Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA MUSLIM MINORITAS Di SMPN SATU ATAP DESA WONOKITRI TENGGER PASURUAN


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  LATAR BELAKANG  Masalah pendidikan menurut Malik Fajar, adalah masalah yang tidak  pernah  tuntas  untuk  dibicarakan,  karena  itu  menyangkut  persoalan  manusia dalam rangka memberi makna dan arah normal kepada eksistensi  fitrinya.
  Persoalan-persoalan  yang  dihadapi  dunia  pendidikan  tersebut  digambarkan oleh John Vaisey sebagaimana dikutip oleh Muis Sad Iman,  dengan  menyatakan  bahwa  setiap  orang  yang  pernah  menghadiri  konferensi  Internasional  di  tahun-tahun  terakhir  ini  pasti  merasa  terkejut  akan  banyaknya  persoalan  pendidikan  yang  memenuhi  agenda.  Makin  lama  makin  jelas  bahwa  organisasi-organisasi  internasional  itu mencerminkan  apa  yang  terjadi  di  semua  negara  di  dunia.  Hampir  tidak  ada satupun negara dewasa ini dimana pendidikan tidak merupakan topik  utama yang diperdebatkan.
 Kondisi pendidikan Islam di Indonesia, sebenarnya menghadapi nasib  yang  sama,  dan  secara  khusus  pendidikan  Islam  menghadapi  berbagai  persoalan  dan  kesenjangan  dalam  berbagai  aspek  yang  lebih  kompleks,  yaitu:  berupa  persoalan  dikotomi  pendidikan,  kurikulum,  tujuan,  sumber   YunusHasyim Syam,  Mendidik Anak ala Muhammad.(Yogyakarta: Penerbit Sketsa, 2005),  hal. x   Muis Sad Iman,
Pendidikan Partisipatif.(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2004), hal. 2   daya,  serta  manajemen  pendidikan  Islam.  Upaya  perbaikannya  belum  dilakukan  secara  mendasar,  sehingga  terkesan  seadanya  saja.  Usaha  pembaharuan dan peningkatan pendidikan Islam sering bersifat sepotongsepotong  atau  tidak  komprehensif  dan  menyeluruh  serta  sebagian  besar  sistem dan lembaga pendidikan Islam belum dikelola secara professional.
 Figur  guru  mesti  dilibatkan  dalam  agenda  pembicaraan  terutama  yang  menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah, Hal itu tidak dapat  disangkal karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru  yang sebagian besar waktu nya guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah  dan masyarakat.
Tugas  guru  tidak  terbatas  pada  memberikan  informasi  kepada  murid  namun  tugas  guru  lebih  komprehensif,  Selain  mengajar  dan  membekali  murid  dengan  pengetahuan,  guru  juga  harus  menyiapkan  mereka  agar  mandiri, memberdayakan bakat murid di berbagai bidang, mendisiplinkan  moral  mereka,  membimbing  hasrat,  dan  menanamkan  kebajikan  dalam  jiwa  mereka.  Guru  harus  menunjukkan  semangat  persaudaraan  kepada  murid serta membimbing mereka pada jalan kebenaran agar mereka tidak  melakukan perbuatan yang menyimpang dari ajaran agama.
Undang – undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003  menyatakan,  pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk   Hujair  AH.  Sanaky,  Paradigma  Pendidikan  Islam,  (Yogyakarta:  Safiria  Insania  Press),  hal.9  atau dalam bukunya Azyumardi Azra,  Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milennium  Baru,(Jakarta: Logo Wacana Ilmu, 1999), hal 59.
 mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  dan  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,masyarakat  bangsa dan negara.
Pembelajaran yang unggul memerlukan guru yang profesional sebagai  produk dari profesionalisasi secara berkelanjutan melalui pendidikan dan  pelatihan  secara  khusus  sehingga  melahirkan  para  guru  yang  memiliki  sikap a) profesionalitas, yaitu sikap mental merasa bangga dan komitmen  terhadap  pekerjaannya.  b)  profesionalisme,  yaitu  sikap  mental  untuk  komitmen  terhadap  kinerja  bermutu  sesuai  dengan  standart  yang  diharapkan baik dari sisi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
 Seperti  yang  di  jelaskan  oleh   Zakiyah  Daradjat  bahwa:  Pendidikan  agama  dalam  sekolah  sangat  penting  untuk  pembinaan  dan  penyempurnaan  pertumbuhan  kepribadian  anak  didik,  karena  pendidikan  agama  mempunyai  dua  aspek  terpenting  yaitu  Aspek  pertama  dari  pendidikan  agama  adalah  ditujukan  kepada  jiwa  atau  pembentukan  kepribadian  dengan  cara  anak  didik  diberikan  kesadaran  kepada  adanya   Nanang Hanafiah, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika aditama, 2009), hal 103    Zakiyah  Daradjat  ,  Metodik  Khusus  Pengajaran  Agama  Islam.,  (Jakarta  :  Bumi  Aksara,  2004),hal   Tuhan,  lalu  dibiasakan  melakukan  perintah-perintah  Tuhan,  dan  meninggalkan  laranganNya  Dalam  hal  ini  anak  didik  dibimbing  agar  terbiasa berbuat yang baik yang sesuai dengan ajaran agama. Aspek kedua  dari pendidikan agama adalah ditujukan kepada pikiran yaitu pengajaran  agama itu sendiri. Kepercayaan kepada Tuhan tidak akan sempurna bila isi  dari  ajaran-ajaran  Tuhan  tidak  diketahui  betul-betul.  Anak  didik  harus ditunjukkan  apa  yang  disuruh,  apa  yang  dilarang,  apa  yang  dibolehkan,  apa  yang  dianjurkan  melakukannya,   dan  apa  yang  dianjurkan  meninggalkannya menurut ajaran agama.
Dari kutipan dan uraian diatas menunjukkan bahwa pendidikan agama  mutlak  diperlukan  di  sekolah  apalagi  di  sekolah  umum.  Oleh  sebab  itu  guru  yang  mengajar  pelajaran  agama  sangat  bertanggung  jawab  dalam  pembinaan  sikap  mental  dan  kepribadian  anak  didiknya.  Guru  agama  harus mampu menanamkan nilai-nilai agama kepada setiap siswadengan  berbagai cara, Sebagaimana guru mata pelajaran pendidikan agama Islam  di  SMPN  SATU  ATAP  Wonokitri  Tengger  Pasuruan   terdiri  dari  guru yang  beragama  Islam  akan  tetapi  mereka  mengajarkan   mata  pelajaran  umum   yakni  guru  yang  mengajar  biologi,  fisika,  PPKN  sekaligus  mengajar pendidikan agama Islam hal ini karena tidak adanya guru yang  khusus  memegang  pelajaran  pendidikan  agama  Islam,   maka  guru  yang  memegang  pelajaran  umum  merasa  tergugah  dan  mempunyai  kewajiban   untuk mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama Islam. SMPN SATU  ATAP merupakan sekolah yang baru berdiri yakni sekitar lima tahun yang  lalu oleh karena itu jumlah guru masih terbatas. Meskipun merekabukan  terdiri dari guru yang bukan faknya memegang pendidikan agama Islam  akan tetapi guru yang beragama Islam memegang tanggung jawab dalam  berperan,  membimbing,   dan  mendidik  siswa  muslim  minoritas  agar  pendidikan agama Islam dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan  sehari-  hari,  Siswa  muslim  minoritas  hanya  memiliki  pemahaman  dasar  dalam  pendidikan  agam   Islam  hal  ini  karena  penanaman  nilai  agama hanya dilakukan di sekolah , maka bagi siswa muslim minoritas diberikan  waktu  khusus  untuk  belajar  pendidikan  agama  Islam   di  luar  jam  pelajaran.  Adapun  guru  yang  mengajar  di  SMPN  SATU  ATAP  kebanyakkan  berasal  dari  luar  kota   yakni   tiap  pagi  mereka  harus  menempuh jarak sekitar 20-30 km dari rumah asal mereka, jarang dari mereka  yang  menetap  di  lingkungan  sekolah  meski  sudah  disediakan  rumah  dinas  bagi  guru  SMPN  SATU  ATAP  oleh  pemerintah   hal  ini  dikarenakan  udara  di  desa  Wonokitri  Tengger  sangat  dingin  tidak  lain  karena desa wonokitri terletak di lereng Gunung Bromo, oleh karena itu  para Guru terpaksa harus pulang ke rumah masing – masing meski dirasa  jarak  sangat  jauh.  SMPN  SATU  ATAP  merupakan  sekolah  yang  bisa  dikatakan  unik,  terutama  dalam  hal  pembelajaran  Pendidikan  agama  Islam.  

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi