BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Allah SWT
menganugerahkan sumber-sumber kekayaan
alam dan potensi
kerja pada manusia
serta menurunkan Islam
untuk membuka mata manusia agar
mendayagunakan alam semesta.
Huizinga mengatakan bahwa Manusia
adalah Homo Ludensyaitu pribadi yang bebas menentukan sikap dan memilih objek dunia sebagai bahan kreativitas
dan permainan (Ludens), maka Islam
mengatakan bahwa manusia
adalah Khalifatullah, wakil
Allah yang bebas
menentukan pilihannya sesuai
dengan kerangka Al-Qur’an
dan Assunnah.
Manusia
merupakan Sumber Daya
paling penting dalam
usaha organisasi mencapai
keberhasilan. Sumber Daya
Manusia ini menunjang organisasi
dengan karya, bakat,
kreativitas dan dorongan.
Betapapun sempurnanya aspek
teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan-tujuan
organisasi dapat dicapai.
Manusia sebagai salah
satu unsur produksi merupakan faktor paling penting dan
utama di dalam segala bentuk organisasi.
Faktor penting disini
sifatnya komplek sehingga
perlu mendapatkan perhatian,
penanganan, dan perlakuan khusus di samping faktor produksi yang lain.
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim,
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, hlm. 2 Karyawan adalah orang yang menjual jasa
(pikiran dan tenaganya) dan mendapat
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib
dan terikat untuk
mengerjakan pekerjaan yang
diberikan dan berhak memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian.
Kinerja
seorang karyawan merupakan
hal yang bersifat
individual, karena setiap
karyawan mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda dalam
mengerjakan tugasnya. Istilah
kinerja berasal dari kata
Job Performanceatau Actual
Performanceyang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh
seseorang.
Kinerja
tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha dan
kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa
kinerja merupakan hasil
kerja karyawan dalam
bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada
hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu.
Para karyawan
bekerja di perusahaan
adalah untuk menyelesaikan berbagai tugas sesuai posisi atau jabatan
mereka. Untuk mencapai tujuan ini, para
karyawan dituntut memberikan yang terbaik bagiperusahaan. Karyawan yang
bekerja dengan baik
diharapkan bisa meningkatkan
kinerja perusahaan secara
keseluruhan yang pada
akhirnya membawa kesejahteraan
bersama.
Karyawan yang memiliki dedikasi
tinggi berupaya memprioritaskan apa yang menjadi tugasnya.
Malayu SP Hasibun,Manajemen Sumber Daya
Manusia dasar dan kunci keberhasilan, (Jakarta: haji masagung, cet. Ke-6, 1994), hlm
13 Muhammad Imail Yusanto dan Muhammad
Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam,
Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm. 199 Kepuasan
kerja (Job Satisfaction) adalah tingkat saat karyawan memiliki perasaan
positif terhadap pekerjaan
yang ditawarkan perusahan tempatnya bekerja.
Kepuasan
kerja merupakan salah
satu elemen yang
cukup penting dalam
organisasi. Dorongan utama
seorang muslim dalam
bekerja adalah bahwa
aktivitas kerjanya itu
dalam pandangan Islam
merupakan bagian dari ibadah. Selain
dorongan ibadah, seorang
muslim juga dapat bekerja
keras karena adanya keinginan
untuk memperoleh imbalan atau penghargaan materil dan non materil seperti gaji atau penghasilan,
karir dan kedudukan yang lebih baik.
Dengan cara pandang seperti ini, sadarlah bahwa setiap muslim tidaklah akan bekerja hanya sekedar untuk bekerja asal
mendapatkan gaji, dapat surat pengangkatan atau
sekedar menjaga gengsi
supaya tidak disebut
sebagai pengangguran, karena
kesadaran bekerja secara
produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan
salah satu ciri yang khas dari karakter atau
kepribadian seorang muslim.
Manusia
telah bekerja untuk memperoleh harta
benda dan tidak
mungkin mencapainya kecuali
dengan kesungguhan dan kerja
keras, hakikat kerja keras berada sepanjang kehidupan manusia sedangkan kepuasan tertinggi adalah
untuk mencari keridhaan Allah.
Faktor lain
yang menentukan kinerja
karyawan adalah Disiplin Kerja.
Islam menempatkan disiplin kerja
bukan hanya sekedar sisipan atau perintah sambil
lalu, akan tetapi
menempatkannya sebagai tema
sentral dalam pembangunan
umat, karena hilangnya
disiplin akan berpengaruh
terhadap efisiensi kerja dan
efektivitas tugas pekerjaan.
Istijanto,
Riset Sumber Daya
Manusia, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama,
2005, hlm. 181 Toto Tasmara, Op.cit, hlm. 4 Dengan
adanya kedisiplinan diharapkan
pekerjaan akan dilakukan seefektif
mungkin. Apabila pada
suatu perusahaan terdapat
karyawan yang memiliki
Disiplin rendah ketika
melakukan pekerjaannya, maka
perusahaan itu mengalami
kerugian yang disebabkan
karena karyawan tidak
bekerja dengan seluruh
kemampuan yang dimilikinya.
Sebaliknya dengan disiplin yang tinggi dapat membantu meningkatkan
produktifitas kerja karyawan dan memberikan
hasil kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan hasil
yang maksimal dari disiplin ini
secara langsung dapat mempengaruhi
kinerja karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan mereka selanjutnya.
Seorang muslim
yang bekerja dalam
suatu tempat akan selalu menyertakan
Allah dalam setiap
langkahnya, ia akan
menjalankan atau meninggalkan
sesuatu hanya karena
takut kapada Allah.
Standar
untuk taat dan tidak taat kepada pimpinan adalah jika
perintahitu berupa maksiat atau bertentangan
dengan nilai-nilai syariah
maka seorang karyawan
tidak harus melaksanakannya.
Al-qur’an tidak menyebutkan bahwa kenikmatan
Duniawi merupakan tujuan
akhir hidup manusia,
melainkan hanya sebagai
alat untuk mencapai
tujuan hidup. Menurut
Al-Qur’an, faktor yang
mendekatkan atau menjauhkan
manusia dari realisasi
tujuan hidupnya adalah
amal yang bermanfaat bagi orang banyak dan tidak
merugikan mereka sedikitpun. Islam menjadikan
amal sebagai hak asasi dan kewajiban individu.
Ahmad
Ibrahim Abu Sinn,
Manajemen Syariah Sebuah
Kajian Histories dan Kontemporer,
Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008, hlm. 238 Ibid, hlm. 248 Rasulullah
Saw menganjurkan untuk
bekerja, mendorongnya dan berpesan agar
pekerjaan dilakukan secara
profesional.
Inti dari
profesionalisme ini setidaknya dicirikan
oleh tiga hal yaitu: 1. Kafa’ah,yaitu
cakap atau ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi