Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PROGRAM AKSELERASI DI SMP NEGERI 3 MALANG


BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah Pendidikan  mempunyai  peranan  yang  sangat  menentukan  bagi  perkembangan  dan  perwujudan  dari  individu,  terutama  bagi  pembangunan  bangsa  dan  negara.  Kemajuan  suatu  kbudayaan  bergantung  pada  cara  kebudayaan tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya  manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan  kepada anggota masyarakatnya.
Pendidikan yang diharapkan bukan sebatas pemberian atau pentransferan  ilmu dari pengajar kepada peserta didik saja, tetapi pendidikan  yang mampu  mengantarkan  peserta  didik  menjadi  pribadi  yang  unggul  dan  dapat  menghadapi  kehidupannya  di  masa  yang  akan  datang  secara  cerdas,  kreatif  dan  mandiri.  Untuk  menciptakan  peserta  didik  yang  unggul  tersebut  diperlukan pendidikan yang bermutu. Adapun pendidikan yang bermutu harus  mencakup  dua  dimensi  yaitu  orientasi  akademik  dan  orientasi  keterampilan  hidup  yang  esensial.  Berorientasi  akademik  berarti  menjanjikan  prestasi  akademik  peserta  didik  sebagai  tolak  ukurnya.  Sedangkan  yang  berorientasi  keterampilan  huidup  (life  skill)  yang  esensial  adalah  pendidikan  yang  dapat  membuat peserta didik bertahan (survive) di kehidupan nyata.

  Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Pedoman  Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Bekecerdasan Istimewa  (Jakarta: Departemen  Pendidikan Nasional), hlm. 2   Agar  sasaran  peningkatan  kualitas  sumber  daya  manusia  ini  berhasil,  diperlukan  layanan  pendidikan  yang  mempertimbangkan  bakat,  minat,  kemampuan, kecerdasan peserta ddik. Hal ini sesui dengan tujuan pendidikan  pada  umumnya  yakni  menyediakan  lingkungan  yang  memungkinkan  anak  didik  untuk  mengembangkan  bakat  dan  kemampuannya  secara  optimal.
Sehingga  ia  dapat  mewujudkan  dirinya  dan  berfungsi  sepenuhnya  sesuai  dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Agar  sasaran  peningkatan  kualitas  sumber  daya  manusia  ini  berhasil,  diperlukan  pendekatan  layanan  pendidikan  yang  mempertimbangkan  bakat,  minat, kemampuan dan kecerdasan peserta didik. Hal ini sesuai dengan tujuan  pendidikan  pada  umumnya  yaitu  menyediakan  lingkungan  yang  memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya  secara  optmal.  Sehingga  ia  dpat  mewujudkan  dirinya  dan  berfungsi  sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat.
Sementara itu pelayanan pendidikan  yang dilaksanakan selama ini masih  bersifat massal, artinya memberikan layanan yang sama kepada seluruh siswa.
Sehingga  kurang  memperhatikan  perbedaan  antar  peserta  didik  dalam  kecakapan  minat  dan  bakatnya.  Selain  itu,  penyelenggaraan  pendidikan  selama  ini  masih  berorientasi  pada  aspek  kuantitas,  yakni  untuk  dapat  melayani  sebanyak  mungkin  jumlah  peserta  didik.  Sedangkan  yang  menjadi   isu  kelemahan  saat  ini  adalah  belum  terakomodasinya  kebutuhan  individual  siswa.
 Perhatian  khusus  pada  peserta  didik  yang  berpotensi  cerdas  atau  bakat  istimewa  sesuai  dengan  fungsi  utama  pendidikan,  yaitu  mengembangkan  potensi peserta didiknsecara utuh dan optimal.
Anak berbakat atau siswa cerdas istimewa merupakan aset yang potensial  untuk  dikembangkan  menjadi  sumber  daya  manusia  yang  berkualitas.  Oleh  karena  itu  menjadi  kewajiban  bagi  setiap  pendidik  untuk  berupaya  secara  optimal  memberikan  layanan  pendidikan  yang  sesuai  dengan  karakteristik  siswa.  Salah  satu  cara  yang  dapat  dilakukan  adalah  mengupayakan  model  pembelajaran yang sesuai sehingga potensi mereka dapat berkembang secara  optimal.
Jika  kita  merujuk  pada  data  yang  disajikan  oleh  Hawadi,  jumlah  peserta  didik  pada  satuan  SD,  SLTP,  SMU  negeri  dan  swasta  di  Indonesia  sangat  besar, yaitu 36.075.608 orang. Jika diambil persentase terendah, misalnya 2 %  dari  jumlah  tersebut  digolongkan  sebagai  anak  berbakat,  sebanyak  kurang  lebih  770.000  orang  anak  berpotensi  menjadi  aset  negara  terpenting.  Oleh  karena  itu  layanan  pendidikan  bagi  anak  berbakat  pun  perlu  mendapatkan  perhatian  yang  proporsional.  Kapasitas  iontelektual  mereka  yang  tinggi  dan  ciri-ciri kepribdian  yang dimilikinya tidak sama  dengan  anak  yang memiliki  kategori rata-rata atau normal.
  Reni Akbar-Hawadi (Ed), Akselerasi: A-Z Inforamasi Program Percepatan Belajar  .(Jakarta: Grasindo Widiasarana Indonesia, 2004), hlm.
 Reni Akbar-Hawadi (Ed), op. cit., hlm.15   Apabila  untuk  anak  supernormal  tidak  disediakan  layanan  pendidikan  sesuai  dengan  kebutuhan-kebutuhan  yang  khas,  sehingga  potensi-potensinya  kurang dapat diwujudkan. Disamping kita dapat kehilangan bibit-bibit unggul  bagi  perkembangan  negara  dan  bangsa  Indonesia,  anak-anak  tersebut  dirugikan dan bahkan dapat menjadi anak bermasalah, “underachiever”  (anak  berbakat yang tidak menunjukkan prestasi) atau “drop out”    dan bahkan putus  sekolah.
 Mengenai  pendidikan  anak  berbakat  atau  juga  disebut  anak  dengan  kemampuan  dan  kecerdasan  luar  biasa,  Undang-Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  Bab  IV  Pasal  5  ayat  (4)  menegaskan:  Warga  negara  yang  memiliki  potensi  kecerdasan  dan  bakat  istimewa  berhak  memperoleh  pendidikan  khusus”  Disebutkan  juga  dalam  pasal  12  ayat  (1)  point  b  yaitu:  “  Setiap  peserta  didik  pada  setiap  satuan  pendidikan  berhak  mendapatkan  pelayanan  pendidikan  sesuai  dengan  bakat,  minat,  dan  kemampuannya”. Dan point f yang berbunyi: “setiap peserta didik pada setiap  satuan  pendidikan  berhak  menyelesaikan  program  pendidikan  sesuai  dengan  kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan  batas  waktu yang ditetapkan.
Sebagai  tindak  lanjut  dalam  memberikan  perlakuan  pendidikan  khusus  bagi  anak  berbakat,  program  akselerasi  sangat  esensial  dalam  menyikapi   Suratinah  Tirtonegoro,  Anak  Supernormal  dan  Program  Pendidikannya   (Jakarta:  Bina  Aksara, 2001), hlm.
 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 8    permasalahan diatas. Dengan menyediakan kesempatan pendidikan yang tepat  bagi siswa yang  cerdas. Proses yang terjadi akan memungkinkan siswa untuk  memelihara  semangat  dan  gairah  belajarnya.  Program  akselerasi  akan  membawa  siswa  pada  tantangan  yang  berkesinambungan  yang  akan  menyiapkan mereka dalam menghadapi kekakuan pendidikan selanjutnya dan produktivitas selaku orang dewasa. Melalui program akselerasi ini diharapkan  siswa  akan  memasuki  dunia  profesional  pada  usia  yang  lebih  muda  dan  memperoleh kesempatan-kesempatan untuk bekerja secara produktif.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi