sebagai  media  informasi  dan  penerangan,  pendidikan  dan  hiburan,  yang  memperkuat  ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan  Ini  mengakibatkan  Orang  tua  maupun  pendidik  kadang  merasa  kesulitan  dalam  menanamkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam pada anak usia sekolah dasar terutama  dalam  hal  ibadah  atau  pendidikan  fiqih,  yang  menyebabkan  banyak  para  orang  tua  maupun pendidik merasa gagal dalam mendidik anak (peserta didik).  Film  Upin dan Ipin ini  cukup  bagus  dengan  menggunakan  animasi  yang  didesain  dengan  komputer.   Topik  ceritanya  cukup  bagus  dan  Islami,  di   antaranya  tentang  shalat  Tarawih,  Puasa,  Zakat,   zuhairi, 1993 Metodologi Pendidikan Islam, (ramadhani, Surabaya). hal 49  Salam, dan sebagainya. Dibanding dengan film sejenis dari Barat atau pun Jepang yang  sering mengumbar kekerasan dan pamer aurat, jelas film ini sangat baik untuk me ndidik  akhlak anak kita sehingga bisa hidup sesuai ajaran Islam.
Pesan  sosial,  agama,  dan  moral  yang  disampaikan  Upin  dan  Ipin  sangat  kaya.
Dalam  hampir  semua  episode.  Muhd  Safwan  Abdul  Karim  salah  satu  sutradara  Film  Upin dan Ipin mengatakan dalam emailnya “Mungkin inilah film kartun yang bermuatan  dalam  tanda  kutip.  Ia  tak  hanya  menyampaikan  pesan  namun  juga  memiliki  tanggung  jawab pada isi pesan yang disampaikan bagi khalayak penontonnya”.  Opah dan Kak Ros  memberi  nasihat  kepada  dua  kakak-beradik  kembar  ini.  Lihat  saja  misalnya  saat  Fizi  mencoba mempengaruhi Upin dan Ipin. Saat itu, Fizi bilang bahwa dirinya mendapat satu  ringgit dari puasa setengah hari yang dilakoninya.Mendengar “provokasi” Fizi, Upin dan  Ipin seakan  hendak  mengajukan protes pada Opah.  “Opah. Kawan Upin kan, dia puase  satu hari dapat seringgit... Jadi Opah, pahamlah Opah,” kata Upin, malu-malu. “Tapi kata  kawan  Ipin,  dia  puasa  setengah  hari  ke.  Boleh  ke  Opah?”  timpal  Ipin.Kesempatan  ini  digunakan  Opah  untuk  menjelaskan  bahwa  puasa  dilakukan  dengan  ikhlas,  tanpa  mengharap  pemberian  uang.  Boleh-boleh  saja,  kata  Opah,  anak-anak  semisal  Upin  dan  Ipin  berpuasa  setengah  hari.  Tapi  apa  salahnya  belajar  untuk  berpuasa  sehari  penuh.
Penjelasan Opah ini membuat dua kakak-beradik yang lugu ini merasa malu dan akhirnya  mereka bertekad untuk berpuasa penuh selama sebulan Ramadan.
Secara  agama  jelas  memudahkan  transfer  penghayatan  keberagamaan  dalam  kehidupan  sehari-hari,  kehidupan  keberagamaan  terasa  segar  dan  apa  adanya,  tanpa  terpoles  penghayatan  keberagamaan  yang  dipaksakan.  Secara  budaya  film  ini  menampilkan  budaya  melayu  sehingga  menjadi  media  pengenal  budaya  maupun  tumbuhnya  rasa  percaya  diri  terhadap  budaya  yang  sarat  nilai.  Harapan  selanjutnya,  bagaimana  caranya  agar  film  yang  seperti  ini  dapat  tumbuh  sehingga  semangat  keagamaan  (Islam)  dapat  tumbuh  secara  natural  terhadap  perilaku  atau  Akhlak  anak.
Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  usaha  penulis  tertarik  dengan  penelitian  ini  dengan  judul “NILAI AKHLAKUL KARIMAH PADA FILM ANIMASI UPIN DAN IPIN” B.  Fokus Penelitian Berpegang  teguh  pada  latar  belakang  masalah  yang  dikembangkan  di  atas,  disini  dikemukakan beberapa rumusan  masalah: 1.  Apa  nilai Akhlak yang terkandung dalam film Upin dan Ipin? 2.  Apa fungsi dari nilai akhlak yang terdapat dalam film upin dan  ipin? C.  Tujuan Penelitian Sesuai  dengan rumusan masalah yang dikemukakan maka  tujuan  penelitian ini pada  dasarnya adalah: 1.  Untuk mengidentifikasi  nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Film Upin dan Ipin.
2.  Untuk menganalisis  fungsi akhlak dalam Film Upin dan Ipin.
D.  Manfaat Penelitian Setelah diketahui tujuan dari penelitian di atas maka hasil penelitian ini bermanfaat  sebagai: 1.  Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  dipergunakan  oleh  para  Guru  untuk  menyempurnakan  penyampaian  materi  dan  metode  pendidikan  Aqidah  Akhlak pada siswa Madrasah Tsanawiyah.   2.  Memberi  kontribusi  pada  cara  pemahaman  sebuah  film  ditinjau  dari  sudut  pandang nilai-nilai akhlak.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi