Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:PERAN GURU DALAM MENCIPTAKAN SUASANA RELIGIUS DI SMA TUNAS LUHUR PROBOLINGGO


BAB I  PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah Manusia  adalah  makhluq  yang  harus  dididik  dan  dapat  dididik.  Tanpa  pendidikan anak manusia tak mungkin jadi manusia.
Pendidikan  merupakan  bagian  yang  tidak  dapat  dipisahkan  dari  hidup  dan  kehidupan  manusia.  Pendidikan  sebagai  salah  satu  kebutuhan,  fungsi  sosial,  pencerahan  bimbingan,  sarana  pertumbuhan  yang  mempersiapkan  dan  membukakan  serta  membentuk  disiplin  hidup.
 Hal  ini  membawa  pengertian  bahwa  bagaimanapun  sederhananya  komunitas  manusia,  ia  akan  memerlukan  adanya  pendidikan.  Dalam  pengertian  umum,  kehidupan  dari  komunitas  tersebut  akan  ditentukan  oleh  aktivitas  pendidikan  di  dalamnya.  Sebab  pendidikan  secara  alami sudah merupakan kebutuhan kehidupan manusia.
Proses  pendidikan  hanya  dapat  berjalan  dengan   baik,  bila  lingkungan  yang  diciptakan  oleh  pendidik  mempunyai  sifat-sifat  yang  utuh,  sehat  dan  seimbang.

Yang  sangat  penting  adalah  lingkungan  keluarga.  Karena  anak  pertama  kali  mendunia itu di lingkungan keluarganya. Mereka berdua yang bertanggung jawab  penuh terhadap kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena sukses tidaknya  seorang  anak  sangat  tergantung  kepada  pengasuhan,  kasih  sayang  dan  pendidikannya. Kesuksesan anak merupakan cermin dari kesuksesan orang tuanya.
 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam upaya pembentukan pemikiran dan kepribadian  muslim, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.
1  Tanggung  jawab  orang  tua  terhadap  anaknya  tidaklah  harus  dipikul  secara  sendiri-sendiri  sebab  orang  tua,  sebagai  manusia  mempunyai  keterbatasan.
Kenyataan hidup telah membuka peluang kepada orang-orang lain (pendidik selain  orang  tua)  untuk  turut  serta  memikul  tanggung  jawab  pendidikan.  Peluang  ini  mungkin hanya diisi oleh setiap orang dewasa yang mempunyai harapan, cita-cita  pandangan  hidup  dan  hidup  keagamaan  yang  sesuai  dengan  apa  yang  dihajatkan  oleh para orang tua untuk anak-anaknya.
 Profesi yang dimiliki guru sebagai pendidik di sekolah tidak dapat di pandang  ringan.  Karena  guru  adalah  pendidik  professional,  karenannya  secara  implisit  ia  telah  merelakan  dirinya  telah  menerima  dan  memikul  sebagian  tanggung  jawab  pendidikan  yang  terpikul  di  pundak  orang  tua.  Mereka  ini,  tatkala  menyerahkan  anaknya  ke  sekolah,  sekaligus  berarti  pelimpahan  sebagian  tanggung  jawab  pendidikan anaknya kepada guru.
Guru  harus  selalu  memikirkan  moral,  tingkah  laku  dan  sikap  yang  harus  ditumbuhkan  dan  dibina  pada  anak  didik.  Ia  tidak  cukup  sekedar  menuangkan  pengetahuan  ke  otak  anak-anak  atau  hanya  memikirkan  peningkatan  ilmiah  dan  kecakapan anak-anak saja.
 Apabila para guru hanya menjalankan tugas mengajar, tanpa mendekati jiwa,  kesukaran dan problema anak-anak sehingga hubungan dengan murid-murid tidak  begitu dekat, maka bagi anak-anak yang tidak mandapatkan bimbingan yang baik  di rumah, juga tidak akan mendapatkan di sekolah, bahkan anak akan  menghadapi  problema  yang berhubungan dengan sekolah, pengajaran, teman-teman, peraturan   Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan islam, (Jakarta:Bumi Aksara,1996), hlm.
 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental (Jakarta: CV Haji Masagung, 1989), hlm.126  dan  lain  sebagainya,  yang  akan  menambah  sukar  untuk  beradaptasi  dan  menyesuaikan  dirinya.  Maka  akan  timbul  kelakuan  yang  kurang  baik  terhadap  anak-anak itu sendiri.
Jika  para  guru  tidak  mampu  memberikan  contoh  yang  baik  terhadap  muridmuridnya,  maka  ucapan  serta  nasehat-nasehat  guru  akan  dianggap  remeh  oleh  anak-anak terutama anak remaja.
Kita  tahu  bahwa  masa  remaja  merupakan  masa  transisi  atau  peralihan  dari  masa  anak  menuju  masa  dewasa.  Pada  masa  ini  individu  mengalami  berbagai  perubahan, baik fisik maupun psikis. Masa remaja biasa kita kenal dengan pubertas  atau pencarian jati diri.
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya maka agama pada masa  remaja  turut  dipengaruhi  perkembangannya  itu.  Maksudnya  penghayatan  para  remaja  terhadap  ajaran  agama  dan  tindak  keagamaan  yang  tampak  pada  masa  remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangannnya.
 Perkembangan  diri  seseorang  dari  lahir  sampai  akhir  hayatnya  adalah merupakan   hidup  seseorang  yang  perlu  diselesaikan  dalam  waktu  yang  lama.
Dalam  situasi  tersebut  setiap  orang  memerlukan  layanan  pendidikan  yang  dipengaruhi  oleh  banyak  faktor  baik  yang  berasal  dari  dalam  diri  seseorang  itu  maupun  yang  berasal  dari  luar  dirinya.  Masalah  pengendalian  faktor  yang  mempengaruhi  proses  serta  hasil  pendidikan  adalah  pekerjaan  yang  tidak  selalu  mudah  diselesaikan  oleh  pihak-pihak  yang  bertanggung  jawab.  Maka  dari  itu,   Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 74  praktik  pendidikan  memerlukan  hadirnya  seseorang  pendidik  yang  handal  serta  kreatif .
 Bagi  seorang  guru  dalam  segala  kegiatan  di  bidang  pendidikan  betul-betul  dibutuhkan  guna  menemukan  nilai-nilai  ajaran  agama.  Apalagi  guru  merupakan  seorang  pendidik  yang  bertanggung  jawab  untuk  mewariskan  nilai-nilai  dan  norma-norma  kepada  generasi-generasi  berikutnya.  Khususnya  bagi  guru  yang  mengajar bidang studi agama, bahwa tugas-tugas yang diemban tidak saja terbatas  hanya menyampaikan materi ajar bagi peserta didik hingga mereka mengenal dan  paham  terhadap  isi  pelajaran  yang  diterangkan,  lebih  dari  itu  diharapkan  agar  aktivitas  belajar  mengajar  yang  berlangsung  dan  melahirkan  penghayatan  serta  motivasi  untuk  mengaktualisasikan  dalam  kehidupan  sebenarnya.  Dalam  istilah  pendidikan,  guru  agama  tidak  sekedar  bisa  mengajar  di  muka  kelas,  melainkan  sekaligus  diharapkan  untuk  menjadikan  para  siswanya  tahu  dan  mengerti  tentang  ajaran  agama,  tetapi  juga  mau  melaksanakan  ajaran  agama.
 Tidak  hanya  bagi  guru agama saja yang terlibat dalam penanaman nilai-nilai bagi siswa, tetapi bagi  semua  guru.  Karena  pertalian  dan  kerja  sama  yang  erat  antara  guru-guru  lebih  berharga guna meningkatkan mutu pendidikan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi