Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SIWA SMA NEGERI I BLEGA


 BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, sejak itulah timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian dan mengembangkan kebudayaan melalui pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat,  pendidikan  senantiasa  menjadi  perhatian  utama  dalam  rangka memajukan kehidupan generasi sejalan dengan tuntunan masyarakat.
Menurut keyakinan kita, sejarah pembentukan masyarakat dimulai dari keluarga  Adam  dan  Hawa  sebagai  unit  terkecil  dari  masyakat  dimuka  bumi ini. Dalam keluarga tersebut telah dimulai proses kependidikan umat manusia, meskipun dalam ruang lingkup terbatas sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
 Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap  orang.  Maka  dari  itu  banyak  ahli-ahli  membahasa  dan  menghasilkan berbagai teori tentang belajar. Dalam hal ini tidak dipertentangkan kebanaran setiap teori yang dihasilkan, tetapi yang lebih penting adalah pemakaian teoriteori  itu  dalam  praktek  kehidupan  yang  paling  cocok  dengan  situasi kebudayaan kita.
 Dalam keseluruhan proses  pendidikan  disekolah,  kegiatan  belajar merupakan  kegiatan  yang  paling  pokok.  Ini  berarti  bahwa  berhasil  tidaknya pencapaian  tujuan  pendidikan  banyak  bergatung  kepada  bagaimana  proses  Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003 ) hlm.
 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1995), hlm V  belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Belajar  merupakan  suatu  aktivitas  perubahan  manusia  untuk  menjadi suatu  yang  lebih  dari  sebelumnya.  Belajar  merupakan  perubahan  pola  pikir, pola  rasa,  dan  pola  tingkah  laku.  Manusia  haus  belajar  untuk  bisa mempertahankan  hidupnya  di  dunia  ini.  Belajar  juga  merupakan  sarana manusia untuk memahami ilmu ataupun segala sesuat yang berkaitan dengan penciptaan  Allah.  Melalui  proses  belajar  manusia  dapat  memahami  dan meyakini  keberadaan  pengaturNya.  Proses  belajar  dalam  penggalian  ilmu merupakan suatu kewajiban bahkan suatu kebutuhan manusia yang dijadikan dasar  dalam  berperilaku  dan  beraplikasi  terhadap  suatu  ilmu.  Hal  ini  sesuai dengan sabda Allah dalam surat Al Isra ayat 36 yang berbunyi : ”Dan  janganlah  kamu  melakukan  sesuatu  tanpa  dasar  ilmu, sesungguhnya  penglihatan,  pendengaran,  dan  hati  akan  dimintai pertanggungjawabannya”.
Allah memberikan sarana berupa penglihatan, pendengaran, dan qolbu yang  dapat  dimanfaatkan  manusia  untuk  belajar  sepanjang  hidup.
Berpeganglah  pada  konsep “Hidup  untuk  Belajar”  bukan  suatu  konsep ”Belajar  untuk  hidup”  di  dalam  menjalankan  fitrah  manusia  sebagai  hamba yang  selalu  mengabdi  kepadaNya.  Berkaitan  dengan  keharusan  belajar  atau mempelajari  sesuatu  hendaknya  mengedepankan  belajar  secara  tuntas  dan  tidak parsial.
 Kemampuan  seseorang  untuk  memahami  dan  menyerap  pelajaran sudah  pasti  berbeda  tingkatnya.  Ada  yang  cepat,  sedang  dan  ada  pula  yang sangat  lambat.  Karenanya,  mereka  seringkali  harus  menempuh  cara  berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.
Sebagian  siswa  lebih  suka  guru  mereka  mengajar  dengan  cara menuliskan  segalanya  di  papan  tulis.  Dengan  begitu  mereka  bisa  membaca untuk kemudian mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru  mereka  mengajar  dengan  cara  menyampaikannya  secara  lisan  dan mereka  mendengarkan  untuk  bisa  memahaminya.  Sementara  itu,  ada  siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.
Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita  panjang  lebar  tentang  beragam  teori  dengan  segudang  ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Ada beberapa permasalahan di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan  secara  tuntas. Antara lain :  masalah  pemerataan  pendidikan, mutu  pendidikan,  efisiensi  pendidikan  dan  masalah  relevansi  pendidikan.
Memang kita perlu akui bahwa secara umum manusiaIndonesia kurang dapat menggunakan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal ini kemungkinan  Farhan shota, Gaya Belajar Insan Pembelajar, (http://jendela-dunia.co.id. Diakses 6 Desember 2009)  dikarenakan kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan  betapa  pentingnya  mengoptimalkan  sumberdaya  manusia  untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan.
Ada beberapa fenomena yang menarik bagi penulis untuk di teliti. Di dalam suatu komunitas pendidikan penulis melihat ada siswa yang lebih suka apabila  pembelajaran  dengan  ditunjukkan  gambar-gambar,  ada  siswa  yang sangat senang belajar dengan ceramah yaitu mendengarkan guru, dan juga ada siswa  yang  senang  belajar  bergerak,  dia  tidak  suka  lama-lama  duduk dibangku.
 SMA Negeri 1 Blega merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan Unggul dalam Prestasi dan Berbudi Pekerti Luhur. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya perlu memperhatikan sekaligus menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan.
Berdasarkan  pengamatan  peneliti  di  SMA  Negeri I  Blega  bahwa peneliti  sering  mendapati  siswa  yang  mengalami  kesulitan  dalam  mengikuti pelajaran  yang  pada  akhirnya  berdampak  pada  hasil  belajar  mereka.  Siswa juga kerap kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara mengajar guru  disekolah.  Demikian  juga  dirumah,  siswa  kadang  harus  belajar  dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh orang tua dirumah.
Dari  itu  penulis  berpikir  betapa  sangat  berpengaruhnya  gaya   belajar terhadap  prestasi  seseorang.  Walaupun  hal  itu  belum  diuji  kebenarannya namun  secara teoritis  gaya  belajar  memegang  peranan  penting  dalam  M. Mahbub, Korelasi antara Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Siswa SMPN 02 Longikis tahun pelajaran 2008/2009, (http://one.indoskripsi.com, diakses 29 Nopember 2009)  hubungannya dengan hasil belajar. Seperti yang jelaskan oleh Bobbi DePorter dan Mike  Hernacki dalam  bukunya  Quantum  Learning:  “gaya  belajar merupakan  kunci  untuk  mengembangkan  kinerja  dalam  pekerjaan,  sekolah, dan  dalam  situasi  antar  pribadi.  Dengan  begitu  gaya  belajar  akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi sehingga akan mempengaruhi prestasi yang dicapai”.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi