Selasa, 26 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH FAKTOR PSIKOGRAFIS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN BERLABEL HALAL PADA MASYARAKAT MUSLIM NGALIYAN (Studi Kasus Pada ONO Swalayan Ngaliyan)

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah  Industri makanan belakangan ini memang menjadi magnet  yang  dilirik   pengusaha   arena   potensinya   cukup   besar.   Apalagi,   di  beberapa  pasar  utama  seperti  makanan  dalam  kemasan.  Dalam  catatan  Gabungan  Pengusaha   Makanan   dan   Minuman,   total   pasar   bisnis  makanan   dan  minuman di atas Rp 120 triliun, di luar bisnis rokok. Namun, di industri  ini  persaingannya  juga  makin  ketat,  apalagi  makin  banyak   pemain   asing  yang hadir di industri ini. Tak mengherankan, bila ingin merebut pasar yang  signifikan di industri ini, butuh strategi pemasaran yang jeli, termasuk rajin  berpromosi untuk membangun merek dan mendekati konsumen. Tahun 2006  bisnis makanan diyakini bakal tetap tumbuh di atas 10%.
 Sebagaimana diungkapkan Levitt yaitu persaingan sekarang bukanlah  apa  yang  diproduksi  perusahaan  dalam   pabrik   tetapi   antara   apa   yang  mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan,  iklan,  dan  hal-hal   lainnya  yang  dipandang  perlu.
 Dengan  demikian  keberhasilan  menjual   suatu  produk   sangat   ditentukan   oleh   ketrampilan  mengelola produk inti (core product), dan produk yang disempurnakan  yang berbeda dari persaingannya.

 Sudarmadi,  Bisnis yang Menjanjikan di 2006,  swa.co.id, diakses    pada 12 Januari  2012   Philip, Manajemen Pemasaran, Jilid 2 (Jakarta: Prenhallindo, 2000), hlm.449   Perang  produsen  makanan  yang  terjadi  sampai  saat  ini  menjadi  hal  yang   amat   penting   dalam   membangun   persepsi   konsumen.  Caranya  dengan  melempar   produk   yang  memenuhi   kebutuhan   dan  keinginan  konsumen. Dalam hal ini dibutuhkan identifikasi yang tepat berbagai elemen,  karakteristik dan atribut produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Untuk  itu   perlu   dilakukan   analisis   psikografis  (aktivitas,  minat  dan  opini)  konsumen untuk mengetahui dan memberi kesan di benak konsumen bahwa  produk inilah yang mereka butuhkan.
 Adanya persaingan industri makanan tersebut, untuk memenangkan  persaingan, maka salah satunya adalah produsen harus tahu dan respek akan  hak-hak  konsumen.   Kualitas   hidup   yang  semakin  baik,  mendorong  meningkatnya  tuntutan  hak  konsumen  akan  produk-produk   makanan   yang  bermutu dan aman. Salah satu hak konsumen itu adalah adanya informasi  label halal pada setiap produk yang dijual di pasar. Konsekuensi logis dari hal  itu   adalah  produsen  harus  melakukan  sertifikasi  dan  mencantumkan  label  halal pada setiap kemasan produknya. Bagi produsen, sertifikasi dan pelabelan  produk dibutuhkan biaya yang besar. Akan tetapi apabila produsen dapat  melakukannya, maka kepuasan konsumen akan dapat terpenuhi.
 Label  halal yang terpercaya dapat memberikan ketentraman bagi konsumen untuk  mengkonsumsi suatu produk.
Aisyah   Girindra,   Direktur   Lembaga   Pengkajian   Pangan   Obat-  Obatan   dan   Kosmetika   Majelis   Ulama   Indonesia   (LPPOM   MUI),   Ibid  Jurnal  Halal No.18 November-Desember  1997, hlm.13   menyatakan bahwa “Tuntutan konsumen akan produk halal belakangan  memang  semakin  besar.  Diakui  konsumen  muslim  saat  ini  makin   kritis.
Mereka   tidak   sekedar  menuntut   produk   yang   higienis  dan   terjamin  kandungan  gizinya,   tetapi   juga  kehalalannya.   Label  halal  pun   menjadi  kunci yang memepengaruhi konsumen dalam memutuskan membeli atau  tidak suatu produk”.
Adanya  label  halal  pada  sebuah  produk  akan  membantu  kedua  belah  pihak,   baik   produsen   yang  memproduksi  maupun   konsumen  yang  mengkonsumsi.   Kedua,   adanya   label   halal   melindungi  pengusaha   dari  tuntutan konsumen dikemudian hari. Ketiga,  melindungi konsumen dari  keraguan   dalam   menyantap   makanan.  Keempat,   dapat  meningkatkan  kepuasan konsumen, Kelima adanya label halal juga dapat memperkuat  dan  meningkatkan   image   produk  yang  secara  langsung  maupun  tidak  mempengarui persepsi konsumen.
 Seperti   diungkapkan   Kotler   keputusan   untuk  membeli  pada  hakekatnya   terdiri   dari   sekumpulan   persepsi   dan   keputusan.  Ada   dua  faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu sikap orang  lain  dan  faktor  situasi  yang  tak  terduga.  Sikap  orang  lain  positif  maupun  negatif akan mempengaruhi alternatif konsumen, sehingga motivasi konsumen  dapat  tunduk  pada  keinginan  orang  lain.  Semakin   kuat   intensitas   sikap  orang   lain,   semakin   kuat   orang   lain  tersebut   mempengaruhi   niat  konsumen untuk membeli atau tidak suatu barang. Sementara itu faktor   Syaiful Muslim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.78   situasi   yang   tak   terduga  muncul  untuk   mengubah   maksud   pembelian.
Faktor ini menggambarkan kekecewaan terhadap produk tertentu. Tetapi  bukan   merupakan  faktor   yang  dapat  diandalkan   sepenuhnya   untuk  memprediksi atau mengukur tingkah laku pembeli.
 Konsumen  ONO  Swalayan    Ngaliyan  adalah  masyarakat  Ngaliyan,  dimana  masyarakat  Ngaliyan  terdiri  dari  akademisi  IAIN  Walisongo  dan  masyarakat  biasa,  yang  sebagian  besar  masyarakatnya  paham  akan  ajaran  Islam, hal ini dapat menjadi perwakilan dari komunitas Muslim yang menjadi  konsumen produk tersebut.
Masyarakat Ngaliyan  yang terdiri dari akademisi IAIN Walisongo dan  masyarakat  biasa  adalah  komunitas  kritis.  Bila  ditinjau  dari  sisi  informasi  yang  mereka  peroleh  dan  kemampuan  mereka  untuk  mencerna  informasi  adalah  komunitas  yang  bisa  memilah-milah  produk-produk  yang  mereka  konsumsi berdasarkan informasi yang mereka peroleh.

Agar dapat memperoleh informasi yang lebih jelas serta disertai bukti  ilmiah  mengenai  bagaimana  pengaruh  label  halal  terhadap  keputusan  pembelian konsumen muslim Ngaliyan terhadap suatu produk tertentu, perlu  dilakukan  suatu  penelitian  ilmiah.  Untuk  itu  penulis  akan  melakukan  penelitian  dengan  menjadikan  Masyarakat  Ngaliyan  sebagai  studied  population.  Penulis  memberikan  batasan  bahwa  produk  makanan  dalam  kemasan  yang  dimaksud  adalah  produk-produk  seperti  coklat,  susu,  mie  instan,  snack,  dan  produk-produk  makanan  ringan  lainnya  yang  diproduksi   Kotler dan  Amstrong,  Prinsip-Prinsip Pemasaran.  Jilid 1,    (Jakarta:  Erlangga,  2001), hlm. 98   dengan  menggunakan  kemasan  dan  menyertakan  label  halal  di  dalam  kemasannya.  Penulis  memberikan  judul  pada  penelitian  ini  adalah “PENGARUH  FAKTOR  PSIKOGRAFIS  TERHADAP  KEPUTUSAN  PEMBELIAN PRODUK MAKANAN DALAM KEMASAN BERLABEL  HALAL  PADA  MASYARAKAT  MUSLIM  NGALIYAN  (Studi  Kasus  Pada ONO Swalayan  Ngaliyan)” 1.2  Perumusan Masalah  Berdasarkan uraian latar belakang masalah  yang dikemukakan diatas  maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1.  Apakah psikografis yang meliputi kegiatan (X1), minat (X2), opini (X3)  secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)?  2.  Apakah psikografis yang meliputi kegiatan (X1), minat (X2), opini (X3)  secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y)?  3.  Variabel   psikografis  manakah   yang   paling   dominan   berpengaruh  terhadap keputusan pembelian? 1.3   Tujuan dan Manfaat  Penelitian Tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengumpulkan, mengolah, dan  menganalisa  data  serta,  menginterpretasikannya.  Hasilnya  akan  digunakan  sebagai  bahan  penyusunan  skripsi  yang  akan  diajukan  sebagai  salah  satu  syarat untuk menempuh ujian sarjana Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Walisongo Semarang.

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi