BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak seluruh warga negara
tanpa membedakan asal-usul, status sosial
ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan/ berkebutuhan khusus sebagaimana di
amanatkan dalam UUD Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
hak anak untuk
memperoleh pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi
termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus.
Anak berkebutuhan
khusus dianggap berbeda
dengan anak normal.
Mereka dianggap sosok yang tidak
berdaya, sehingga perlu dibantu dan dikasihani. Pandangan ini tidak
sepenuhnya benar sangat
merugikan anak-anak berkebutuhan
khusus secara realistis, dengan melihat apa yang dapat
dikerjakanoleh masing-masing anak. Setiap anak mempunyai kekurangan namun sekaligus mempunyai
kelebihan. Oleh karena itu, dalam memandang
anak berkebutuhan khusus, haruslah melihat dari segi kemampuan sekaligus ketidakmampuannya.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut telah disediakan berbagai bentuk layanan pendidikan
(sekolah) bagi mereka
yaitu Pendidikan Luar
Biasa yang merupakan pendidikan
bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental social dan/atau memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa.
Tujuannya agar anak-anak
tersebut mampu mengembangkan
pengetahuan sikap dan
keterampilan sebagai pribadi
maupun anggota masyarakat sehingga mampu hidup mandiri dan
mengadakan interaksi dengan lingkungan social di
sekitarnya. Banyak yang
mengira proses pendidikan
bagi anak berkebutuhan khusus, hanya sekadarnya saja, tanpa menyentuh
sisipraktik lantaran dengan kekurangan xix
yang dimiliki. namun siapa sangka, dari kekurangan dan kelemahan
yang melekat pada siswa berkebutuhan
khusus ini, menjadikan
pola pendidikan lebih
terfokus pada sistem kemandirian.
Begitu juga dengan perkembangan
agama pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan
dan pengamalan hidup
sejak kecil, baik
dalam keluarga, sekolah,
maupun dalam lingkungan
masyarakat, terutama anak-anak berkebutuhan khusus. Oleh sebab itu pendidikan agama Islam harus ditanamkan dalam pribadi anak
sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan
dan kemudian hendaklah
dilanjutkan pembinaan pendidikan
tersebut disekolah, mulai dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Seperti yang
dijelaskan oleh Abu
Ahmadi bahwa penanaman
nilai-nilai agama Islam
sejak dini sangatlah
diperlukan guna mendukung
dan mewujudkan tujuan
dari pendidikan agama Islam.
Terutama pada masa seperti saat ini, di
mana multi krisis telah sangat akrab
dengan kehidupan kita, khususnya masalah krisis moral. Selain itu, agama Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Atau, dengan kata lain bahwa
ajaran Islam berisi pedoman–pedoman pokok yang harus digunakan untuk menyiapkan kehidupan yang
sejahteradi dunia sekarang dan di akhirat nanti.
Dengan demikian, peran guru agama Islam di
sekolah sangat berpengaruh dalam pembinaan karakter/ kepribadian siswa yang
dididiknya. Sebab materi pendidikan agama yang diajarkan lebih sering menyentuh masalah
moraldan perilaku manusia baik sebagai makhluk
individu maupun makhluk sosial. Dalam hal ini, guru agama diharapkaan dapat mengembangkan
potensi positif yang
dimiliki oleh setiap
siswanya. Karena pada dasarnya setiap
insan itu membawa
potensi kebaikan sebagaimana
telah disabdakan Rasulullah saw Ahmadi, A. dan Uhbiyatti, N. 2001. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: َ
Artinya: Rasulullah saw bersabda:
"Tiada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani,
ataupun Majusi sebagaimana binatang ternakyang dicocok hidungnya dan apakah kamu menganggap hal itu sebagai suatu
paksaan"(H.R. Bukhori, Kitab Jenazah, no 1270, Bab ketika seorang anak masuk Islam).
Karena itu dalam rangka membekali anak luar
biasa pendidikan agama islam itu sangatlah penting
guna membina rohani
mereka, walaupun jasmani
mereka cacat akan tetapi jiwa
mereka masih sehat
dan butuh akan
adanya pendidikan agama
islam untuk memenuhi
kebutuhan spiritual mereka
agar mereka tidak
terlalu minder dan
psimis karena ketidaksempurnaan
dalam tubuh mereka. Dengan adanya pendidikan agama islam mereka
akan diajarkan tentang
syukur kepada tuhan
yang maha kuasa
atas segala apa yang
telah diberikan kepada kita semua.
Dari berbagai masalah itulah,
penulis merasa tertarik untuk meneliti pelaksanaan pembelajaran
PAI sekolah luar
biasa yang dikembangkan
di SLB PGRI
Singojuruh.
Bagaimana SLB PGRI Singojuruh
menjalankan proses pembelajaran dan pendidikan bagi siswa-siswinya yang berkelainan, bagaimana
para guru melakukan pembelajaran di kelas dalam
menghadapi siswanya yang
berkelainan, bagaimanan metode
yang di gunakan dalam
pembelajaran agar anak
berkebutuhan khusus merasa
senang dalam proses pembelajaran
di kelas dan
tidak merasakan kejenuhan dalam belajar,
materi yang di ajarkan apa
saja dalam pengembangan
pribadinya menjadi seorang
muslim, dan bagaimana evaluasi pembelajaran dilakukan
kepada anak berkebutuhan khusus yang daya Bukhori.1992. Shohih Bukhori. Beirut-Libanon:
Darul Kutub Al-Ilmiyah xxi serap ingatannya
tidak begitu tajam
atau bertahan lama.
Semua itu menarik
untuk dibicarakan dan
diteliti lebih lanjut
guna lebih meningkatkan
taraf pendidikan anak bangsa,
membuka wawasan tentang sekolah luar biasa
atau inklusi, dan bertujuan untuk memberikan
pandangan baru terhadap
masyarakat bahwa anak yang
mempunyai ketunaan tidak harus
bersekolah di SLB. Ada sekolahyang bisa mengajar dan mendidik mereka
dengan sistem inklusi,
sehingga mereka dapat bergaul
dengan semua kalangan yang
akan meningkatkan kedewasaan
dan kemandirian mereka.
Maka dari itu
penulis mencoba mengangkat
sebuah judul ”Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SLB Banyuwangi”.
B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pencapaian tujuan akhir
pembelajaran pendidikan agama
Islam di SLB Banyuwangi?
2.
Materi apa yang
diajarkan dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam
di SLB Banyuwangi? 3.
Bagaimana metode pengajaran di SLB Banyuwangi ? 4.
Bagaimana evaluasi atau penilaian
yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB banyuwangi? C. Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam
di SLB Banyuwangi 2.
Untuk mengetahui Materi
yang diajarkan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam
di SLB Banyuwangi 3. Untuk
mengetahui strategi /
metode yang digunakan
dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SLB
Banyuwangi xxii 4. Untuk
mengetahui evaluasi atau
penilaian dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam di SLB banyuwangi D. Manfaat Penelitian Penelitian
ini diharapkan memiliki
manfaat didalam bidang
akademis dan non akademis:
1.
Bidang akademis • Bagi
penulis adalah memperluas
dan memberikan kontribusi
pemikiran kepada masyarakat
sebagai bagian dari
cakrawala ilmu pengetahuan
yang diciptakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa terutama berkaitan dengan perkembangan dan pengembangan pemikiran Pendidikan Agama Islam.
•
Bagi lembaga pendidikan
sebagai informasi dan
masukan dalam meningkatkan kualitas output lembaga pendidikan.
•
Sebagai kontribusi peneliti selanjutnya dalam mengadakan penelitian.
2. Bidang non akademis • Memberikan
pemahaman dan informasi yang relatif mudah bagi pendidik Pendidikan pada
umumnya dan pendidikan
Agama Islam pada
khususnya serta menambah perbehandaraan
konsep keilmuan tentang
dunia pendidikan terutama
Pendidikan Agama Islam.
•
Bagi perkembangan dalam
pendidikan Islam selanjutnya
sebagai kontribusi nuansa dan
wacana baru bagi
perkembangan dan pengembangan
ilmu dan konsep pendidikan.
E. Penegasan Istilah Judul Dan
Batasan Masalah Adapun defenisi
dan batasan istilah
yang terkait dengan
judul skripsi ini sebagaimana
berikut: 1. Pendidikan Agama Islam.
xxiii Pendidikan agama
Islam adalah upaya
sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati,hingga mengimani, ajaran agama Islam
yang dibarengi dengan
tuntunan untuk menghormati
penganut agama lain
dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.
Sedangkan dalam
perspektif Islam, pendidikan
dikenal dengan beberapa
istilah, yaitu: Tarbiyah,
Ta’lim, dan Ta’dib.
Menurut Zuhairini bahwa
pengertian pendidikan agama
adalah usaha berupa
bimbingan ke arah
pertumbuhan kepribadian peserta
didik secara sistematis
dan pragmatis supaya
mereka hidup sesuai dengan
ajaran Islam, sehingga terjalin kebahagiaan di dunia dan di
akherat.
Sementara itu,
Hasan Langgulung merumuskan
pendidikan Islam sebagai
suatu proses penyiapan
generasi muda untuk mengisi
peranan, pemindahan pengetahuan
dan nilai-nilai Islam
yang diselaraskan dengan
fungsi manusia untuk
beramal didunia dan memetik
hasilnya di akherat".
Secara garis
besar pendidikan Islam
merupakan suatu proses pembentukan individu
berdsarkan ajaran–ajaran Islam
yang diwahyukan Allah
SWT kepada Nabi Muhammmad SAW
Melalui proses dimana
individu dibentuk agar
dapat mencapai derajat
yang tinggi sehingga
ia mampu menunaikan
tugasnya sebagai kholifah dimuka bumi, yang
dalam rangka lebih
lanjut mewujudkan kebahagiaan
dunia dan akherat.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi