Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS JUAL BELI ARISAN DI DESA WARU KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG


 BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang  Dalam memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial atau  sebagai manusia yang bermasyarakat, pastinya manusia itu butuh dengan  adanya  makhluk  lain  dalam  melakukan  kegiatan  sehari-harinya.  Seperti  dalam  menjalankan  perekonomian,  pastinya  masyarakat  memerlukan  adanya  makhluk  lain.  Untuk  memenuhi  kebutuhan  yang  tidak  bisa  didapatkannya  sendiri,   untuk  mendapatkan  kebutuhan-kebutuhan  itu  setiap  manusia  melakuan  transaksi  ekonomi  untuk  memenuhi  kebutuhannya sehari-hari.
Seperti disebutkan dalam QS Al Isra:12 yang menerangkan bahwa  Allah menyuruh manusia mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu  Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu  terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya  kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan  segala  sesuatu  telah  Kami  terangkan  dengan  jelas”   Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahannya,  Semarang: Toha Putra, 1999,  hlm. 284    Dengan  seiring  berjalannya  transaksi  yang  dilakukan  oleh  setiap  masyarakat pastinya terdapat saling terpenuhinya kebutuhan. Akan  tetapi  tingkat  kebutuhan  antara  makhluk  yang  satu  dengan  makhluk  yang  lain  pastinya  tidak  sama,  ini  dikarenakan  pendapatan  yang  mereka  terima  setiap  bulannya  atau  setiap  minggunya  terdapat  perbedaan.
 Jika  pendapatan  seseorang  setiap  bulannya  atau  setiap  minggunya  itu  besar  maka keperluan atau kebutuhan yang mereka keluarkan dalam memenuhi  kehidupannya  juga  ikut  besar.  Sebaliknya  jika  pendapatan  yang  diterima  setiap bulannya atau setiap minggunya itu sedikit, maka pengeluaran yang  dikeluarkan dalam memenuhi kehidupannya juga ikut kecil.
Setelah  ibu  rumah  tangga  mengetahui  pendapatan  yang  diterimanya selama satu bulan atau setiap minggunya, maka dia harus bisa  mengatur  pengeluaran  yang  akan  dilakukan  selama  satu  bulan  kedepan  setelah  menerima  upah  dari  pekerjaan  yang  telah  dikerjakan.  Ketika  ibu  rumah tangga itu bisa mengatur keuangan dalam rumah, dan menstabilkan  antara  pendapatan  dan  pengeluaran,  diharapkan  agar  terjadi  surplus (ditabung) dan tidak terjadi defisit (berhutang).
Berbagai  macam  cara  yang  dilakukan  ibu  rumah  tangga  dalam  meng-optimalkan keuangan dalam rumah tangga, sepertihalnya ikut dalam  kumpulan arisan ibu-ibu rumah tangga yang dilaksanakan setiap satu bulan  sekali yang tempatnya selalu bergantian dari ibu rumah tangga yang satu  ke ibu rumah tangga yang lain.
 Walaupun tidak semua ibu-ibu rumah tangga mau ikut berkumpul  dalam  arisan  ini,  bukan  berarti  mereka  tidak  pernah  ikut  dalam  bermasyarakat  dengan  ibu  rumah  tangga  yang  lain.  Akan  tetapi  di  desa  Waru  Kecamatan  Rembang  Kabupaten  Rembang  ini  terdapat  banyak  kegiatan  rutin  ibu-ibu.  Sepertihalnya  dalam  acara  Al-Berjanji,  kumpulan  ibu-ibu PKK,  pengajian rutin  yang dilaksanakan setiap hari  minggu, dan  posyandu (bagi ibu-ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun).
Arisan juga mempunyai manfaat yang sejatinya Arisan merupakan  ajang  perkumpulan  dari  sekolompok  orang,  di  mana  mereka  berinisiatif  untuk tetap bertemu dan bersosialisasi. Selain itu dengan mengikuti arisan, juga  terlatih untuk belajar menabung  dan merencanakan keuangan. Secara  sadar  atau  tidak arisan  membantu  untuk  menyisihkan uang,  dan ini  akan  lebih  mudah  daripada  menyuruh  diri  sendiri  untuk  menabung.  Sehingga  dapat  merencanakan  untuk  membeli  sesuatu  jika  giliran  mendapatkan  arisan tiba. Arisan mempunyai tujuan untuk menjadikan masyarakat lebih  baik  dan  menjadikan  masyarakat  lebih  mudah  bersosialisasi  dan  tidak  terdapat  unsur  bisnis  atau  untung-untungan  diantara  sesama  orang  yang  mengikuti arisan tersebut.
Arisan bisa dikatakan sebagai tabungan, hanya saja tabungan yang  semacam  ini  tidak  bisa  diambil  sewaktu  waktu  karena  melalui  sistem  pengkocokan terlebih dahulu. Barang siapa yang namanya keluar terlebih  dahulu,  maka ibu rumah tangga tersebut  yang berhak  mendapatkan uang  dari  kumpulan  ibu-ibu  arisan  tersebut.  Besarnya  jumlah  uang  yang  di   keluarkan  ibu-ibu  arisan  dalam  hal  melakukan  pembayaran  arisan  akan  kembali pada dirinya sendiri,  yaitu ketika kocokan arisan tersebut keluar  namanya.  Ibu-ibu  yang  sudah  keluar  namanya  terlebih  dahulu  bukan  berarti dia sudah berhenti dalam melakukan pembayaran arisan, dia tetap  melakukan pembayaran arisan tersebut sebanyak jumlah peserta yang ikut  dalam arisan tersebut.
Akan  tetapi  kebutuhan  manusia  itu  tiba-tiba  dapat  berubah  sewaktu-waktu.  Begitu  juga  dalam  hal  arisan,  yang  mana  tidak  semua  peserta  arisan  bisa  mengikuti  prosedur  arisan  dengan  lancar.  Karena  adanya  pemenuhan  kebutuhan  yang  harus  dipenuhi,  biasanya  peserta  arisan  menjual  arisannya  kepada  pihak  yang  mau  membelinya.  Peserta  arisan  menawarkan  dengan  harga  separuh  dari  hasil  arisan  semestinya.
Misalkan  arisan  tersebut  hasilnya  Rp.  1.250.000,00  maka  di  jual  oleh  peserta  arisan  tersebut  sebesar  Rp.  650.000,00.  Dan  pembeli  arisan  tersebut  tidak  mempunyai  tanggungan  dalam  melakukan  pembayaran  setiap  bulannya.  Karena  yang  menanggung  pembayaran  setiap  bulannya  adalah  peserta  yang  ikut  dalam  arisan  tersebut,  sehingga  pembeli  arisan  tersebut  hanya  menunggu  nama  dari  penjual  arisan  tersebut  untuk  mendapatkan hasil arisan.
Selain  itu  hasil  dari  arisan  atau  perolehan  arisan  tidak  mampu  ditentukan  kapan  waktu  mendapatkannya  atau  tidak  terdapat  kejelasan  dalam mendapatkan hasil arisan tersebut. Sehingga tidak dapat ditentukan  kapan pembayaran akan dilaksanakan.
 Dilihat dari  apa yang telah dijelaskan diatas, orang yang membeli  arisan membelinya dengan harga jauh dibawah nominal pendapatan arisan  yang  didapatkannya.  Sehingga  terkesan  tidak  terdapat  unsur  tolong  menolong di  dalam transaksi tersebut, seakan-akan  terdapat unsur untunguntungan.
Dari  uraian  di  atas  penulis  tertarik  untuk  mengkaji  lebih  jauh  tentang jual beli arisan dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu penulis  juga  akan  mengkaji  lebih  lanjut  dalam  sebuah  skripsi  yang  berjudul  “TINJAUAN  HUKUM  ISLAM  TERHADAP  KASUS  JUAL  BELI  ARISAN  DI  DESA  WARU  KECAMATAN  REMBANG  KABUPATEN REMBANG” B.  Perumusan Masalah 1.  Bagaimana  pelaksanaan  jual  beli  arisan  yang  terjadi  di  desa  Waru  Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? 2.  Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap kasus jual beli arisan yang  terjadi di Desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang? C.  Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusann judul, rumusan  masalah serta hipotesis (jika ada) yang diajukan. Tujuan penelitian bukan  tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Dalam konteks ini, tujuan   penelitian  tidak  identik  dengan  tujuan  subjektif  si  peneliti,  tetapi  tujuan  penelitian harus dapat menjawab mengapa penelitian dilaksanakan.
 Adapun  maksud  dan  tujuan  penulis  dalam  penulisan  skripsi  ini  adalah untuk: 1.  Mengetahui  pelaksanaan  jual  beli  arisan  di  desa  Waru  Kecamatan  Rembang Kabupaten Rembang.
2.  Mengetahui  bagaimana  tinjauan  hukum  Islam  terhadap  jual  beli  arisan di desa Waru Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi