Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG ETIKA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WURYANTORO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Mencari  ilmu  merupakan  salah  satu  hal  terpenting  yang  harus  dilakukan  oleh  umat  manusia.  Dengan  mencari  ilmu,  manusia  akan  mendapat  banyak  pengetahuan.  Ilmu  pengetahuan  yang  didapat  akan  membantu  manusia  dalam  menjalani kehidupan di dunia.
Pendidikan  merupakan  bagian  integral  dalam  pembangunan.  Pendidikan  adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,  pengajaran,  atau  latihan  bagi  peranannya  di  masa  yang  akan  datang.
 Tujuan  pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik  setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan.
Pendidikan  merupakan  bagian  terpenting  dalam  kehidupan  manusia.
Sebuah proses pendidikan bagi seorang manusia terjadi sepanjang kehidupannya  sampai berakhirnya kehidupan  seorang  manusia  (long life education). Ada  yang  berpendapat  bahwa  pendidikan  manusia  dimulai  sejak  lahir,  tetapi  banyak  juga  orang  yang  berpendapat  bahwa  proses  pendidikan  seorang  manusia  itu  dimulai  ketika  ia  masih  dalam  kandungan  (pranatal). 
Pendidikan  dalam  keluarga  mempunyai  peranan  penting  dalam  membentuk  karakter  seorang  anak.  Tetapi  pendidikan  dibangku  sekolah  yang  diampu  oleh  seorang  guru  juga  mempunyai  peran yang sangat penting dalam membentuk kecerdasan anak.
Seorang  guru  merupakan  pembimbing,  pendidik,  pelatih  dan  pemimpin  yang diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, nyaman, aman  serta kondusif untuk peserta didik. Adanya figur seorang guru yang baik di kelas  akan  menghilangkan  suasana  kejenuhan  belajar  yang  biasa  dialami  oleh  para  siswa di kelas. Suasana  yang tidak kondusif akan menimbulkan dampak negatif  untuk  peserta  didik  pada  saat  proses  belajar  mengajar  berlangsung  dan  akan  menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang seharusnya dicapai oleh para   Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 14.
 guru  dan  siswa.  Sebaliknya,  suasana  proses  belajar  mengajar  yang  kondusif,  efektif,  dan  menarik  untuk  siswa,  akan  mempermudah  guru  dan  peserta  didik  dalam  mencapai  tujuan  pembelajaran  di  kelas.  Guru  merupakan  elemen  utama  untuk  menghasilkan  peserta  didik  yang  berkualitas,  maka  dibutuhkanlah  kecerdasan  dan  etika  mengajar  yang  baik  dari  guru  dalam  melaksanakan  proses  pembelajaran.  Seorang  guru  harus  memiliki  dua  keahlian  yaitu  keahlian  dalam  bidang  pendidikan  terutama  dalam  ketrampilan  mengajar  dan  keahlian  dalam  bidang studi yang diajarkannya.
Guru  dalam  Islam  sebagai  pemegang  jabatan  profesional  membawa  misi  ganda  dalam  waktu  yang  bersamaan,  yaitu  misi  agama  dan  misi  ilmu  pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran  agama  kepada  anak  didik,  sehingga  anak  didik  dapat  menjalankan  kehidupan  sesuai  dengan  norma-norma  agama  tersebut.  Misi  ilmu  pengetahuan  menuntut  guru menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan zaman.
 Proses  belajar  mengajar  yang  dilakukan  oleh  guru  bukan  hanya  berhubungan dengan penyampaian ilmu pengetahuan atau  transfer of knowledge dari  seorang  pendidik  atau  guru  kepada  siswa  melainkan   berhubungan  juga  dengan persoalan bagaimana guru dapat memberikan bimbingan pada siswa dan  melatih  siswa  untuk  belajar  lebih  giat.  Dalam  melaksanakan  proses  belajar  mengajar  dan  melatih  serta  membimbing  siswa  dalam  belajar,  diperlukan  kemampuan profesional guru dalam mendidik siswanya.
Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan  tugas  utamanya  mengajar.  Jelaslah  bahwa  guru  adalah  tenaga  profesional  di  bidang pendidikan yang  tugasnya adalah mengajar. Oleh karena itu, guru dituntut  untuk  senantiasa  meningkatkan  kualifikasi  profesionalisme  dalam  bidang  keguruan.  Secara  sederhana  dapat  diprediksikan  bahwa  tugas  yang  bersifat  profesional merupakan pekerjaan yang hanya boleh dilakukan oleh mereka yang  lebih khusus disiapkan untuk itu, dan bukan suatu pekerjaan yang dilakukan oleh   Muhammad  Nurdin,  Kiat  Menjadi  Guru  Profesional,  (Yogyakarta:  Ar-Ruzz  Media  Group, 2008), hlm.129.    sembarang  orang  dengan  alasan  sebagai  kerja  sambilan  karena  sedangkan  menunggu pekerjaan lain.
 Guru  yang  bertindak  sebagai   pendidik  profesional  akan  dipandang  mempunyai  citra  yang  baik  dimasyarakat  apabila  dapat  menunjukkan  bahwa  seorang  guru  tersebut  layak  untuk  dijadikan  panutan,  contoh  atau  teladan  yang  baik (uswatun khasanah) masyarakat disekelilingnya. Pada dasarnya masyarakat  akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan seorang guru.   Etika mengajar guru sangat jarang dibahas secara khusus. Pada umumnya  guru dituntut untuk memenuhi empat kompetensi yang harus dipenuhi pada saat  mereka menjalankan tugas sebagai seorang pendidik. Empat kompetensi tersebut  yaitu  kompetensi  kepribadian,  kompetensi  professional,  kompetensi  sosial  dan  kompetensi pedagogik.   Tugas  guru  sebagai  pembimbing,  pendidik,  pelatih  dan  pemimpin  siswa  bukanlah  suatu  hal  yang  gampang  dan  mudah  untuk  dilakukan.  Tugas  guru  membutuhkan pengalaman dan keseriusan dalam mengajar. Selain itu yang tidak  kalah  penting  dalam  melaksanakan  tugas  dibutuhkan  kecerdasan  dan  etika  mengajar yang sesuai dengan etika profesi guru dan kode etik yang berlaku dalam  dunia pendidikan.
Manfaat etika mengajar bagi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam  yaitu  sebagai  pengendali  perilaku  guru  dalam  melaksanakan  proses  belajar  mengajar  di  kelas.  Apabila  seorang  guru  Pendidikan  Agama  Islam  dapat  mengaplikasikan  etika  mengajar  dengan  baik  maka  guru  tersebut  akan  dapat  membedakan mana yang haq  dan bathil  dalam proses belajar mengajar. Sehingga  dapat mewujudkan pribadi seorang guru mata pelajaran Pendidikan  Agama Islam  yang  berpengetahuan  tinggi  yang  dikendalikan  oleh  iman  dan  taqwa  pada  saat  menerapkan  atau  mengamalkan  ilmunya  pada  saat  proses  belajar  mengajar  berlangsung.
Seringkali  guru  dalam  melakukan  proses  belajar  mengajar  mengabaikan  etika mengajar dan kode etik yang seharusnya menjadi pedoman pada saat guru   Muhammad  Nurdin,  Kiat  Menjadi  Guru  Profesional,  (Yogyakarta:  Ar-Ruzz  Media  Group, 2008.), hlm.160.
 mengajar.  Sehingga  seringkali  tujuan  pembelajaran  yang  seharusnya  tercapai  menjadi terabaikan dan bahkan tidak bisa dicapai secara maksimal.
Seorang  pendidik  atau  guru  agama  yang  profesional  adalah  seorang  pendidik  yang  memiliki  suatu  kemampuan  dan  keahlian  khusus  dalam  bidang  kependidikan keagamaan sehingga ia mampu untuk melakukan tugas, peran dan  fungsinya sebagai pendidik dengan kemampuan yang maksimal.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi