Jumat, 22 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 MALANG


BAB I  PENDAHULUAN  
A.  Latar Belakang Masalah  Al-Qur’an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti  kebenaran  atas  kenabian  Muhammad)  yang  diturunkan  kepada  Nabi  Muhammad yang tertulis di dalam mushaf-mushaf, yangdiriwayatkan dengan  jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah.
 Untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kebahagiaan hidup baik  di dunia maupun di akhirat melalui Al-Qur’an, maka  setiap umat Islam harus  berusaha belajar, mengenal, membaca dan mempelajarinya.
 Al-Qur’an  diturunkan  Allah  kepada  manusia  untuk  dibaca  dan  diamalkan. Ia telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia  mengarungi  perjalanan  hidupnya.  Tanpa  membaca  manusia  tidak  akan  mengerti  akan  isinya  dan  tanpa  mengamalkannya  manusia  tidak  akan  dapat  merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah dalam Al-Qur’an.
 Di era globalisasi ini, banyak sekali pergeseran nilai dalam kehidupan  masyarakat dikarenakan para generasi kita masih banyak yang belum mampu  untuk  membaca  Al-Qur’an  secara  baik  apalagi  memahaminya.  Oleh  karena  itu,  sebagai  orang  tua  harus  mengusahakan  sedini  mungkin  untuk  mendidik  dan membiasakan membaca Al-Qur’an.

  Masfuk  Zuhdi,  Pengantar  Ulumul  Qur’an (Surabaya:  Karya  Abditama,  1997),  hl;m. 1   Ibid.,  hlm.
 Muhammad Thalib, Fungsi dan Fadhillah Membaca Al-Qur’an(Surakarta: Kaffah  Media, 2005), hlm. 11  Dengan  membaca  Al-Qur’an  atau  mendengarkan  bacaan  Al-Qur’an  dengan hikmah serta meresapinya isinya niscaya akanmendapat petunjuk dari  Allah  SWT,  serta  dapat  menenangkan  hati.  Itulah  yang  dinamakan  Rahmat  dari Allah SWT.
 Al-Qur’an  tidak  hanya  sebagai  kitab  suci,  tetapi  ia sekaligus  merupakan  pedoman  hidup, sumber ketenangan jiwa  serta dengan  membaca  Al-Qur’an  dan  mengetahui  isinya  dapat  diharapkan  akan  mendapat  Rahmat  dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra’ ayat 82 ”Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan  rahmat  bagi  orang-orang  yang  beriman  dan  Al-Quran  itu  tidaklah  menambah  kepada  orang-orang  yang  zalim  selain  kerugian.(Qs.  AlIsra’: 82).
 Dalam kehidupan kaum muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur’an  karena  Al-Qur’an  yang  sangat  lengkap  dan  sempurna  isinya  itu  diyakini  sebagai  petunjuk  yang  sekaligus  menjadi  pedoman  hidup  dalam  urusan  duniawi  dan  ukhrawi  sehingga  tidaklah  mengherankan  jika  kaum  muslimin  selalu kembali kepada Al-Qur’an setiap menghadapi permasalahan kehidupan.
Di samping itu Al-Qur’an juga berfungsi sebagai sumber ajaran Islam,  serta  sebagai  dasar  petunjuk  di  dalam  berfikir,  berbuat  dan  beramal  sebagai  kholifah  di  muka  bumi.  Untuk  dapat  memahami  fungsi  Al-Qur’an  tersebut,   Ibid., hlm.
 Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 290  maka  setiap  manusia  yang  beriman  harus  berusaha  belajar,  mengenal,  membaca  dengan  fasih  dan  benar  sesuai  dengan  aturan membaca  (ilmu  tajwidnya),  makharijul  huruf,  dan  mempelajari  baik  yang  tersurat  maupun  yang terkandung di dalamnya (tersirat), menghayatinya serta mengamalkan isi  kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
 Sebagaimana janji Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Qomar pada ayat  22 yang berbunyi:  “Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran,  Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran.(Qs. Al-Qomar).
 Ayat  tersebut  di  atas  dapat  dipahami  bahwa  wajib  hukumnya  bagi  setiap  muslim  yang  beriman  kepada  Allah  dan  Kitab-kitabnya  untuk  mempelajari isi kandungan dengan baik dan benar.
Namun  demikian,  dewasa  ini  banyak  sekali  di  tengah  masyarakat  generasi muda Islam yang belum mampu atau bahkan ada yang sama sekali  tidak  dapat  membaca  Al-Qur’an  padahal  bacaan  Al-Qur’an  termasuk  juga  bacaan dalam sholat.
Pemandangan lain yang cukup memprihatinkan adalah akhir-akhir ini  dirasakan kecintaan membaca Al-Qur’an di kalangan umat Islam sendiri agak  semakin  menurun.  Bahkan  sudah  jarang  sekali  terdengar  orang  orang  membaca  Al-Qur’an  di  rumah-rumah  orang  Islam,  padahal  mereka  tahu    Abu  Yahya  As-  Syilasyabi,  Cara  Mudah  Membaca  Al-Qur’an  Sesuai  Kaidah  Tajwid(Yogyakarta: Daar Ibn Hazm, 2007), hlm 12   Al-Qur’an dan Terjemahnya, op. cit., hlm. 529.
membaca  Al-Qur’an  merupakan ibadah  yang  memperoleh  pahala  dari  Allah  SWT. Jika umat Islam sudah merasa tidak penting untuk membaca Al-Qur’an,  maka siapakah yang akan mau membaca Al-Qur’an kalaubukan orang Islam  itu sendiri.
 Dapat diketahui bahwa setiap muslim mempunyai tanggung jawab dan  berkewajiban  untuk  mengajarkan  dan  mengamalkan  Al-Qur’an  sebagai  petunjuk  dan  pedoman  hidup  seluruh  umat  manusia  yang  ada  di  dunia  ini.
Apalagi  dalam  menghadapi  tantangan  zaman  di  abad  modern  dengan  perkembangan dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat  seperti  sekarang  ini.  Masyarakat  muslim,  secara  khusus  orang  tua,  ulama  terutama  guru  di  sekolah  perlu  khawatir  dan  prihatin  terhadap  anak-anak  sebagai  generasi  penerus  terhadap  maju  pesatnya  IPTEK  yang  berdampak  pada  terjadinya  pergeseran  budaya  hingga  berpengaruh  pada  pelaksanaan  kegiatan  pembelajaran  Al-Qur’an,  manusia  di  zaman  ini  cenderung  lebih  menekankan  ilmu  umum  yang  condong  pada  kepentingan  dunia  dan  melupakan ilmu keagamaan sebagai tujuan di akhirat  kelak. Ketidakpedulian  manusia dalam belajar Al-Qur’an akan mengakibatkan terjadinya peningkatan  buta  huruf  Al-Qur’an  yang  pada  akhirnya  Al-Qur’an  yang  merupakan  Kalamullah tidak lagi di baca ataupun dipahami apalagi diamalkan.
 Membaca  Al-Qur’an  dengan  fasih  dan  benar,  mengerti  akan  kandungan ayat yang dibacanya apalagi mau mengamalkannya, niscaya akan  mendapat  suatu  kemuliaan  dari  Allah  SWT,  bahkan  bila  perlu  dilagukan   Abu Yahya As- Syilasyabi, op, cit., hlm. 13   Muhammad Thalib,  op. cit., , hlm. 14  dengan  suara  yang  merdu,  sebab  itu  termasuk  Sunnah  Rasul.  Sabda  Nabi  SAW:  “  Dari Abu Hurairah r. a berkata: saya telah mendengar Rasulullah  SAW  bersabda:  Allah  SWT  tiada  senang  mendengar  seorang  yang  sedang  melakukan  bacaan  Al-Qur’an  dengan  suara  yang keras  dan  merdu (HR Shahih Muslim).


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi