BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Modernisasi
pendidikan Islam yang
dilakukan dengan jalan mengadopsi sistem
pendidikan Barat ternyata
menimbulkan krisis dalam masyarakat Islam.
Kesadaran
terhadap kemunduran keilmuan
dunia Islam sebenarnya telah
cukup lama tumbuh
di kalangan umat Islam.
Akan tetapi program
”kebangkitan kembali” dari
hal tersebut seolah
masih berada pada taraf
keinginan semata. Oleh karena itu, upaya untuk menggairahkan kembali semangat
keilmuan di kalangan
umat Islam masih
harus terus dilakukan.
Sehingga pada akhirnya, dapat tercapai suatu
yang diharapkan setelah adanya sesuatu
yang diusahakan, itulah yang dimaksud dengan sebuah tujuan.
Pendidikan
yang ada di
Indonesia telah melenceng
dari tujuan rancangan
pendiri negara dan
bangsa Indonesia. Pendidikan
yang semula dimaksudkan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dannegara seperti yang termaktub pada
pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, namun kini
tujuan tersebut telah
melenceng jauh dari
tujuan dengan terbukti
banyak lembaga pendidikan
yang dijadikan lahan
bisnis untuk mencari
keuntungan dan laba.
Selain
itu lantaran lembaga
pendidikan terlalu mengedepankan
aspek Abdul Kholiq, dkk.
Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. xi Ibid., hlm. vi Zakiah Daradjat, Ilmu pendidikan Islam(
Jakarta; Bumi Aksara. 1992), hlm. 29 www.
persma.com. Pendidikan telah
Melenceng dari Tujuan, diakses pada
21 Desember 2009 2 formalnya, dan
mengabaikan nilai dasar
atau ruhnya, maka yang
terjadi di sebagian lembaga pendidikan adalah suasana
membelenggu.
Dalam adagium
ushuliyahdinyatakan bahwa,
al-umur bimaqashidiha, yakni
setiap tindakan dan aktifitas harus berorientasi pada tujuan/rencana yang telah
ditetapkan. Adagium ini
menunjukkan bahwa pendidikan
seharusnya berorientasi pada
tujuan yang ingin
dicapai, bukan semata-mata
berorientasi pada sederetan
materi. Karena itulah
tujuan Pendidikan Islam
menjadi komponen pendidikan
yang harus dirumuskan
terlebih dahulu sebelum merumuskan komponen-komponen pendidikan yang
lain.
Tujuan
merupakan standar usaha
yang dapat ditentukan,
serta mengarahkan usaha
yang akan dilalui
dan merupakan titik
pangkal untuk mencapai
tujuan-tujuan lain. Disamping
itu, tujuan dapat
membatasi ruang gerak
usaha, agar kegiatan
dapat terfokus pada
apa yang dicita-citakan dan yang
terpenting lagi adalah dapat memberi penilaianatau evaluasi pada usahausaha
pendidikan.
Selanjutnya
Zakiah Daradjat mengungkapkan, bahwa
setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk
mencapaitujuan harus mempunyai landasan tempat
berpijak yang baik
dan kuat. Oleh
karena itu, Pendidikan Islam sebagai suatu usaha membentuk manusia,
haruslah mempunyai landasan Imam
Suprayoga, Pendidikan Berparadigma
Al Qur`an, (Penerbit
Aditya Media bekerjasama dengan UIN-Malang Press, 2004),
hlm. 229 Abdul
Mujib dan Jusuf
Mudzakkir, Ilmu Pendidikan
Islam (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 71 Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan,(Bandung:
Al-Ma`arif, 1989), hlm.
45-46 3 kemana
semua kegiatan dan perumusan tersebut dihubungkan.
Landasan itu salah satunya adalah Al Qur`an.
Al Qur`an
adalah kitab suci
yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW.
yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi
umat manusia.
Al Qur`an
diturunkan untuk menjadi
pegangan bagi mereka,
yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kandungan Al Qur`an berhubungan dengan hal-hal
keimanan, ilmu pengetahuan,
kisah-kisah, filsafat, peraturanperaturan yang
mengatur tingkah laku
dan tata cara
hidup manusia, baik sebagai makhluk
individu dan makhluk
sosial. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa dalam Al Qur`an
termuat seluruh aspek pendidikan secara universal.
Salah satu aspek pendidikan yang perlu
dikembangkantermuat dalam surat Al
Furqan pada kelompok ayat-ayat terakhir. Kelompok ayat ini dimulai dari
ayat ke 63
hingga 77 menampilkan
”ibadurrahman” dengan sifat-sifat
yang
istimewa dan karakteristik
khusus bagi hamba
Allah.
Sehingga
sifatsifat mereka inilah
yang menjadi contoh
hidup yang realistis
bagi manusia yang dikehendaki Islam.
Sejalan dengan
firman Allah yang
terkandung dalam Surat
Al Furqan tersebut, Allah telah menggambarkan para
hamba-Nya yang merupakan hasil saringan dari
sekian banyak umat
manusia. Mereka adalah
orang-orang yang kepribadiannya baik, akhlak dan perilakunya
baik terhadap sesama umat Islam Zakiah
Daradjat,op.cit.,hlm. 19 Al Qur`an dan
Terjemahnya, hlm. 76 Sayyid Quthb, Tafsir
Fi Zhilalil Qur`an (Di Bawah Naungan Al Qur`an).Jilid 8.terj., As`ad Yasin, dkk. (Jakarta : Gema Insani
Press, 2004), hlm. 313 4 maupun terhadap nonIslam.
Selain berinteraksi dengan sesamanya di waktu siang mereka juga menunjukkan ketakwaannya di
waktumalam, seperti halnya mengerjakan sholat
malam. Kesadaran dan
bentuk pengabdian mereka diwujudkan
dengan ketaatan terhadap
hal-hal yang menjadi
larangan-Nya.
Ketaatan itu membawa mereka untuk selalu dekat
dengan kebaikan dan pintu taubat.
Sebagaimana telah
banyak diketahui bahwa
singkatnya pelaksanaan pendidikan
bertujuan agar tercapai aspek manusia seutuhnya, yang berakhlak mulia, mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat
serta dimulai dengan kesadaran manusia
mengabdi dan takut kepada-Nya.
Sifat-sifat
agung itulah yang
sebenarnya ingin diwujudkan
dan dikembangkan dalam
proses pendidikan. Hal
ini terlihat dari
perkataan Al Ghazali
bahwa pendidikan dalam
prosesnya haruslah mengarah
kepada pendekatan diri
kepada Allah dan
kesempurnaan insani dan
mengarahkan manusia untuk
mencapai tujuan hidupnya
yaitu bahagia dunia
dan akhirat.
Selain
Al Ghazali, masih
banyak pula tokoh-tokoh
pendidikan yang mengemukakan tujuan pendidikan yang hakiki.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi