BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran
adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses
pembelajaran itu merupakan
rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai
komponen. Sedangkan sistem
adalah satu kesatuan komponen yang satu sama yang lain
saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk
mencapai suatu hasil
yang diharapkan secara
optimal sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Oleh
karena itu, pembelajaran
dikatakan sebagai suatu sistem
karena proses pembelajaran
melibatkan berbagai komponen yang
saling berkaitan satu
sama lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan karakteristik suatu sistem yaitu
: pertama, setiap sistem
pasti memiliki tujuan. Kedua, sistem selalu mengandung suatu proses.
Ketiga, proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan
dan memanfaatkan berbagai
komponen atau unsur-unsur tertentu.
Pembelajaran dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik
dan sumber belajar
pada suatu Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran :
Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,
2007), hlm.49- Ibid
Proses
pembelajaran terdiri dari
beberapa komponen yang satu
sama lain saling
berinteraksi, komponen tersebut
adalah tujuan, materi pelajaran,
metode, alat/ fasilitas, dan
evaluasi. Sesuai dengan
bagan berikut ini : Gambar 1.
Komponen Pembelajaran Dari bagan
di atas dapat kita lihat, bahwa guru sangat berperan aktif, komponen yang tidak
dapat dipisahkan dari kesuksesan proses pembelajaran.
Untuk menghasilkan siswa belajar
serta hasil belajar yang memuaskan guru harus mengefektifkan pembelajaran
sesuai dengan komponen pembelajaran.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.
Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan
Anak Bangsa (Jakarta : Raja Gratindo Persada, 2004), hlm.
Evaluasi Metode Alat/Fasilitas Siswa
Belajar Guru Mengajar Tujuan Isi/Materi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Sebagai suatu
sistem setiap komponen
harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala
salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan
mempengaruhi sistem tersebut.
Keberadaan komponen beserta fungsinya, memiliki
kedudukan sangat penting.
Dapat dipastikan, tidak mungkin ada sistem tanpa adanya
komponen. Ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem, pertama dilihat dari
fungsinya setiap komponen itu ada komponen yang bersifat integral yaitu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri,
manakala komponen itu hilang maka akan hilanglah keberadaan
suatu sistem. Komponen
tidak integral sama
dengan pelengkap, walaupun komponen
itu tidak ada,
maka tidak akan mempengaruhi keberadaan
suatu sistem. Kedua, setiap
komponen dalam suatu sistem
saling berhubungan, saling
berinteraksi, saling memengaruhi, dan saling berkaitan. Ketiga,
setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang bermakna.
Keempat, setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang
lebih besar.
Lembaga
pendidikan formal atau
persekolahan, kelahiran dan pertumbuhannya dari
dan untuk masyarakat
bersangkutan. Artinya, sekolah sebagai pusat
pendidikan formal merupakan
perangkat masyarakat yang diserahi
kewajiban pemberian pendidikan.
Perangkat ini ditata
dan dikelola secara formal,
mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukan di masyarakat.
Haluan tersebut tercermin di
dalam falsafah dan
tujuan, penjenjangan, Wina Sanjaya, Perencanaa dan Desain Sistem
Pembelajaran (Jakarta : Prenada Media Group, 2009 ), hlm. 4- kurikulum
pengadministrasian serta pengelolaannya.
Menurut Noeng Muhajir dalam Fatah Yasin,
disebut sebagai institusi atau lembaga pendidikan manakala terdapat beberapa
ciri, antara lain pertama adanya fungsi yang jelas dari lembaga tersebut yaitu
menumbuh-kembangkan subyek-didik ke tingkat yang normatif lebih baik. Kedua,
ada pelakunya yaitu pendidik dan peserta didik. Ketiga, ada ciri fisiknya yaitu
bangunan gedung.
Keempat, ada cirri simboliknya
yaitu tanda bukti berupa sertifikat/ ijazah dan gelar bagi subyek didik yang
lulus.
Fokus lokasi penelitian yang akan diteliti di
SMP 3 Karangjati yang berlokasi di Ds.
Campurasri Kec.Karangjati Kab.Ngawi.
Peneliti memilih kelas VII
sebagai obyek penelitian, karena kelas
VII adalah masa
transisi siswa dari jenjang
Sekolah Dasar menuju
jenjang Sekolah Menengah Pertama. Masa
transisi ini sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan
proses pembelajaran,
khususnya pada mata pelajaran
PAI. Dari segi
materi, tujuan yang harus
dicapai, karakteristik mata
pelajaran PAI antara
di lembaga sekolah SD dan SMP
sangat berbeda, sehingga siswa harus menyesuaikan diri untuk menerima pelajaran
yang berbeda.
Pembelajaran PAI di SMP
kebanyakan mengalami
kesulitan dalam pencapain hasil
belajar secara maksimal. Hal ini bisa disebabkan karena input siswa SMP
kebanyakan dari SD yang mendapat materi PAI tidak maksimal sebagaimana di
sekolah MI. Faktor
jumlah jam pelajaranan
mata pelajaran Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar
dasar-dasar pendidikan (Malang : Tim Dosen FIP IKIP, 1987), hlm Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam
(Malang : UIN Press, 2008), hlm PAI yang
hanya dua jam
pelajaran dalam satu
minggu juga mempengaruhi pembelajaran tidak
bisa mencapai hasil dengan
maksimal. Mata pelajaran PAI di
SD dan SMP
diberikan secara terpadu
yang mencakup masalah
alqur’an, akhlak, fiqh, dan tarikh Islam yang hanya diberikan waktu
selama dua jam pelajaran dalam satu minggu.
Penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang sangat
mempengaruhi keberhasilan pembelajaran
yang terjadi di lembaga
sekolah. Selain faktor-faktor
yang sudah dijelaskan
sebelumnya, masih ada satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran yaitu guru. Guru perlu melakukan usaha-usaha,
upaya-upaya mewujudkan pembelajaran
efektif sehingga
pembelajaran bisa berhasil
sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Guru bertugas membuat siswa menjadi output dari proses pembelajaran
yang mengalami perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
bisa menjadi bisa.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi