Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:Perubahan Status Harta Benda Wakaf (Studi Analisis Undang-Undang Wakaf no 41 tahun 2004 pasal 40)


BAB I   PENDAHULUAN 
 A.  LATAR BELAKANG MASALAH  Perwakafan atau  wakaf  merupakan pranata dalam keagamaan Islam  yang sudah mapan. Dalam Hukum Islam,  wakaf tersebut tersebut termasuk  kategori  ibadah  kemasyarakatan  (ibadah  ijtima’iyyah).  Sepanjang  sejarah  Islam, wakafmerupakan sarana modal yang amat penting dalam memajukan  perkembangan agama.
 Wakafadalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau  badan  hukum  dengan  memisahkan  sebagian  dari  harta  kekayaan  yang  berupa  tanah  milik  dan  melembangkannya  untuk  selama-lamanya  untuk  kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainya  sesuai dengan ajaran  agama Islam.
 Mengenai  dasar  hukum  pelaksanaan  wakaf terdapat  di  dalam  al  Qur’an surat al-Baqarah ayat 267:  Depag  RI,  Perkembangan  Pengeolalaan  Wakaf  Di  Indonesia.Djakarta:  Direktorat  Pemberdyaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI , 2006, Hal.
 Depag  RI,  Kompilasi  Hukum  Islam  Di  Indonesia,  Direktorat  Jendral  Pembinaan  Kelembagaan Agama Islam, 1997, Hlm. 95.
 Depag  RI,  Al-Qur’an  dan  terjemahnya,  Bandung:  CV.  Diponegoro,  Cet  .ke-1,  2000,  hlm.
2  Artinya  :”Hai  orang-orang  yang  beriman,  nafkahkanlah (di  jalan  Allah)  sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari  apa  yang  Kami  keluarkan  dari  bumi  untuk  kamu.”(Q.S. alBaqarah: 267).

Pada masa Islam, kita ketahui bahwa wakaf pertama dalam tasyrÄ«'  Islam adalah wakaf masjid yang dibangun umat Islam  bersama Rasulullah  di Quba pada tahun 622 M. Selanjutnya adalah  wakaf  masjid Nabawi di  Madinah yang merupakan masjid terpenting kedua setelah masjid Haram  di  Makkah.Dalam  kajian-kajian  fiqh  hadits  yang  cukup  terkenal  yang  menunjukkan  disyari'atkannya  wakaf,  selain  Hadits  Umar  bin  Khatab  adalah  hadits  Abu  ThalhahRiwayat  Muslim  dan  Anas  bin  Malik;  Abu  Thalhah  adalah  sahabat  Anshar  yang  paling  banyak  kebun  kurmanya  di  Madinah.  Harta  yang  paling  ia  cintai  adalah  Bairaha'  yang  tepat  berhadapan  dengan  masjid  Nabi.
  Setelah  turun  dan  dibacakannya  Surat  Ali Imran ayat 92:”Kamu  sekali-kali  tidak  sampai  kepada  kebajikan  (yang  sempurna),  sebelum  kamu  menafkahkan  sehahagian  harta  yang kamu  cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan  Maka  Sesungguhnya Allah mengetahuinya.(QS: Ali Imran: 92)”  Depag RI,  Fiqih Wakaf, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal  Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, 2006, Hlm.5.
 QS.Ali Imran (3): 92.
3  Maka  Abu  Thalhah  berdiri  dan  mengatakan:  "Wahai  Rasulullah,  sesungguhnya  harta  yang  paling  aku  cintai  adalah  Bairaha'.Ia  kami  sedekahkan kepada Allah SWT, kami hanya mengharapkan kebaikan dan  pahalanya  disisi  Allah  SWT.  Pergunakanlah  kebun  itu sesuai  dengan  petunjuk  Allah  SWT".  Maka  Rasulullahpun  menerima  wakafnya  dan  memberikan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan hartanya tersebut.
 Wakaf telah  bekembang  sepanjang  perjalanan  sejarah  Islam.  Di  beberapa Negara timur tengah, hasil dari wakaf-properti dan tanah, benarbenar menjadi jaringan layanan kesejahteraan dan derma (seperti sekolah,  panti asuhan yatim piatu, dan dapur umum) bagi penduduk muslim yang  dapat  membiayai  pemeliharaan  masjid-masjid  dan  kuburan-kuburan  terkenal,  pasokan  air,  serta  jembatan-jembatan,  birokrasi-birokrasi  besar  dan berpengaruh bermunculan untuk mengelola wakaf.
 Eksistensi  wakaf  dalam  konstalasi  sosial  masyarakat sangat  didambakan,sebab  lembaga  wakaf  dalam  ajaran  Islam  hakikatnya  bukan  hanya sebagai kebutuhansesaat saja,melainkan diharapkan lebih jauh dari  itu,  yaitu  sebagai  sub  system  lembaga  baitul  mal.  Jika  dikelola  secara  profesional dan memadai akan menjadisumber dana yang potensial untuk  pembangunan umat (bangsa) dan bahkan negara.
 Ruang  lingkup  wakaf  yang  selama  ini  dipahami  oleh  masyarakat  cenderung terbatas pada benda tidak bergerak, akan tetapi perwakafa yang   Depag RI, Fiqh Wakaf ,op. cit.
 Michel Dumper, Wakaf Kaum Muslim Di Negara Yahudi, cet. 1, Jakarta: Lentera, 1999,  Hal. XII  Ahmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, Cet.IV, Depok:  Mumtaz Publishing, 2007, Hal. 73   4  terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 215 ayat(4) dan UU No 41  Tahun 2004 tentang wakaf pasal 16 ,  bahwa benda wakaf adalah segala  benda  baik  bergerak  atau  tidak  bergerak  dan  yang  memiliki  daya  tahan  lama  dan/atau  manfaat  jangka  panjang  serta  mempunyai  nilai  ekonomi  menurut  syariah  yang  diwakafkan  oleh  wakif.  Harta  benda  wakaf  hanya  dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai olehwakif secara sah.
 Praktek  wakaf  dan  perwakafan  yang  terjadi  pada  kehidupan  masyarakat belum sepenuhnya berjalan tertib dan efisien sehingga dalam  berbagai  kasus  banyak  harta  wakaf  yang  terlantar  dan  tidak  terpelihara  sebagaimana  mestinya  atau  beralih  kepada  pihak  ketiga  dengan  cara  melawan  hukum.  Hal  yang  demikian  terjadi  karena  ketidak  mampuan  nadzir  dalam  mengelola  dan  mengembangkan  harta  wakaf  sementara   Pasal 16 menyatakan:  1)  Harta benda wakaf terdiri dari:  a). Benda tidak bergerak, b). Benda bergerak.
2)  Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a meliputi: a). Hak atas  tanah  sesuai  dengan  ketentuan  peraturan  perundang-undangan  yang  berlaku  baik  yang  sudah maupun yang belum terdaftar, b). Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di  atas  tanah  sebagaimana  dimaksud   pada  huruf  (a),  c).  Tanaman  dan  benda  lain  yang  berkaitan dengan tanah, d). Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan  peraturan   perundang.undangan  yang  berlaku,  f).  Benda  tidak  bergerak  lain  sesuai  dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang.undangan yang berlaku.
3)  Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah  harta benda  yang  tidak  bisa  habis  karena  dikonsumsi,  meliputi:   a).  Uang,  b).  Logam  mulia,  c).  Surat  berharga, d). Kendaraan, e). hak Atas kekayaan intelektual, f). hak Sewa, dan g). Benda  bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang.undangan yang  berlaku.
 Lihat  ,www.  Wakaf   .  com  ,  Dalam   Perubahan   Benda  Wakaf,   pada  tanggal  10  September 2011   5  pemahaman  masyarakat  terhadap  fungsi,  tujuan  dan  peran  harta  wakaf  menurut syari'ah masih lemah.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi