Senin, 25 Agustus 2014

Skripsi Syariah:STUDI ANALISIS PENDAPAT YUSUF AL-QARDHAWI TENTANG HUKUM TINDAK PIDANA ABORSI


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah  Sudah  menjadi  kodrat  seorang  wanita  hamil  untuk  menjaga kehamilannya  dengan  baik.  Adapun  jika  seorang  wanita  hamil,  maka  sebab  sumber  kehamilannya  ada  perbedaannya,  Jika  kehamilannya  memang  kehamilan  yang  diinginkan  karena  buah  dari  ikatan  suci  (pernikahan)  dan  kehamilan  itu  dalam  kondisi  tidak  membahayakan   wanita  yang  hamil  maupun  anak  yang  dikandungnya,  maka  wanita  tersebut  wajib  menjaga  kehamilannya.  Tapi  jika  kehamilan  tersebut  tidak  diinginkan  karena  bisa  membahayakan  jiwa  wanita  yang  hamil  juga  berbahaya  bagi  anak  yang  dikandungnya,  maka  mempertahankan  kehamilan  tersebut  menjadi  tidak  wajib  dan  biasanya  akibat  dari  kehamilan  yang  tidak  diinginkan  tersebut  biasanya  jalan  satu-satunya  untuk  menghentikan  kehamilan  tersebut  yaitu  dengan aborsi.
Membahas   masalah   aborsi   bukanlah   persoalan   yang   mudah  karena jumlah  yang melakukan aborsi secara akurat dengan hitungan  yang  tetap sulit didapatkan, bahkan faktor yang melakukan aborsi terselubung lebih  banyak daripada yang tidak terselubung. Hal ini dipengaruhi oleh perspektif  masyarakat  tentang  aborsi  cenderung  negatif,  seperti  dianggap  sebagai   pembunuh  bagi  pelakunya,  karena  pelaku  cenderung   menyembunyikan  tindakan aborsi walaupun alasannya dapat dibenarkan.

 Belum  lama  ini  ada  beberapa  sekelompok  masyarakat  agar  aborsi  dilegalkan dengan dalih menjunjung tinggi HAM, dimana ini bisa dilihat dari  kasus  aborsi  di  Indonesia  kian  meningkat  tiap  tahunnya,  terbukti  dengan  pemberitaan  di  media  massa,  jika  ini  dilegalkan  sebagaimana  di  negaranegara  barat  akan  berakibat  rusaknya  tatanan  agama,  budaya,  bangsa  dan  akan  mendorong  terhadap  pergaulan  bebas  yang  lebih  jauh  dalam  masyarakat.
 Hal ini berarti hilangnya nilai-nilai moral serta norma yang telah  lama mendarah daging dalam masyarakat, jika ini dilegalkan akan mendorong  terhadap pergaulan bebas  yang  lebih  jauh dalam  masyarakat. Pada dasarnya  seorang wanita  yang melakukan aborsi akan mengalami, kehilangan harga  diri, berteriak-teriak  histeris, mimpi buruk b erkali-kali mengenai bayi,  ingin  bunuh  diri,  terjerat  obat-obat terlarang,  dan  tidak  bisa menikmati  hubungan  seksual.
 Aborsi berarti pengguguran kandungan atau membuang janin dengan  sengaja  sebelum  waktunya,  (sebelum  lahir  secara  alamiah).
 Dalam  istilah  medis,  abortus  terdiri  atas  dari  dua  macam  yaitu  pertama  aborsi  spontan  (abortus  spontaneeus)  merupakan  aborsi  yang  terjadi  secara  alamiah  baik  tanpa  sebab  tertentu,  seperti  penyakit,  Virus  Tokoplasma,  anemia,  demam   Afwah Mumtazah, Yulianti Muthamaimah, ”Menimbang Penghentian Kehamilan Tidak  Diinginkan  Perspektif  Islam  Dan  Hukum  dalam  Suplemen  Positif”,  Swara  Rahima,  II,  21  April  2007.
 R.S  Ridho  Syahputra  Manurung  “Legalisasi  Aborsi,  Nilai  Pancasila,  Agama  dan  Hukum”, dalam Serba Waspada Mimbar Jum’at, Jakarta : 25 November 2005, hlm.
 Ibid ,hlm.
 Ibid ,hlm.1   tinggi,  dan  lain-lain.  Aborsi  jenis  ini  dapat  dimaafkan  dalam  istilah  fiqih  disebut  al  isqat  al  afwu  yang  berarti  aborsi  dapat  dimaafkan,  dimana  pengguguran ini tidak memiliki akibat hukum . Dan yang kedua yaitu aborsi  yang disengaja (abortus provokatus) merupakan aborsi yang disengaja karena  sebab  tertentu,  dalam  istilah  fiqih  disebut   al  isqat  al  dharury.  Aborsi  ini  memiliki konsekuensi  yang  jenis  hukumnya  tergantung  pada  faktor-  faktor  yang melatarbelakanginya.
 Data  WHO (World Health Organization) menyebutkan  tiap tahunnya  bahwa 15-50% kematian ibu disebabkan oleh pengguguran kandungan  yang  tidak aman. Dari 20 juta pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan  tiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan meninggal dunia. Dengan kata lain,  1 dari 8 ibu meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman .
 Resiko  kesehatan  dan  keselamatan  fisik  yang  akan  dihadapi  seorang  wanita  pada  saat  melakukan  aborsi  adalah  kematian   mendadak,  karena  pendarahan yang hebat, pembiusan yang gagal, kematian secara lambat akibat  infeksi  serius  disekitar  kandungan, rahim  yang robek,  kerusakan pada leher  rahim,  indung  telur,  kanker  hati,  menjadi  mandul  tidak  memiliki  keturunan  lagi, infeksi rongga panggul, dan infeksi pada lapisan rahim.
 Aborsi  yang  dilakukan  secara   sembarangan  sangat  membahayakan  kesehatan Ibu hamil sampai berakibat pada kematian. Pendarahan yang terus  menerus  serta  infeksi  yang  terjadi  setelah  tindakan  aborsi  merupakan  sebab   Maria  Ulfa  Ansor,  Fiqih  Aborsi,  Jakarta  :  PT  kompas  Media  Nusantara,  Cet-1,2006,hlm.36-  http://www.lawskripsi.Com/index.php?Option=com_content&vew=article&id=125&ite mid=125 (Senin/1 Oktober 2011/14.15)  R.S Ridho Syahputra Manurung, Op. Cit., hlm.2   utama kematian wanita  yang melakukan aborsi. Selain itu aborsi berdampak  pada  kondisi  psikologis  dan  mental  seseorang  dengan  adanya  perasaan  bersalah  yang  menghantui  mereka,  perasaan  berdosa  dan  ketakutan  merupakan tanda gangguan psikologis.
Beberapa  akibat  yang  dapat  timbul  akibat  perbuatan  aborsi  yaitu  pendarahan sampai menimbulkan shock dan gangguan neurologist atau syaraf  dikemudian  hari  dan  akibat  lanjut  pendarahan  adalah  kematian,  infeksi  alat  reproduksi yang dilakukan  secara tidak steril akibat dari tindakan  ini adalah  kemungkinan  remaja  mengalami  kemudian  hari  setelah  menikah,  resiko  terjadinya  reseptur  uterus  (robek  rahim)  besar  dan  penipisan  dinding  rahim  akibat  kuretasi  akibatnya  dapat  juga  kemandulan  karena  rahim  yang  robek  harus diangkat seluruhnya, terjadinya fistula genital traumatis yaitu timbulnya  suatu  saluran  yang  secara  normal  tidak  ada  yaitu  saluran  antara  genital  dan  saluran kencing atau saluran pencernaan.
 Resiko  komplikasi  atau  kematian  setelah  aborsi  legal  sangat  kecil  dibandingkan  dengan  aborsi  illegal  yang  dilakukan  oleh  tenaga  yang  tak  terlatih. Beberapa penyebab utama resiko tersebut antara lain: pertama  sepsis  yang  disebabkan  oleh  aborsi  yang  tidak  lengkap,  sebagian  atau  seluruh  produk  pembuahan  masih  tertahan  di  dalam  rahim,  jika  infeksi  ini  tidak  segera ditangani akan terjadi infeksi yang menyeluruh sehingga menimbulkan  aborsi  septik  yang  merupakan  komplikasi  aborsi  illegal  yang  fatal.  Kedua  pendarahan  hal  ini  disebabkan  oleh  aborsi  yang  tidak  lengkap  atau  cidera   http://www.rajawana.com/artikel.html/227.Aborsi.pdf,htm (Senin/1 Oktober 2011/14.24)   organ  panggul  atau  kerusakan  permanen  tuba  follopi  (saluran  telur)  yang  menyebabkan kemandulan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi