Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA BERWAWASAN MULTIKULTURAL DALAM MEMBINA TOLERANSI BERAGAMA SISWA DI SMA “SELAMAT PAGI INDONESIA” BATU


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  (NKRI)  terdiri  atas  berbagai
suku bangsa, dan setiap suku bangsa berbeda dalam banyak hal dengan suku
bangsa  lainnya.  Adanya  berbagai  perbedaan  tidak  hanya  memberikan
keunikan yang menarik yang dapat dibanggakan, namundi pihak lain dapat
menimbulkan berbagai konflik.
Salah  satu  persyaratan  terbentuknya  Negara  yang  damai  dan
demokratis,  adalah  menghargai  dan  mengamini  adanya  keanekaragaman
(Pluralitas) masyarakat dan bangsa. Namun memang sulit untuk memahami
konsep multikulturalisme dan pluralisme itu kedalamkehidupan masyarakat
sehari-hari.  sehingga  tidak  jarang  pemahaman  tentang  konsep
multikulturalisme  dan  pluralisme  akan  menjadi  sebuah  ancaman  besar  bagi
kehidupan ummat. Hal itu berjalan seperti yang  diungkapakan oleh Samuel
Hantington  dalam  Clash  of  Civilization yang  dikutip  oleh  ngainun  naim
bahwa:Proses  kontemporer  modernisasi  globalisasi  secara  aktif
menyumbang pada berkembangnya masalah-masalah etnisitas yang dikaitkan
dengan kemunculan kembali persoalan komunitarian secara signivikan.
Negara  indonesia  merupakan  bangsa  yang  majemuk  (Plural),
terbentang pulau-pulau dari sabang sampai Merauke,  keanekaragaman suku,
bahasa,  ras,  budaya,  dan  agama  telah  menjadi  ciri  khas  dan  identitas  sejak
Ngainun Naim. Pendidikan Multikultural; Konsep dan Aplikasi. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media. 2008) hlm. 35

bangsa ini berdiri. hal itulah yang telah disadari  oleh Fonding father negeri
ini,  sehingga  mereka  merumuskan konsep  pluralisme  dan multikulturalisme
dengan  semboyan  “Bhinneka  Tunggal  Ika”.  Dalam  upaya menyatukan
bangsa  yang  plural  ini,  memang  dibutuhkan  perjalanan  waktu  yang  cukup
panjang  dan  penuh  perjuangan.  Dan  tentunya  beberapa bentuk  konflik  dan
konsensusnya  akan  mewarnai  upaya  mewujudkan  bangsa  yang  damai,
tentram dan demokratis. Dan itu karena masyarakat akan terus berubah sesuai
dengan kodratnya sebagai mahluk evolusioner yang sarat dengan kepentingan
hidup yang berbeda-beda.
Beberapa konflik dan kekerasan telah mewarnai perjalanan negeri ini,
dan itu semua muncul akibat adanya rasa sentimen dan egoisme agama, etnis,
ras,  suku  dan  golongan  tertentu  dalam  mengklaim  kebenarannya  terhadap
golongan  lain.  Seperti  yang  kita  ketahui  Poso,  Ambon,  Aceh,  Sampit,
Mataram,  Kupang  dan  masih  banyak  daerah  lainnya,  telah  menjadi  contoh
kasus  tragedi  kemanusiaan  yang  sebenarnya  merupakan pantulan  dari
instrumentasi  politik  melalui  etnisitas,  agama,  dan asal  daerah.  Potensi
konflik di daerah rawan konflik tersebut, dikarenakan telah terkikisnya sikap
toleransi dan solidaritas antar sesama dalam menyikapi perbedaan itu. Maka
untuk  tidak  berkembang  konflik  yang  lebih  besar,  perlu  kita  menanamkan
pentingnya  memahami  dan  menghargai  perbedaan  itu.  Karena
keanekaragaman dan perbedaan merupakan kodrat dari sang pencipta alam.
Dengan  adanya  keragaman  ini  diharapkan  agar  manusia dapat
mengambil  hikmah  penciptaan  melalui  potensi  nalar,  yang  kemudian  dapat
dijadikan  modal  pengembangan  kehidupan  yang  lebih  bermanfaat.  Namun
tidak dapat dipungkiri bahwa unsur kesadaran manusia berbeda, termasuk di
dalamnya  ego.  Kesadaran  ego  inilah  yang  sebenarnya  menjadi  PR  terberat
yang hingga kini tidak mudah menyelaraskannya. Semua serba interest, dan
mudah  menyulut  konflik-konflik  yang  ironisnya,  ujung  pangkalnya  hingga
kini masih perdebatan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi