BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Manusia
diciptakan oleh Allah
SWT. dengan membawa
fitrah merdeka.
manusia mempunyai
hak dan kebebasan
yang telah melekat
pada dirinya sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial. Dia
juga memiliki hak bersuara, hak
mengemukakan pendapat, dan
hak untuk mencari
pasangan hidup.
Selama hak-hak tersebut tidak
bertentangan dengan norma sosial dan Agama maka dia berhak menggunakan haknya tersebut.
Oleh sebab itu dalam hal ini
pendidikan memegang peran penting dalam rangka membangun
kesadaran manusia tentang
hak dan kewajiban
yang melekat pada diri mereka
sebagai makhluk hidup dan makhluk sosial.
Pendidikan sendiri
sudah sangat akrab
dalam kehidupan masyarakat, tetapi
hakikatnya masih menimbulkan
banyak perdebatan. Keragaman pemaknaan pendidikan tidak hanya terjadi
dikalanganmasyarakat tetapi juga terjadi
dikalangan para pakar pendidikan.
Dengan keragaman pemaknaan pendidikan, tetapi
bagi Bangsa Indonesia pengertian pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memiliki
tujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi
manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, Ngainun Purwanto dan Achmad Sauqi, Pendidikan
Multikultural konsep dan Aplikasi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2008), hlm.
29 kreatif, mandiri,
dan menjadi warga
negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Untuk menyokong keberhasilan
fungsi pendidikan nasional harus ditopang oleh
beberapa hal, dan
salah satu hal
yang terpenting adalah
guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
perkembangan dan kemajuan anak didiknya.
Dari sinilah guru
dituntut untuk dapat
menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya. Untuk dapat
menjalankan tugas dan
tercapainya tujuan pembelajaran
yang diharapkan, guru
harus pandai memilih
teknik penyajian pelajaran yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik juga karakteristik
pelajaran yang akan
disampaikan, supaya anak
didik merasa senang dalam belajar dan dapat mengembangkan kreativitasnya.
Adapun pengertian
teknik penyajian pelajaran
adalah suatu pengetahuan tentang
cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru
atau instruktur.
Telah kita
ketahui bahwa strategi
belajar-mengajar berarti pola
umum perbuatan guru
murid dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar.
Keumuman pola
dalam arti macam
dan urutan perbuatan yang dimaksud bahwa
strategi belajar-mengajar tampak
dipergunakan murid dalam bermacam peristiwa belajar.
Dan dengan adanya teknik penyajian pelajaran yang
beraneka ragam nantinya
maka dapat menumbuhkan kemauan yang kuat untuk
belajar lebih giat
dan mudah dalam
mengembangkan kreativitas yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Roestiyah N.K, Strategi Belajar
Mengajar(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1 Sebagaimana
tercantum dalam undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II pasal 4 No 4:
“Pendidikan diselenggarakan dengan
memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Untuk menyelenggarakan pendidikan
yang dapat memberi
keteladanan dan mengembangkan
kreativitas siswa itulah
maka dalam pelaksanaan pembelajaran guru perlu mengenal dan menguasai
dengan baik sifat-sifat dari setiap teknik
penyajian sehingga ia
mampu menyelenggarakan pendidikan dengan
proses pembelajaran yang
menyenangkan dan dapat
pula mengkombinasikan beberapa
teknik sekaligus, untuk mencapai beberapa tujuan pembelajaran yang lain.
Tujuan pembelajaran
itu biasanya diarahkan
pada satu kawasan
dari taksonomi. Benyamin
S. Bloom dan D. Kratwohl
memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan yakni
kognitif, afektif, psikomotorik.
Kawasan kognitif
adalah kawasan yang
membahas tujuan pembelajaran berkenaan
dengan proses mental
yang berawal dari
tingkat pengetahuan sampai
ketingkat yang lebih
tinggi yakni evaluasi.
Ada banyak sekali tingkatan
yang ada pada
ranah kognitif yang
harus dibangun oleh
seorang guru bagi
peserta didik. Yang
termasuk dari tingkatan
ini adalah adanya tingkat
analisis dan prestasi
belajar, yang tingkat ini
memberi banyak pengaruh
bagi peserta didik
untuk menggunakan daya
pikir mereka dalam pemecahan
suatu masalah.
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi aksara, 2006),
hlm. 35-36 Dalam tingkatan
analisis, peserta didik
dituntut untuk mampu menganalisis bahan
mentah yang telah
diberikan oleh guru dan
dapat tahu sejauh
mana dalam dan
luasnya pembahasan diskusi
yang mereka lakukan.
Sedangkan dalam tingkat prestasi
belajar pesera didik disini diartikan dengan kemampuan
seseorang dalam mengartikan,
menafsirkan, menerjemahkan atau
menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri.
Untuk mendapatkan
suatu prestasi tidaklah
semudah yang dibayangkan, karena memerlukan perjuangan dan pengorbanan
denganberbagai tantangan yang harus
dihadapi. Penilaian terhadap hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauhmana
ia telah mencapai
sasaran belajar inilah yang
disebut sebagai prestasi belajar.
Bahwasannya proses
belajar yang dialami
oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam
bidang pengetahuan dan
pemahaman, dalam bidang
nilai, sikap dan
keterampilan. Adanya perubahan
tersebut tampak dalam
prestasi belajar yang
dihasilkan oleh siswa
terhadap pertanyaan, persoalan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Melalui prestasi belajar siswa dapat
mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya dalam belajar.
Untuk
sampai pada tujuan
pembelajaran dalam tingkatan
analisis dan tingkat
prestasi bagi peserta
didik, maka banyak
hal beraneka ragam
yang dilakukan oleh
guru. Keanekaragaman itu
terjadi, baik pada
tingkah laku guru, siswa maupun situasi kelas. Secara umum
hal yang dapat diamati dapat dikelompokkan
kedalam
tiga kelompok utama
yaitu: (1) ada
guru yang Winkel, WS, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi
Belajar(Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 168 mengajar
dengan cara menyampaikan bahan pelajaran
semata, (2) ada guru yang sengaja
menciptakan kondisi sedemikian
rupa, sehingga siswa
dapat melakukan berbagai kegiatan
yang beraneka ragam dalam mempelajari bahan pelajaran,
dan (3) ada
guru yang mengajar
dengan memberi kebebasan kepada
siswa memilih bahan
apa yang akan dipelajari
sesuai dengan minat dan
pilihannya.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi