Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MUSLIM (Studi Kasus di Dedy Jaya Plaza Ketanggungan Brebes)


 BAB 1  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah  Allah  SWT  menganugerahkan  sumber-sumber  kekayaan  alam  dan  potensi  kerja  pada  manusia  serta  menurunkan  Islam  untuk  membuka  mata  manusia  agar  mendayagunakan  alam  semesta.  Huizinga  mengatakan  bahwa  Manusia adalah Homo Ludensyaitu pribadi yang bebas menentukan sikap dan  memilih objek dunia sebagai bahan kreativitas dan permainan  (Ludens), maka  Islam  mengatakan  bahwa  manusia  adalah  Khalifatullah,  wakil  Allah  yang  bebas  menentukan  pilihannya  sesuai  dengan  kerangka  Al-Qur’an  dan  Assunnah.
 Manusia  merupakan  Sumber  Daya  paling  penting  dalam  usaha  organisasi  mencapai  keberhasilan.  Sumber  Daya  Manusia  ini  menunjang  organisasi  dengan  karya,  bakat,  kreativitas  dan  dorongan.  Betapapun  sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi, tanpa aspek manusia sulit kiranya  tujuan-tujuan  organisasi  dapat  dicapai.  Manusia  sebagai  salah  satu  unsur  produksi merupakan faktor paling penting dan utama  di dalam segala bentuk  organisasi.  Faktor  penting  disini  sifatnya  komplek  sehingga  perlu  mendapatkan perhatian, penanganan, dan perlakuan khusus di samping faktor  produksi yang lain.

 Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995,  hlm. 2   Karyawan adalah orang yang menjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan  mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka  wajib  dan  terikat  untuk  mengerjakan  pekerjaan  yang  diberikan  dan  berhak  memperoleh kompensasi sesuai dengan perjanjian.
 Kinerja  seorang  karyawan  merupakan  hal  yang  bersifat  individual,  karena  setiap  karyawan  mempunyai  tingkat  kemampuan  yang  berbeda-beda  dalam  mengerjakan  tugasnya.  Istilah  kinerja  berasal dari  kata  Job  Performanceatau Actual Performanceyang berarti prestasi kerja atau prestasi  sesungguhnya  yang  dicapai  oleh  seseorang.
  Kinerja  tergantung  pada  kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini  berarti  bahwa  kinerja  merupakan  hasil  kerja  karyawan  dalam  bekerja  untuk  periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil  kerja  yang diselesaikan  karyawan dalam periode waktu tertentu.
Para  karyawan  bekerja  di  perusahaan  adalah  untuk  menyelesaikan  berbagai tugas sesuai posisi atau jabatan mereka. Untuk mencapai tujuan ini,  para karyawan dituntut memberikan yang terbaik bagiperusahaan. Karyawan  yang  bekerja  dengan  baik  diharapkan  bisa  meningkatkan  kinerja  perusahaan  secara  keseluruhan  yang  pada  akhirnya  membawa  kesejahteraan  bersama.
Karyawan yang memiliki dedikasi tinggi berupaya memprioritaskan apa yang  menjadi tugasnya.
 Malayu SP Hasibun,Manajemen Sumber Daya Manusia  dasar dan kunci keberhasilan,  (Jakarta: haji masagung, cet. Ke-6, 1994), hlm 13   Muhammad Imail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis  Islam, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm. 199   Kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah tingkat saat karyawan memiliki  perasaan  positif  terhadap  pekerjaan  yang  ditawarkan perusahan  tempatnya  bekerja.
  Kepuasan  kerja  merupakan  salah  satu  elemen  yang  cukup  penting  dalam  organisasi.  Dorongan  utama  seorang  muslim  dalam  bekerja  adalah  bahwa  aktivitas  kerjanya  itu  dalam  pandangan  Islam  merupakan  bagian  dari  ibadah.  Selain  dorongan  ibadah,  seorang  muslim  juga dapat  bekerja  keras  karena adanya keinginan untuk memperoleh imbalan atau penghargaan materil  dan non materil seperti gaji atau penghasilan, karir dan kedudukan yang lebih  baik. Dengan cara pandang seperti ini, sadarlah bahwa setiap muslim tidaklah  akan bekerja hanya sekedar untuk bekerja asal mendapatkan gaji, dapat surat  pengangkatan  atau  sekedar  menjaga  gengsi  supaya  tidak  disebut  sebagai  pengangguran,  karena  kesadaran  bekerja  secara  produktif  serta  dilandasi  semangat tauhid dan tanggung jawab merupakan salah satu ciri yang khas dari  karakter  atau  kepribadian  seorang  muslim.
  Manusia  telah  bekerja  untuk  memperoleh  harta  benda  dan  tidak  mungkin  mencapainya  kecuali  dengan  kesungguhan dan kerja keras, hakikat kerja keras berada sepanjang kehidupan  manusia sedangkan kepuasan tertinggi adalah untuk mencari keridhaan Allah.
Faktor  lain  yang  menentukan  kinerja  karyawan  adalah Disiplin  Kerja.
Islam menempatkan disiplin kerja bukan hanya sekedar sisipan atau perintah  sambil  lalu,  akan  tetapi  menempatkannya  sebagai  tema  sentral  dalam  pembangunan  umat,  karena  hilangnya  disiplin  akan  berpengaruh  terhadap  efisiensi kerja dan efektivitas tugas pekerjaan.
  Istijanto,  Riset  Sumber  Daya  Manusia,  Jakarta:  PT.  Gramedia  Pustaka  Utama,  2005,  hlm. 181   Toto Tasmara, Op.cit, hlm. 4   Dengan  adanya  kedisiplinan  diharapkan  pekerjaan  akan  dilakukan  seefektif  mungkin.  Apabila  pada  suatu  perusahaan  terdapat  karyawan  yang  memiliki  Disiplin  rendah  ketika  melakukan  pekerjaannya,  maka  perusahaan  itu  mengalami  kerugian  yang  disebabkan  karena  karyawan  tidak  bekerja  dengan  seluruh  kemampuan  yang  dimilikinya.  Sebaliknya  dengan  disiplin  yang tinggi dapat membantu meningkatkan produktifitas kerja karyawan dan  memberikan hasil kerja yang optimal baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dengan  hasil  yang  maksimal  dari  disiplin  ini  secara langsung  dapat  mempengaruhi  kinerja  karyawan  dalam  melaksanakan  pekerjaan  mereka  selanjutnya.
Seorang  muslim  yang  bekerja  dalam  suatu  tempat  akan selalu  menyertakan  Allah  dalam  setiap  langkahnya,  ia  akan  menjalankan  atau  meninggalkan  sesuatu  hanya  karena  takut  kapada  Allah.
  Standar  untuk  taat  dan tidak taat kepada pimpinan adalah jika perintahitu berupa maksiat  atau  bertentangan  dengan  nilai-nilai  syariah  maka  seorang  karyawan  tidak  harus  melaksanakannya.
 Al-qur’an tidak menyebutkan bahwa kenikmatan Duniawi  merupakan  tujuan  akhir  hidup  manusia,  melainkan  hanya  sebagai  alat  untuk  mencapai  tujuan  hidup.  Menurut  Al-Qur’an,  faktor  yang  mendekatkan  atau  menjauhkan  manusia  dari  realisasi  tujuan  hidupnya  adalah  amal  yang  bermanfaat bagi orang banyak dan tidak merugikan mereka sedikitpun. Islam  menjadikan amal sebagai hak asasi dan kewajiban individu.
  Ahmad  Ibrahim  Abu  Sinn,  Manajemen  Syariah  Sebuah  Kajian  Histories  dan  Kontemporer, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008, hlm. 238   Ibid, hlm. 248   Rasulullah  Saw  menganjurkan  untuk  bekerja,  mendorongnya  dan  berpesan  agar  pekerjaan  dilakukan  secara  profesional.
  Inti  dari  profesionalisme ini setidaknya dicirikan oleh tiga hal yaitu:  1. Kafa’ah,yaitu cakap atau ahli dalam bidang pekerjaan yang dilakukan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi