BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam
kehidupan sosial kemanusian,
pendidikan bukan hanya sebagai suatu
upaya untuk melahirkan
proses pembelajaran yang
bermaksud membawa manusia
menjadi sosok yang
potensial secara intelektual
(intellectual-oriented) melalui proses
transfer of knowledge yang kental.
Akan tetapi, proses
tersebut juga bermuara pada upaya
pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika, dan estetika melalui proses transfer of valuesyang
terkandung didalamnya.
Muatan upaya
yang dibawa dalam
proses pendewasaan manusia
seperti yang dimaksud
diatas, merupakan proses
yang padu dan
komprehensif.
Masyarakat ingin
diarahkan agar menjadi
masyarakat yang responsif
terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), namun tidak meniscayakan aspek
normatif yang begitu
jelas pula peranannya
dalam menentukan suatu
model kehidupan sosial
yang humanis. Dalam
konteks ini, tampak
nyata bahwa tujuan
pendidikan khususnya pendidikan
Islam berupaya untuk
mengembangkan setiap aspek
kehidupan manusia. Aspek-aspek tersebut meliputi: spiritual, intelektual, imajinasi,
keilmiahan.
Dalam hal ini juga berarti pula
bahwa beban yang
dipikul oleh lembaga
pendidikan Islam akan
semakin berat apalagi
jika dikaitkan dengan
tujuan pendidikan Islam
yang bermaksud membahagiakan manusia di dunia dan akhirat.
2 Muslih
Usa, Pendidikan Islam
Dalam Peradaban Industrial,
(Yogyakarta: Aditya Media, 1997), hlm. 10.
Begitupun juga dari visi
pembangunan di era reformasi ini, diarahkan pada terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju
dan sejahtera, dalam
wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
yang didukung oleh
manusia Indonesia yang
sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia, cinta tanah air,
berkesadaran hukum, dan lingkungan, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta berdisiplin.
Perwujudan
manusia yang berkualitas
tersebut menjadi tanggung
jawab pendidikan, terutama
dalam mempersiapkan peserta
didik menjadi subyek
yang semakin berperan
menampilkan keunggulan dirinya
yang tangguh, kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya
masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama
untuk mengantisipasi era kesejagatan, khususnya globalisasi pasar bebas di
lingkungan Negara-negara ASEAN,
seperti AFTA (Asean
Free Trade Area), dan AFLA (Asean Labour Area), maupun di
kawasan Negara-negara Asia Pasifik (APEC).
Dalam menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan
penataan terhadap sistem pendidikan secara
menyeluruh (kaffah), terutama
berkaitan dengan kualitas pendidikan,
yang juga akan
berpengaruh pada kualitas
lulusannya, serta relevansinya
dengan kebutuhan masyarakat
dan dunia kerja.
Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus
dapat membekali peserta didik dengan kecakapan
hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan
dan kebutuhan peserta
didik. Unesco (1984)
mengemukakan dua prinsip
pendidikan yang sangat
relevan dengan Pancasila:
pertama, pendidikan E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Rosda Karya, Bandung, 2004, hlm. 3 Ibid, hlm. 11.
harus diletakkan
pada empat pilar, yaitu
belajar mengetahui (learning to
know), belajar melakukan
(learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live togheter), belajar menjadi diri sendiri
(learning to be). Kedua, belajar seumur hidup
(life long learning).
Pondok
pesantren sebagai salah
satu lembaga pendidikan,
diakui mempunyai andil yang cukup
besar di dalam membesarkan dan mengembangkan dunia pendidikan. Pondok pesantren juga
dipercaya dapat menjadi alternatif bagi pemecahan berbagai
masalah pendidikan yang
terjadi pada saat
ini. Pondok pesantren
adalah lembaga pendidikan
Islam yang tertua
di Indonesia. Menurut para ahli, pondok pesantren baru dapat disebut
pondok pesantren bila memenuhi 5 syarat,
yaitu: (1) ada kyai, (2) ada pondok, (3) ada masjid, (4) ada santri, dan (5) ada
pengajian kitab kuning.6
Pondok pesantren sebagai
komunitas dan sebagai lembaga
pendidikan yang besar
jumlahnya dan luas
penyebarannya di berbagai pelosok tanah air telah banyak memberikan
saham dalam pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya yang religius. Oleh karna itu lembaga tersebut telah banyak melahirkan pemimpin bangsa di masa lalu, masa
kini,dan juga di masa yang akan datang. Lulusan
pondok pesantren tak
pelak lagi, banyak
yang mengambil partisipasi
aktif dalam pembangunan
bangsa. Namun di
sisi lain ada
pula anggapan bahwa lulusan
pondok pesantren susah diajak maju. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan pondok pesantren yang
kebanyakan masih sangat tradisional.
Menurut Mastuhu, tujuan
pendidikan pondok pesantrenadalah menciptakan dan mengembangkan
kepribadian muslim, yaitu
kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan, berakhlaq mulia,
bermanfaat bagi masyarakat
atau 5 Ibid.,
hlm. 5.
6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif
Islam, ROSDA, Bandung, 2001, hlm.
191.
berkhidmat pada masyarakat dengan
jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat sekaligus
menjadi rasul, yaitu
menjadi pelayan masyarakat
sebagaimana kepribadian Nabi
Muhammad SAW, (mengikuti
sunnah Nabi), mampu
berdiri sendiri, bebas
dan teguh dalam
kepribadian, menyebarkan agama
atau menegakkan Islam
dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat (izzul Islam
wal muslimin) serta
mencintai ilmu dalam
rangka mengembangkan kepribadian Indonesia.
Dari rumusan tujuan tersebut, tampak jelas
bahwa pendidikan di pondok pesantren
sangat menekankan pentingnya menghidupkanIslam di tengah-tengah kehidupan.
Itu artinya profesionalisme santri
harus terus ditingkatkan sebagai modal
menegakkan Islam di
tengah-tengah kehidupan yang
semakin pesat dan selalu
mengalami perubahan.
Memasuki abad
ke-21, berbagai perkembangan
dan perubahan telah
dan sedang terjadi
dengan sangat cepat
dalam semua aspek
kehidupan manusia.
Perkembangan sains-teknologi, penyebaran
arus informasi dan
perjumpaan budaya dapat
menggiring kecenderungan masyarakat
untuk berpikir rasional, bersikap
inklusif dan berperilaku
adaptif. Mereka semacam
dihadapkan pada berbagai
pilihan baru yang
menarik dan cukup
menggoda untuk mengikutinya.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi