BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Usia
siswa SMP adalah
antara 13-16 tahun,
pada fase ini seseorang mulai
mengerti nilai-nilai dan
mulai memakainya dengan
cara-caranya sendiri.
Pada
usia ini anak
banyak menentang orang
tua, mereka ingin menunjukkan
jati diri mereka sendiri. Sesungguhnya
pertumbuhan kesadaran moral pada
anak, menyebabkan agama,
dan kitab suci
baginya tidak lagi merupakan kumpulan
undang-undang yang adil,
yang dengan itu
Allah menghukum dan mengatur
dunia guna menunjuki kita kepada perbaikan.
Begitu penting peningkatan akhlak pada siswa,
karena salah satu faktor penyebab kegagalan
pendidikan Islam selama
ini karena anak
banyak yang kurang
atau masih rendah
akhlaknya. Hal ini
karena kegagalan dalam menanamkan dan
membina akhlak. Tidak
dapat dipungkiri, bahwa munculnya tawuran,
konflik dan kekerasan
lainnya merupakan cermin ketidakberdayaan sistem
pendidikan di negeri
ini, khususnya akhlak.
Ketidakberdayaan sistem
pendidikan agama di
Indonesia karena pendidikan agama Islam selama ini hanya menekankan kepada
proses pentransferan ilmu kepada siswa
saja, belum pada proses transformasi nilai-nilai luhur keagamaan Muhaimin,
Paradigma pendidikan islam(upaya
mengefektifkan pendidikan agama
Islam di sekolah)Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2002, hal.170.
(Zakiyah
Daradjat, ilmu jiwa
agama )Jakarta:Bulan
Bintang, 1996, hal.50.
kepada siswa,
untuk membimbingnya agar
menjadi manusia yang berkepribadian
kuat dan berakhlak mulia.
Dari
semua fakta diatas,
sangatlah perlu dipertanyakan
bagaimana sejatinya potret
akhlak para peserta
didik tersebut, dan
sebagaimana telah disebutkan diatas tentang guru agama (terutama
Agama Islam) tentu saja hal ini tidak
dapat dilepas dari
strategi guru pendidikan
Agama Islam dalam mendidik
mereka.
Ketidakpahaman siswa
terhadap pendidikan agama
dikarenakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran
tidak memakai teknik atau
metode tertentu sehingga
proses pengajaran tidak
berjalan dengan meksimal,
lain halnya apabila dalam
pengajaran guru memakai teknikatau metode yang tepat dalam menyampaian materi bisa dipastikan siswa
akanlebih bisa mengerti dan memahami
serta mampu mengamalkan.
Secara keseluruhan
pendidikan di sekolah,
kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling kokoh.
Ini berarti bahwa
berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan banyak
bergantung kepada bagaimana
proses yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik.
Perbaikan akhlak merupakan suatu misi yang
paling utama yang
harus dilakukan oleh
guru pendidikan agama
islam kepada anak
didik, strategi merupakan
komponen yang sangat
berpengaruh dalam dunia
pendidikan, terlebih terkait erat
dengan proses pembinaan akhlakul karimahsiswa. Strategi Toto
Suharto. dkk, Rekontruksi
dan Modernisasi Lembaga
Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
Global Pustaka Utama, 2005), hlm. 169 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 1 guru pendidikan agama islam dalam
pembinaan akhlakul karimahsiswa pada dasarnya
nantinya juga sangat
mempengaruhi tingkat pemahaman
dan pengamalan nilai-nilai akhlak itu sendiri, terlebih apabila pengaruh terhadap tingkat kesadaran siswa dalam mengamalkan
nilai-nilai luhur, baik yang ada dalam lembaga
atau diluar lembaga,
baik yang bersifat
formal atau non formal.
Pada setiap
lembaga pendidikan baik
yang bersifat formal
atau nonformal, pastilah
mempunyai komitmen yang
kuat terhadap usaha
untuk pembinaan akhlakul karimah
siswa, hal ini
tidak bisa dipungkiri lagi karena pembinaan
setiap lembaga pendidikan
yang berkomitman untuk
membina akhlakul karimah pada
siswanya, tentunya memiliki
strategi atau cara tersendiri
dalam proses pembinaannya. Hal ini disebabkan perbedaan karakter dari
masing-masing peserta didik
pada suatu lembaga pendidikan tertentu pula.
Keberagamaan strategi guru
agama islam dalam
proses pembinaan akhlakul karimahbertujuan untuk menarik minat
belajar para siswa, dan untuk membentuk suasana
belajar yang tidak
menjenuhkan dan monoton
sehingga kelancaran dan
keberhasilan dalam pembinaan akhlakul
karimahsiswa dapat semaksimal mungkin
berhasil dengan baik.
Tanpa adanya
strategi guru Agama
Islam sudah barang tentu
proses pembinaan akhlakul
karimah siswa tidak
dapat berjalan dengan
maksimal, gaya mengajar
dan menyampaikan materi
pelajaran agamapun harus bervariasi
dan disesuaikan dengan keadaan kelas, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan mampu memahami serta mengamalkannya
dalamkehidupan seharihari.
Selain itu
tugas dan tanggung
jawab guru adalah
untuk memberikan sejumlah norma kepada anak didik agar tahu
mana perbuatan yang susila dan asusila, mana
perbuatan yang bermoral
dan amoral. Semua
norma itu mesti harus
guru berikan ketika di kelas, di luar kelaspun sebaiknya guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan.
Pendidikan dilakukan tidak sematamata dengan perkataan, tetapi sikap, tingkah
laku dan perbuatan.
Tugas seorang guru memang berat dan banyak.
Akan tetapi semua tugas guru itu
akan dikatakan berasil
apabila ada perubahan
tingkah laku dan perbuatan
pada anak didik ke arah yang lebih baik.
Maka tentunya hal yang paling mendasar
ditanamkan adalah akhlak. Karena jika
pendidikan akhlak yang baik
dan berhasil ajarannya
berdampak pada kerendahan
hati dan perilaku
yang baik, baik
terhadap sesama manusia,
lingkungan dan yang paling
pokok adalah akhlak kepada Allah Swt. jika ini semua kita perhatikan maka tidak akan terjadi kerusakan alam dan
tatanan kehidupan, sebagaimana firman Allah Swt “
Telah nampak kerusakan
di darat dan
di laut disebabkan
Karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang
benar). (QS. Ar-Rum: 41).
Dengan
demikian tugas guru
pendidikan Agama Islam
disekolah adalah membina
dan mendidik siswanya
melalui pendidikan agama
islam yang dapat membina akhlak
para siswa dan mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas tersebut terasa
berat karena ada unsur
tanggung jawab mutlak
guru, akan tetapi
juga keluarga dan
masyarakat mendukung dan bertanggung jawab
serta bekerja sama
dengan mendidik anak,
maka pembinaan akhlakul karimah
akan dicapai dengan baik.
Untuk mewujudkan hal tersebut
maka seorang guru pendidikan Agama Islam mampu
berupaya dan menggunakan
beberapa strategi dalam
upaya pembinaan akhlak
siswa,baik itu strategi
dalam penyampaian materi
Agama Islam dengan
menggunakan metode atau
strategi tentang kegiatan
apa saja yang
harus dilaksanakan dalam
membina akhlak siswa, karena
dengan menggunakan strategi
dapat mengghasilkan tujuan
yang diinginkan dalam pendidikan.
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi