Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENERAPAN COOPERATIVE LEARNINGMETODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS VIII-B UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 14 MALANG


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Alam  memberi  kita  berbagai  inspirasi.  Di  dalamnya  terkandung  hikmah  bagi  kita,  manusia.  Allah  SWT  pun  telah  mempercayakan  keindahan,  keberadaan serta kelestarian alam semesta ini hanyakepada manusia. Begitu  hebatnya manusia, dengan tanggung jawab begitu besar, sangat relevan bila  Allah  SWT  menganugrahkan  berbagai  potensi-potensi  yang  tidak  dimiliki  oleh makhluk ciptaan Allah SWT yang lain.
Untuk  memaksimalkan  potensi-potensi  tersebut,  diperlukan  pendidikan  sebagai  suatu  pengarahan  sekaligus  sebagai  proses  pendewasaan  diri.
Pendidikan  merupakan  hal  yang  urgen  dalam  kehidupan.  Setiap  manusia  memerlukannya sebagai sarana dalam menjalani hari-hari mereka. Pendidikan  pada  hakikatnya  mempunyai  jangkauan  makna  yang  sangat  luas,  serta  membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Rasulullah Saw. Bersabda  ‘uthlubul ‘ilma minal mahd ilal lahd  (tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang  kubur)  atau  long  life  education  (pendidikan  seumur  hidup).
  Pendidikan  adalah  proses  pengubahan  sikap  dan  tingkah  laku  seseorang  atau  kelompok  orang  dalam  usaha  mendewasakan  manusia  melalui  upaya  pengajaran  dan   M. Quraish Shihab, Lentera Hati; Kisah dan Hikmah Kehidupan. (Bandung: Mizan, 1994), 

 UU Republik Indonesia nomor 20  tahun 2003, pasal 1 mendefinisikan:  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  negara.
 Pendidikan  tidak  terlepas  dari  belajar.  Belajar  ialah  suatu  aktivitas  yang  berproses  untuk  menambah  pengetahuan,  dengan  tujuan ada  perubahan  perilaku  yang  lebih  baik.  Belajar  dilakukan  oleh  manusia  dari  berbagai  kalangan, di mana pun dan kapan pun. Belajar tidak hanya sekadar menghafal.
Belajar  akan  lebih  bermakna,  bila  anak  mengalami  sendiri  apa  yang  dipelajarinya dan mengkonstruksikan pengetahuan baru.
 Pembelajaran adalah  sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa.
 Pembelajaran  terkait  dengan  bagaimana  (how  to)  membelajarkan  siswa  atau  bagaimana  membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya  sendiri  untuk  mempelajari  apa  (what  to)  yang  teraktualisasikan  dalam  kurikulum sebagai kebutuhan (needs) peserta didik.
  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  Tim  Penyusun  Kamus  Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 204   Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pasal 1 ayat 1, (Bandung: Citra  Umbara, 2006), hlm. 72   Panduan  Lengkap  KTSP  (Kurikulum  Tingakat  Satuan  Pendidikan),  (Yogyakarta:  Pustaka  Yustisia, 2007), Bab VI Pengembangan Model Pembelajran Efektif, hlm. 161    Isjoni,  Cooperative  Learning;  Efektifitas  Pembelajaran  Kelompok, cet.  ke-II,  (Bandung:  Alfabeta, 2009), hlm.11    Muhaimin,  et.  Al,  Paradigma  Pendidikan  Islam;  Upaya  Mengefektifkan  Pendidikan  Agama  Islam di Sekolah,cet.ke-III (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.
 Pendidikan  Agama  Islam  sebagai  mata  pelajaran di  SMP  Negeri  14  Malang  dirasa  mengalami  kemandegan.  Metode  yang  ditawarkan  mengharuskan  siswa  mengikuti  pembelajaran  meliputi  datang,  duduk,  menyimak penjelasan guru, mengerjakan tugas, melihat guru menulis di papan  tulis,  mengingat,  menghafal  bahkan  menyalin  apa  adanya  segala  informasi  yang  disampaikan  guru.  Ditambah  lagi  dengan  jam  pelajaran  yang  terbatas,  satu kali pertemuan dalam seminggu. Situasi sepertiini mempersempit ruang  gerak siswa dalam mengkaji lebih mendalam, menuangkan kreatifitas sebagai  upaya  pengaktualisasian  diri  untuk  saling  berbagi  dalam  merumuskan,  menganalisis,  mendiskusikan  dan  sedapat  mungkin  memecahkan  masalah.
Ironis memang, pelajaran yang menjadi harapan dalampembentukan perilakuperilaku terpuji cenderung mengarah mematikan potensi-potensi positif dalam  diri peserta didik.
SMP  Negeri  14  Malang  merupakan  lembaga  pendidikan  yang  memiliki  siswa  heterogen.  Baik  dari  latar  belakang  budaya  maupun  secara  individual.
Di usia seperti mereka segala potensi diri begitu kuat. Seperti keinginan untuk  bersosialisasi, mengemukakan pendapat dan mengaktualisasikan diri.
Sehubungan  dengan  hal  ini,  pendidik  diharapkan  memiliki  kemampuan  dan keterampilan yang memadai dalam memilih, serta menggunakan berbagai  metode pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim pembelajaran yang  kondusif bagi siswa untuk belajar. Para pendidik yang menggunakan berbagai   metode  memiliki  tingkat  keberhasilan  yang  tinggi.
  Di  samping  itu,  tidak  sedikit  siswa  mengalami  kesulitan  dalam  mengikuti  pelajaran  dikarenakan  model pembelajaran  yang dipilih dan digunakan  oleh  guru dirasakan kurang  tepat.  Sehingga,  proses  belajar  mengajar  (PBM)  akan berlangsung  secara  kaku,  sehingga  kurang  mendukung  pengembangan  pengetahuan,  sikap,  dan  keterampilan siswa.
Dari  fakta  di  atas,  perlu  diadakan  suatu  tindakan  untuk  mengatasi  permasalahan  tersebut.  Salah  satu  model  pembelajaran  yang  direkomendasikan untuk dapat menjembatani keresahantersebut adalah model  cooperative  learning.  Tujuan  pembelajaran  kooperatif  adalah  untuk  memberikan  para  siswa  pengetahuan,  konsep,  kemampuan,  dan  pemahaman  yang  mereka  butuhkan  agar  menjadi  anggota  masyarakat  yang  bahagia  dan  memberikan kontribusi.
 Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saiful Arif, tahun 2007 dengan  judul  “Penerapan  Pembelajaran  Kooperatif  Model  Jigsaw  dalam  Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Ekonomi pada  Siswa Kelas X SMU.
Muhammadiyah 2 Malang menyimpulkan rata-rata kelas dari 64,36 meningkat  menjadi  70.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi