Minggu, 24 Agustus 2014

Skripsi Syariah:UPAYA PENGEMBANGAN MUTU MADRASAH DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT (Studi Deskriptif di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang)


BAB I PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang  dasar  1945  yang  secara  historis  disebut  sebagai  Indonesian  Declaration  of  Independence,  dalam  pembukaannya  secara  jelas  mengungkapkan  alasan  didirikannya  Negara  untuk  :  (1)  mempertahankan  bangsa  dan  tanah  air,  (2)  meningkatkan  kesejahteraan  rakyat,  (3)  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  dan  (4)  ikut  serta  dalam  mewujudkan  perdamaian dunia yang abadi dan berkeadilan.
Konsep  pencerdasan  kehidupan  bangsa  berlaku  untuk  semua  komponen bangsa. Oleh karena itu, Undang-undang Dasar 1945 pada pasal 31  ayat  (1)  menyebutkan  bahwa  setiap  warga  Negara  berhak  mendapatkan  pendidikan,  dan  ayat  (3)  menegaskan  bahwa  pemerintah  mengusahakan  dan  menyelengarakan  satu  sistem  pendidikan  nasional  yang  meningkatkan  keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia.
Madrasah  diyakini  menjadi  lembaga  pendidikan  yang  mampu  mengantarkan  peserta  didik  pada  ranah  yang  lebih  komprehensif,  meliputi  aspek-aspek  intelektual,  moral,  spiritual  dan  ketrampilan  secara  padu.
Madrasah  diyakini  mampu  mengintegrasikan  kematangan  religius  dan  keahlian ilmu modern kepada peserta didik sekaligus.

Kehadiran  madrasah  sebagai  lembaga  pendidikan  Islam  setidaktidaknya mempunyai empat latar belakang, yaitu: (1) Sebagai manifestasi dan    realisasi  pembaharuan  sistem  pendidikan  Islam.  (2)   Usaha  penyempurnaan  terhadap  sistem  pesantren  kearah  suatu  sistem  pendidikan  yang  lebih  memungkinkan lulusannya untuk memperoleh kesempatan yang sama dengan  sekolah umum, misalnya masalah kesamaan kesempatan kerja dan perolehan  ijazah.(3)  Adanya  sikap  mental  pada  sementara  golongan  umat  Islam,  khususnya santri yang terpukau pada barat sebagai sistem pendidikan mereka.
(4)  Sebagai  upaya  untuk  menjembatani  antara  sistem  pendidikan  tradisional  yang  dilakukan  oleh  pesantren  dan  sistem  pendidikan  modern  dari  ha sil  akulturasi  .
Sebagai  lembaga  pendidikan  yang  sudah  lama  berkembang  di  Indonesia,  madrasah  selain  telah  berhasil  membina  dan  mengembangakan  kehidupan beragama di Indonesia, juga ikut berperan dalam menanamkan rasa  kebangsaan  ke  dalam  jiwa  rakyat  Indonesia.  Disamping  itu,  madrasah  juga  sangat berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Namun  demikian,  performa  madrasah  sampai  pada  saat  ini  masih  sangat  rendah.  Akan  tetapi  tidak  semua  madrasah  kondisi  dan  prestasinya  kurang baik. Ada madrasah yang performa dan prestasinya jauh lebih unggul  di banding sekolah umum pada umumnya. Hanya saja, jumlah madrasah yang  tergolong maju seperti itu masih sangat sedikit, sehingga menimbulkan kesan  stigmatik, jika menyebut madrasah, maka yang tergambar adalah sekolah yang  kurang maju.
 Abdul Mujib dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2008), hlm 241.     Sampai saat ini jumlah madrasah di Indonesia cukup signifikan, yaitu  sebanyak  72.650  buah,  tetapi  dari  sekian  ribu  madrasah  tersebut  sebagian  besar kondisinya masih cukup memprihatinkan. Sebab itu menjadi tanggung  jawab  bersama  untuk  melakukan  inovasi  dan  p engembangan  lembaga  madrasah  ini  karena  keberadaanya  sebagai  sub  sistem  pendidikan  nasional  mempunyai peran yang sama dengan lembaga pendidikan lain, yakni berusaha  meningkatkan  kualitas  manusia  Indonesia.  Menurut  H.A.R.  Tilaar,  perlu  diupayakan reposisi pendidikan madrasah agar sesuai dengan paradigma baru  tuntutan dan harapan masyarakat dan pembangunan bangsa.
 Usaha peningkatan mutu pendidikan madrasah telah banyak dilakukan  tetapi  hasilnya  belum  begitu  menggembirakan.  Pengembangan  mutu  pendidikan madrasah harus dilakukan oleh segenap warga madrasah, termasuk  komite madrasah. Kelihatannya penjaminan mutu sifatnya  sangat muluk dan  susah  terjangkau.  Akan  tetapi  hal  itu  sebenarnya  sederhana,  apabila  setiap  warga  madrasah  sudah  memahami  standar  nasional  pendidikan,  dengan  memahami  hal  itu  maka  akan  diketahui  arah  kemana  penjaminan  mutu  dilakukan. Berbagai studi dan pengamatan langsung dilapangan menunjukkan  beberapa  faktor  internal  dan  faktor  eksternal   yang  menyebabkan  mutu  pendidikan madrasah tidak mengalami peningkatan secara merata.
Kaitannya  dengan  problem  internal  kelembagaan,  bahwa  problem  internal  madrasah  yan g  selama  ini  dirasakan,  seperti  dikatakan  A.  Malik  Fadjar  dalam  buku  karangan  Marno,  meliputi  seluruh  sistem   Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam (Bandung: PT  Refika Aditama, 2008), hlm 71-72.     kependidikannya,  terutama  sistem  manajemen  dan  etos  kerja  madrasah,  kualitas  dan  kuantitas  guru,  kurikulum,  dan  sarana  fisik  dan  fasilitasnya.
Problem  semacam  itu,  seperti  yang  dipaparkan   Imam  Suprayogo,  karena  posisi madrasah berada dalam lingkaran setan, sebuah problem yang bersifat  causal  relationship;  dari  program  dana  yang  kurang  memadai,  fasilitas  kurang,  pendidikan  apa  adanya,  kualitas  rendah,  semangat  mundur,  inovasi  rendah, dan peminat kurang, demikian seterusnya bagai lingkaran setan.
 Strategi  pengembangan  pendidikan  madrasah  perlu  dirancang  agar  mampu  menjangkau  alternatif  jangka  panjang,  mampu  menghasilkan  perubahan  yang  signifikan,  ke  arah  pencapaian  visi  dan  misi  lembaga,  sehingga akan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif.
Teori pengembangan mengatakan bahwa berkembang bukanlah mulai  dari  NOL,  akan  tetapi  selalu  ada  modalnya.  Itulah  sebabnya  sebelum  menentukan  langkah  pengembangan  diperlukan  sebuah  kegiatan  penting,  yaitu  penilaian  terhadap  keadaan  awal  dari  hal  yang  akan  dikembangkan.
Menurut Fakry dalam awal proses, sebelum melakukan perencanaan seorang  perencana  perlu   mempunyai  gambaran  tentang  faktor-faktor  yang  berpengaruh  dan  harus  dipertimbangkan,  agar  tidak  menjumpai  hambatan  dalam implementasinya.
Fakry  Gaffar  juga  mengemukakan  tentang  karakteristik  perencanaan  pendidikan,  yaitu  :  (1)  Tidak  dimulai  dari  NOL.  (2)  Memperhatikan  faktor-faktor  kritis  keberhasilan.  (3)  Belajar  dari  kegagalan  masa  lampau.  (4)  Mengevaluasi  diri  melalui  dengan  identifikasikan  SWOT.  (5)  Mengubah  W  (Weaknesses)  menjadi  S  (Strength)  dan  T  (Threat)  menjadi  O  (Opportunity),  ketika  sudah  selesai   Ibid., hlm 143.
  melakukan  SWOT  dan  akan  mulai  menentukan  strategi  perencanaan.  (6)  Melibatkan  semua  pihak  terkait.  (7)  Memperhatikan  komitmen  dan  koordinasi  pihak-pihak  terkait.  (8)  Mempertimbangkan  efektivitas  dan  efisiensi,  realistis,  legalitas,  dan  praktis.  (9)  Mengujicobakan  kelayakan  (jika mungkin)  .
Analisis SWOT adalah suatu proses mengidentifikasi berbagai faktor  secara  sistematis  untuk  merumuskan  strategi  perusahaan.  Analisis  ini  didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strengths) dan  peluang  (Opportunities),  namun  secara  bersamaan  dapat  meminimalkan  kelamahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Dengan menggunakan analisis tersebut pengembangan suatu lembaga  madrasah dapat berjalan sesuai dengan kondisi yang terdapat di dalam suatu  lembaga  madrasah  tersebut,   karena  analisis  SWOT  melihat  kepada  faktor  internal  dan  faktor  eksternal.  Dengan  menganalisis  dan  mengevaluasi  berbagai faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mem pengaruhi suatu  kinerja  madrasah,  diharapkan  madrasah  dapat  mengetahui  kapasitas  kemampuannya  saat  ini  dan  menentukan  strategi  untuk  meningkatkan  kinerjanya  di  masa  yang  akan  datang.  Dalam  sistem  pendidikan  dasar  dan  menengah,  acuan  untuk  melihat  hal-hal  yang  menjadi  kondisi  internal  didasarkan  pada  delapan  (8)  standar  nasional  pendidikan  yang  sekaligus  merupakan  acuan  dalam  melakukan  evaluasi  diri.  Sedangkan  kondisi  eksternal  didasarkan  pada  kondisi  yang  ada  diluar  lembaga  yang  berupa  peluang  dan  tantangan,  termasuk  tuntutan  pemangku  kepentingan  (stackholder) yang terkait dengan pendidikan dasar dan menengah.
 Quality Assurance, Pada Madrasah (Modul Pelatihan). Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2009.
Hlm. 49-50.
  Dalam  penelitian  ini,  peneliti  menjadikan  Madrasah  Aliyah  Negeri  3  Malang  sebagai  objek  kajian.  MAN  3  Malang  adalah  salah  satu  dari  Madrasah  yang  terdapat  di  wilayah  Malang  yang  keberadaanya  sangat  diminati  oleh  masyarakat  karena  merupakan  salah  satu  lembaga  pendidikan  yang  tergolong  berkualitas.  Pemilihan  MAN  3  Malang  sebagai  objek  penelitian karena MAN 3 Malang merupakan madrasah unggulan dan terpadu  yang dalam proses pengembangannya telah menggunakan analisis SWOT.
B.  RUMUSAN MASALAH Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  maka  dapat  dirumuskan  beberapa  masalah antara lain sebagai berikut: 1.  Bagaimana upaya  MAN 3 Malang  dalam  pengembangan  mutu madrasah  dengan menggunakan analisis SWOT ? 2.  Bagaimana  proses  follow  up  MAN  3  Malang   dari  hasil  implementasi  analisis SWOT dalam upaya pengembangan mutu madrasah ? C.  TUJUAN PENELITIAN Dari rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.  Mendeskripsikan  upaya  MAN  3  Malang  dalam  pengembangan  mutu  madrasah dengan menggunakan analisis SWOT ? 2.  Mendeskripsikan  proses  follow  up  MAN  3  Malang   dari  hasil  implementasi analisis SWOT dalam upaya pengembangan mutu madrasah.
  D.  MANFAAT PENELITIAN Setelah  menentukan  tujuan,  selanjutnya  menentukan  kegunaan  penelitian  atau  manfaat  dari  dilaksanakannya  suatu  penelitian  baik  untuk  pengembangan teori, bagi peneliti maupun khalayak umum.
1.  Bagi  peneliti  yaitu  sebagai  pengetahuan  dalam  dunia  pendidikan,  khususnya  tentang  Analisis  SWOT  dalam  upaya  pengembangan  mutu  Madrasah.
2.  Bagi  lembaga  pendidikan  yaitu  sebagai  pengetahuan  dalam  mengembangkan kualitas pendidikan.
3.  Bagi  seluruh  pembaca  yaitu  sebagai  pegetahuan  atau  informasi  untuk  menambah partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan.
E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang  lingkup  pembahasan  pada  dasarnya  merupakan  pembahasan  masalah  dalam  penelitian  ini.  Setidaknya  ada  dua  alasan  yang  melatar  belakangi pembatasan masalah, pertama, keterbatasan waktu dalam melakukan  penelitian  dengan  hasil  optimal  yang  ingin  dicapai.  Suatu  penelitian  bisa  dikatakan  mencapai  hasil  yang  optimal  bila  dapat  mengupas  masalah  secara  sistematis,  dan  universal.  Hal  ini  membutuhkan  waktu  yang  sangat  panjang  oleh  karena itu  harus  ada  pembatasan  masalah  untuk  menghindari  kekaburan  dan  kesimpangsiuran  pembahasan  sehingga  dapat  mengarah  kepada  pokok  bahasan  yang  ingin  dicapai  dan  mencapai  hasil  yang  optimal  dengan  waktu  yang relatif singkat.     Adapun  ruang  lingkup  pembahasan  skripsi  ini  meliputi  proses  pengembangan mutu madrasah, dalam hal ini proses pengembanganya dengan  menggunakan analisis SWOT yang telah dilakukan oleh MAN 3 Malang.
F.  Penegasan Istilah Untuk  mempermudah  dalam  memahami  judul  skripsi  ini  dan  mengetahui arah serta tujuan pembahasan skripsi ini, maka berikut ini akan di  paparkan penegasan judul sebagai berikut: 1.  Upaya  yaitu  suatu  usaha  untuk  mencapai  suatu  maksud,  memecahkan  persolan, mencari jalan keluar dan sebagainya.
 2.  Pengembangan  adalah  suatu  proses  atau  langkah-langkah  untuk  mengembangkan  suatu  produk  baru  atau  menyempurnakan  produk  yang  telah ada, yang dapat dipertanggung jawabkan.
 3.  Mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa  yang  menunjukkan  kemampuannya  dalam  memuaskan  kebutuhan  yang  diharapkan.
 4.  Madrasah dari akar kata darasah (belajar), dan kata madrasah adalah “isim  makan”  yang  mempunyai  arti  tempat  belajar.  Padanan  madrasah  dalam  bahasa  Indonesia  adalah  sekolah  lebih  dikhususkan  lagi  sekolah-sekolah  agama Islam. Madrasah sebutan bagi sekolah agama Islam adalah tempat  proses belajar mengajar ajaran Islam secara formal yang  mempunyai kelas   Lihat M. Dahlan. Y. Al-Barry, Kamus Induk Istilah Ilmiah, (Surabaya: Target Press, 2003), 793.


Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi