Minggu, 24 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AL QUR’AN HADITS DI MAN 1 SITUBONDO


BAB I  PENDAHULUAN  
A. Latar Belakang Masalah  Proses  belajar  mengajar  merupakan  inti  dari  kegiatan  pendidikan  di  sekolah.  Guru  merupakan  personil  yang  menduduki  posisi  strategis  dalam  rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut  untuk terus mengikuti  berkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran. Menurut James  B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan bahwa tugas dan  peranan  guru  antara  lain:  menguasai  dan  mengembangkan  materi  pelajaran,  merencanakan  dan  mempersiapkan  pelajaran  sehari-hari,  mengontrol  dan  mengevaluasi  kegiatan  siswa.  Tugas  guru  dalam  proses  belajar  mengajar  meliputi  tugas  pedagogis  dan  tugas  administrasi.  Tugas  paedagogis  adalah  tugas  membantu,  membimbing  dan  memimpin.  Moh.  Rifai mengatakan  bahwa:  ”Di  dalam  situasi  pengajaran,  gurulah  yang  memimpin dan  bertanggung jawab penuh atas kepemimpinannya yang dilakukan itu.

 Ia  tidak  melakukan  instruksi-instruksi  dan  tidak  berdiri  di  bawah  instruksi  manusia  lain  kecuali  dirinya  sendiri,  setelah  masuk  dalam  situasi kelas”   Disinilah  guru  sebagai  pendidik  memiliki  peran  yang sangat  besar,  disamping  sebagai  fasilitator  dalam  pembelajaran  siswa,  juga  sebagai  pembimbing  dan  mengarahkan  peserta  didiknya  sehingga  menjadi  manusia     Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah  (Jakarta: Rineka Cipta 1997), hal.4  yang  mempunyai  pengetahuan  luas  baik  pengetahuan  agama,  kecerdasan,  kecakapan hidup, keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan  bisa  membangun  dirinya  untuk  lebih  baik  dari  sebelumnya  serta  memiliki  tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa.
  Oleh  karena  itu,  guru  harus  mengetahui   bagaimana  situasi   dan  kondisi ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, apa saja yang diperlukan  untuk memotivasi siswanya agar mendapatkan pembelajaran yang maksimal,  bagaimana  cara  atau  pendekatan  yang  digunakan  dalam penbelajaran,  bagaimana  mengorganisasikan  dan  mengelola  isi  pembelajaran,  hasil  yang  diharapkan dari kegiatan tersebut.
  Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,  yakni  guru  mengajar  dan  siswa belajar. Guru  mengajarkan bagaimana  siswa  harus belajar, sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar melalui  berbagai  pengalaman  belajar  hingga  terjadi  perubahan  dalam  dirinya  dari  aspek  kognitif,  afektif  dan  psikomotorik.  Guru  yang kompeten  akan  lebih  mampu  menciptakan  lingkungan  yang  efektif  dan  akan  lebih  mampu  mengelola proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada  tingkat yang optimal.
   Belajar  memang  bukan  konsekwensi  otomatis  dari  penyampaian  informasi pada anak didik, tapi belajar membutuhkanketerlibatan mental dan  tindakan  dari  pelajar  itu  sendiri.  Itulah  keaktifan yang  merupakan  langkah- Ibid., hlm.6  langkah  belajar  yang  didesain  agar  siswa  senang  mendukung  proses  itu  dan  menarik minat untuk terlibat.
  Mengaktifkan  belajar  siswa  dalam  kegiatan  pembelajaran  merupakan  salah  satu  cara  menghidupkan  dan  melatih  memori  siswa  agar  bekerja  dan  berkembang  secara  optimal.  Guru  harus  memberi  kesempatan  kepada  siswa  untuk  mengoptimalkan  memorinya  bekerja secara  maksimal  dengan bahasanya dan melakukan dengan kreatifitasnya sendiri.
  Dalam  pembelajaran  terdapat  beberapa  komponen  yang berpengaruh  dalam  proses  pembelajaran  pendidikan  khususnya  pada  materi  agama. Apabila ditinjau dari karakteristik setiap individu dari anak didik pasti  memiliki  perbedaan  dalam  hal  kemampuan,  sikap,  gaya belajar,  perkembangan  moral,  perkembangan  kepercayaan,  perkembangan  kognitif,  sosial  budaya  dan  sebagainya.  Untuk  itu  guru  harus  mampu  menjadikan  mereka semua terlibat, merasa senang selama proses pembelajaran.
  Pelajaran  Al-Qur’an  Hadits  merupakan  salah  satu  contoh  pendidikan  agama  yang  di  anggap  kurang  efektif,  karena  disamping  guru  sebagai  motivator  siswa  yang  kurang  profesional,  juga  metode  pengajaran  yang digunakannya juga belum optimal.
  Pengajaran yang digunakan oleh guru tersebut biasanya dilakukan  dengan  metode  konfensional  atau  metode  ceramah  dan  tanya  jawab.  Cara   http://ahmadsudrajat.files.worpress.com/model pembelajaran 1/28 Desember 2009.
 belajar  seperti  ini  belum  memberikan  hasil  belajar  yang  memuaskan  pada  siswa.
  Dengan metode yang tepat seseorang dapat lebih bersemangat dan  bisa  meraih  prestasi  belajar  secara  berlipat  ganda. Hal  itu  tentu  saja  merupakan  peluang  dan  tantangan  yang  menggembirakan bagi  kalangan  pendidik.  Tetapi  jika  bangsa  Indonesia  terlambat  mengapresiasikan  berbagai  temuan mutakhir dalam bidang metodologi pendidikan,maka posisi kita akan  semakin  tertinggal  di  belakang.  Itulah  yang  disampaikan  oleh  Komaruddin  terdapat dalam pengantar bukunya.
   Metode  pembelajaran  yang  tepat  dan  dapat  memberikan  motivasi  belajar yang tinggi, dimana sangat berpengaruh sekali pada pembentukan jiwa  anak. Motivasi belajar yang membangkitkan dan memberi arah pada dorongan  yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar.
  Guru  dituntut  untuk  menguasai  bermacam  metode  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  karakteristik  materi  dan  siswa  dalam  memilih  metode,  kadar  keaktifan  siswa  harus  selalu  diupayakan  tercipta  dan  berjalan  terus  dengan menggunakan beragam metode.
  Dengan  metode  belajar  yang  bagus,  siswa  akan  mampu memecahkan  masalahnya  sendiri,  yang  paling  penting  melakukan  tugasnya  sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
  Silberman M Melvin, Active Learning 101 strategies to Teach Any Subject (Bandung: Nusa  Media, 2004), hal. 10   Persoalannya bagaimana mengaktifkan siswa agar secara sukarela  tumbuh  kesadaran  mau  dan  senang  belajar,  guru  harus mempunyai  strategi  yang baik supaya pendidikan dan pengajaran yang disampaikan memperoleh  respon  positif,  menarik  perhatian,  dapat  dikembangkan  dan  terimplementasi  dalam sikap yang positif pula. Untuk mencapainya, seorang guru harus dapat  memilih dan memilah metode pengajaran yang menarik  karena metode yang  monoton hanya terfokus pada materi saja.
   Untuk meningkatkan mutu pengajaran dalam kelas, banyak faktor  yang harus dipertimbangkan diantaranya yaitu dalam  hal penyampaian materi  dari  sumber  melalui  saluran  atau  media  tertentu  ke  penerimaan  siswa,  sedangkan  metode  yang  digunakan  di  sekolah  dirasakan  masih  kurang  menciptakan suasana kondusif dan siswa terkesan pasif hanya mendengarkan  penjelasan  guru tanpa  ada  respon  dari  siswa, sehingga  yang  diketahui  siswa  hanya  tersimpan  dalam  memori  saja,  tidak  diungkapkan.  Penyebab  dari  kepasifan  siswa  di  kelas  yaitu  takut  salah  atau  tidak  percaya  diri  dan  siswa  cenderung malu mengungkap pendapatnya.
   Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna  lebih  membangkitkan  belajar  siswa  di  kelas  yaitu  dengan  menggunakan  metode  Jigsaw.  Metode  ini  dapat  diterapkan  pada  pembelajaran  untuk mencapai  kompetensi  yang  sudah  ditetapkan  dan  diketahui  siswa  dengan  membagikan  bahan  ajar  yang  lengkap.  Metode  ni,  siswa  dibagi  secara     http:// ktipitk.blogsirit.com/ Achive/ metode. Html 13 September 2009   Ibid…   kelompok,  setiap  anggota  kelompok  kecil  berusaha  membuat  resume  untuk  mencapai  kompetensi  yang  telah  ditetapkan.  Bentuk  kelompok  baru  secara  acak  dan setiap anggota  kelompok untuk saling  menjelaskan resume  kepada  sesama  anggota  dalam  kelompok  baru  tersebut  sehingga  diperoleh  pemahaman yang utuh.
  Hal  ini  serupa  dengan  apa  yang  diakukan  oleh  peneliti  terahulu  yang  diteliti  oleh  Ike  Nurfadila  ”Efektifitas  Penggunaan  Metode  Jigsaw  Learning  Dalam  Pembelajaran  Agama  Islam  (PAI)  di  SMP  Negeri  13  Malang”  menyebutkan  bahwa  metode  jigsaw  learning  dapat  menghadirkan  suasana  menyenangkan  di  dalam  kelas  karena  metode  ini  dilakukan  secara  berkelopok dengan melibatkan siswa secara aktif.
 Penggunaan  metode  jigsaw  dalam  pembelajaran  PAI   di SMP  Negeri  13  Malang  ini  guru  menyesuaikan  dengan  karekteristik  materi  yang  akan disampaikan. Penerapan metode ini sangat membantu guru dalam proses  belajar  mengajar  selain  melatih  siswa  belajar  aktif,  metode  ini  juga  meningkatkan  kerjasama  anggota  antar  kelompok  karena  disini  siswa  dapat  belajar  bersama  dan  saling  memberikan  informasi  dengan  teman-teman  sebayanya. Sehingga mereka lebih leluasa menyampaikan pendapatnya tanpa  rasa takut, malu atau ngantuk.
   Kusrini dkk, Katerampilan Dasar Mengajar (PPL 1) Berorientasi pada Kurikulum Berbasis  Kompetensi ( Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005), hal. 122   Ike Nurfadilah, Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran  Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 13 Malang, Skripsi 2006.
  Dari  penelitian  yang  terdahulu  tersebut,  peneliti  yang  sekarang  ingin mengguakan metode yang sama yakni metode jigsaw untuk mengetahui  seberapa   aktif  siswa  di  dalam  belajarnya  dengan  menggunakan  metode  pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
 Pada  latar  belakang  di  atas,  maka  perlu  kiranya  diadakan  suatu  penelitian. Dalam hal ini, penulis ingin mengangkatsebuah judul yang sesuai  dengan  kondisi  yang  dihadapi  saat  ini,  yaitu:  “Penerapan  Metode  Jigsaw  Untuk  Meningkatkan  Motivasi  Belajar  Siswa  Pada  Matapelajaran  AlQur’an Hadits di MAN 1 Situbondo“  B. Rumusan Masalah  Dari  latar  belakang  di  atas  maka  dapat  diungkapkan  permasalahanpermasalahan  dalam  penelitian  ini,  yaitu  tentang  “Penerapan  Metode  Jigsaw  Untuk  Meningkatkan  Motivasi  Belajar  Siswa  pada  Matapelajaran  Al-Qur’an  Hadits  di  MAN  1  Situbondo”.  Adapun  rumusan  masalah  yang  akan  diteliti  adalah sebagai berikut :  1.  Bagaimana  Perencanaan  metode  Jigsaw  untuk  meningkatkan  motivasi  belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits?  2.  Bagaimana  Pelaksanaan  metode  Jigsaw  untuk  meningkatkan  motivasi  belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits?  3.  Bagaimana  Penilaian  metode  Jigsaw  untuk  meningkatkan  motivasi  belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits?  C. Tujuan Penelitian  Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:  1.  Mengetahui  perencanaan  metode  Jigsaw  untuk  meningkatkan  motivasi  belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
 2.  Mengetahui  pelaksanaan  metode  Jigsaw  untuk  meningkatkan  motivasi  belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
 3. Mengetahui penilaian metode Jigsaw untuk  meningkatkan motivasi belajar  siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits.
ye � � < ��� �\� gembangan  pendidikan  antara  Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah belum ada titiktemu dengan segala  keterbatasan akses komite di sekolah, terkadang masih ada ego sektoral kepala  sekolah, sehingga cita-cita luhur yang dikonsep oleh Komite Sekolah menjadi  hilang tanpa tujuan dan lepas dari fungsi komite itu sendiri. Sehingga akhirnya  komite sekolah hanya berfungsi sebagai penonton atau sebuah organisasi mati  yang tidak diperankan.
  Selain itu, ada indikasi keberadaan Komite Sekolah hanya menjadi beban  masyarakat  (orang  tua  siswa)  di  mana  setiap  tahunnya  biaya  pendidikan  cenderung  meningkat  dan  tanpa  terkendali.  Bahkan  ada  indikasi  penyelewengan  atas  pungutan  dana  dari  masyarakat  yang  tidak  dapat  dipertanggungjawabkan oleh Kepala Sekolah dan KetuaKomite Sekolah.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi