BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi
sebagai mukjizat (bukti kebenaran atas
kenabian Muhammad) yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad
yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yangdiriwayatkan dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang
beribadah.
Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun
di akhirat melalui Al-Qur’an, maka
setiap umat Islam harus berusaha
belajar, mengenal, membaca dan mempelajarinya.
Al-Qur’an
diturunkan Allah kepada
manusia untuk dibaca
dan diamalkan. Ia telah terbukti
menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi
perjalanan hidupnya. Tanpa
membaca manusia tidak
akan mengerti akan
isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak
akan dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk
Allah dalam Al-Qur’an.
Di era globalisasi ini, banyak sekali
pergeseran nilai dalam kehidupan masyarakat
dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu untuk
membaca Al-Qur’an secara
baik apalagi memahaminya.
Oleh karena itu,
sebagai orang tua
harus mengusahakan sedini
mungkin untuk mendidik dan membiasakan membaca Al-Qur’an.
Masfuk
Zuhdi, Pengantar Ulumul
Qur’an (Surabaya: Karya Abditama,
1997), hl;m. 1 Ibid.,
hlm.
Muhammad Thalib, Fungsi dan Fadhillah Membaca
Al-Qur’an(Surakarta: Kaffah Media,
2005), hlm. 11 Dengan membaca
Al-Qur’an atau mendengarkan
bacaan Al-Qur’an dengan hikmah serta meresapinya isinya niscaya
akanmendapat petunjuk dari Allah SWT,
serta dapat menenangkan
hati. Itulah yang
dinamakan Rahmat dari Allah SWT.
Al-Qur’an
tidak hanya sebagai
kitab suci, tetapi
ia sekaligus merupakan pedoman
hidup, sumber ketenangan jiwa
serta dengan membaca Al-Qur’an
dan mengetahui isinya
dapat diharapkan akan
mendapat Rahmat dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Isra’ ayat 82 ”Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman
dan Al-Quran itu
tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim
selain kerugian.(Qs. AlIsra’: 82).
Dalam kehidupan kaum muslimin tidak akan
terlepas dari Al-Qur’an karena Al-Qur’an
yang sangat lengkap
dan sempurna isinya
itu diyakini sebagai
petunjuk yang sekaligus
menjadi pedoman hidup
dalam urusan duniawi
dan ukhrawi sehingga
tidaklah mengherankan jika
kaum muslimin selalu kembali kepada Al-Qur’an setiap
menghadapi permasalahan kehidupan.
Di samping itu Al-Qur’an juga
berfungsi sebagai sumber ajaran Islam, serta sebagai
dasar petunjuk di
dalam berfikir, berbuat
dan beramal sebagai kholifah
di muka bumi.
Untuk dapat memahami
fungsi Al-Qur’an tersebut, Ibid., hlm.
Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 290 maka
setiap manusia yang
beriman harus berusaha
belajar, mengenal, membaca
dengan fasih dan
benar sesuai dengan
aturan membaca (ilmu tajwidnya),
makharijul huruf, dan
mempelajari baik yang
tersurat maupun yang terkandung di dalamnya (tersirat),
menghayatinya serta mengamalkan isi kandungan
Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur’an surat
Al-Qomar pada ayat 22 yang berbunyi: “Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al Quran
untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang
mengambil pelajaran.(Qs. Al-Qomar).
Ayat
tersebut di atas
dapat dipahami bahwa
wajib hukumnya bagi setiap muslim
yang beriman kepada
Allah dan Kitab-kitabnya untuk mempelajari
isi kandungan dengan baik dan benar.
Namun demikian,
dewasa ini banyak
sekali di tengah
masyarakat generasi muda Islam
yang belum mampu atau bahkan ada yang sama sekali tidak
dapat membaca Al-Qur’an
padahal bacaan Al-Qur’an
termasuk juga bacaan dalam sholat.
Pemandangan lain yang cukup
memprihatinkan adalah akhir-akhir ini dirasakan
kecintaan membaca Al-Qur’an di kalangan umat Islam sendiri agak semakin
menurun. Bahkan sudah
jarang sekali terdengar
orang orang membaca
Al-Qur’an di rumah-rumah
orang Islam, padahal
mereka tahu Abu
Yahya As- Syilasyabi,
Cara Mudah Membaca
Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid(Yogyakarta: Daar Ibn Hazm, 2007), hlm
12 Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit.,
hlm. 529.
membaca Al-Qur’an
merupakan ibadah yang memperoleh
pahala dari Allah SWT.
Jika umat Islam sudah merasa tidak penting untuk membaca Al-Qur’an, maka siapakah yang akan mau membaca Al-Qur’an
kalaubukan orang Islam itu sendiri.
Dapat diketahui bahwa setiap muslim mempunyai
tanggung jawab dan berkewajiban untuk
mengajarkan dan mengamalkan
Al-Qur’an sebagai petunjuk
dan pedoman hidup
seluruh umat manusia
yang ada di
dunia ini.
Apalagi dalam
menghadapi tantangan zaman
di abad modern
dengan perkembangan dinamika ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seperti
sekarang ini. Masyarakat
muslim, secara khusus
orang tua, ulama terutama guru
di sekolah perlu
khawatir dan prihatin
terhadap anak-anak sebagai
generasi penerus terhadap
maju pesatnya IPTEK
yang berdampak pada
terjadinya pergeseran budaya
hingga berpengaruh pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Al-Qur’an, manusia di
zaman ini cenderung
lebih menekankan ilmu
umum yang condong
pada kepentingan dunia
dan melupakan ilmu keagamaan
sebagai tujuan di akhirat kelak.
Ketidakpedulian manusia dalam belajar
Al-Qur’an akan mengakibatkan terjadinya peningkatan buta
huruf Al-Qur’an yang
pada akhirnya Al-Qur’an
yang merupakan Kalamullah tidak lagi di baca ataupun dipahami
apalagi diamalkan.
Membaca
Al-Qur’an dengan fasih
dan benar, mengerti
akan kandungan ayat yang
dibacanya apalagi mau mengamalkannya, niscaya akan mendapat
suatu kemuliaan dari
Allah SWT, bahkan
bila perlu dilagukan Abu Yahya As- Syilasyabi, op, cit., hlm. 13 Muhammad Thalib, op. cit., , hlm. 14 dengan
suara yang merdu,
sebab itu termasuk
Sunnah Rasul. Sabda
Nabi SAW: “ Dari Abu Hurairah r. a berkata: saya telah
mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Allah SWT tiada
senang mendengar seorang
yang sedang melakukan
bacaan Al-Qur’an dengan
suara yang keras dan merdu
(HR Shahih Muslim).
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi