Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENANAMAN NILAI-NILAI RELIGIUS PADA ANAK USIA REMAJA DI MAJLIS TA’LIM WAD DA’WAH LIL USTADZ AL HABIB SHOLEH BIN AHMAD AL AYDRUS MALANG


BAB I  PENDAHULUAN  
A. LATAR BELAKANG MASALAH  Masa remaja merupakan masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan  kebingungan.  Keadaan  tersebut  lebih  disebabkan  oleh perkembangan  dan  pertumbuhan  yang  sangat  pesat  berlangsungnya,  terutama  dalam  hal  fisik,  perubahan dalam pergaulan sosial, perkembangan intelektual, adanya perhatian  dan  dorongan  lawan  jenis.  Pada  masa  ini,  remaja  juga  mengalami  permasalahan-permasalahan  yang  khas,  seperti  dorongan  seksual,  interaksi  kebudayaan, emosi, pertumbuhan pribadi dan sosial, penggunaan waktu luang,  keuangan, kesehatan dan agama.
 Mengenai  problema  yang  terakhir,  agama,  pada  dasarnya  remaja  telah  membawa  potensi  beragama  sejak  dilahirkan  dan  itu  merupakan  fitrahnya.
Yang menjadi masalah selanjutnya adalah bagaimana remaja mengembangkan  potensi tersebut.
Ide-ide dan dasar-dasar Agama pada umumnya diterimaseseorang pada  masa  kecilnya.  Apa  yang  diterima  sejak  kecil  akan  berkembang  dan  tumbuh  subur,  apabila  anak  (remaja)  dalam  menganut  kepercayaan  tersebut  tidak  mendapatkan  kritikan.  Dan  apa  yang  tumbuh  dari  kecil  itulah  yang  menjadi   Sururin , Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, hlm. 65.

keyakinan  dan  dipeganginya  melalui  pengalaman-pengalaman  yang  dirasakannya.
 Jarang  orang  menyadari  bahwa  kunci  pendidikan  terletak  pada  pendidikan agama di sekolah, dan kunci pendidikan agama di sekolah terletak  pada  pendidikan  agama  dalam  rumah  tangga.  Kunci  pedidikan  agama  dalam  rumah tangga itu ialah mendidik anak menghormati Allah, orang tua dan guru.
Kunci  menghormati  Allah,  orang  tua  dan  guru  terletak  dalam  iman  kepada  Allah.
  Untuk  itu  penanaman  nilai-nilai  Religius  pada  anak usia  remaja  sangatlah penting.
Menurut  Piaget,  perkembangan  kognitif  pada  usia  remaja  digambarkan  sebagai gerak peralihan cara berpikir yang konkrit  menuju cara berpikir yang  proposional.
  Dan  ini  oleh  Ronald  Goldman  telah  diterapkan  dalam bidang  agama.  Kesimpulan  yang  diambil  dari  penelitian  tersebut  adalah  bahwa  pertumbuhan kognitif memberi kemungkinan terjadi perpindahan atau transisi  dari  agama  yang  lahiriah  menuju  agama  yang  batiniah.  Dengan  demikian  perkembangan  kognitif  memberi  kemungkinan  remaja  untuk  meninggalkan  agama anak-anak yang diperoleh dari lingkunganya dan memulai memikirkan  konsep  serta  bergerak  menuju  agama  ‘iman’  yang  sifatnya  sungguh-sungguh  personal.  Hasil  penelitian  tersebut  akan  dapat  memberi  jawab  dan  menyikap  tabir “mengapa anak pada usia baligh diberi taklif  atau telah diberi kewajiban  untuk melaksanakan kewajiban agama”     Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1991, hlm. 73.
 Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam(Bandung: PT. Remaja  Rosdakarya. 2001), hlm. 187-188   Crapps, Robert, W. Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan. (Yogyakarta:  Kanisius), 1994. Hlm. 24.
Dalam penelitian ini hanya dibahas tentang penanaman nilai-nilai religius  pada anak usia remaja dalam Majlis Ta’lim Wad Da’wah Lil Ustadz Al Habib  Sholeh  Bin  Ahmad  Al  Aydrus  Malang.  H.M.Arifin,  menyebutkan  bahwa  tujuan  proses  pendidikan  Islam  adalah  idealitas  (cita-cita)  yang  mengandung  nilai-nilai  Islam  yang  hendak  dicapai  dalam  proses  kependidikan  yang  berdasarkan  ajaran  Islam  secara  bertahap.  Dengan  bahasa  lain,  tujuan  umum  pendidikan  Islam  adalah  terwujudnya  manusia  sebagai hamba  Allah.  Tujuan  pendidikan akan  mewujudkan  tujuan-tujuan  khusus.  Islam  menghendaki  agar  manusia  dididik  supaya  ia  mampu  merealisasikan  tujuan  hidupnya  sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Al-Ghazali merumuskan tujuan  pendidikan  Islam  itu  harus  mengarah  kepada  realisasi  tujuan  keagamaan  dan  akhlak,  dengan  titik  penekanannya  adalah  pemerolehan  keutamaan  dan  taqarrub  kepada  Allah  SWT  .  Menurut  Dr.  Abdullah  kewajiban  pendidik  adalah menumbuhkan anak didiknya atas dasar pemahaman dan dasar – dasar  pendidikan  iman  dan  ajaran  Islam  sejak  masa  pertumbuhannya.  Diharapkan  sejak dini anak sudah terikat dengan dasar –dasar keagamaan dan syariat Islam,  seseorang  akan  hanya  mengenal  Allah  sebagai  Rabbnya,  Islam  sebagai  agamanya,  Al-Qur’an  sebagai  kitab  suci  dan  pegangan hidupnya,  dan  Muhammad SAW sebagai Rasulnya.
 Pengajaran  Agama  Islam  ini  kebanyakan  mengisi  pengertian.  Hasilnya  ialah manusia mengerti pengertian bahwa Tuhan itu  Maha mengetahui, tetapi      Yasin.  Fatah.  A.  Dimensi-Dimensi  Pendidikan  Islam.  (Malang:  UIN-Malang  Press).hlm. 114.
 Abi M.F. Yaqin, Mendidik secara Islam. (Jombang: Lintas Media, 2005). Hlm. 143-144  mereka belum beriman. Ini tragedi pengajaran Agama  di lingkungan umum .
Memang,  kunci  pengajaran  Agama  itu  adalah  pendidikan  agar  anak  didik  beriman,  jadi  kesimpulanya  membina  hatinya  bukan  membina  mati-matian  akalnya.
 Iman itu dihati, bukan di kepala. Allah SWT berfirman dalam surat AlHujurat ayat 14:  “Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman,  Katakanlah: Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena  iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu  taat kepada Allah dan  Rasul-Nya,  Dia  tidak  akan  mengurangi  sedikitpun  pahala  amalanmu  sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."  Sehubungan dengan kenyataan yang ada membuat penulis tertarik untuk  lebih  dekat  dan  lebih  jelas  mengetahui  bagaimana  penanaman  nilai-nilai  religius pada anak usia remaja pada Majlis Ta’lim Wad Da’wah Lil Ustadz Al  Habib Sholeh Bin Ahmad Al Aydrus Malang. Dan untuk  mengungkap hal itu  penulis  mengambil  judul  “Penanaman  Nilai-Nilai  Religius  Pada  Anak  Usia  Remaja  Di  Majlis  Ta’lim  Wad  Da’wah  Lil  Ustadz  Al  Habib  Sholeh  Bin  Ahmad Al Aydrus Malang”  Ahmad Tafsir, Op. cit. hlm. 188.
 Al-Qur’an dan terjemahanya (Jakarta: DEPAG RI, 1971), hlm. 848  B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan  latar  belakang  di  atas,  maka  masalah  yang  penulis  ungkapkan meliputi:  1.  Bagaimana penanaman nilai-nilai religius pada anak usia remaja di Majlis  Ta’lim Wad Da’wah Lil Ustadz Al Habib Sholeh Bin Ahmad Al Aydrus  Malang?  2.  Apa  saja  yang  menjadi  kendala-kendala  dan  bagaimana solusi  dalam  penanaman nilai-nilai religius pada anak usia remaja di Majlis Ta’lim Wad  Da’wah Lil Ustadz Al Habib Sholeh Bin Ahmad Al Aydrus Malang?  C. TUJUAN PENELITIAN   Tujuan  penelitian  di  dalam  karya  ilmiah  merupakan  target  yang  hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala sesuatu  yang  diusahakan  pasti  mempunyai  tujuan   tertentu  sesuai  dengan  permasalahannya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi