Sabtu, 23 Agustus 2014

Skripsi Syariah:STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pungging Mojokerto)


BAB I  PENDAHULUAN
 A.  Latar Belakang Masalah  Kenakalan  remaja  merupakan  salah  satu  problem  yang  senantiasa  muncul di tengah-tengah  masyarakat. Masalah tersebut hidup, berkembang  dan  membawa  akibat-akibat  tersendiri  sepanjang  masa yang  sulit  dicari  ujung  pangkalnya,  sebab  pada  kenyataannya  kenakalan remaja  telah  merusak nilai-nilai susila, nilai-nilai ajaran serta merusak nilai-nilai hukum.
 Kenakalan remaja yang sering kali terjadi di masyarakat merupakan  bentuk-bentuk  perbuatan  menyimpang  seperti  mencuri, pelecehan  seksual,  minum-minuman  keras,  penggunaan  obat-obatan  terlarang,  penodongan,  narkotika  dan  lain  sebagainya.  Tentu  saja  problem  seperti  ini  sangat  bertentangan dengan tujuan pembangunan nasional serta dapat menghambat  pembangunan nasional.
Ditinjau dari segi perkembangan biologis seseorang  yang dikatakan  remaja  adalah  mereka  yang  telah  berusia  13  sampai  dengan  18/19  tahun.

Pada  awal  usia  remaja  ini  merupakan  tahap  sekolah  menengah  pertama  (SMP).  Masa  remaja  termasuk  masa yang  sangat  menentukan  karena pada  masa  ini  anak-anak  mengalami  banyak  perubahan  psikis  dan  fisiknya.
Perubahan  kejiwaan  menimbulkan  kebingungan  di  kalangan  remaja,  sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang.
 M. Tyayibi, M. Ngemron, Psikologi Islam. Muhammadiyah.
Pada tahap perkembangan ini mereka mengalami penuhgejolak emosi dan  tekanan  jiwa  sehingga  mudah  menyimpang  dari  aturan  dan  norma-norma  sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.
 Fenomena tersebut diakibatkan karena melihat kondisi psikis remaja  yang  pada  umumnya  memiliki  rasa  ingin  tahu  yang  tinggi  sehingga  seringkali  ingin  mencoba  hal-hal  yang  baru,  mengkhayal,  dan  merasa  gelisah,  serta  berani  melakukan  pertentangan  jika  dirinya  merasa  disepelekan. Untuk itu mereka sangat memerlukan keteladanan, konsistensi,  penanaman  nila-nilai  keagamaan  yang  nantinya  dapat  dijadikan  pedoman  dalam menjalani hidup yang terus berkembang.
Melihat  masa  remaja  yang  sangat  potensial  untuk  berkembang  kearah  positif  maupun  negatif  maka  intervensi  edukatif  dalam  bentuk  pendidikan,  bimbingan,  maupun  pendampingan  sangat  diperlukan,  untuk  mengarahkan  perkembangan  potensi  remaja  tersebut  agar  berkembang  kearah  yang  positif  dan  produktif.  Intervensi  edukatif  harus  sejalan  dan  seimbang,  terutama  dalam  intervensi  pembelajaran  pendidikan  agama  Islam  yang  bisa  mengarahkan  pada  pembentukan  kepribadian  muslim.
Proses  edukatif  ini  dapat  dilakukan  dari  berbagai  pihak  yaitu  keluarga  (orang  tua),  sekolah  maupun  masyarakat.  Kerja  sama  yang  baik  antara  ketiga  komponen  ini  harus  dijalin  sebaik-baiknya  agar  secara  simultan  dapat mencegah remaja berkembang kearah negatif akan tetapi sebaliknya  akan mendorong remaja berkembang kearah yang positif dan produktif.
 Zulkifli, Psikologi Perkembangan,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 63  Untuk  membentuk  perilaku  yang  baik  dalam  wujud  budi pekerti  yang luhur dan pribadi yang terpuji serta mental yang tangguh maka perlu  adanya  bimbingan,  pendidikan,  pengawasan  dalam  bidang  keagamaan,  walaupun  pada  dasarnya  masih  diperlukan  bidang  yang lain  akan  tetapi  agama  (pendidikan  agama  Islam)  diturunkan  untuk  meluruskan  perilaku  manusia dalam segala dimensi kehidupan yang bersifat individu maupun  sosial.
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang mempunyai segisegi  yang  positif  dan  juga  kelebihan-kelibihan  jika dibandingkan  dengan  makhluk  yang  lainnya.  Namun  demikian,  harus  disadari  pula  bahwa  manusia juga mempunyai sifat-sifat yang negatif. Dalam Al Qur’an telah  dijelaskan  bahwa  manusia  di  samping  banyak  dipuji,  juga  banyak  dicela/dicerca.  Celaan  atau  cercaan  tersebut,  merupakan  cerminan  dari  segi-segi negatif yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Di antara cercaan  yang  sekaligus  mencerminkan  kekurangan  dan  kelemahan  manusia  itu  adalah sebagai berikut:  1.  Manusia adalah amat dhalim dan amat bodoh, sebagaimana firman Allah  dalam QS. Al Ahzab ayat 72.
2.  Manusia  adalah  makhluk  yang  lemah,  tidak  mempunyai daya  dan  kekuatan  sendiri,  melainkan  hanya  Allah  yang  memberikannya  daya  dan  kekuatan QS. An-Nisa’ ayat 28 dan Al Kahfi ayat 39.Oleh karena itu tidak  sepantasnya untuk bersikap sombong dan lupa diri, baik sombong karena  kekayannya, karena jabatannya atau karena ilmunya dan sebagainya.
3.  Manusia adalah makhluk yang banyak membantah dan menentang ajaran  Allah yang telah menciptakannya dan yang telah memberi berbagai macam  nikmat, dijelaskan dalam QS. Al-Kahfi ayat 54.
4.  Manusia  itu  bersifat  tergesa-gesa  dijelaskan  dalam  QS.  Al-Isra’  ayat  11,  dalam  arti  suka  menuntut  sesuatu  kebaikan  dan  keuntungan  apa  saja  dengan segera.
5.  Manusia  adalah  mudah  lupa  dan  banyak  salah.  Sebagaimana  Nabi  SAW  bersabda: “Setiap manusia sangat banyak salah dan sebaik-baik orang yang  banyak salah ialah orang yang sangat sering bertaubat kepada Allah”. (HR.
Al-Turmudzi dan Ibnu Majah)  6.  Manusia  itu  sering  mengingkari  nikmat,  sebagaimana  yang  dijelaskan  dalam QS. Al Hajj ayat 66, dan mengingkari kebenaran ajaran Allah, yang  dijelaskan dalam QS. Al Isra’ ayat 89.
7.  Manusia  itu  mudah  gelisah  dan  banyak  keluh  kesah  serta  sangat  kikir,  seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Ma’arij ayat 19-21 dan Al Isra’ ayat  100, dalam arti manusia itu mudah cemas dan tidak tabah dalam menghadapi  musibah,  sangat  mudah  merasa  resah  dan  gelisah  serta  kehilangan  keseimbangan mental ketika ditimpa musibah.
 Dengan  adanya  berbagai  sifat  negatif  atau  kelemahan manusia  tersebut, maka akan menyadarkan diri manusia untuk  lebih memperhatikan  eksistensi dirinya yang serba terbatas jika dibandingkan dengan Sang Maha  Pencipta yang serba tak terbatas. Karena itu, pendidikan dalam Islam antara   Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 25-26  lain  bertugas  untuk  membimbing  dan  mengarahkan  manusia  agar  mampu  mengendalikan diri dan menghilangkan sifat-sifat negatif yang melekat pada  dirinya  agar  tidak  sampai  mendominasi  dalam  kehidupannya,  sebaliknya  sifat-sifat positifnya yang tercermin dalam kepribadiannya.
 Zakiah Daradjat juga menjelaskan,  Pendidikan agama Islam mempunyai peranan penting dalam pembinaan  moral  yaitu  memberi  bimbingan  dalam  hidup,  menolong dalam  menghadapi  kesukaran  dan  mententramkan  batin,  serta dikatakan  pula  bahwa  pendidikan  agama  Islam  itu  adalah  pembentukan kepribadian  muslim  Usaha  adanya  pendidikan  agama  Islam  di  sekolah  diharapkan  agar  mampu  meningkatkan  keyakinan,  pemahaman,  penghayatan  dan  pengamalan  ajaran  agama  Islam  dari  peserta  didik.  Di  samping  itu  pendidikan  agama  Islam  juga  untuk  membentuk  kesalehan  pribadi  yang  bersifat vertikal, artinya hubungan baik atau sikappatuh dan tunduk antara  dirinya  dengan  Allah  SWT,  serta  untuk  membentuk  kesalehan  sosial  yang  bersifat  horizontal,  artinya  hubungan  baik  yang  terjalin  antara  dirinya  dengan sesamanya.
 Dari  hasil  survei  pertama  di  SMP  Negeri  1  Pungging  Mojokerto,  yang  sebagian  besar  siswanya  berusia  remaja.  Sebagaimana  pada  survei  awal diketahui bahwa dari sekian banyak siswa yang ada di sekolah tersebut  bukan berasal dari daerah Pungging saja, akan tetapi mereka juga ada yang  berasal dari daerah atau kota yang lain. Meskipun di Kecamatan Pungging   Ibid, hlm. 27   Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental,(Jakarta: Toko Agung, 1996), hlm. 50   Muhaimin, Op.Cit.,hlm. 76  ini bukanlah suatu daerah yang besar, namun tidak menutup kemungkinan di  Kecamatan  Pungging  juga  terjadi  kasus-kasus  kenakalan  remaja  atau  bentuk-bentuk perbuatan menyimpang.
Dari sini penulis dapat mengamati adanya pergaulan yang luas antar  siswa  yang  terjadi  di  SMP  Negeri  1  Pungging  Mojokerto.  Hal  ini  dapat  mempengaruhi psikis remaja (siswa) dalam pembentukan kepribadian yang  baik  atau  malah sebaliknya. Mengingat  pada  masa  remaja ini  adalah  masa  yang  sangat  berpotensi  untuk  melakukan  perbuatan-perbuatan  yang  menyimpang.  Oleh  karena  itu  peran  bimbingan,  pengarahan,  ataupun  pembinaan  sangatlah  diperlukan  dalam  pembentukan  pribadi  yang  diharapkan oleh keluarga, bangsa dan juga agama.
Di dalam penelitian terdahulu yang dilaksanakan oleh Kasmuliyatin,  dijelaskan pula bahwa di setiap sekolah pasti ada yang namanya kenakalan,  baik  itu  dalam  bentuk  kenakalan  ringan  atau  kenakalan  berat.  Kenakalan  tersebut  bisa  dipengaruhi  dari  lingkungan  keluarga, lingkungan  sekolah  ataupun lingkungan masyarakat yang tidak kondusif.
Kenakalan remaja merupakan masalah yang dirasa sangatlah penting  dan menarik untuk dibahas. Karena remaja merupakan  bagian dari generasi  muda  yang  termasuk  aset  negara,  dan  juga  merupakan  tumpuan  serta  harapan bagi masa depan bangsa, negara dan agama. Untuk mewujudkan itu  semua,  maka  sudah  barang  tentu  menjadi  kewajiban  dan  tugas  kita  semua  bagi  orang  tua,  pendidik  (guru)  dan  pemerintah  untuk  mempersiapkan  generasi  muda  menjadi  generasi  yang  tangguh  dan  berwawasan  atau  berpengetahuan  yang  luas  dengan  jalan  membimbing  dan  mengarahkan  mereka semua sehingga  menjadi warga negara yang baik dan bertanggung  jawab secara moral.
 Pada  kenyataannya  usaha  dan  kreativitas  seorang  guru  sangat  menentukan tingkat keberhasilan  suatu pendidikan, disertai  dengan  adanya  motivasi  dari  seorang  guru  terhadap  siswa  untuk  mencapai  tujuan  yang  diharapkan.
 Menurut Jalaluddin,  Guru  merupakan  salah  satu  unsur  yang  berpengaruh  terhadap  proses  pembinaan  moral  siswa.  Kedudukan  guru  terutama  guru agama  Islam  memiliki  peran  yang  sangat  penting  dalam  mencegah  terjadinya  kenakalan  remaja.  Karena  pada  dasarnya  tugas  guru  pendidikan  agama  Islam  adalah  membentuk  akhlak  remaja  (siswa)  yang  berkepribadian  muslim.
 Guru  Pendidikan  Agama  Islam  merupakan  pendidik  yang bertanggung  jawab  langsung  terhadap  pembinaan  akhlak  dan  penanaman  norma hukum tentang baik buruk serta tanggung jawabseseorang atas segala  tindakan  yang  dilakukan  baik  di  dunia  maupun  di  akhirat.  Penanaman  pemahaman  siswa  tentang  hal  ini  dapat  sebagai  kontrol  diri  atas  segala  tingkah lakunya sehingga siswa sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya  akan  dimintai  pertanggung  jawaban  di  kemudian  hari. Jelas  bahwasannya  setiap muslim dididik dalam agama agar menjadi manusia yang teguh dalam  akidah, loyal dan taat dalam syariah dan terpuji dalam akhlaknya.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi