A. Latar Belakang Masalah Media pendidikan
adalah suatu bagian
integral dari proses pendidikan
disekolah karena itu
menjadi suatu bidang
yang harus dikuasai oleh seorang guru professional.
Penemuan-penemuan baru
dalam bidang ilmu
dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam
bidang pendidikan. Akibat dari pengaruh-pengaruh itu,
pendidikan semakin lama
semakin mengalami kemajuan, sehingga mendorong berbagai usaha
pembaharuan.
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan guru dalam menggunakan media
pengajaran untuk mempertinggi
kualitas pengajaran, guru
perlu memiliki pemahaman media
pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran,
menggunakan media sebagai
alat bantu mengajar
dan tindak lanjut
penggunaan media dalam
proses belajar siswa.
Dalam
proses pendidikan banyak sekali
media yang digunakan seperti media garafis, media audio, media visual dan masih banyak lagi.
Sedangkan landasan penggunaan media menurut
Mahfud Shalahuddin ada
beberapa landasan penggunaan media yaitu dasar religius, dasar psikologis,
dan dasar teknologis.
Pendidikan Agama
Islam dipahami sebagai
upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti, 1994), hlm.
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung :
Sinar Baru, 1990), hlm, 4 menghayati,
hingga mengimani ajaran
agama Islam, dibarengi
dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama
lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat
beragama hingga terwujud,
kesatuan dan persatuan bangsa . Pola kajian kependidikan islam di Indonesia
sebagaimana terdapat dalam
literatur-literatur yang tersedia
selama ini, pada
dasarnya tersedia dalam tiga
kategori, yaitu (1) kajian-kajian sosio-historis pendidikan islam; (2) kajian pemikiran dan teori
pendidikan agama islam; dan (3) kajian metologis
pendidikan islam.
Globalisasi yang
semakin nyata pada
millennium ketiga berimplikasi tuntutan demokrasi dan
penghargaan terhadap martabat serta hak asasi manusia,
sekaligus tuntutan keterbuk aan
yang berarti tak
terelakannya iklim kompetisi
terbuka disegala bidang
ilmu dan profesi,
termasuk juga dalam bidang pendidikan. Dalam rangka turut
membantu mempersiapkan diri kita menghadapi
tantangan pada masa
depan. Pendidikan merupakan investment
yang paling utama
bagi setiap bangsa,
apalagi yang sedang berkembang,
yang giat membangun
negaranya. Pembangunan hanya
dapat dilakukan oleh manusia yang
dipersiapkan melalui pendidikan. Lembaga ini / Sekolah
Menengah Pertama Negeri
1 Singosari Malang
telah berusaha bersaing
secara fair melawan
bangsa-bangsa lain dan
bekerja sama dengan mereka yang mana sekitar bulan akhir februari
2010 kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
pergi ke Singapura
dalam rangka belajar
bersama untuk Abdul Madjid, 2006, Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi, (Rineka Cipta, 2006, ) hal.130.
A.Atmadi, Transformasi Pendidikan Memasuki
Millenium Ketiga, (Yogyakarta: Sanisius, 2000), hlm, v menghadapi
perubahan dunia pedidikan
agar pendidikan di
Indonesia tidak tertinggal Pendidikan Agama Islam khususnya.
Belajar dan
mengajar sebagai suatu
proses mengandung tiga unsur yang
dapat dibedakan, yakni
tujuan pengajaran (instrusional), pengalaman (proses) belajar-mengajar, dan
hasil belajar. Tujuan instruksional pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah
laku yang diinginkan
pada diri siswa.
Oleh sebab itu,
dalam penilaian hendaknya
diperiksa sejauh mana perubahan
tingkah laku siswa telah terjadi melalui proses belajarnya.
Dengan mengetahui tercapai
tidaknya tujuan-tujuan instruksional, dapat
diambil tindakan perbaikan
pengajaran dan perbaikan
siswa yang bersangkutan.
Misalnya dengan melakukan
perubahan dalam strategi mengajar, memberikan bimbingan
dan bantuan belajar
kepada siswa. Dengan perkataan
lain, hasil penilaian tidak hanya
bermanfaat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan tingkah
laku siswa, tetapi juga sebagai umpan
balik bagi upaya memperbaiki proses belajar-mengajar.
Multimedia dapat meumbuhkan
motivasi belajar, sikap, dan cara belajar yang
lebih efektif serta
menumbuhkan persepsi yang
lebih tinggi terhadap hal yang dipelajari. Pemilihan dan penentuan perangkat multimedia berdasarkan tujuan instruksional yang hendak
dicapai dan kondisi lingkungan belajaryang
diciptakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa media yang Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya), hlm. 2 dapat dipilih adalah gambar, slide,
filmstrip, rekaman, transparan, video tape, dan sebagainya.
Format
sekolah dari waktu
ke waktu semakin
jelas sosoknya, sementara
isi dan visi
ke-Islaman terus mengalami
perubahan, seiring semakin
kuatnya kontak dengan
luar terutama dengan
negara-negara islam.
Sebagai lembaga meskipun tidak
seratus persen beragama Islam, SMP Negeri 1
Singosari Malang memegang
peranan penting dalam
proses pembentukan kepribadian
anak didik, karena
melalui sekolah ini
para orang tua
berharap agar anak-anaknya
mempunyai dua kemampuan
sekaligus, tidak hanya pengetahuan
umum (IPTEK) tetapi juga memiliki
kepribadian dan komitmen yang tinggi
terhadap agamanya (IMTAQ).
Pendidikan agama islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional
harus memiliki kontribusi
dalam rangka mengentaskan
dekadensi moral dan efek negative
lainnya yang memang merupakan ranah garapan dari bidang ini sejajar dengan pendidikan agama
lainnya di Indonesia, pendidikan moral
dan pendidikan seni, sosial dan budaya. Dalam upaya itu peningkatan prestasi belajar siswa dalam agama islam tidak
hanya terfokus pada prestasi pada aspek
kognitif saja tetapi adanya keseimbangan dengan prestasi belajar pada
aspek psikomotor dan
aspek afektif. Strategi
pembelajaran dalam pendidikan
agama islam harus
diselenggarakan tidak hanya
menggunakan strategi expository
tetapi juga memanfaatkan
strategi Inquiry yang
pada Oemar Hamalik, Media
Pendidikan, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1994), hlm. 188 akhirnya akan mempengaruhi penggunaan variasi
metode belajar, media dan sumber belajar.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi