Jumat, 05 September 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar

   BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
 Skripsi Ekonomi: Analisis kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar
Pembangunan  nasional  saat  ini  diprioritaskan  pada  bidang  perekonomian, terutama melalui sektor pertanian.  Pemerintah selalu berusaha  untuk menerapkan kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian.

Negara  kita  yang  terkenal  dengan  negara  agraris  yang  mempunyai  areal  pertanian  yang  cukup  luas.  Sumber  daya  alam  yang  melimpah,  sehingga  perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia.  Sasaran  utama pembangunan pertanian saat ini adalah peningkatan produksi pertanian  dan  pendapatan  petani.  Kegiatan  disektor  pertanian  diusahakan  agar  dapat  berjalan  lancar  dengan  peningkatan  produk  pangan.  Sektor  pertanian diharapakan  dapat  memperbaiki  taraf  hidup  petani,  memperluas  lapangan  pekerjaan  bagi  golongan  masyarakat  yang  masih  tergantung  pada  sektor  pertanian.
Sektor  pertanian  di  Indonesia  dianggap  penting  dalam  mendorong  pembangunan  ekonomi  nasional,  yakni  semenjak  sektor  pertanian  menjadi  penyelamat  perekonomian  nasional  karena  pertumbuhannya  yang  meningkat sekitar  0,26  %.   Potensi  sumber  daya  alam  yang  besar  dan  beragam,  menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki prospek yang cerah.  Penduduk  Indonesia yang sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian  dapat  memanfaatkan potensi yang ada untuk dikembangkan (Anonymous, 2012).
   Tujuan  pembangunan  pertanian  layak  ditempatkan  sebagai  prioritas  utama  agar  tercapainya  swasembada  pangan.  Pembangunan  pertanian  yang  dilakukan di Indonesia diupayakan untuk mengembangkan potensi yang ada,  yaitu  dengan  memanfaatkan  sumber  daya  alam  dan  sumber  daya  manusia secara optimal. Pembangunan pertanian  apabila dikelola dengan baik produk  yang  dihasilkan  akan  mempunyai  kualitas  yang  mampu  bersaing,  sehingga  akan  sangat  menguntungkan  bagi  perekonomian  Indonesia.  Gambaran  data  Produk  Domestik  Bruto  atas  dasar  harga  konstan  2000  menurut  lapangan  usaha tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Jawa Tengah Tahun 2011 (Juta Rupiah) No  Lapangan Usaha  20 (Rp) Prosentase (%) 1  Pertanian, Peternakan, Kehutanan  dan Perikanan 35.421.522,97  17, 2  Pertambangan dan Penggalian  2.193.964,23  1, 3  Industri Pengolahan  65.528.810,98  33, 4  Listrik, Gas dan air Bersih  1.684.217,01  0, 5  Konstruksi  11.712.447,46  5, 6  Perdagangan, Hotel dan Restoran  43.072.198,15  21, 7  Pengangkutan dan Komunikasi  10.645.260,49  5, 8  Keuangan, Real Estat dan Jasa  Perusahaan 7.503.725,18  3, 9  Jasa-jasa  20.464.202,99  10, Produk Domestik Regional Bruto  198.226.349,47  100, Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2011.
   Data  Produk  Domestik  Regional  Bruto  (PDRB)  tahun  2011  sektor  pertanian,  peternakan,  kehutanan  dan  perikanan  sebesar  35.421.522,97  (juta  rupiah)  atau  17,87  %  menduduki  posisi  ketiga  setelah  sektor  industri  dan  sektor  perdagangan.  Sektor  pertanian  masih  mempunyai  peran  yang  penting  bagi  perekonomian  Indonesia.  Sektor  pertanian  di  Indonesia  mempunyai  kelemahan yaitu sebagian besar masih bersifat subsisten dimana tujuan utama  dari  petani  adalah  untuk  memenuhi  kebutuhan  keluarganya  dan  baru  akan  dijual  jika  ada  sisa.  Pola  pertanian  subsisten  mengakibatkan  pertanian  kita  akan  lambat  untuk  berkembang.  Pola  tersebut  harus  segera  diubah  agar  pertanian di Indonesia menjadi lebih maju dan kesehjahteraan petani semakin  meningkat.
Provinsi  Jawa  Tengah  merupakan  salah  satu  daerah  sentra  produksi  pertanian khususnya tanaman pangan (padi) dan holtikultura secara nasional.
Provinsi  Jawa  Tengah  menjadi  salah  satu  daerah  yang  ditetapkan  sebagai  penyangga  pangan  nasional.  Pemerintah  daerah  dalam  rangka  mempertahankan  predikat  tersebut  berupaya  untuk  meningkatkan  produksi.
Pemerintah melakukan upaya-upaya  untuk membantu petani agar keuntungan dan  produksi  padi  petani  semakin  meningkat  sehingga  dapat  mencukupi  swasembada nasional.
Sektor  pertanian sebagai salah satu sektor primer,  masih memberikan  kontribusi  yang  cukup  besar  bagi  pertumbuhan  ekonomi  di  Kabupaten  Karanganyar.  Sektor pertanian dirinci menjadi beberapa sektor yaitu tanaman  bahan makanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.  Pertanian     tanaman  bahan  makanan  merupakan  salah  satu  sektor  dimana  produk  yang  dihasilkan  menjadi  kebutuhan  pokok  hidup  rakyat.  Kabupaten  Karanganyar  sebagian  tanahnya  merupakan  tanah  pertanian  yang  memiliki  potensi  cukup  baik bagi pengembangan tanaman pertanian.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar selama tahun 20 (BPS,  Kab.Karanganyar  dalam  angka  2011)  diperoleh  produksi  padi  sawah  sebanyak   209.302    ton,  jagung  sebanyak  41.314  ton,  ubi  kayu  sebanyak  103.179,  ubi  jalar  sebanyak  21.539  ton  kedelai  740  ton  dan  kacang  tanah  sebanyak 6.261 ton. Tanah di Kabupaten Karanganyar  sebagian    merupakan  tanah  pegunungan  yang  potensial  untuk  tanaman  padi,  sayur-sayuran,  buahbuahan  dan  sebagian  besar  merupakan  tanah  yang  digunakan  untuklahan  sawah. Adapun luas lahan di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 dapat dilihat  pada Tabel 1.2.
   Tabel 1.
Luas Wilayah, Tanah Sawah dan Tanah Kering menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 20 Kecamatan Luas  Wilayah (Ha) Tanah  Sawah (Ha) Tanah  Kering (Ha) (1)  (2)  (3)  (4) 1.  Jatipuro  4.036,50  1.468,24  2.568, 2.  Jatiyoso  6.716,49  1.318,17  5.398, 3.  Jumapolo  5.567,02  1.271,67  4.295, 4.  Jumantono  5.355,44  1.597,15  3.758, 5.  Matesih  2.626,63  1.341,21  1.285, 6.  Tawangmangu  7.003,16  719,24  6.283, 7.  Ngargoyoso  6.533,94  752  5.781, 8.  Karangpandan  3.411,08  1.552,9  1.858, 9.  Karanganyar  4.302,64  1.720,20  2.582, 10. Tasikmadu  2.759,73  1.518,11  1.241, 11. Jaten  2.554,81  1.212,12  1.342, 12. Colomadu  1.564,17  516,97  1.047, 13. Gondangrejo  5.679,95  1.094,14  4.585, 14.  Kebakkramat  3.645,63  2.369,54  1.276, 15. Mojogedang  5.330,90  2.026,80  3.304, 16. Kerjo  4.682,27  1.127,67  3.554, 17.  Jenawi  5.608,28  824,15  5.084, Jumlah Tahun 2011  77.378,64  22.130,32  55.248, Sumber: Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2012.
Kabupaten  Karanganyar  dengan  luas  lahan  yang  begitu  luas  mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengembangkan produksi padi.
Daerah  yang  sangat  berpotensi  dan  sangat  cocok  adalah  di  Kecamatan     Matesih.  Daerah  dengan  keseluruhan  luas  wilayah  2.626,63  Ha  dan  menggunakan sebagian besar luas lahannya untuk lahan sawah  yaitu  sebesar  1.341,21  Ha.  Kecamatan  Matesih  memiliki  potensi  yang  sangat  baik  untuk  usaha pertanian, hal ini didukung dengan letaknya yang  strategis.  Mengingat  Kecamatan  Matesih  yang  letaknya  berada  di  lereng  gunung  Lawu  yang  memiliki iklim, kesuburan tanah, irigasi yang sangat baik. Hasil pertanian padi  Kecamatan  Matesih  selain  untuk  memenuhi  kebutuhan  masyarakat  sekitar  juga banyak dicari tengkulak-tengkulak untuk disalurkan ke berbagai daerah.
Data  luas  panen  dan  produksi  polowijo  di  Kecamatan  Matesih  tahun  2011  disajikan dalam Table 1.3.
Tabel 1.
Luas Panen dan Produksi Padi dan Palawija di Kecamatan Matesih Tahun 20 Uraian Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) (1)  (2)  (3) 1.  Padi sawah  2.784  16.7 2.  Jagung  137  9 3.  Ubi Kayu  107  1.7 4.  Ubi Jalar  115  2.0 5.  Kedelai  -  -6.  Kacang Tanah  -  -Sumber : Subdin Tanaman Pangan dan Holtikultura Karanganyar, 2012.
Berdasarkan  Tabel  1.3  dijelaskan  bahwa  produktifitas  padi  di  Kecamatan  Matesih  sangat  besar  dibanding  dengan  produktifitas  polowijo.
Produktifitas  padi  di  Kecamatan  Matesih  tahun  2011  adalah  sebesar  16.704  Kw  dari  luas  daerah  panen  2.784  Ha.  Produktifitas  polowijo  tidak  sebanyak     padi yaitu ubi  jalar 2.078 Kw, ubi kayu 1.761 Kw dan jagung sebanyak 961  Kw.  Data  diatas  semakin  mempertegas  bahwa  Kecamatan  Matesih  sangat  berpotensi dalam usahatani padi.
Tanaman  padi  merupakan  salah  satu  komoditi  yang  mempunyai  prospek  cerah  guna  menambah  pendapatan  para  petani.  Prospek  yang  cerah  dapat  memberi  motivasi  tersendiri  bagi  petani  untuk  lebih  mengembangkan  dan  meningkatkan  produksinya.  Harapan  petani  agar  pada  saat  panen  memperoleh hasil penjualan  yang tinggi  guna memenuhi kebutuhannya,  tapi  kadang  kala  dalam  kenyataannya  berbicara  lain.  Waktu  panen  tiba  dengan  hasil  yang  melimpah  tetapi  harga  mendadak  turun  dan  lebih  parah  lagi  jika  hasil produksi yang telah diprediksikan jauh melenceng dari  jumlah produksi  yang dihasilkan.  Produksi minim, harga rendah  dan tidak menentu membuat  petani  padi  kadang  merasa  kecewa  bahkan  patah  semengat  untuk  tetap  megembangkan  usaha  pertaniannya.  Kekecewaan  petani  disebabkan  karena  setiap  kegiatan  pengolahan  sawah  mutlak  petani  mengeluarkan  biaya  yang  banyakuntuk  kegiatan  produksi.  Kekecewaan  petani  lebih  diparah  lagi  biaya  produksi saat ini harganya yang semakin mahal, mulai dari harga bibit, pupuk,  pengolahan lahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga.  Perlu dikaji  tingkat  kelayakan  usahatani  dan  pengaruh  dari  faktor-faktor  produksinya,  terutama di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karangan yar yang masyarakatnya  sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
   Usahatani  padi  banyak  menggunakan  faktor-faktor  produksi  dalam  jumlah  yang  besar,  maka  keberhasilan  pengelolaan  usahatani  padi  akan menentukan  tingkat  keuntungan  petani.  Permasalahan  yang  akan  diangkat  dalam penelitian ini adalah apakah luas lahan, biaya tenaga kerja, biaya bibit,  biaya  pupuk,  biaya  pestisida  dan  teknologi  berpengaruh  terhadap  kelayakan  dan  keuntungan  usahatani  padi.  Hal-hal  tersebut  mendorong  diadakan  penelitian  yang berjudul “ Analisis Kelayakan Usahatani Padi di Kecamatan  Matesih, Kabupaten Karanganayar”.
B.  Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dirasa perlu adanya suatu penelitian  yang  mengkaji  tentang  usahatani  padi  ,  yang  nantinya  akan  diketahui  hasil  akhirnya  berupa  kelayakan  usahatani  padi.  Penelitian  ini  mengukur  tentang  pendapatan  dan  keuntungan  usahatani  padi,  yang  diharapkan  dari  hasil  penelitian  ini  juga  akan  muncul  penyebab  pendapatan  petani  yang  tidak  maksimal.  Melihat  dari  permasalahan  diatas  maka  dapat  disusun  beberapa  pertanyaan  yang  berkaitan  dengan  analisis  kelayakan  usahatani  padi  di  Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar yaitu :.
1.  Apakah  usahatani  padi  sawah  di  Kecamatan  Matesih  Kabupaten  Karanganyar layak secara finansial untuk diusahakan? 2.  Bagaimana  dan  seberapa  besar  pengaruh  luas  lahan,  biaya  bibit,  biaya pupuk,  biaya  pestisida,  biaya  tenaga  kerja  dan  teknologi  terhadap     keuntungan  usahatani  padi  di  Kecamatan  Matesih,  Kabupaten  Karanganyar ? C.  Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah :.
1.  Untuk  mengetahui  apakah  usahatani  padi  sawah  di  Kecamatan  Matesih  Kabupaten Karanganyar layak untuk diusahakan secara finansial.
2.  Untuk  mengetahui  bagaimana  dan  seberapa  besar  pengaruh  luas  lahan,  biaya  bibit,  biaya  pupuk,  biaya  pestisida,  tenaga  kerja  dan  teknologi  terhadap  keuntungan  usahatani  padi  di  Kecamatan  Matesih,  Kabupaten  Karanganyar.
D.  Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.  Manfaat Teoritis.
Hasil  penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  informasi  atau  pengetahuan  bagi  pembaca  tentang  kelayakan  usahatani  padi  terhadap  produksi padi sehingga berpengaruh pada pendapatan petani di Kecamatan  Matesih, Kabupaten Karanganyar dan langkah  strategi apa saja yang harus  dilakukan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dan  memberikan  sumbangan  konseptual  bagi  penelitian  sejenis  dalam  rangka  mengembangkan  ilmu  pengetahuan  untuk  perkembangan  perekonomian  Indonesia.
   2.  Manfaat Praktis.
a.  Bagi  Pemerintah  Daerah  Kabupaten  Karanganyar,  penelitian  ini  diharapkan  dapat  bermanfaat  sebagai  informasi  dan  masukan  bagi  lembga-lembaga  yang  terkait  dengan  pembuatan  kebijakan  yang  berhubungan  dengan  perkembangan  pertanian  padi  di  Kabupaten  Karanganyar.
b.  Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi masyarakat  tentang usahatani khususnya bagi para petani padi sawah.

 Skripsi Ekonomi: Analisis kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi