Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN SISWA DI SMP NEGERI 2 TUREN KABUPATEN MALANG


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Kenakalan siswa merupakan masalah yang sangat penting dan menarik  untuk dibahas dan diteliti karena seseorang yang namanya siswa merupakan  bagian dari generasi muda dan merupakan tumpuan harapan bagi masa depan  bangsa  dan  Negara  serta  agama.  Untuk  mewujudkan  semuanya  dan  demi  kejayaan bangsa dan Negara serta agama, maka  sudah barang tentu menjadi  kewajiban  dan  tugas  kita  semua  baik  orang  tua,  pendidik  (guru)  dan  pemerintah  untuk  mempersiapkan  generasi  muda  menjadi  generasi  yang  tangguh,  berwawasan  atau  berpengetahuan  yang  luas  dan  mempunyai  keagungan  akhlak  serta  kedalaman  spiritual  dengan  jalan  membimbing,  mendidik,  mengajar,  melatih  dan  mengarahkan  sehingga  menjadi  warga  Negara  yang  baik  dan  bertanggung  jawab  secara  moral.  Dengan  proses  pembimbingan dan mengarahkan generasi muda yang tangguh dan memiliki  wawasan atau pengetahuan yang luas saja tidaklah cukup rasanya, akan tetapi  semuanya haruslah dilengkapi dengan adanya penanaman jiwa keberagamaan  dan pengalaman keberagamaan yang tinggi sehingga akhirnya menjadi sebuah  kepribadian utama.  Dan  berkaitan dengan hal ini maka Winarno Surakhmad  mengatakan: “Adalah  suatu  fakta  di  dalam  sejarah  pembangunan  umat  yang  akan  memelihara keberlangsungan hidupnya untuk senantiasa menyerahkan dan  mempercayakan  hidupnya  di  dalam  tangan  generasi  yang  lebih  muda.

Generasi  muda  itulah  yang  kemudian  memikul  tanggung  jawab  untuk   tidak  saja  memelihara  kelangsungan  hidup  umatnya  tetapi  juga  meningkatkan  harkat  hidup  tersebut.  Apabila  generasi  muda  yang  seharusnya  menerima  tugas  penulisan  sejarah  bangsanya  tidak  memiliki  kesiapan  dan  kemampuan  yang  diperlukan  oleh  kehidupan  bangsa  itu,  niscaya  berlangsung  kearah  kegersangan  menuju  kepada  kekerdilan  dan  akhirnya sampai pada kehancuran. Karena itu, kedudukan angkatan muda  dalam suatu masyarakat adalah vital bagi masyarakat itu.
 Kalau  kita  lihat  pendapat  di  atas  mengandung  arti  bahwa  tanggung  jawab dari generasi muda (siswa) di masa yang akan datang sangatlah berat,  yaitu  mempertahankan  kelangsungan  hidup  dan  meningkatkan  harkat  hidup  umat  manusia.  Untuk  itu  adanya  upaya-upaya  pendidikan  dan  pembinaan  moral  (akhlak)  terhadap  siswa  sebagai  generasi  penerus  suatu  bangsa  sangatlah  wajar  dan  mutlak  diperlukan  dengan  kepribadian  yang  memiliki  budi  pekerti  dan  akhlak  yang  mulia  sebagai  bekal  hidup  dimasa  yang  akan  datang. Yang sudah pasti tantangan dan hambatan untuk membangun sebuah  kemajuan  atau  peradaban  baru  lebih  besar  dari  saat  ini.  Sebab  apabila  dari  pribadi  generasi  muda  telah  memiliki  budi  pekerti  dan  akhlak  yang  mulia,  maka  kelangsungan  hidup   suatu  bangsa  akan  dapat  di  pertahankan.  Namun  sebaliknya, apabila para siswa memiliki akhlak yang rendah atau rusak, maka  akan terjadilah kerusakan terhadap kelangsungan hidup bangsa itu.
Dewasa  ini  tuntutan  akan  pendidikan  semakin  meningkat.  Hal  ini  merupakan dorongan  yang sangat kuat untuk membangun ilmu pengetahuan  dan  tekhnologi  yang  semakin  maju  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup  yang  sedemikian  rupa,  maka  tidak  dapat  dielakkan  lagi  kalau  pendidikan  memegang peran penting dalam menghadapi era yang moderen saat ini.
 Winarno Surakhmad, Psikologi Pemuda, (Bandung, 1997), hal: 12-13   Setiap  orang  menyadari  bahwa  harapan  di  masa  yang  akan  datang  terletak pada putra putrinya, sehingga hampir setiap orang berkeinginan agar  putra  putrinya  kelak  menjadi  orang  yang  berguna.  Oleh  karena  itu  perlu  pembinaan yang terarah bagi putra putrinya sebagai generasi penerus bangsa,  sehingga  mereka  dapat  memenuhi  harapan  yang  di  cita-citakan.  Pembinaan  dan pengembangan generasi muda dilakukan secara nasional, menyeluruh dan  terpadu.  Pembinaan dan pengembangan  generasi muda merupakan tanggung  jawab  bersama  antara  orang  tua,  keluarga,  masyarakat,  pemuda  dan  pemerintah serta di tunjukkan untuk meningkatkan kualitas generasi muda.
Pendidikan nasional yang di laksanakan di Indonesia merupakan upaya  pemerintah  dalam  rangka  membangun  manusia  Indonesia  agar  berkualitas  tinggi  secara  lahir  maupun  batinnya,  pelaksanaan  pendidikan  nasional  erat  sekali  kaitannya  dengan  perkembangan  sumber  daya  manusia,  agar  potensi  dasar yang dimiliki oleh manusia Indonesia dapat bermanfaat secara maksimal  bagi kepentingan Bangsa dan Negara.
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang  Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,  Bab II pasal 3, yang berbunyi sebagai berikut:  Pendidikan  Nasional  berfungsi  mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang  bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk  berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan  bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri  dan  menjadi  warga  negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab.
  Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Delpin, 2003), hlm.8   Namun  demikian,  pendidikan  yang  berlansung  selama  ini  masih  dianggap  kurang  bermakna  bagi  pengembangan  pribadi  dan  watak  peserta  didik.  Hal  ini  dibuktikan  dengan  adanya  berita  di  televisi  atau  koran,  yang  telah menampilakan banyaknya kasus-kasus sosial kemasyarakatan yang telah  terjadi  yang  cenderung  membahayakan  kepentingan  bersama.  Contohnya  seperti  adanya  geng  motor,  perkelahian  antar  pelajar  dan  lain  sebagainya  dimana pelakunya semua adalah siswa Hal  di  atas  menunjukkan  bahwa  perubahan  zaman  yang  ditandai  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  selalu  mengakibatkan  perubahan  sosial,  dengan  semakin  canggihnya  teknologi  komonikasi,  transportasi  dan  sistem  informasi  membuat  perubahan  masyarakat  semakin  melaju  dengan  cepat  dan  tidak  terkontrol.  Dalam  menghadapi  situasi   yang  demikian  siswa  sering  kali  memiliki  jiwa  yang  lebih  sensitif,  yang  pada  akhirnya  tidak  sedikit  para  siswa  yang  terjerumus  terhadap  hal-hal  yang  bertentangan dengan nilai-nilai moral, norma agama, norma sosial serta norma  hidup dimasyarakat oleh karena itu siswa akan cenderung mempunyai tingkah  laku yang tidak wajar dalam arti melakukan tindakan yang tidak pantas.
Bentuk-bentuk  kenakalan  siswa  itu  berbeda,  dalam   hal  ini  Zakiyah  Daradjat menyatakan: Di negara kita persoalan ini sangat menarik perhatian,  kita dengar anak belasan tahun berbuat jahat, menganggu ketentraman umum  misalnya: mabuk-mabukan, kebut kebutan dan main-main dengan wanita.
  Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), hlm: 111   Apa  yang  menimbulkan  kenakalan  siswa  tersebut?  Barangkali  jawaban pertanyaan inilah yang dapat dipakai sebagai landasan berpijak untuk  menemukan  berbagai  aternatif  pemecahannya.  Dalam  bukunnya  “Kesehatan  Mental”  mengemukakan  beberapa  faktor  yang  menyebabkan  timbulnya  kenakalan siswa adalah sebagai berikut: 1.  Kurang pendidikan 2.  Kurang pengertian orang tua tentang pendidikan 3.  Kurang teraturnya pengisian waktu 4.  Tidak stabilnya keadaan sosial, politik dan ekonomi 5.  Banyaknya film dan buku-buku bacaan yang tidak baik 6.  Menyusutnya moral dan mental orang dewasa 7.  Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik 8.  Kurangnya perhatian masyarakat dalam pendidikan anak.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi