Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:STRATEGI GURU MATA PELAJARAN Al-QUR’AN HADITS DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII/B MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI NGANJUK


 BAB I PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang Masalah Kodrat  manusia  dilahirkan  ke  dunia  ini  dengan  membawa  fitrah.  Hal  inilah  yang  membedakan  manusia  dengan  makhluk  ciptaan  lainnya.  Fitrah  merupakan  faktor  kemampuan  dasar  perkembangan  manusia  yang  dibawa  sejak  lahir  yang  merupakan potensi dasar untuk  berkembang. Misalnya kemampuan dasar untuk  beragama, manusia diberi kelebihan berupa akal yang tidak dimiliki oleh makhluk  yang  lain.  Dengan  akal  itu  manusia  dapat  mengembangkan  potensinya  berfikir,  berkembang, dan beragama serta dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Potensi-potensi tersebut harus diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan dalam  kehidupan  nyata  di  dunia  ini  melalui  proses  pendidikan  sepanjang  hayat  yang  kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT di akhirat.
 Pendidikan  merupakan  salah  satu  aspek  yang  sangat  urgen  untuk  mengembangkan  potensi  dan  pribadi  seseorang  agar  dapat  beradaptasi  dengan  lingkungan  sekitar.  Dengan  pendidikan  manusia  dapat  mengerti  dan  memahami  arti kehidupan ini, yang semakin lama semakin berkembang pesat sesuai dengan  perkembangan  zaman  dan  kebutuhan  manusia  yang  semakin  bertambah,  khususnya di bidang pendidikan.
Pada  umumnya  pendidikan  diselenggarakan  untuk  memenuhi  tuntutan  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  setelah  lulus  diharapkan  anak  dapat  membantu   Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam  (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal.12  mengembangkan  masyarakat  atau  ikut  serta  ambil  bagian  dalam  memenuhi  kebutuhan  demi  kesejahteraaan  masyarakat.  Hal  ini  selaras  dengan  tujuan  Pendididkan  Nasional  Indonesia  sebagaimana  tercantum  dalam  Undang-undang  Sistem Pendididkan Nasional Nomor 2 tahun 1989 yang berbunyi : “Pendidikan  Nasional  bertujuan  untuk  mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dan  mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan  bertaqwa  terhadap  Tuhan  Yang  Maha  Esa  dan  berbudi  pekerti  luhur,  memiliki  pengetahuan  dan  ketrampilan,kesehatan  jasmani  dan  rohani,  kepribadian  yang  mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
 Dalam  rangka  mencapai  tujuan  pendidikan  itu  dilaksanakan  proses  belajar  mengajar,  bila  kita  telusuri  proses  belajar  mengajar  yang  merupakan  inti  dari  proses pendidikan formal di sekolah, di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai  komponen-komponen.  Komponen-komponen  tersebut  dapat  kita  kelompokkan  dalam  tiga  unsur  yaitu  guru,  isi,  atau  materi  pelajaran  dan  siswa.  Ketiga  unsur  tersebut  sangat  berpengaruh  dalam  meningkatkan  sumber  daya  manusia  yakni  melalui pendidikan.
Dalam  UURI  (sisdiknas),  No.  20  tahun  2003  Pasal  1  tentang  pengertian  pendidikan adalah: “Usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,   Tim Penyusun Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Sistem Pendidikan  Nasional, (Jakarta : Grasindo, 1991), hal. 10  kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,  bangsa dan negara”.
 Dalam  rangka  memenuhi  kebutuhan  mental  dan  spiritual  seperti  yang  disebutkan  dalam  pengertian  tersebut,  Pendidikan  Islam  dapat  membentuk  manusia  mempunyai  kepribadian  muslim  yakni  manusia  yang  seluruh  aspek  kepribadiannya baik tingkah laku, kegiatan-kegiatan jiwa maupun falsafah hidup  dan kepercayaannya sesuai dengan nilai-nilai Islam.
 Pendidikan Agama Islam harus diberikan kepada semua manusia maka sudah  jelas  bahwa  pendidikan  agama  itu  perlu  diberikan  kepada  semua  manusia,  dan  semua  kalangan.  Oleh  karena  itu,  pemerintah  Indonesia  juga  mewajibkan  setiap  warganya  untuk  sekolah  yang  paling  rendah  adalah  menempuh  “wajib  belajar  9  tahun”.
Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Nganjuk sendiri untuk mata pelajaran agama  cenderung diabaikan oleh peserta didik, karena bagi sebagian peserta didik mata  pelajaran Al-Quran Hadits merupakan mata pelajaran yang menakutkan karena,  adanya  metode  hafalan  yang  diterapkan  selain  metode-metode  lain  yang  juga  digunakan  dalam  pembelajaran  Al-Quran  Hadits.  Seringkali  Al-Quran  Hadits  dianggap beban oleh peserta didik. Harus diakui juga bahwa pendidikan agama  Islam termasuk di dalamnya Al-Quran Hadits masih belum mendapatkan tempat  pada  sebagian  siswa  dan  keberadaannya  sering  kali  kurang  mendapat  perhatian.
dan waktu pelajarannya masih relatif kurang karena mata pelajaran ini waktunya   Undang-undang Republik Indonesia No.20 Th 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung: Citra Umbara,  2006), hal.
 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: P.T Al-Maarif, 1989, Hal  68.
hanya  satu  minggu  sekali  itupun  hanya  dua  jam  pelajaran.  Selain  itu  juga  mata  pelajaran  agama  yang  di  dalamnya  termasuk  Al-Quran  Hadits  merupakan  kelompok mata pelajaran yang tidak di-UAN-kan.
Dalam  pendidikan,  Al-Quran  Hadits  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  agama  yang  dijadikan  sumber  hukum  utama  dalam  agama  Islam  bahkan  AlQuran Hadits “Serulah manusia menuju kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan  mauidlah  dan  mujadalah  dengan  mereka  secara  baik.  Sesungguhnya  Tuhanmu  Dialah  yang  lebih  mengetahui  tentang  siapa  yang  tersesat  dari  jalan-Nya  dan  Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang dapat petunjuk”.
 Berdasarkan  ayat  tersebut,  maka  seorang  pendidik  dan  guru  dalam  proses  belajar dan mengajar berperan sebagai pengajar, dan juga sebagai fasilitator yang  bertugas  memperlancar  jalannya  proses  belajar  mengajar.  Di  samping  itu  guru  juga  bertindak  sebagai  motivator  yang  bertugas  memberi  dorongan  pada  siswa  agar  mereka  melakukan  aktivitas  belajar.  Hal  ini  akan  lebih  berhasil,  jika  siswa  memiliki  motivasi  yang  kuat  untuk  belajar,  siswa  berperan  aktif  dalam  proses  belajar mengajar dan terlibat secara maksimal.
 A. fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam  (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal.
Salah  satu  prinsip  dalam  melaksanakan  pendidikan  adalah  siswa  secara  aktif  mengambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan. Untuk dapat melaksanakan  suatu  kegiatan  pertama-tama  harus  ada  pendorong  untuk  mewujudkan  kegiatan  itu,  atau  dengan  kata  lain,  untuk  dapat  melakukan  sesuatu  harus  ada  motivasi.
Sebagaimana dijelaskan A. Tabrani Rusyan dan kawan-kawan bahwa : 1.  Motivasi  memberi  semangat  terhadap  peserta  didik  dalam  kegiatan-kegiatan  belajarnya.
2.  Motivasi-motivasi  perbuatan  merupakan  pemilih  dari  tipe  kegiatan-kegiatan  untuk melakukannya.
3.  Motivasi memberi petunjuk pada tingkah laku.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi