BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang Masalah Pendidikan merupakan
salah satu aspek
yang sangat penting
untuk membentuk generasi yang
siap mengganti tongkat estafet generasi tua dalam rangka membangun
masa depan. Karena
itu, pendidikan berperan
mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu
mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik.
Pembangunan
pendidikan merupakan bagian
integral dalam pembangunan Nasional. Karena pada dasarnya Proses
pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan Nasional itu sendiri. Pembangunan
Nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan
pembangunan sektor ekonomi, serta
sektor-sektor lainnya yang
satu dengan lainnya
saling berkaitan dan
berlangsung secara bersamaan.
Pembangunan dibidang pendidikan
merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan
untuk mengembangkan sumber daya yang berkualitas, sedangkan kualitas manusia yang diinginkan terkandung secara
jelas dalam tujuan pendidikan Nasional.
Pada era
globalisasi dewasa ini
pendidikan menjadi sangat
penting. Bila pendidikan suatu masyarakat berkembang dengan
baik, maka tidak dapat dipungkiri lagi
masyarakat tersebut akan semakin “berkualitas” dan mampu bersaing terhadap kompetisi yang semakin hari semakin ketat dan
keras dalam berbagai sudut aktivitas kehidupan.
Dalam situasi dan kondisi yang semacam ini maka sumber daya manusia Muhaimin, dkk, Konsep Pendidikan Islam(Ramadhan, solo,
1991), hlm.
yang “berkualitas” mampu
menghadapi persaingan dalam aktivitas kehidupan. Pada dasarnya
kualitas sumber daya
manusia menjadi peran
utama dalam menentukan aktivitas dalam berbagai sektor pembangunan
baik pembangunan fisik maupun non fisik.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang
“berkualitas”, maka sekolah sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan formal merupakan lembaga kepercayaan masyarakat
sebagai komponen penting
dalam mempersiapkan dan
mengantarkan generasi anak bangsa
untuk mampu menghadappi kompetisi secara global yang kian hari
semakin jelas dan
terasa dampaknya terhadap
aktifitas yang sangat
panjang penuh dengan perencanaan
yang matang dengan tujuan yang jelas
seperti tertuang dalam Undang-Undang
republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Yaitu: “Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Tujuan
pendidikan tersebut haruslah
didukung oleh semua
pihak dalam menyelenggarakan pendidikan,
tidak hanya tanggungjawab
pemerintah saja, tetapi juga tanggungjawab individu, keluarga, dan
masyarakat.
Ketertinggalan di
berbagai bidang di era globalisasi
dibandingkan negaranegara tetangga
rupanya menyebabkan pemerintah
Indonesia terdorong untuk Darwyn Syah, dkk, Perencanaan Sistem
Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada press, 2007), hlm.
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar,(Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), cet ke-4, hlm.
memacu diri untuk memiliki
standar Internasional. Sektor pendidikan termasuk yang didorong
untuk berstandar Internasional. Dorongan
itu bahkan dicantumkan
di dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah
menyelenggarakan
sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua
jenjang pendidikan, untuk
dikembangkan menjadi satuan
pendidikan yang bertaraf Internasional.“ Dengan
berbekal keinginan kuat
dan ayat itu
maka Depdiknas segera mengeluarkan
program Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI) yang
proyek rintisannya saja
telah menyertakan ratusan
SD, SMP dan
SMA di hampir
semua Kabupaten/Kota di seluruh
Indonesia.
Sesuai dengan
amanat perundang-undangan, Departemen
pendidikan Nasional, Direktorat
Jendral Manajemen pendidikan
dasar dan menengah
melalui direktorat pembinaan
Sekolah Menengah Atas,
akan mengembangkan SMA
yang berpotensi untuk
melaksanakan proses layanan
pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan
yang memiliki potensi
dan prestasi berdaya
saing secara nasional
maupun Internasional. Pelayanan
pendidikan yang berkualitas
tersebut diawali dengan program
Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasioanl (RSMA-BI) yang
dikembangkan dengan memberikan
jaminan kualitas kepada stakeholders.
Ada beberapa mata pelajaran pada
Rintisan SMA bertaraf Internasional yang mewajibkan guru maupun siswa menggunakan
bahasa asing (Inggris). Diantaranya, Matematika,
biologi, fisika, kimia, Sains, Bahasa Inggris, TIK.
Di Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional
SMAN 1 Sooko
Mojokerto, terdapat fenomena
penggunaan bilingual dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran ini dilakukan
dengan tujuan, agar
siswa belajar Pendidikan Agama Islam langsung dari sumber aslinya.
Yaitu Al-Qur’an dan Hadist serta dapat membiasakan diri untuk menggunakan atau
memahami bahasa asing (bukan bahasa asli
mereka).
Sehubungan dengan
hal tersebut di
atas, maka penulis
mengadakan penelitian dengan
tujuan ingin mengetahui tentang “PENGGUNAAN BILINGUAL DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS X SMAN
1 SOOKO MOJOKERTO.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian
di atas penulis formulasikan
dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Upaya
Guru Pendidikan Agama
Islam dalam meningkatkan kemampuan bilingual untuk pembelajaran
di kelas X RSBI SMAN
1 Sooko Mojokerto? 2. Apa saja
Kendala-kendala dalam penggunaan bilingual pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X RSBI SMAN 1
Sooko Mojokerto? 3. Bagaimana
Solusi untuk mengatasi
kendala-kendala dalam penggunaan bilingual pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko
Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalaan diatas maka penelitian ini
bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan
upaya Guru Pendidikan Agama
Islam dalam meningkatkan kemampuan bilingual untuk pembelajaran
di kelas X
RSBI SMAN 1
Sooko Mojokerto.
2. Mendeskripsikan Kendala-kendala dalam
penggunaan bilingual pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di
kelas X RSBI
SMAN 1 Sooko Mojokerto.
3. Mendeskripsikan Solusi
untuk mengatasi kendala-kendala dalam
penggunaan bilingual pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko Mojokerto.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian
ini diharapkan bisa
memberikan informasi terhadap penggunaan bilingual dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
di kelas X RSBI SMAN
1 Sooko Mojokerto.
Adapun secara detail
kegunaan tersebut diantaranya untuk: 1. Lembaga pendidikan
(sekolah).
Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
kontribusi positif mengenai implementasi
pengembangan kurikulum disekolah
khususnya sekolah yang
ingin mengembangkan diri
menjadi Sekolah Bertaraf
Internasional (SBI). Sehingga penelitian
ini dapat menjadi
salah satu media
untuk mensosialisasikan tentang penggunaan
bilingual dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko
Mojokerto.
2. Bagi pemerintah/ Diknas.
Penelitian ini
diharapkan dapat menjadi
informasi bagi Diknas,
terkait dengan upaya
penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sesuai dengan amanat
UU Tahun 2003,
No. 20 tentang
penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) baik jangka menengah
maupun jangka panjang. Sehingga dapat mengetahui dimana
kekuatan dan kelemahan
yang dihadapi sekolah
dalam mengimplementasikan
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) dan dapat
menjadi bahan evaluasi,
serta pertimbangan kebijakan selanjutnya.
3. Bagi Guru Pendidikan Agama
Islam.
Dapat digunakan
sebagai bantuan untuk
memaksimalkan penggunaan bilingual dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam khususnya di RSBI.
4. Pengembangan Khazanah Keilmuan.
Dapat memberikan kontribusi terhadap
pengelola pendidikan, disekolah/ madrasah
sebagai komponen penting
dalam dunia pendidikan.
Dapat memberikan informasi
tentang penggunaan bilingual
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas X RSBI SMAN 1 Sooko
Mojokerto yang telah
dilaksanakan Dan dapat dijadikan acuan bagi peneliti
selanjutnya.
5. Bagi peneliti.
Memberikan tambahan
khazanah pemikiran baru
berkaitan dengan penggunaan bilingual dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di
kelas X RSBI SMAN 1 Sooko Mojokerto.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Penelitian Ruang lingkup dan sekaligus obyek penelitian adalah RSBI SMAN 1
Sooko Mojokerto, agar pembahasan dalam
penulisan ini bisa jelas dan terarah maka penulis memberi batas terhadap permasalahan yang akan
penulis teliti, Yaitu: Bagaimana
upaya Guru Pendidikan
Agama Islam dalam
meningkatkan kemampuan bilingual
untuk pembelajaran di
kelas X RSBI
SMAN 1 Sooko Mojokerto
yang meliputi tentang persiapan Guru Pendidikan Agama Islam sebelum melaksanakan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Serta
evaluasi pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan
menggunakan bilingual. Kemudian
tentang Kendala-kendala dalam
penggunaan bilingual pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko Mojokerto, serta solusi dalam permasalahan tersebut.
Adapun dalam pembahasan apabila
ada permasalahan diluar tersebut diatas maka
sifatnya hanyalah sebagai penyempurna sehingga pembahasan ini sampai pada sasaran yang dituju.
F. Definisi Operasional Dalam
pembahasan skripsi ini agar lebih terfokus pada
permasalahan yang akan dibahas,
sekaligus menghindari terjadinya presepsi lain mengenai istilah-istilah yang
ada, maka perlu
adanya penjelasan mengenai
definisi istilah dan
batasanbatasannya.
Adapun definisi
dan batasan istilah
yang berkaitan dengan
judul dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: upaya
guru agama dalam membelajarkan dan
mendidik siswa Melalui
pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengawasan, dan
pengembangan potensinya Guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
2. Bilingual:penggunaan lebih dari satu bahasa.
G. Sistematika Pembahasan Sistematika laporan
ini memuat suatu
kerangka pemikiran yang
akan dituangkan dalam
enam bab yang disusun
secara sistematis. Adapun
pendahuluan Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir,Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006), Hlm.
penulis
letakkan pada bab
pertama yang terdiri
dari: latar belakang
masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup
penelitian, definisi operasional,
dan sistematika pembahasan.
Kajian pustaka
penulis letakkan pada
bab dua yang
membahas tentang landasan
teori yang berfungsi
untuk membantu mempermudah
dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan obyek
penelitian yaitu mengenai studi deskriptif tentang
penggunaan bilingual dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko
Mojokerto.
Metode penelitian
penulis paparkan pada
bab tiga yang
terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi
penelitian, sumber data, metode pengumpulan
data yang meliputi:
metode wawancara, metode
observasi, dan metode
studi dokumentasi, teknik
analisis data, pengecekan keabsahan
data, serta tahap-tahap
penelitian.
Pada bab
empat dipaparkan hasil
sebuah penelitian yang
telah peneliti lakukan
di lapangan yang
terdiri dari 2
sub pokok bahasan
yaitu latar belakang obyek dan paparan data. Sub pokok bahasan yang
pertama membahas tentang latar belakang
obyek penelitian yang meliputi: sejarah dan letak geografis SMA Negeri 1 Sooko Mojokerto, visi dan misi SMA Negeri 1
Sooko Mojokerto, tujuan sekolah.
Sedangkan sub
pokok bahasan yang
kedua adalah paparan
data yang terdiri
dari: Upaya Guru Pendidikan Agama
Islam dalam meningkatkan kemampuan
bilingual untuk pembelajaran di kelas X
RSBI SMAN 1 Sooko Mojokerto, Kendala-kendala dalam penggunaan bilingual pada pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas X RSBI
SMAN 1 Sooko Mojokerto, Solusi untuk mengatasi kendala-kendala dalam penggunaan
bilingual pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas X RSBI SMAN 1 Sooko Mojokerto.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi