BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Agama
Islam merupakan agama
yang membawa kesejahteraan, kedamaian,
menciptakan suasana sejuk
dan harmonis bukan
hanya di antara sesama umat
manusia tetapi juga bagi seluruh
makhluk Allah yang
hidup di muka bumi.
Karena agama Islam
bersifat universal. Implementasi
dari kedatangan agama Islam
sebagai rahmat bagi sekalian alam ditunjukkan oleh ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari
Al-Qur’an dan Al-Hadits. Rasulullah SAW, yang
mengajarkan kebahagiaan hidup
di dunia dan
akhirat secara seimbang.
Sebagai seorang muslim,
kita dituntut agar
tidak hanya mementingkan
akhirat saja atau
duniawi saja, tetapi
ditengah-tengah keduanya.
Hal
ini seperti firman
Allah dalam Al-Qur’an
(Q.S. Al-Qashash: 77 ”Dan
carilah pada apa
yang Telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi
dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu Prof. Dr.
H. Buchari Alma, dan Donni Juni Priansa, S.Pd, manajemen bisnis syari’ah, Bamdung: Alfabeta, 2009, h. 158 Dept.
Agama proyek pengadaan
kitab suci Al-Qur’an, Al-Qur’an dan
Terjemahnya, Jakarta: PT. Bumi
Restu, 1974 h. 623.
Generated by Foxit PDF Creator ©
Foxit Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
berbuat kerusakan
di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Demi memperoleh
kebahagiaan dunia dan
akhirat secara seimbang agama
Islam mengajarkan agar
umatnya melakukan kerja
keras baik dalam bentuk ibadah
ataupun amal shaleh.
Ibadah adalah merupakan
perintahperintah yang harus
dilakukan oleh umat
Islam yang berkaitan
langsung dengan Allah
SWT dan telah
ditentukan secara terperinci
tentang tata cara pelaksanaannya.
Sedangkan amal
sholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan
oleh umat Islam,
dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri yang bersangkutan,
bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara
serta bagi agama Islam itu sendiri.
Kerja
keras atau dengan
kata lain yang
dinamakan etos kerja merupakan syarat
mutlak untuk dapat
mencapai kebahagiaan dunia
dan akhirat, sebab dengan etos
kerja yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Maka dari itu agama Islam
memberikan perhatian yang besar terhadap
kerja keras. Karena dengan kerja keras
atau etos kerja kebahagiaan dunia dan
akhirat dapat kita raih.
Dari
pemaparan diatas dapat
ditarik benang merah
bahwa sesungguhnya antara
penghayatan agama yang
diwujudkan dalam bentuk iman
yang sempurna, mempunyai
hubungan timbal balik
dengan etos kerja seseorang. Seseorang
yang memiliki iman
yang sempurna dapat
dipastikan bahwa yang
bersangkutan memiliki etos kerja yang tinggi yang pada akhirnya Prof. Dr. H. Buchari Alma, dan Donni Juni
Priansa, S.Pd, manajemen bisnis syari’ah, Bamdung: Alfabeta, 2009, h. 157 Kh toto tasmara, membudayakan etos kerja
Islami, Jakarta: gema insani press, 2002 h. 24 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit
Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
meningkatkan produktivitas yang
tinggi. Hubungan timbal balik tersebut dapat dilihat dari tiga teori sebagai berikut : 1. Kedalaman
penghayatan agama mendorong
tumbuh suburnya etos
kerja sehingga kehidupan
perekonomian ummat berkembang
maju, sebab agama Islam
mengajarkan menolong yang
lemah dengan cara membayar zakat,
infaq dan shodaqoh
(ZIS). ZIS hanya
dapat dibayarkan oleh
yang memiliki kecukupan harta. Kecukupan harta hanya diperoleh orang yang memiliki
etos kerja yang tinggi dan mau bekerja keras.
2. Kehidupan
ekonomi yang berkembang
maju akan menimbulkan
hasrat untuk mendalami
ajaran agamanya, sebab
dengan ekonomi yang
lebih maju memberikan
kesempatan beribadah yang
lebih lapang, seperti menunaikan ibadah haji, membangun sarana dan
prasarana yang lebih baik buat
menempatkan diri melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
3. Penghayatan
ajaran agama dengan
etos kerja memiliki
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi yang tidak perlu
dipersoalkan mana yang paling dominan
di antara keduanya.
Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat
yang berkecukupan, umumnya memiliki kehidupan beragama yang
lebih baik, sebaliknya
masyarakat yang tidak
berkecukupan dan apalagi
terbelakang akan sulit
mengembangkan kehidupan beragamnya secara baik.
Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan
atas sesuatu. Sikap ini tidak saja http://riau.depag.go.id/index.php?a=artikel&id=338
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit
Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dimiliki oleh individu, tetapi
juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia etos kerja adalah
semangat kerja yang menjadi ciri khas
dan keyakinan seseorang atau sesuatu kelompok.
Dalam buku kamus teologi Inggris-Indonesia
etos berasal dari bahasa Yunani (ethos)
yaitu suatu sifat khusus dari perasaan moral dan kaidah-kaidah etis
dalam sekelompok orang.
Maka
secara lengkapnya ”etos’’
ialah karakteristik dan
sikap, kebiasaan, serta
kepercayaan, yang bersifat
khusus tentang seseorang
individu atau sekelompok
manusia. Perkataan ”etos” terambil pula perkataan ”etika” dan ”etis”
yang merujuk kepada makna akhlak atau bersifat
akhlaqi yaitu kualitas
esensial seseorang atau
suatu kelompok termasuk suatu bangsa.
Dalam
pengertian lain Akhlak
atau etos dalam
terminologi Prof. Dr.
Ahmad Amin, kesimpulannya etos
adalah sikap yang tetap dan mendasar yang melahirkan
perbuatan-perbuatan dengan mudah
dalam pola hubungan
antara manusia dengan
dirinya dan diluar
dirinya. Permasalahan lain
dalam peningkatan produktivitas
adalah tentang bagaimana cara menerapkan budaya kerja
Islam. Budaya kerja
adalah suatu falsafah
dengan didasari pandangan hidup
sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan
dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku,
cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai Kh toto tasmara, membudayakan etos kerja
Islami, Jakarta: gema insani press, 2002 h. l5.
Henk ten Napel, Kamus Teologi
Inggris-Indonesia, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 1994, h. 129.
Nurcholis Majid, Islam Doktrin dan Peradaban,
Jakarta : Yayasan Paramadina, 2000, hlm.
410 Generated by Foxit PDF Creator © Foxit
Software http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
kerja.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi