Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS XI MAN TLOGO KABUPATEN BLITAR


 BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Pendidikan  adalah  sebuah  karya  bersama  yang  berlangsung  dalam  suatu  pola  kehidupan  insani  tertentu,  yang  diatur  dalam  suatu  sistem  tersendiri.
Permendiknas  No  22  tahun  2006,  yang  berisi  tentang  standar  isi  untuk  satuan  pendidikan  dasar  dan  menengah,  serta  permendiknas  No  23  tahun  2006,  yang  berisi tentang standar kompetensi, untuk satuan pendidikan dasar dan menengah,  merupakan  salah  satu  bentuk  kebijakan  pemerintah  dalam  upaya  memperbaiki  mutu  pendidikan  dan  relevansi  pendidikan  yang  harus dilakukan  secara  menyeluruh.  Namun  dalam  realita  yang  terjadi  di  Indonesia,  banyak  sekali  pendidikan yang ada, dalam hal ini proses belajar mengajar yang dilaksanakan di  dalamnya  masih  banyak  yang  belum  mampu  menghasilkan peserta  didik  yang  mampu mencapai standar yang telah ditetapkan. Sehingga memunculkan banyak  pertanyaan atas proses belajar mengajar yang selamaini telah dilakukan.
Dalam perjalanan pendidikan di Indonesia adanya sistem pendidikan yang  Patternalistik  dan  Peodalistik  yang  sempat  diperankan  oleh  birokrasi  terdahulu  sempat membuka ruang yang sempit bagi profesionalisme, sehingga berimplikasi  pada  pelaksanaan  pembelajaran  guru-guru  di  sekolah  dewasa  ini  yang  mana  model pelaksanaannya cenderung bersifat rutinitas atau sekedar melepas tanggung  2  jawab sebagai pekerja.

 Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Fuad Hasan  ketika dimintai pendapatnya tentang perkembangan pendidikan Indonesia pernah  berkata, “Jangan terlalu ribut soal kurikulum dan sistemnya. Itu semua bukan apaapa,  justru  pelaku-pelakunya  itulah  yang  lebih  penting  diperhatikan.”  .  Sebagai  mantan menteri  pendidikan,  beliau  tentu  sadar betul bahwa  kualitas  guru  justru  menjadi permasalahan pokok pendidikan.
Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya  proses  dan  hasil  pendidikan  yang  berkualitas.  Oleh  karena  itu  upaya  perbaikan  apapun  yang  dilakukan  untuk  meningkatkan  kualitas  pendidikan  tidak  akan  memberikan  sumbangan  yang  signifikan  tanpa  didukung oleh  guru  yang  profesional  dan  berkualitas.  Sebagai  pengajar  atau  pendidik,  guru  merupakan  salah  satu  faktor  penentu  keberhasilan  setiap  upaya pendidikan.  Kinerja  guru  dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor  utama  dalam  pencapaian  tujuan  pengajaran,  keterampilan  peguasaan  proses  pembelajaran  ini  sangat  erat  kaitannya  dengan  tugas dan  tanggung  jawab  guru  sebagai  pengajar  dan  pendidik.  Secara  sempit  dapat  diinterprestasikan  sebagai  pembimbing  atau  belajar  fasilitator  belajar  siswa.  Adanya  peningkatan  dalam  mutu  pendidikan  tidak  terlepas  dari  peran  guru  sebagai  unsur  utama  dalam  keseluruhan  proses  pendidikan.  Guru  mempunyai  tugas untuk  membimbing,  mengarahkan  dan  juga  menjadi  teladan  yang  baik  bagi para  peserta  didiknya,  maka  dari  itu,  dengan  setumpuk  tugas  serta  tanggung jawab  yang  diembannya    Syaiful  Sagala,  Kemampuan  Professional  Guru  Dan  Tenaga  Kependidikan,  (Bandung:  Alfabeta, 2009), hlm. 1.
  Ahmad  Rizali,  dkk,  Dari Guru  Konvensional Menuju Guru Profesional, (Jakarta: P.T.
Grasindo, 2009), hlm. 66.
3  guru  mampu  menunjukkan  bahwa  dia  mampu  menghasilkan kinerja  yang  baik  demi terciptanya pendidikan yang baik.
Sehingga dalam hal ini peran dan kinerja guru menjadi salah satu sorotan  atas  beberapa  permasalahan  di  atas  mengingat  guru  sendiri  adalah  jiwa  bagi  proses  belajar  mengajar  dalam  dunia  pendidikan.  Seiring  dengan  perubahan  tatanan birokrasi yang ada seolah mencuatkan kembali berbagai gugatan terhadap  dunia  pendidikan  nasional.  revitalisasi  peran  sentral  guru  dalam  meningkatkan  kualitas  pendidikan  kembali  menjadi  sorotan  seiring merosotnya  kualitas  pendidikan di Indonesia.
Guru  secara  khusus  sering  diibaratkan   sebagai  jiwa bagi  tubuh  pendidikan,  karena  pendidikan  tidak  akan  berarti  tanpa  kehadiran  guru,  apapun  model kurikulum dan paradigma pendidikan yang berlaku gurulah pada akhirnya  yang menentukan tercapai tidaknya program tersebut.Demikian juga sebaliknya  ketika  terjadi  kemerosotan  kualitas  pendidikan  yang ada,  guru  tentunya  mengambil peran atasnya.
 Kualitas  pendidikan  sendiri  secara  umum  dipengaruhi  oleh  penyempurnaan  sistematik  terhadap  seluruh  komponen  pendidikan  seperti  peningkatan  kualitas  dan  pemerataan  penyebaran  guru,  kurikulum  yang  disempurnakan,  sumber  belajar,  sarana  dan  prasarana yang  memadai,  iklim  pembelajaran  yang  kondusif,  serta  didukung  oleh  kebijakan  (political  will) pemerintah,  baik  di  pusat  maupun  di  daerah.  Tetapi  dari  semua  itu   guru  tetap  merupakan  komponen  paling  menentukan.  Karena  di  tangan  guru,  kurikulum,   Depag RI, Standar Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam PadaSekolah Umum Dan  Madrasah,(Jakarta: Depag, RI), hlm. 1.
4  sumber  belajar,  sarana  prasarana  dan  iklim  pembelajaran  menjadi  sesuatu  yang  berarti bagi kehidupan peserta didik.
 Kompetensi  adalah  kecakapan  atau  kemampuan  berupa  pengetahuan  ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan  bertindak. Menurut UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10  disebutkan  “Kompetensi  adalah  seperangkat  pengetahuan,  ketrampilan  dan  perilaku  yang  harus  dimilki,  dihayati  dan  dikuasai  oleh  guru  atau  dosen  dalam  melaksanakan tugas keprofesionalannya“.
 Tanpa kompetensi yang jelas maka akan sulit untuk mengharapkan hasil  optimal dari suatu kegiatan maupun program yang akan dilakukan oleh seseorang  dalam hal ini pendidik karena itu, seseorang yang ditugaskan pada suatu jabatan  haruslah  yang  dipandang  cakap  dalam  bidang  tersebut termasuk  tugas  sebagai  guru baik guru di madrasah maupun guru pendidikan Islam di sekolah umum.
 Dalam  Islam  juga  dipaparkan,  bahwa  setiap  pekerjaan harus  dilakukan  secara  profesioanal  dalam  arti  harus  dilakukan  secara  benar.  Sehingga  hanya  mungkin dilakukan oleh orang yang ahli, Rasulullah Saw bersabda:  “Bila suatu urusan dikerjakan oleh orang yang tidakahli, maka tunggulah  kehancurannya”. (HR. Bhukhari).
Kehancuran dalam hadist ini dapat diartikan secara terbatas dan dapat juga  diartikan secara luas. Bila seorang guru mengajar tidak dengan keahliannya, maka    Mulyasa,  Standar  Kompetensi  Dan  Sertifikasi  Guru,  (Bandung:  P.T.  Remaja  Rosda  Karya), hlm. 5.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi