Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERBEDAAN HASIL PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN RUMPUN PAI DAN TINGKAT KESOPANAN SISWA SMP ISLAM AL MA’ARIF 01 SINGOSARI ANTARA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DAN DI LUAR PONDOK PESANTREN


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Singosari  adalah  sebuah  kota  tingkat  kecamatan  dalam  wilayah  pemerintah  Kabupaten  Malang  bagian  utara  dengan  jumlah  penduduk  ± 130.847  jiwa.  Kota  Singosari  dilalui  oleh  jalan  raya  Malang–Surabaya.
Terletak pada 78 km sebelah selatan kota Surabaya dan 11 km sebelah utara  kota Malang. Kota Singosari berada pada ketinggian  398–662 meter di atas  permukaan  air  laut.  Secara  astronomi  terletak  pada  112°34’09”,48−112°41’34”,93  Bujur  Timur  dan  7°54’52”,22− 8°03’05”,11  Lintang  Selatan.  Iklimnya  sedang dengan temperatur  18°−28°C dan  kondisi  geografis  disekitarnya  dilingkungi  gunung  berapi  dengan  gugusan  pegunungan  yang  indah.  Singosari  juga  kaya  dengan  ragam  budaya  dan  tempat-tempat  (petilasan)  yang  bernilai  sejarah.  Sesuai  dengan  julukannya  sebagai  kota  santri,  Singosari  berupaya  sebagai  kota  pendidikan,  kota  industri, dan kota pariwisata.

Sebagai  kota  pendidikan,  Singosari  yang  termasuk  wilayah  Kabupaten  Malang  memiliki  sekolah-sekolah  dengan  rincian:  tingkat  dasar  sejumlah  17  SD,  12  MI  dan  3  SDI;  tingkat  menengah  pertama  sejumlah  6  SMP, dan 3 MTs.; serta tingkat menengah atas sejumlah 2 SMU, 2 MA, dan  5  SMK  dengan  jumlah  pelajar  keseluruhan  mencapai  ± 33.548  orang.  Di  samping  itu  juga  terdapat  pondok-pondok   pesantren  yang  jumlahnya  ± 17  buah pondok  pesantren yang  tersebar  di  wilayah  Singosari.  Pondok-pondok  pesantren tersebut antara lain: Pondok Pesantren Nurul Huda, Pesantren Ilmu  Alqur’an  (PIQ),  Pondok  Pesantren  Putri  Al-Ishlahiyah,  Pondok  Pesantren  Hidayatul  Mubtadi’in,  Pondok  Pesantren  Darul  Qur’an,  Pondok  Pesantren  Miftahul Falah, Pondok Pesantren Salafiyah Al-Fatah, Pondok Pesantren AnNaslichah,  Pondok  Pesantren  Madrasatul  Qur’aniyah,  dan  lain-lain.  Di  samping  itu,  Singosari  juga  merupakan  kota  industri dengan  pabrik  rokok  sebagai ujung tombaknya, seperti pabrik rokok Bentoel. Industri lainnya yang  dapat  ditemui  di  Singosari  antara  lain  karoseri  mobil/minibus,  keramik  dan  logam.
Sebagai  kota  pariwisata,  Singosari  dan  sekitarnya  menyajikan  berbagai  fasilitas  rekreasi  dan  geografi  alam  yang  sangat  menarik.  Fasilitas  dan  tempat-tempat  rekreasi  yang  sering  dan  perlu  dikunjungi  antara  lain:  Pasar Kesenian Rakyat Kendedes, Kebun Raya Purwodadi, Candi Singosari,  Pemandian  Kendedes,  Pemandian  Watugede,  Balai  Inseminasi  Buatan,  dan  Candirawan.  Di samping  itu  juga  terdapat  fasilitas  “Agrowisata”  yang  khas  yaitu  dengan  menampilkan  kesegaran  alami  Perkebunan Teh  Wonosari.
Dengan  memiliki  suasana  dan  kondisi  seperti  di  atas dan  ditunjang  oleh  banyaknya sarana rekreasi, maka membuat kota Singosari cocok sebagai kota  untuk menempuh pendidikan.
Singosari  merupakan  salah  satu  kecamatan  di  wilayah Kabupaten  Malang  yang  mempunyai  lembaga  pendidikan  Islam  cukup  maju  salah  satunya  adalah  Yayasan  Pendidikan  Al  Ma’arif  Singosari.  Yayasan  ini  terbilang mempunyai sekolah-sekolah dengan jenjang pendidikan yang cukup  lengkap  seperti  Taman  Kanak-Kanak  (TK),  Sekolah  Dasar  Islam  (SDI),  Madrasah  Ibtida’iyah  (MI),  Sekolah  Menengah  Pertama Islam  (SMPI),  Madrasah  Tsanawiyah  (MTs),  Sekolah  Menengah  Atas  Islam  (SMAI)  dan  Madrasah  Aliyah  (MA).  Selain  itu  kecamatan  Singosari  merupakan  daerah  dengan  jumlah  pondok  pesantren  yang  terbilang  cukup banyak  dengan  adanya  puluhan  pondok  pesantren,  diantaranya  3  pondok  pesantren  besar  seperti  Ponpes  Al  Qur’an  Nurul  Huda,  Pesantren  Ilmu Qur’an  (PIQ)  dan  Ponpes  Putri  Al  Ishlahiyah.  Selain  itu  juga  banyak  ponpes  kecil  seperti  Al  Hikmah, Al Fatah dll. Hal inilah yang membuat Singosari menjadi salah satu  tujuan  para  orang  tua  untuk  menyekolahkan  putra-putrinya  di  lembaga  pendidikan yang ada di sini.
Salah  satu  sekolah  yang  menarik  untuk  diteliti  adalah  Sekolah  Menengah  Pertama  Islam  (SMPI)  Al  Ma’arif  01.  Sekolah  ini  mempunyai  kurikulum  sama  dengan  SMP  Negeri  tetapi  mempunyai  nilai  lebih  dalam  mata  pelajaran  agama  yaitu  jumlahnya  sama  seperti  mata  pelajaran  agama  yang  ada  di  Madrasah  Tsanawiyah  (MTs)  antara  lain  Sejarah  Kebudayaan  Islam (SKI), Fiqh, Al Qur’an Hadits, Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an dan  Akidah akhlak.
Keberadaan  lembaga  ini  memberi  sumbangan  positif  bagi  tujuan  pendidikan. Menurut Pasal 1 Undang Undang Republik  Indonesia Nomor 20  Tahun  2003  Tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional,  pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya  untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Sedangkan  menurut  Fuad  Hasan,  kegiatan  pendidikan  selalu  berlangsung  di  dalam  suatu  lingkungan  yang  sengaja  diciptakan untuk mempengaruhi anak yaitu lingkungankeluarga, lingkungan  sekolah dan lingkungan masyarakat.
 Lembaga  pendidikan  adalah  kelompok  layanan  pendidikan  yang  menyelenggarakan  pendidikan  pada  jalur  formal,  nonformal,  dan  informal  pada  setiap  jenjang  dan  jenis  pendidikan.  Pendidikan  formal  terdiri  dari  pendidikan  dasar,  pendidikan  menengah  dan  pendidikan  tinggi.  Pendidikan  dasar  bertujuan  untuk  memberikan  bekal  kemampuan  dasar  kepada  peserta  didik  untuk  mengembangkan  kehidupannya  sebagai  pribadi,  anggota  masyarakat,  warga  negara  dan  anggota  umat  manusia  serta  mempersiapkan  peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
 Siswa  yang  telah  lulus  dari  Sekolah  Dasar  (SD)  dan  Madrasah  Ibtidaiyah  (MI)  harus  melanjutkan  ke  Sekolah  Menengah  Pertama  (SMP)  atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), karena Departemen Pendidikan Nasional  (Depdiknas)  telah  menggalakkan  Wajib  belajar   9  (Sembilan)  tahun.  Wajib  belajar  adalah  program  pendidikan  minimal  yang  harus  diikuti  oleh  Warga  Negara  Indonesia  atas  tanggung  jawab  pemerintah  dan Pemerintah  Daerah   Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm.
 Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah(Bandung: Citra Umbara,  1995), hlm. 6  (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional).  Program  ini  mewajibkan setiap  warga  negara  Indonesia  untuk  bersekolah  selama  9  (sembilan)  tahun  pada  jenjang  pendidikan  dasar,  yaitu  dari  tingkat  kelas  I  Sekolah  Dasar  (SD)  atau  Madrasah  Ibtidaiyah  (MI)  hingga  kelas  IX  Sekolah  Menengah  Pertama  (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Sesuai  ketetapan  SKB  3  Menteri  1975,  bahwa  Madrasah dengan  beban  kurikulum  70%  umum  dan  30%  agama.  Posisi  ini  kemudian  dikukuhkan oleh ketentuan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan  Nasional  yang  mengharuskan  kurikulum  Madrasah  sama  dengan  kurikulum  Sekolah  Umum  biasanya.  Artinya  Madrasah  adalah  Sekolah  Umum,  hanya  berciri  khas  Agama  Islam  saja.  Dengan  keharusan  itu maka  beda  antara  Madrasah  dengan  Sekolah  Umum  hanyalah  pada  jumlah  pelajaran  agama  yang menjadikannya sebagai ciri khas.
 Berdasarkan peraturan tersebut SMP  Islam Al Ma’arif dapat dikatakan sebagai madrasah yang memiliki kurikulum  Sekolah  Umum  tetapi  juga  memiliki  ciri  khas  Agama  Islam  seperti  pada  madrasah.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi