Rabu, 27 Agustus 2014

Skripsi Syariah:TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI DANA ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS) DI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN BREBES


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Allah  SWT  adalah  pemilik  seluruh  alam  raya  dan  segala  isinya  termasuk  pemilik  harta  benda.  Manusia  pada  hakekatnya  hanya  menerima  titipan  sebagai  amanat  untuk  disalurkan  dan  dibelanjakan  sesuai  dengan  kehendak  pemilik-Nya  (Allah  SWT).  Manusia  yang  dititipi  berkewajiban  memenuhi  ketetapan-ketetapan  yang  digariskan  oleh  sang  pemilik  (Allah)  baik dalam penggunaannya maupun dalam pengembangannya.
 Zakat,  infaq  dan  shadaqah  merupakan  ibadah  maaliyyah yang  memiliki  posisi  sangat  penting  baik  dilihat  dari  sisi  ajaran  Islam  maupun  dari  sisi  pembangunan  kesejahteraan  umat.   Di  dalam Al-Qur’an  terdapat  ayat-ayat  yang  memuji  secara  sungguh-sungguh  orang  yang  menunaikannya,   dan  sebaliknya  memberikan  ancaman  bagi  orang  yang  sengaja  meninggalkannya.
  Ketegasan  seperti  itu  menunjukkan  bahwa  perbuatan meninggalkan pemberian yang berupa zakat,infaq dan shadaqah  adalah suatu kedurhakaan.

   Quraish  Shihab,  Membumikan  Al-Qur’an  Fungsi  dan  Peran  Wahyu  dalam  Kehidupan  Masyarakat, Bandung: Mizan, 1994, hlm   Dalam surat At-Taubah ayat 5 dinyatakan bahwa kesediaan berzakat dipandang sebagai  indikator utama ketundukan seseorang kepada ajaran Islam  Dalam surat At-Taubah Ayat 34-35 dinyatakan bahwa orang-orang yang menumpuk emas  dan  perak  tidak  mengeluarkan  zakatnya  maka  hartanya itu  kelak  di  hari  akhir  akan  berubah  menjadi azab baginya  Didin Hafidudin,Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002  2  Allah  menjadikan  harta  benda  sebagai  sarana  kehidupan  untuk  umat  manusia  seluruhnya,  maka  harus  dipergunakan  untuk  kepentingan  bersama.  Zakat,  infaq  dan  shadaqah  termasuk  salah  satu  ketetapan  Tuhan  yang menyangkut masalah harta dan Allah melarang manusia memberikan  harta  benda  kepada  orang-orang  yang  akan  menyia-nyiakannya,  walaupun  harta  itu  “milik”  (atas  nama)  ia  yang  akan  menyia-nyiakannya  karena  tindakan  seperti  itu  akan  merugikan  semua  pihak.
  Harta  merupakan  kebutuhan  hidup  manusia  yang  cenderung  untuk  mengumpulkan  dan  menguasai harta tersebut tanpa batas, dalam rangka  menciptakan, menjaga  dan  memelihara  kemaslahatan  hidup  serta  martabat  kehormatan  manusia.
 Sebagaimana dalam firman “  Kamu  sekali-kali  tidak  sampai  kepada  kebajikan  (yang  sempurna),  sebelum  kamu  menafkahkan  sebahagian  harta  yang  kamu  cintai.  dan  apa  saja  yang  kamu  nafkahkan  Maka  Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS.Al-Imran: 92) Manusia  sebagai  makhluk  sosial  harus  mengeluarkan  atau  memberikan sebagian harta kekayaan kepada mereka yang berhak menerima  (mustahik),  dalam  ajaran  Islam  bahwa  harta  kekayaan  bukan  merupakan  tujuan  hidup  tetapi  sebagai  perantara  (wasilah)  untuk  saling  memberi  manfaat  dan  memenuhi  kebutuhan.  Islam  tidak  memperbolehkan  adanya  penumpukan  harta  kekayaan  karena  akan  melahirkan  pola  kehidupan    Quraish  Shihab,  Membumikan  Al-Qur’an  Fungsi  dan  Peran  Wahyu  dalam  Kehidupan  Masyarakat, Loc. Cit   Suparman  Usman,  Hukum  Islam  Asas-Asas  dan  Pengantar  Studi  Hukum  Islam  Dalam  Tata Hukum Indonesia,Jakarta: gaya media Pratama, 2002, hlm 157  3  mewah  pada  sekelompok  kecil  juga  menimbulkan  penindasan  dan  penderitaan.
 Sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah SWT danhadist  Nabi SAW “Hai  orang-orang  yang  beriman,  nafkahkanlah  (di  jalan  Allah)  sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa  yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu  memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya,  Padahal  kamu  sendiri  tidak  mau  mengambilnya  melainkan  dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa  Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS. Al-Baqarah:267)  “Dari Hakim bin Hizam bahwa Rasulullah SAWbersabda: Derma  yang  lebih  utama  (Afdhol)  ialah  yang  diserahkan  pada  waktu  berkelapangan,  tangan  diatas  lebih  mulia  dari  tangan  yang  dibawah,  dan  utamakan  menderma  kepada  orang  yang  menjadi  tanggungannya”. (HR. Bukhari Muslim)  Zakat,  infaq  dan  shadaqah  merupakan  alat  bantu  yang menjadi  kewajiban  masyarakat  untuk  bisa  saling  membantu  dan menolong  mereka  yang miskin dan terabaikan yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan  sehari-harinya  dengan  jaminan  sosial  untuk  bisa  memberikan  hak  orang  yang  membutuhkan.
  Oleh  karena  pentingnya  manfaat  zakat,  maka  Islam  memberikan  tata  aturan  dalam  pengelolaan  zakat  maupun  shadaqah.
 Kutbuddin Aibak,Kajian Fiqh Kontemporer,Yogyakarta: Teras, 2009, hlm   Qadry Azizy,  Membangun Fondasi Ekonomi Umat,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004,  hlm 144  4  Manajemen  yang  berkaitan  dengan  hukum  Islam   maupun  dalam  hukum  tata Negara.
 Berdasarkan  undang-undang  No.23  Tahun  2011  tentang  pengelolaan zakat BAB III Pasal 27 Tentang Pendayagunaan Zakat bahwa  hasil  pengumpulan  zakat  didayagunakan  untuk  mustahik  sesuai  dengan  ketentuan agama dan Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan  skala prioritas kebutuhan mustahik dan dapat diusahakan untuk usaha yang  produktif apabila kebutuhan pokok mustahik sudah terpenuhi.
 Atas dasar  itu,  pemerintah  Kabupaten  Brebes  berijtihad untuk  membentuk  lembaga  dalam penanggulangan kemiskinan dengan pengelolaan secara professional.
Dengan  pengelolaan  yang  baik  diharapkan  dapat  mengembangkan  dana  yang  ada  di  lembaga  untuk   dijadikan  sumber  dana  umat  agar   mencapai  tujuan atau sasaran dari wajib zakat.
 Dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah yang dilakukan oleh  Badan  Amil  Zakat  (BAZ)  Kabupaten  Brebes  yaitu  pendayagunaan  ZIS  dengan menginvestasikan dana zakat, infaq dan shadaqah.
 Surat At-Taubah ayat 103  “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan  mensucikan  mereka  dan  mendoalah  untuk  mereka.  Sesungguhnya  doa  kamu  itu  (menjadi)  ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
 Masdar F. Mas’udi, et.al., Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju EfektifitasZakat,  Infaq dan Sedekah, Jakarta: Cet.ke-1, 2004, hlm.
 Undang-Undang No.23 Tahun 2011 Tentang PengelolaanZakat  Masjfuk Zuhdi,Masail Fiqhiyah, Jakarta: Haji Masagung, 1994, hlm 232  5  Oleh  sebab  itu,  berdasarkan  penjelasan  latar  belakang  di  atas,  bermaksud  melakukan  penelitian  yang  berkaitan  dengan  pengelolaan  dengan menginvestasikan dana zakat, infaq dan shadaqah di Koperasi Jasa  Keuangan  Syariah  (KJKS)  Al-Muawanah yang  dilakukan  oleh  BAZ  Kabupaten  Brebes  dengan  program  yang  ada  serta  permasalahanpermasalahan  mengenai  pengelolaan  dana  tersebut.  Maka,  peneliti  tertarik  untuk  mengkaji  lebih  jauh  tentang “TINJAUAN  HUKUM  ISLAM  TERHADAP  INVESTASI  DANA  ZAKAT,  INFAQ  DAN  SHADAQAH  (ZIS)  DI BADAN AMIL ZAKAT (BAZ) KABUPATEN BREBES”  B.  Rumusan Masalah  1.  Bagaimana Pelaksanaan Pengelolaan Dana Zakat, Infaqdan Shadaqah di  BAZ Kabupaten Brebes?  2.  Bagaimana  Tinjauan  Hukum  Islam  Terhadap  Pelaksanaan Pengelolaan  Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah di BAZ Kabupaten Brebes?  C.  Tujuan Penulisan  1.  Untuk   Mengetahui  Bagaimana  Pelaksanaan  Pengelolaan Dana  Zakat,  Infaq dan Shadaqah di BAZ Kabupaten Brebes.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi