Rabu, 10 September 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita

BAB I.
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
 Skripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita
Pembangunan nasional suatu bangsa yang bertitik berat pada bidang  ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin lama makin  maju, jika didukung oleh faktor-faktor produksi seperti  tanah (land), modal  (capital), tenaga kerja (labor), dan kewirausahaan (entrepreneurship).

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor ekonomi memiliki peran yang vital,  boleh dikatakan bahwa tenaga kerja memberdayakan dan mengaplikasikan faktorfaktor lain untuk mencapai tujuan yang direncanakan. Tenaga kerja dalam hal ini  adalah orang atau manusia yang bekerja baik secara individu maupun  berkelompok dengan menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk mencapai  hasil usaha yang maksimal. Tenaga kerja dalam hal ini adalah laki-laki dan wanita  yang termasuk dalam golongan tenaga kerja.
Dalam negara berkembang seperti Indonesia yang berpenduduk besar yang  menjadi salah satu masalah utama adalah pengangguran struktural yang sangat  besar. Masalah ini disebabkan oleh karena struktur ekonomi yang ada belum  mampu menciptakan kesempatan kerja yang sesuai dan dalam jumlah yang cukup  untuk menyerap angkatan kerja yang ada.
Jalur usaha yang turut menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi  pada umumnya adalah pemanfaatan sumber daya manusia. jumlah penduduk   Indonesia lebih kurang 200 juta dengan setengah diantaranya adalah kaum wanita,  merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang harus didaya gunakan  semaksimal mungkin.
Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat ditandai dengan tumbuhnya  industri-industri baru yang menimbulkan peluang bagi angkatan kerja pria  maupun wanita. Sebagian besar lapangan kerja di perusahaan pada tingkat  organisasi yang rendah yang tidak membutuhkan keterampilan yang khusus lebih  banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Tuntutan ekonomi yang  mendesak, dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang  tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk  bekerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga  kerja wanita.
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar kerja terutama di  Indonesia mempunyai kontribusi yang besar, dalam arti bahwa jumlah wanita  yang menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Besarnya tingkat penawaran  wanita untuk bekerja di pasar kerja dipengaruhi oleh faktor umum yakni tingkat  kemiskinan ekonomi, serta keterbatasan suami untuk memenuhi kebutuhan hidup  keluarganya. Ketergantungan hidup pada pihak laki-laki yang tidak memadai  mendorong kaum wanita untuk menawarkan dirinya di pasar kerja.
Wanita pekerja umumnya dianggap bukan sebagai pencari nafkah utama  (secondary workers), walaupun penghasilan yang diperoleh sering sangat  membantu bahkan merupakan penunjang utama ekonomi rumah tangga.
Berhubungan dengan hal itu motivasi penawaran tenaga kerja wanita di pasar  kerja berbeda untuk setiap jenjang sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan.
 Tersedianya lapangan/kesempatan kerja baru untuk mengatasi peningkatan  penawaran tenaga kerja merupakan salah satu target yang harus dicapai dalam  pembangunan ekonomi daerah. Upaya tersebut dapat diwujudkan melalui  peningkatan pertumbuhan ekonomi khususnya investasi langsung (direct  investment) pada sektor-sektor yang bersifat padat karya, seperti konstruksi,  infrastruktur maupun industri pengolahan. Sementara pada sektor jasa, misalnya  melalui perdagangan maupun pariwisata.
Kondisi di negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran  yang jauh lebih tinggi dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini  terjadi karena ukuran sektor informal masih cukup besar sebagai salah satu  lapangan nafkah bagi tenaga kerja tidak terdidik. Sektor informal tersebut  dianggap sebagai katup pengaman bagi pengangguran. Angka resmi tingkat  pengangguran umumnya  menggunakan indikator pengangguran terbuka, yaitu  jumlah angkatan kerja yang secara sungguh-sungguh tidak bekerja sama sekali  dan sedang mencari kerja pada saat survei dilakukan. Sementara yang setengah  pengangguran dan penganggur terselubung tidak dihitung dalam angka  pengangguran terbuka, karena mereka masih menggunakan waktu produktifnya  selama seminggu untuk bekerja meskipun tidak sampai 35 jam penuh.
Begitu pentingnya posisi pengaruh faktor Ketenagakerjaan di satu sisi dan  banyaknya persoalan pada sisi lain menyebabkan efek serius bagi kelancaran  berusaha di daerah. Semua itu menambah biaya tambahan (additional cost) dalam  ongkos berbisnis (cost of doing business), baik biaya waktu (banyaknya waktu  untuk bernegosiasi dengan pihak buruh dan pemda) maupun biaya material karena  berbagai pungutan legal dan ilegal yang ada. Kekakuan dalam kebijakan   ketenagakerjaan kita maupun iklim kebijakan makro yang terkait dengan  pelaksanaan otonomi daerah merupakan peta jalan kemana arah menelusuri  persoalan.
Berbagai kecenderungan wanita selama beberapa tahun terakhir ini, ditandai  makin meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja wanita, yang didominasi  oleh mereka yang berusia relatif muda. Kenaikan tingkat partisipasi angkatan  kerja wanita sebagian disebabkan oleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya  pengangguran.
Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerja wanita  terserap di sektor industri sebagai buruh mengalami kenaikan sekitar 4,3% setiap  tahunnya. Peningkatan itu terjadi paling-tidak karena dua faktor: Pertama, karena  sektor industri, seperti industri rokok, tekstil, konfeksi dan industri makanan serta  minuman untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunan dan sifat-sifat lain yang  umumnya merupakan ciri kaum wanita. Kedua, karena tenaga  kerja wanita  dipandang lebih penurut dan murah sehingga secara ekonomis lebih  menguntungkan bagi pengusaha.
Meningkatnya partisipasi wanita dalam pasar kerja bukanlah terjadi secara  kebetulan, karena peranan wanita dalam pasar tenaga kerja secara tradisional  sebenarnya cukup besar. Terutama di daerah perdesaan dan khususnya sektor  pertanian.
Peningkatan persentase wanita kerja disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu  peningkatan dari sisi penawaran dan sisi pemintaan, dari sisi penawaran  peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh semakin membaiknya tingkat  pendidikan wanita dan disertai pula dengan menurunnya angka kelahiran. Hal   tersebut didorong pula oleh kondisi makin besarnya penerimaan sosial atas wanita  yang bekerja di luar rumah.  Kedua, dari sisi permintaan, perkembangan  perekonomian (dari sisi produksi) memerlukan tenaga kerja wanita, seperti halnya  industri tekstil dan garmen. Sedangkan fenomena lain yang makin mendorong  masuknya wanita ke lapangan kerja adalah karena makin tingginya biaya hidup  bila hanya ditopang oleh satu penyangga pendapatan keluarga (one earner  household). Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama  pada keluarga yang berada di daerah perkotaan.
Nampaknya sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa peranan  wanita atau perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran dan kedudukan  mereka dalam keluarga. Mengingat di masa lalu, wanita lebih banyak  terkungkung dalam peran sebagai pendamping suami dan pengasuh anak. Namun  seiring dengan kemajuan ekonomi dan meningkatnya pendidikan wanita maka  banyak ibu rumah tangga dewasa ini yang tidak hanya berfungsi sebagai manajer  rumah tangga, tetapi juga ikut berkarya di luar rumah.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian  yang membahas masalah tersebut diatas dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor  Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita di Kota Binjai”.
1.2 Batasan dan Perumusan Masalah.
1.2.1  Batasan Masalah.
Mengingat keterbatasan kemampuan analisis, biaya dan tenaga serta untuk mempertajam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah penelitian pada   ruang lingkup tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja  wanita di Kota Binjai saja.
1.2.2  Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka perumusan masalah penelitian  ini adalah : .
1.  Apakah ada pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga kerja  wanita ?
2.  Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran tenaga  kerja wanita ?
3.  Apakah ada pengaruh keberadaan anak/tanggungan keluarga  terhadap penawaran tenaga kerja wanita ?
4.  Apakah ada pengaruh status perkawinan terhadap penawaran tenaga  kerja wanita ?
5.  Apakah ada pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga  kerja wanita ?
6.  Apakah ada pengaruh pendapatan di luar gaji  (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) terhadap penawaran tenaga  kerja wanita ?
1.3 Tujuan & Manfaat Penelitian.
1.3.1  Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitan adalah :.
1.  Untuk mengetahui pengaruh umur wanita terhadap penawaran tenaga  kerja wanita.
 2.  Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap penawaran  tenaga kerja wanita 3.  Untuk mengetahui pengaruh keberadaan anak tanggungan terhadap  penawaran tenaga kerja wanita 4.  Untuk mengetahui pengaruh status perkawinan terhadap penawaran  tenaga kerja wanita 5.  Untuk mengetahui pengaruh pendapatan gaji terhadap penawaran tenaga  kerja wanita 6.  Untuk mengetahui pengaruh pendapatan di luar gaji  (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain) terhadap penawaran tenaga kerja  wanita 1.3.2  Manfaat Penelitian.
Manfaat penelitan ini adalah :.
1.  Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan  ilmu yang telah dipelajari selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi .
 2.  Sebagai bahan studi, perbandingan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi  kalangan akademis dan peneliti dalam melakukan penelitian dengan topik  sama.
3.  Sebagai tambahan literature bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi   khususnya bagi mahasiswa Departemen  Ekonomi Pembangunan.
 1.4 Hipotesis.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada  dimana kebenarannya masih perlu dikaji dan diteliti melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penulis membuat hipotesis sebagai  berikut: .
1.  Umur wanita mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga  kerja wanita.
2.  Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran  tenaga kerja wanita.
3.  Keberadaan anak/tanggungan mempunyai pengaruh positif terhadap  penawaran tenaga kerja wanita.
4.  Status perkawinan mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran  tenaga kerja wanita.
5.  Pendapatan gaji mempunyai pengaruh positif terhadap penawaran tenaga  kerja wanita.
6.  Pendapatan di luar gaji (Suami/Ayah/Ibu/Keluarga Yang Lain)  mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran tenaga kerja wanita.

  Skripsi Ekonomi:  Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penawaran Tenaga Kerja Wanita

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi