Sabtu, 16 Agustus 2014

Skripsi Syariah:TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI COVERED WARRANTDALAM PASAR MODAL INDONESIA


BAB II  TRANSAKSI JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM  
A. Akad  1.  Pengertian Akad  Akad berasal dari bahasa arab ang berarti: perjanjian,  kontrak.
  M. Ali Hasan menambahkan arti akad sebagai perikatan, dan  permufakatan .   Dalam kamus bahasa Arab akad yang berasal dari kata al-‘Aqd jamaknya al-‘Uqudmenurut bahasa mengandung arti al-Rabtb. al-Rabtbyang  berarti, ikatan, mengikat .
 Selanjutnya akad menurutbahasa juga mengandung arti al-Rabthu wa  al-syadduyakni ikatan yang bersifat indrawi (hissi) seperti mengikat sesuatu  dengan tali atau ikatan yang bersifat ma’nawi seperti ikatan dalam jual beli.

  Menurut Mustafa al-Zarqa’ dalam kitabnya al-Mad}kal al-Fiqh al-’Amm, bahwa yang dimaksud al-Rabtbyang dikutib oleh Ghufron A. Mas’adi  yakni ; “Menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan  salah satu pada yang lainnya hingga keduanya bersambung dan menjadi  seperti seutas tali yang satu.”   Ahmad Warsun Munawwir, al-Munawwir Kamus arab-Indonesia, h. 314   M.Ali Hasan, Berbagai Transaksi dalam Islam (Fiqih Muamalah), h. 101   Abd. bin Nuh dan Oemar Bakry, Kamus Arab, Indonesia, Inggris, Cet. III, h. 112   Ibid., h. 95   Ghufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual,h. 75  15  16  Menurut pendapat ulama Syafi’iyah, Malikiyah dan Hanabilah, akad  adalah segala sesuatu yang dikerjakan seseorang berdasarkan keinginan  sendiri, seperti wakaf, talak, pembebasan atau sesuatu yang pembentukannya  membutuhkan keinginan dua orang, seperti jual beli, sewa menyewa,  perwakilan dan gadai.
 Taufiq mendefinisikan akad adalah apa yang menjadi ketetapan  seorang untuk mengerjakannya yang timbulhanya dari satu kehendak atau  dua kehendak.
  Definisi akad menurut Ibnu ‘Abidin sebagaimana yang telah dikutib  oleh Nasrun Haroen. yakni akad: Pertalian ijab (pernyataan melakukan ikatan)  dan qabul (pernyataan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat  yang berpengaruh pada obyek perikatan  Menurut Hasbi Ash-Shiddieqy definisiakad ialah : perikatan antara  ijab dengan qabul secara yang dibenarkansyara’ yang menetapkan keridhaan  kedua belah pihak.
   Wahbah Al Juhailli dalam kitabnya al-Fiqh Al-Islami wa adillatuh yang dikutib oleh Rachmat Syafei mendefinisikan akad, adalah: Ikatan antara  dua perkara, Baik ikatan secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari  satu segi maupun dari dua segi.
   Taufiq, Nadhariyyatu al-Uqud al-Syar’iyyah, h. 99   Nasrun Haroen, Fiqh Mu’amalah, Cet. III, h.97   T.M. Hasbi As-Siddieqy, Pengantar Fiqh Mu’amalah, Cet 2, h. 21  9  Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, Cet. III, h. 43  17  2.  Dasar Hukum Akad  Adapun dasar-dasar akad diantaranya :  Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 1 yakniArtinya : “hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu”.
  3.  Rukun dan Syarat Akad  a.  Rukun akad  Jumhur ulama menyatakan rukun akadterdiri atas: 1). pernyataan  untuk mengikatkan diri (sigat al-’aqd), 2).pihak yang berakad, 3). objek  akad.
 Sedangkan menurut ulama madzab hanafi rukun akad hanya satu,  yaitu: sigat al-’aqd.
  Sedangkan objek dan pihak yang berakad bukan  termasuk rukun melainkan syarat akad. Hal ini menurut ulama mazhab  hanafi esensi dari suatu akad adalah penyataan (sigat al-’aqd).
  Menurut ahli-ahli hukum Islam kontemporer, rukun yang  membentuk akad ada empat yakni :  1). para pihak yang membuat akad  2). pernyataan kehendak dari para pihak  3). Obyek akad   Departemen Agama, al- Qur’an dan Terjemahan, h. 106  11  Abdul Aziz Dahlan, “akad”, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. I, hal 64,  12  Ibid., h. 64  18  4). Tujuan akad.
  b.  Syarat Akad  Secara umum syarat akad ada 8, yaitu:  1). Pihak-pihak yang melakukan akad telah cakap bertindak hukum  (mukalaf), jika belum cakap bisa diwakili oleh walinya  2). Objek akad itu diakui oleh syarat  3). Akad itu tidak dilarang oleh syara‘  4). Akad-akad yang dilakukan itu memenuhi syarat-syarat khusus dengan  akad yang bersangkutan. Artinya disamping memenuhi syarat umum  harus juga memenuhi syarat khususnya  5). Akad itu bermanfaat  6). Ijab tetap utuh dan shahih sampai terjadinya kabul  7). Ijab dan kabul itu dilakukan dalam satu majlis, yaitu: suatu keadaan  yang menggambarkan proses suatu transaksi  8). Tujuan akad itu jelas dan diakui syara‘ .
  Berkenaan dengan ijab dan kabul dalam satu majlis, Az-Zarqo  mengemukakan bahwa majlis itu dapat berbentuk tempat (tempat  dilangsungkannya suatu akad), dan dapat juga berbentuk keadaan selama  proses berlangsungnya akad.
  4.  Jenis-jenis Akad  13  Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, h. 12  14  Abdul Aziz Dahlan, “Akad”, Ensiklopedi Hukum Islam, Cet. I, hal. 65-66  15  Abdul Aziz Dahlan, “akad”, Ensiklopedi Hukum Islam, cet. I, hal. 65-66  19  Ulama fiqih mengemukakan bahwa akad bila dilihat dari segi  keabsahannya menurut syara‘, maka akad terbagi menjadi 2:  a.  Akad S}ah}ih}, yaitu: akad yang telah memenuhi rukun dan syaratnya.
 Akibat hukum yang ditimbulkan adalahmengikat para pihak yang telah  berakad.
 Menurut Hanafiyah dan Malikiyah akad ini dibagi lagi menjadi 2 macam:  1)  Akad Na<fiz(sempurna untuk dilaksanakan), yaitu akad yang  dilangsungkan dengan memenuhi rukun dan syaratnya dan tidak ada  penghalang untuk melaksanakannya.
 2)  Akad Mauq<uf, yaitu akad yang dilakukan oleh seorang yang cakap  bertindak hukum tetapi tidak memiliki kekuasaan untuk  melangsungkan dan melaksanakan akad itu. Seperti: akad yang  dilakukan anak kecil yang telah mumayyiz, dalam kasus ini akad baru  sah secara sempurna dan memiliki akibat hukum apabila jual beli itu  diizinkan oleh wali anak kecil tersebut.
 b.  Akad Tidak S}ah}ih} (Akad yang tidakmemenuhi syarat dan rukun akad)  5.  Macam-macam Akad  Macam-macam akad dalam fiqih sangat beragam, tergantung dari  aspek mana melihatnya. Seperti dalam kitab Mazhab Hanafi sejumlah akad  disebutkan menurut urutan adalah sebagai berikut :  al-Ija>rah, al-Istisna,  al-ba‘i ’, al-Kafalah,  al-Hiwalah,  al-Wakalah, alSulh,  al-Syarikah,  al-Mud}a>rabah,  al-Hibah,  al.-Rahn, al-Muza>ra‘ah,  20  al-Mu‘a>malah (al-musaqat),  al-Wadi>‘ah,  al-‘Ariyah,  al-Qismah,  alWasoya, al-Qard}.
   Dari macam-macam akad di atasdapat digolongkan menjadi 2 bentuk  Jika dilihat dari segi transaksi bisnis, yaitu: akad Tabarru‘, dan Tija>rah.
  a.  Akad Tabarru‘ Tabarru‘berasal dari kata Birrdalam bahasa arab yaitu kebaikan.
 Akad tabarru‘ (grautuitous countract)adalah segala macam perjanjian  yang menyangkut non-for profit (transaksi nirlaba). Transaksi ini secara  harfiah bukan transaksi bisnis komersil.
 Tabarru‘ sendiri dibagi menjadi 3,yaitu:  1)  Meminjamkan harta: qord}, Rahn, Hiwalah 2)  Meminjamkan jasa: wadi>’ah, wakalah, Kafalah 3)  Memberikan sesuatu: Hibah, wakaf, danS}odaqoh b.  Akad Tija>rah Akad Tija>rohatau  Mu‘awadah  (compensation al contract) adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for Profit Transaction.
 akad ini dilakukan dengan tujuan bisnis komersil (tujuan untuk mencari  keuntungan dengan cara bisnis). Akad tijarohsecara garis besar di bagi  menjadi 2 bila dilihat dari tingkat kepastian hasil yang diperoleh, Yaitu:  1)  Natural Certainty Contracts   16  Bambang Sugeng, Analisa Terhadap Akad di BMT Safinah Klaten,Tesis UII Yogayakarta,  h.100  17  Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan, h. 66  21  Adalah kontrak atau akad dalam bisnis yang memberikan  kepastian pembayaran, Baik dalam segi jumlah (amount)maupun  waktu  (timing)  nya. dalam akad ini kedua belah pihak saling  mempertukarkan aset yang dimilikinya, karena itu objek objek  penukarannya (Baik barang maupun jasa) harus ditetapkan diawal  akad dengan pasti, Baik jumlahnya, mutu, harga, dam waktu  penyerahannya.
  Dalam praktek akad ini ada 2 bentuk: 1). Akad jual beli, 2)  akad sewa menyewa.
 a)  Akad jual beli (al-ba‘i). Secara umum ada 5 bentuk:  1)  al-ba‘i Naqdam, 2)  Muajjal,  3)  Taqsit}, 4)  Salam,  5)  Istisna‘ .
 b)  Akas sewa menyewa. Terdiri 2 bentuk: ija>roh, dan  ija>roh  muntahia bittamlik(IMBT).
 2)  Natural Uncertainty Contracts  18  Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan, h. 51  19  Ibid.,h. 72  22  adalah kontrak atau akad dalam bisnis yang tidak memberikan  kepastian pendapatan (retrun), Baik dalam segi jumlah  (amount) maupun waktu(timing)nya  . Akad ini ada 5 bentuk:  a)  Musyarokah 1)  Wujud  2)  ‘Inan  3)  Abdan  4)  Muafad}ah  5)  Mud}a>rabah b)  Muza>ra‘ ah  c)  Musaqah  d)  Mukhabarah  Skema Akad  20  Ibid.,h. 52  21  Ibid., h. 75   Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan, h. 71  23  Akad  Musyarokah  Muzara‘ah  Musaqah  mukhabarah  Natural Certainty Contracts  Natural Uncertainty Contracts  Murabaha  Salam  Istisna  Ijarah  Qard  Wadiah  Wakalah  Kafalah  Rahn  Hibah  Waqaf  Tijarah  Tabarru‘  24  B.  JUAL BELI (BA‘I) 1.  Pengertian Jual Beli (al-ba‘i)   Jual beli berasal dari kata البيع artinya menukar atau menjual.
  Dalam bahasa Arab al-ba‘i terkadang digunkan untuk pengertian lawannya,  yakni kata asy-syirayang berarti beli).
  Sedangkan pengertian jual beli  menurut syara’ adalah pertukaran harta atas dasar yang rela, atau  memindahkan milik dengan ganti rugi yang dapat dibenarkan.
   Menurut mazhab Syafi’i, jual beli dalam arti bahasa adalah tukar  menukar yang bersifat umum sehingga masih bisa ditukar dengan barang yang  lain, seperti menukar uang dengan pakaian atau berupa barang yang  bermanfaat suatu benda. Seperti akad ija<rah, dengan demikian akad ija<rah termasuk dalam arti jual beli menurut bahasa atau juga berupa sikap dan  tindakan tertentu.
  Namun mazhab Syafi’i menambahkan bahwa dalam arti jual beli itu  mengandung unsur muaw<wadah, artinya tukar menukar sesuatu yang  bersifat materi. Dengan adanya unsur muaw<wadah tersebut maka saling  membalas dengan perbuatan yang baik, seperti menjawab salam bukan  termasuk jual beli meskipun dalam arti bahasa, sehingga yang menamakan  23  Ibrahim M. al-Jamal, Fiqh Wanita, h. 490  24  Nasrun Harun, Fiqih Muamalah, h. 111  25  Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Juz 12, h. 47-48  26  Ibnu Abidin M.Amien, Raddu Al-Mukhtar, h. 42  25  jual beli menurut bahasa itu hanyaberlaku untuk benda yang dapat  ditukarkan.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi