Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PEMBELAJARAN EFEKTIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 KARANGJATI NGAWI


 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa.  Proses  pembelajaran  itu  merupakan  rangkaian  kegiatan  yang melibatkan  berbagai  komponen.  Sedangkan  sistem  adalah  satu  kesatuan komponen yang satu sama yang lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk  mencapai  suatu  hasil  yang  diharapkan  secara  optimal  sesuai  dengan tujuan  yang  telah  ditetapkan.
 Oleh  karena  itu,  pembelajaran  dikatakan sebagai  suatu  sistem  karena  proses  pembelajaran  melibatkan  berbagai komponen  yang  saling  berkaitan  satu  sama  lain  untuk  mencapai  tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan karakteristik suatu sistem  yaitu  : pertama,  setiap  sistem  pasti  memiliki  tujuan. Kedua,  sistem selalu mengandung suatu proses. Ketiga, proses kegiatan dalam suatu sistem selalu  melibatkan  dan  memanfaatkan  berbagai  komponen  atau  unsur-unsur tertentu.
 Pembelajaran dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor  Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi  peserta  didik  dengan  pendidik  dan  sumber  belajar  pada  suatu  Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm.49-  Ibid

Proses  pembelajaran  terdiri  dari  beberapa  komponen yang  satu  sama  lain  saling  berinteraksi,  komponen  tersebut  adalah  tujuan, materi  pelajaran,  metode, alat/  fasilitas,  dan  evaluasi.  Sesuai  dengan  bagan berikut ini : Gambar 1.
Komponen Pembelajaran Dari bagan di atas dapat kita lihat, bahwa guru sangat berperan aktif, komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kesuksesan proses pembelajaran.
Untuk menghasilkan siswa belajar serta hasil belajar yang memuaskan guru harus mengefektifkan pembelajaran sesuai dengan komponen pembelajaran.
  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.
 Abdur Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta : Raja Gratindo Persada, 2004), hlm.
Evaluasi Metode Alat/Fasilitas Siswa Belajar Guru Mengajar Tujuan Isi/Materi Hasil Belajar Kompetensi Dasar Sebagai  suatu  sistem  setiap  komponen  harus  dapat  melaksanakan fungsinya dengan tepat. Manakala salah satu komponen tidak berfungsi, maka akan  mempengaruhi  sistem  tersebut.  Keberadaan  komponen  beserta fungsinya,  memiliki  kedudukan  sangat  penting.  Dapat  dipastikan,  tidak mungkin ada sistem tanpa adanya komponen. Ada beberapa sifat komponen dalam suatu sistem, pertama dilihat dari fungsinya setiap komponen itu ada komponen yang bersifat integral yaitu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri, manakala komponen itu hilang maka akan hilanglah  keberadaan  suatu  sistem.  Komponen  tidak  integral  sama  dengan pelengkap,  walaupun  komponen  itu  tidak  ada,  maka  tidak  akan mempengaruhi  keberadaan  suatu  sistem. Kedua,  setiap  komponen  dalam suatu  sistem  saling  berhubungan,  saling  berinteraksi,  saling  memengaruhi, dan saling berkaitan. Ketiga, setiap komponen dalam suatu sistem merupakan keseluruhan yang bermakna. Keempat, setiap komponen dalam suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar.
 Lembaga  pendidikan  formal  atau  persekolahan,  kelahiran  dan pertumbuhannya  dari  dan  untuk  masyarakat  bersangkutan.  Artinya,  sekolah sebagai  pusat  pendidikan  formal  merupakan  perangkat  masyarakat  yang diserahi  kewajiban  pemberian  pendidikan.  Perangkat  ini  ditata  dan  dikelola secara formal, mengikuti haluan yang pasti dan diberlakukan di masyarakat.
Haluan  tersebut tercermin  di  dalam  falsafah  dan  tujuan,  penjenjangan,  Wina Sanjaya, Perencanaa dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta : Prenada Media Group, 2009 ), hlm. 4- kurikulum pengadministrasian serta pengelolaannya.
 Menurut Noeng Muhajir dalam Fatah Yasin, disebut sebagai institusi atau lembaga pendidikan manakala terdapat beberapa ciri, antara lain pertama adanya fungsi yang jelas dari lembaga tersebut yaitu menumbuh-kembangkan subyek-didik ke tingkat yang normatif lebih baik. Kedua, ada pelakunya yaitu pendidik dan peserta didik. Ketiga, ada ciri fisiknya yaitu bangunan gedung.
Keempat, ada cirri simboliknya yaitu tanda bukti berupa sertifikat/ ijazah dan gelar bagi subyek didik yang lulus.
 Fokus lokasi penelitian yang akan diteliti di SMP 3 Karangjati yang berlokasi  di  Ds.  Campurasri  Kec.Karangjati  Kab.Ngawi.  Peneliti  memilih kelas  VII  sebagai  obyek  penelitian, karena  kelas  VII  adalah  masa  transisi siswa  dari  jenjang  Sekolah  Dasar  menuju  jenjang  Sekolah  Menengah Pertama.  Masa  transisi  ini  sangat  berpengaruh  terhadap  pelaksanaan  proses pembelajaran,  khususnya  pada mata  pelajaran  PAI.  Dari  segi  materi, tujuan yang harus  dicapai,  karakteristik  mata  pelajaran  PAI  antara  di  lembaga sekolah SD dan SMP sangat berbeda, sehingga siswa harus menyesuaikan diri untuk menerima pelajaran yang berbeda.
Pembelajaran PAI di  SMP  kebanyakan mengalami  kesulitan  dalam pencapain hasil belajar secara maksimal. Hal ini bisa disebabkan karena input siswa SMP kebanyakan dari SD yang mendapat materi PAI tidak maksimal sebagaimana  di  sekolah  MI.  Faktor  jumlah  jam  pelajaranan  mata  pelajaran  Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar dasar-dasar pendidikan (Malang : Tim Dosen FIP IKIP, 1987), hlm   Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam (Malang : UIN Press, 2008), hlm  PAI  yang  hanya  dua  jam  pelajaran  dalam  satu  minggu juga  mempengaruhi pembelajaran  tidak  bisa  mencapai hasil  dengan  maksimal. Mata  pelajaran PAI  di  SD  dan  SMP  diberikan  secara  terpadu  yang  mencakup  masalah  alqur’an, akhlak, fiqh, dan tarikh Islam yang hanya diberikan waktu selama dua jam pelajaran dalam satu minggu.
Penjelasan di  atas dapat  disimpulkan  bahwa  ada  beberapa  faktor yang  sangat  mempengaruhi  keberhasilan  pembelajaran  yang  terjadi  di lembaga  sekolah.  Selain  faktor-faktor  yang  sudah  dijelaskan  sebelumnya, masih ada satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yaitu guru.  Guru  perlu melakukan  usaha-usaha,  upaya-upaya mewujudkan pembelajaran  efektif  sehingga pembelajaran  bisa  berhasil  sesuai  dengan tujuan yang ingin dicapai. Guru bertugas membuat siswa menjadi output dari proses pembelajaran yang mengalami perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi