BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan
merupakan tindakan secara
sadar yang tujuannya
untuk mengembangkan fitrah
manusia secara potensi
sumber daya insani
menuju terbentuknya manusia
seutuhnya.
Pendidikan
merupakan proses kegiatan
yang secara berkesinambungan,
bertahap, seirama dengan perkembangan subyek didik.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam
firman Allah : “ Sesungguhnya
kamu melalui tingkat
demi tingkat (dalam
kehidupan) (Al- Insyiqooq: 19) Yang
dimaksud dengan tingkat
demi tingkat ialah
dari setetes air
mani sampai dilahirkan,
kemudian melalui masa
kanak-kanak, remaja dan
sampai dewasa. Dari hidup menjadi
mati Kemudian dibangkitkan kembali.
Untuk itu sebagai rasa syukur kita sebagai
manusiaharus menggunakan akal budi
untuk memikirkan proses
manusia dan memutuskan
suatu persoalan dengan
mempertimbangkan segala sesuatu
secara bijaksana. Dalam
konteks ini Darmaning Tyas, Pendidikan dan pada Setelah
Krisis: Evaluasi Krisis pada Masa Krisis.
(Cet.1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 3 Depareen Agama RI,Al-Qur’an Karim, (Bandung:
PT Syaamil Cita Mulya, 2005), hlm. 585 2 pemikiran
dapat diartikan sebagai upaya cerdas (ijtihady) dari proses kerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha
mencari penyelesaiannya secara bijaksana, sedangkan
pendidikan, secara umum
berarti suatu proses
perubahan sikap dan
tingkah laku seseorang
atau sekelompok orang
(peserta didik) dalam usaha mendewasakan
manusia (peserta didik),
melalui upaya pengajaran dan latihan. Serta
proses perbuatan dan
cara-cara mendidik. Dengan
berpijak pada definisi di atas, maka yang dimaksud dengan
pemikiran pendidikan islam adalah proses kerja
akal dan kalbu
yang dilakukan secara
bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam
pendidikan islam dan berupaya untuk membangun sebuah
peradaban pendidikan yang
mampu menjadi wahana
bagi pembinaan dan pengembangan
peserta didik secara paripurna.
Berangkat dari pemikiran di atas,
maka salah satu tugas pendidikan adalah mengembangkan
naluri manusia, sehingga terbentuk kepribadian yang utama.
Agama Islam
adalah agama ilmu
pengetahuan dan cahaya,
tidak sempurna agama
seseorang yang hidup
dalam kebodohan dan kegelapan.
Ayat pertama Al-Qur’an
yang diturunkan memiliki
aspek yang sangat
transparant dalam pemahaman
kependidikan, yakni
perintah untuk membaca
bagi Rasulullah, dan
perintah tersebut dilakukan
secara berulang-ulang, dengan menyebutkan
bentuk pengajaran yang
disandarkan kepada Allah.
Didalam
AlQur’an Allah menyebutkan dalam surat Al-Alaq 1-5 Asmar Amsar ahtiar, Filsafat Agama (Jakarta:
Logos wacana Ilmu, 1997) , hlm.
Miftahullah Gulen, Pendidikan Agama pada Anak,
(Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi, 2007),
“Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang
Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Maksudnya: Allah mengajarkan manusia dengan
perantaraan tulis baca Disamping ayat
Al-Qur’an di atas,
hadits yang berkaitan
dengan masalah pendidikan
bisa dijumpai juga
pada teks berikut,
yang secara tersurat
juga menggambarkan betapa isi dan
metode pendidikan senantiasa berkembang sesuai dengan tuntunan masa. Sebagaimana disebutkan
Rasulullah dalam Haditsnya.
Oleh karena itu, metode
pendidikan yang terpenting dalam pendidikan islam ada beberapa metode dalam pendidikan yang kita kenal, dan semua metode itu ada kelemahan dan kelebihannya. Sehingga kita
sebagai pendidik harus selektif betul dalam
mengambil metode yang
cocok dan mudah
dipahami oleh peserta didik.
Dalam ajakan Rasulullah untuk
melaksanakan pendidikan tidak saja berhenti atau
sekedar ajakan penyebaran
ilmu pengetahuan, tetapi
juga ajakan untuk senantiasa mencari
ilmu dan belajar
secara terus-menerus. Bentuk
kepedulian Rasulullah terhadap
pendidikan dan pengajaran
dilakukan secara praktek
atau dengan bahasa
lisan. Hal ini
terlihat, ketika mengajar
dijadikan syarat oleh Al-Qur’a
dan Terjemahannya, (Menara Kudus, 2006), hlm. 597 4 Rasulullah bagi
bebasnya para tawanan,
yakni apabila mereka
(para tawanan) mengajarkan bahasa tulis kepada orang islam.
Ini dimaksud agar pengajaran baca tulis
bisa menyebar dan mentradisi dikalangan umat islam.
Para khalifah
sangat menghormati para
cendekiawan, begitu juga
para ilmuan, sastrawan dan
filosof menaruh perhatian besar pada pendidikan, bahkan mereka
memberikan nilai terhormat
dan menempatkan posisi
yang sangat strategis bagi para pelaku pendidikan dimana
pisisitersebut hampir sama dengan posisi
Nabi.
Selain itu
Nabi Muhammad telah
memberikan contoh kepada
kita akan kepedulian
tentang perlunya pendidikan
dan penyebaran, juga
memberikan isyarat bahwa guru
mempunyai keutamaan tersendiri. Tidak
ada bedanya dengan seorang pahlawan
dalam memerangi kebodohan dan memberantas buta huruf.
Diantara ulama’
yang banyak kepeduliannya
terhadap pendidikan islam adalah Athiyah
Al-Abrasyi, dengan kitab
Al-Tarbiyah Al-Islamiyah wa Falaasifatuha,
beliau banyak memberikan
gambaran tentang pendidikan
islam dan pendidikan moral.
Untuk mempermudah
penjelasan ini, maka
perlu dibahas mengenai pendidikan
islam dengan yang
berjudul “PEMIKIRAN PROF.
DR. M.
ATHIYAH AL-ABRASYI
TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN
ISLAM DALAM KITAB
AL-TARBIYAH AL-ISLAMIYYAH WA FALAASIFATUHA”
5 B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
memfokuskan pada perumusan tentang
pemikiran pendidikannya.
1. Apakah
masih relevan pemikiran
Athiyah Al-Abrasyi tentang
tujuan pendidikan dalam
kitab Al-Tarbiyah Al-Islamiyyah
Wa Falaasifatuha dengan tujuan
pendidikan masa sekarang.
C. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui relevansi pemikiran
Athiyah Al-Abrasyi tentang
tujuan pendidikan dalam
kitab Al-Tarbiyah Al-Islamiyyah
Wa Falaasifatuha dengan tujuan
pendidikan masa sekarang D. Manfaat Penelitian Penelitian
ini diharapkan memberikan
mamfaat didalam bidang akademis dan non akademis baik secara teoritis
maupun praktis.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi