Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU TENAGA KEPENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 KRATON PASURUAN


BAB I  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang  Krisis ekonomi, politik dan kepercayaan berkepanjangan yang melanda  bangsa Indonesia telah membawa dampak bagi seluruh aspek dan tatanan  kehidupan.  Walaupun  banyak  menimbulkan  keterpurukan bagi  bangsa  dan  rakyat,  salah  satu  hikmah  politik  yang  muncul  adalah  timbulnya  pemikiran  dasar  yang  menumbuhkan  reformasi  di  berbagai  aspek  kehidupan  berbangsa  dan  bernegara.  Fokus  utama  reformasai  ini  adalah  untuk  menciptakan  masyarakat  yang  madani  dalam  kehidupan  pemerintahan,  bermasyarakat  dan  bernegara.
Keinginan pemerintah untuk melaksanakan reformasi dalam kehidupan  berbangsa dan bernegara dibidang pendidikan lebih nampak lagi dengan  dikeluarkanya  Undang-Undang  Nomor  20  tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  (Sisdiknas).  Adapun  substansi  dari  Undang-Undang  Sisdiknas  yang  baru  tersebut   nampak   dari   visinya:   yaitu,   Terwujudnya  sistem   pendidikan   sebagai  pranata  sosial   yang  kuat  dan  berwibawa  untuk  memberdayakan  semua  warga  negara   Indonesia,   berkembang   menjadi  manusia   yang   berkualitas,   sehingga  mampu  proaktif  menjawab  tantangan  zaman.

 Salah  satu  upaya  meningkatkan  mutu   pendidikan   yang   ada   adalah  melakukan pemberdayaan terhadap tenaga pendidik dan kependidikan, hal ini   Muhammad  Sholeh,  Peran  Kepala  Sekolah  Dalam  Pemberdayaan  Guru edisi  II,  (Jakarta:  Buletin Pelangi Pendidikan, 2005), hlm. 22.
karena  seorang  pendidik  merupakan  faktor  utama  dalam  berjalannya  proses  belajar  mangajar  di  sekolah,  begitu  pentingnya  pemberdayaan   tenaga  pendidik   dan   kependidikan   dalam   mencapai   tujuan  pendidikan,  penataan  kualitas  dan  manajemen  yang  baik  perlu  ditingkatkan agar   siswa   memiliki  semangat disiplin belajar yang tinggi. Ini semua diperlukan adanya suatu  peningkatan kualitas bagi tenaga pendidik yanghandal dan berkompeten.
Seperti yang telah digariskan dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 39  ayat   2:   pendidik   merupakan   tenaga   profesional   yang   bertugas  merencanakan   dan   melaksanakan   proses   pembelajaran,   menilai   hasil  pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan  penelitian   dan   pengabdian   kepada   masyarakat,   terutama   bagi   pendidik  pada perguruan tinggi.
 Dari   uraian   Undang-Undang   Sisdiknas   jelas   dikatakan   bahwa  tenaga  pendidik  sudah  seharusnya  memiliki  profesionalitas  dalam  melakukan  tugasnya  sebagai  seorang  pendidik  dan  kependidikan  yang  dapat  menunjang  keberhasilan  proses  belajar  mengajar,  yang  mana  sekolah  harus  memenuhi  kebutuhan  akan  tenaga  yang  cakap  dan  handal  serta  memiliki  kualifikasi  khusus.
Mutu  pendidikan  tercapai  apabila  masukan,  proses,  keluaran,  guru,  sarana  dan  prasarana  serta  biaya  tersebut  memenuhi  syarat  tertentu.  Namun  dari  beberapa  komponen  tersebut  yang  lebih  banyak  berperan  adalah  tenaga  kependidikan yang bermutu yaitu yang mampu menjawabtantangan-tantangan    Anwar  Arifin,  Memahami  Paradigma  Baru  Pendidikan  Nasional  dalam  Undang-Undang  Sisdiknas, (Jakarta: Depag RI, 2003), cet, ke-2, hlm. 51.
dengan cepat dan tanggung jawab. Tenaga kependidikan pada masa mendatang  akan  semakin  kompleks,  sehingga  menuntut  tenaga  kependidikan  untuk  senantiasa  melakukan  berbagai  peningkatan  dan  penyesuaian  penguasaan  kompetensinya.  Pendidikan  yang  bermutu  sangat  membutuhkan  tenaga  kependidikan  yang profesional. Tenaga kependidikan  mempunyai peran  yang  sangat  strategis  dalam  pembentukan  pengetahuan,  ketrampilan,  dan  karakter  peserta  didik.  Oleh  karena  itu  tenaga  kependidikan  yang  profesional  akan  melaksanakan  tugasnya  secara  profesional  sehingga  menghasilkan  tamatan  yang lebih bermutu.
Menjadi  tenaga  kependidikan  yang  profesional  tidak  akan  terwujud  begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, adapun salah satu cara  untuk  mewujudkannya  adalah  dengan  pengembangan  profesionalisme  tenaga  kependidikan yang membutuhkan dukungan dari bebagaipihak, adapun orang  yang  mempunyai  peran  penting  dalam  hal  ini  adalah  kepala  sekolah,  dimana  kepala  sekolah  merupakan  pemimpin  pendidikan  yang  sangat  penting  karena  kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan  di sekolah.
Kepala  sekolah  merupakan  pejabat  profesional  dalam  organisasi  sekolah  yang  bertugas  mengatur  semua  sumber  organisasi  dan  bekerjasama  dengan  guru-guru  dalam  mendidik  siswa  untuk  mencapai  tujuan  pendidikan.
Dengan  keprofesionalan  kepala  sekolah  ini  pengembangan  profesionalisme  tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala  sekolah  memahami  kebutuhan  sekolah  yang  ia  pimpin  sehingga  kompetensi  guru  tidak  hanya  berhenti  pada  kompetensi  yang  ia  miliki  sebelumnya,  melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga profesionalisme  guru  akan  terwujud.  Karena  tenaga  kependidikan  profesional  tidak  hanya  menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu  memotivasi  peserta  didik,  memiliki  keterampilan  yang  tinggi  dan  wawasan  yang luas terhadap dunia pendidikan.
Pada prinsipnya yang dimaksud tenaga kependidikan disini ialah orangorang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai  tujuan dalam hal ini di  sekolah dibatasi dengan sebutan pegawai. Oleh karena itu tenaga kependidikan  di  sekolah  tentu  saja  meliputi  unsur  guru  yang  disebut  tenaga  edukatif   dan  unsur  karyawan  yang  disebut  tenaga  administratif.  Secara  terperinci  dapat  disebutkan keseluruhan personil sekolah adalah, kepala sekolah, guru, pegawai  administrasi (TU) dan pesuruh penjaga sekolah.
Di  dalam  berlangsungnya  kegiatan  sekolah  maka  unsur manusia  merupakan  unsur  penting,  karena  kelancaran  jalannya pelaksanaan  program  sekolah  sangat  ditentukan  oleh  manusia-manusia  yang menjalankannya.  Dan  juga  bagaimanapun  lengkap  dan  baik  fasilitas  yang  berupa  gedung,  perlengkapan, alat kerja, metode-metode kerja, dan dukungan masyarakat akan  tetapi  apabila  manusia-manusia  yang  bertugas  menjalankan  program  sekolah  itu  kurang  berpartisipasi,  maka  akan  sulit  untuk  mencari  tujuan  pendidikan  yang diharapkan.
  Daryanto, Administrasi Pendidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 29-30.
Kepala sekolah wajib mendayagunakan seluruh personil secara efektif  dan  efisien  agar  tujuan  penyelenggarakan  pendidikan di  sekolah  tersebut  tercapai  secara  optimal.  Pendayagunaan  ini  ditempuh dengan  jalan  memberikan  tugas-tugas  jabatan  sesuai  dengan  kemampuan  dan  kewenangan  masing-masing individu.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi