BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.
Pendidikan merupakan cerita atau
jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan
dirinya menjadi sosok
manusia yang memiliki kepribadian
yang utama dan
sempurna. Dengan pendidikan,
manusia dapat mengembangkan
kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang
lebih baik dalam
kehidupannya, sehingga semakin
maju suatu masyarakat
maka akan semakin
penting pula adanya
pendidikan bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak.
Bersamaan
dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama
seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal
ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al -Qur'an Surat al-Mujadalah ayat 11, berikut ini yang
berbunyi “Niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang
beriman diantara kamu sekalian
dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat”.
(QS, al-Mujadalah : 11).
Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1991), Hlm. 2.
Departemen Agama RI, al-Qur'an dan
Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989), Hlm. 910-911.
1 Dalam
pelaksanaan pendidikan pemerintah
telah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
Nasional yang diatur dalam undang-undang.
Untuk itu pemerintah memberikan hak pada
warganya untuk mendapatkan
pengajaran dan pendidikan
ini dimulai dari lingkungan
keluarga sebagai Lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di
lingkungan sebagai pendidikan
nonformal, oleh karena
itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal
itu di Sekolah atau Madrasah), kegiatan
belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini
berarti berhasil atau tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang
dialami oleh murid sebagai anak didik.
Istilah
belajar sebenarnya telah
lama dikenal oleh
manusia, sejak manusia
ada sebenarnya mereka
telah melakukan aktivitas
belajar, oleh karena itu kiranya tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa kegiatan belajar itu ada
sejak adanya manusia.
Belajar
merupakan suatu proses perubahan
di dalam tingkah
laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya di dalam memenuhi kehidupannya.
Aktivitas belajar
bagi kegiatan individu
tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar, terkadang lancar dan terkadang tidak, terkadang dapat menangkap dengan cepat apa yang
dipelajarinya, terkadang amat sulit, demikian
antara lain kenyataan
yang kita jumpai
pada anak didik Abu Ahmadi, ct, al, Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 59.
Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi
Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 14.
Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta:
Pustaka Jaya, 1996), hlm.2.
dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya
dengan aktivitas belajar. Setiap individu
memang tidak ada yang sama, perbedaan
individual ini pula yang menyebabkan
perbedaan tingkah laku
belajar dikalangan anak didik.
Dalam keadaan di mana anak didik
tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.
Sehubungan dengan ini, bahwa
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat manusia, sebagaimana perkembangan dan
perwujudan diri bagi pembangunan Bangsa dan
Negara serta Agama.
Yang mana pendidikan
dapat diperoleh secara
formal (Sekolah) maupun
nonformal (luar Sekolah).
Di dalam lingkungan Sekolah terdapat bidang studi
pendidikan Agama Islam yang bertujuan: Untuk
meningkatkan keimanan, penghayatan, pemahaman
dan pengamalan siswa tentang
Agama Islam menjadi manusia Muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahklak mulia
dalam kehidupan pribadi,
masyarakat berbangsa dan bernegara,
serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih baik.
Di samping itu pendidikan Sekolah bertujuan
untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri murid yang
sudah berkembang menuju
kedewasaan.
Sehingga
anak didik dapat mewujudkan dirinya
dan dapat berfungsi
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan
pribadinya dan kebutuhan
masyarakat.
Maka
profil seorang Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Petunjuk Tehnik Mata Kuliah PAI, (Jakarta: TP, 2005).
WS. Winkel, S.J. M. Sc, Psikologi Pengajaran,
(Jogiakarta: Media Abadi, 1991), hlm.
S.C. Utami Munandar, Pengembangan Anak Kreatif
Anak Berbakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), hlm.6.
pendidik
sebagai personil yang
menduduki posisi stra tegis
dalam mengembangkan sumber
daya manusia dituntut
untuk terus mengikuti perkembangan
konsep-konsep baru dalam
dunia pengajaran. Guna mencapai dunia
pendidikan itu sendiri,
dalam hal ini
tentunya diperlukan suatu cara
atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dimaksud yaitu strategi belajar.
Kecerdasan merupakan
salah satu anugerah
besar dari Allah
SWT kepada manusia
dan menjadikannya sebagai
salah satu kelebihan
manusia dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Dengan
kecerdasannya, manusia dapat
terus menerus mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidupnya yang
semakin kompleks, melalui
proses berfikir dan
belajar secara terus menerus.
Memang,
semula kajian tentang
kecerdasan hanya sebatas kemampuan individu yang bertautan dengan aspek
kognitif atau biasa disebut Kecerdasan Intelektual
yang bersifat tunggal,
sebagaimana yang dikembangkan oleh Charles Spearman (1904)
dengan teori Two Factor-nya, atau Thurstone (1938) dengan teori Primary
Mental Abilities-nya. Dari kajian ini, menghasilkan
pengelompokkan kecerdasan manusia
yang dinyatakan dalam
bentuk Inteligent Quotient
(IQ), yang dihitung
berdasarkan perbandingan antara
tingkat kemampuan mental (mental age) dengan tingkat http://supersuga.wordpress.com/2009/04/27/multiple-intellegence/
Diakses tanggal 24 Januari 2009.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi