Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH KARAKTERISTIK SYARI’AH MARKETING TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA BPRS ARTHA MAS ABADI PATI


 BAB I  PENDAHULUAN  
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH  Perkembangan  perekonomian  merupakan  suatu   kegiatan yang  komprehensif  dan  simultan  yang  dilaksanakan  oleh  hampir  seluruh  strata  dalam masyarakat. Kegiatan perekonomian tersebut dilakukan dalam rangka  pemenuhan  berbagai  macam  kebutuhan  dalam  masyarakat.  Baik  kebutuhan  yang  sifatnya  pokok  (primer),  maupun  kebutuhan  yang sifatnya  tambahan  (sekunder).  Oleh  sebab  itulah  akhirnya  kegiatan  ekonomi  dapat  dijadikan  sebagai  salah  satu  sarana  untuk  mencapai  satu  kepentingan  bersama,  yaitu  kepentingan  semua  orang  dari  waktu  ke  waktu  maupun  kepentingan  bagi  sebagian kelompok tertentu. Dalam bahasa lain kegiatan perekonomian sering  dinamakan sebagai bisnis. Hal itu sah-sah saja karena bisnis merupakan salah  satu bagian terpenting dari perekonomian yang dijalankan oleh umat manusia.
Namun,  kata  bisnis  biasanya  lebih  identik  dengan  bentuk-bentuk  perdagangan, perniagaan dan sebagainya.
 Persoalan  bisnis  terus  berkembang  sejalan  dengan  perkembangan  ilmu-ilmu  kemakmuran  indrawi,  yang  jumlahnya  pun  makin  lama  makin  bertambah  banyak.  Oleh  karenanya,  peningkatan  kemampuan  untuk  lebih  kompetitif dalam memutar roda bisnis mutlak diperlukan agar manusia bisa  mempertahankan  keberlangsungan  usahanya  dalam  situasi  yang  semakin   Johan Arifin, Fiqh Perlindungan Konsumen, Semarang : Rasail, 2007, hlm. 2   ketat. Tidak jarang demi keuntungan, banyak yang nekad menggunakan caracara batil yang lepas dari nilai tauhid yang haq mengakibatkan mereka jauh  dari Allah, tidak mendapat berkah dan akhirnya mengantarkan mereka pada  kehancuran.

 Dalam  kondisi  semacam  itu  menyadarkan  kita  bahwa   etika,  dan  moral  dalam  suatu  bisnis  menjadi  suatu  keharusan.  Pada  lingkungan  bisnis  yang  tidak  jarang  mengabaikan  etika,  merupakan  resource yang  semakin  langka bagi perusahaan. Dan tak hanya langka, ia merupakan  resourceyang  bisa  di  leverage menjadi  komponen  penting  daya  saing  suatu  perusahaan.
Dari  sinilah,  kemudian  muncul  paradigma  baru  dalam  pemasaran,  yang  dilandasi oleh kebutuhan yang paling pokok, yang paling dasar, yaitu moral,  dan etika dalam bisnis. Inilah syari’ah marketing.
 Syari’ah  marketing  adalah  sebuah  disiplin  bisnis  strategis  yang  mengarahkan  proses  penciptaan,  penawaran,  dan  perubahan  nilai  dari  satu  inisiator  kepada  stakeholdernya  yang  dalam  keseluruhan  prosesnya  sesuai  dengan prinsip-prinsip dalam Islam. Jadi dengan syari’ah marketing, seluruh  proses tidak boleh ada yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islami. Dan  selama  proses  bisnis  ini  dapat  dijamin  atau  tidak  penyimpangan  terhadap  prinsip  syari’ah,  maka  setiap  transaksi  apapun  dalam  pemasaran  dapat  diperbolehkan.
 Marketing sendiri adalah sebuah proses sosial dan manajerial  dimana  individu  dan  kelompok  mendapatkan  kebutuhan  dan  keinginan   Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 1   Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syari’ah Marketing, Bandung : PT. Mizan  Pustaka, 2006, hlm. 6   Ibid, hlm. 26   mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai  satu sama lain.
 Ada  4  karakteristik  syari’ah  marketing  yang  menjadi panduan  bagi  pemasar   yaitu  :  Pertama  :  Teistis  (rabbaniyah),  adalah  seorang  syari’ah  marketing  harus  membentengi  diri  dengan  nilai-nilai spiritual  karena  marketing  memang  akrab  dengan  penipuan,  sumpah  palsu,  suap,  korupsi.
Untuk itu, ia harus memiliki ketahanan moral, selalu mendekatkan diri pada  Allah, dan menyakini jika gerak-geriknya diawasi oleh sang khalik.  Kedua :  Etis (akhlaqiyyah), adalah seorang marketer sangat mengedepankan masalah  akhlak  (moral,  etika)  dalam  seluruh  aspek  kehidupannya.  Prinsip  bersuci  dalam  Islam tidak hanya dalam ibadah, tetapi dapat  di temukan juga dalam  kehidupan  sosial  sehari-hari  :  dalam  berbisnis,  berumah  tangga,  bergaul,  bekerja,  belajar  dan  lain-lain.   Ketiga: Realistis  (al-waqi’iyyah),  seorang  marketer  adalah  para  pemasar  profesional  dengan  penampilan  yang  bersih,  rapi, dan bersahaja serta tidak kaku dalam pergaulan. Mereka bekerja dengan  profesional  dan  mengedepankan  nilai-nilai  religius, kesalehan,  aspek  moral  dan  kejujuran  dalam  segala  aktivitas  pemasarannya.  Keempat  :  Humanistis  (al-insaniyah),  syariat  Islam  adalah  insaniyah  berarti  diciptakan  untuk  manusia  sesuai  dengan  kapasitasnya  tanpa  menghiraukan  ras,  warna  kulit,  kebangsaan,  dan  status.  Hal  tersebut  dapat  dikatakan  prinsip  ukhuwwah  insaniyah  (persaudaraan  antar  manusia)  .   Sebuah  lembaga   yang  menjalankan  prinsip  syariah  adalah  perusahaan  yang  tidak  berhubungan   Philip Kotler, A. B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat,  1999. hlm. 11   Hermawan kartajaya, Muhammad Syakir Sula, op.cit, hlm.28   dengan bisnis judi, riba, dan produk-produk haram.  Namun, walaupun bisnis  perusahaan  tersebut  tidak  berhubungan  dengan  kegiatan  bisnis  yang  diharamkan,  terkadang  taktik  yang  dipakai  dalam  memasarkan  produkproduk mereka masih berhubungan dengan cara-cara yang tidak etis. Padahal  pendekatan  gharar,  zhulm  (tidak  adil)  dilarang  dalam  syariah  Islam.
  Oleh  karena itu diperlukan lembaga-lembaga perbankan yang Islami sehingga umat  Islam dapat menyalurkan investasi sesuai syariat Allah.
BPRS  Artha  Mas  Abadi  merupakan  salah  satu  lembaga  keuangan  yang  dalam  praktiknya  melandaskan  pada  prinsip-prinsip  syari’ah.  BPRS  Artha Mas Abadi terletak di desa Waturoyo, kec. Margoyoso, Pati.
Tabel 1.1  Produk-produk di BPRS Artha Mas Abadi  No  Nama-Nama Produk  Jenis-Jenis Produk  1  Tabungan  -  Wadi’ah -  Pendidikan -  Haji -  Qurban 2  Deposito  -  Mudharabah 3  Pembiayaan  -  Musyarakah -  Murabahah 4  Gadai Emas  Sumber : data diperoleh dari BPRS Artha Mas Abadi, 2010   http://www.opensubscriber.com/message/ekonomi syariah@yahoogroups.com/4348869.html, di kutip tanggal 13 November 2010   Produk  simpanan  di  BPRS  Artha  Mas  Abadi  (seperti  yang  terlihat  pada  tabel  di  atas)  diantaranya  tabungan  dan  deposito  menggunakan  sistem  mudharabah yang sesuai dengan prinsip syari’ah, penyimpan akan menerima  bagi  hasil  sesuai  nisbah  yang  disepakati  dalam  akad.  Sedangkan  produk  pembiayaan  di  BPRS  Artha  Mas  Abadi  diantaranya  mudharabah  dan  murabahah. Mudharabah menggunakan prinsip bagi hasil (bank dan nasabah  menyepakati  suatu  nisbah  atau  prosentase  bagi  hasil atas  usaha  yang  dijalankan)  disarankan  untuk  pembiayaan  yang  digunakan  untuk  memulai  atau mengembangkan suatu usaha dan murabahah menggunakan prinsip jual  beli  (bank  dan  nasabah  menyepakati  nilai  nominal  keuntungan  atas  suatu  transaksi  pembiayaan)  disarankan  untuk  memenuhi  kebutuhan  pembiayaan  yang bersifat konsumtif.
 Dalam perkembangannya BPRS Artha Mas Abadi secara umum dari  tahun ke tahun mengalami peningkatan jumlah nasabahkecuali gadai emas.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi