BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar
Pembangunan nasional
saat ini diprioritaskan pada
bidang perekonomian, terutama
melalui sektor pertanian. Pemerintah
selalu berusaha untuk menerapkan
kebijaksanaan dalam peningkatan hasil produksi pertanian.
Negara kita
yang terkenal dengan
negara agraris yang
mempunyai areal pertanian
yang cukup luas.
Sumber daya alam
yang melimpah, sehingga perlu digali dan dimanfaatkan untuk pemenuhan
kebutuhan manusia. Sasaran utama pembangunan pertanian saat ini adalah
peningkatan produksi pertanian dan pendapatan
petani. Kegiatan disektor
pertanian diusahakan agar
dapat berjalan lancar
dengan peningkatan produk
pangan. Sektor pertanian diharapakan dapat
memperbaiki taraf hidup
petani, memperluas lapangan pekerjaan
bagi golongan masyarakat
yang masih tergantung
pada sektor pertanian.
Sektor pertanian
di Indonesia dianggap
penting dalam mendorong pembangunan
ekonomi nasional, yakni
semenjak sektor pertanian
menjadi penyelamat perekonomian
nasional karena pertumbuhannya yang
meningkat sekitar 0,26 %.
Potensi sumber daya
alam yang besar
dan beragam, menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki
prospek yang cerah. Penduduk Indonesia yang sebagian besar bermata
pencaharian di sektor pertanian dapat memanfaatkan potensi yang ada untuk dikembangkan
(Anonymous, 2012).
Tujuan pembangunan pertanian
layak ditempatkan sebagai
prioritas utama agar
tercapainya swasembada pangan.
Pembangunan pertanian yang dilakukan
di Indonesia diupayakan untuk mengembangkan potensi yang ada, yaitu
dengan memanfaatkan sumber
daya alam dan
sumber daya manusia secara optimal. Pembangunan
pertanian apabila dikelola dengan baik
produk yang dihasilkan
akan mempunyai kualitas
yang mampu bersaing,
sehingga akan sangat
menguntungkan bagi perekonomian
Indonesia. Gambaran data Produk Domestik
Bruto atas dasar
harga konstan 2000
menurut lapangan usaha tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.
Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 di Jawa Tengah Tahun
2011 (Juta Rupiah) No Lapangan
Usaha 20 (Rp) Prosentase (%) 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 35.421.522,97 17, 2
Pertambangan dan Penggalian
2.193.964,23 1, 3 Industri Pengolahan 65.528.810,98
33, 4 Listrik, Gas dan air
Bersih 1.684.217,01 0, 5
Konstruksi 11.712.447,46 5, 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran
43.072.198,15 21, 7 Pengangkutan dan Komunikasi 10.645.260,49
5, 8 Keuangan, Real Estat dan
Jasa Perusahaan 7.503.725,18 3, 9
Jasa-jasa 20.464.202,99 10, Produk Domestik Regional Bruto 198.226.349,47 100, Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2011.
Data Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)
tahun 2011 sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan
perikanan sebesar 35.421.522,97
(juta rupiah) atau
17,87 % menduduki
posisi ketiga setelah
sektor industri dan sektor perdagangan.
Sektor pertanian masih
mempunyai peran yang
penting bagi perekonomian
Indonesia. Sektor pertanian
di Indonesia mempunyai kelemahan yaitu sebagian besar masih bersifat
subsisten dimana tujuan utama dari petani
adalah untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya dan
baru akan dijual
jika ada sisa.
Pola pertanian subsisten
mengakibatkan pertanian kita akan lambat
untuk berkembang. Pola
tersebut harus segera
diubah agar pertanian di Indonesia menjadi lebih maju dan
kesehjahteraan petani semakin meningkat.
Provinsi Jawa
Tengah merupakan salah
satu daerah sentra
produksi pertanian khususnya
tanaman pangan (padi) dan holtikultura secara nasional.
Provinsi Jawa
Tengah menjadi salah
satu daerah yang
ditetapkan sebagai penyangga
pangan nasional. Pemerintah
daerah dalam rangka mempertahankan
predikat tersebut berupaya
untuk meningkatkan produksi.
Pemerintah melakukan
upaya-upaya untuk membantu petani agar
keuntungan dan produksi padi
petani semakin meningkat
sehingga dapat mencukupi swasembada nasional.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor
primer, masih memberikan kontribusi
yang cukup besar
bagi pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Karanganyar.
Sektor pertanian dirinci menjadi beberapa sektor yaitu tanaman bahan makanan, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan. Pertanian tanaman bahan
makanan merupakan salah
satu sektor dimana
produk yang dihasilkan
menjadi kebutuhan pokok
hidup rakyat. Kabupaten
Karanganyar sebagian tanahnya
merupakan tanah pertanian
yang memiliki potensi
cukup baik bagi pengembangan
tanaman pertanian.
Data dari Dinas Pertanian
Kabupaten Karanganyar selama tahun 20 (BPS,
Kab.Karanganyar dalam angka
2011) diperoleh produksi
padi sawah sebanyak
209.302 ton, jagung
sebanyak 41.314 ton,
ubi kayu sebanyak 103.179,
ubi jalar sebanyak
21.539 ton kedelai
740 ton dan
kacang tanah sebanyak 6.261 ton. Tanah di Kabupaten
Karanganyar sebagian merupakan tanah
pegunungan yang potensial
untuk tanaman padi,
sayur-sayuran, buahbuahan dan
sebagian besar merupakan
tanah yang digunakan
untuklahan sawah. Adapun luas
lahan di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.
Luas Wilayah, Tanah Sawah dan
Tanah Kering menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 20 Kecamatan Luas
Wilayah (Ha) Tanah Sawah (Ha) Tanah Kering (Ha) (1) (2)
(3) (4) 1. Jatipuro
4.036,50 1.468,24 2.568, 2.
Jatiyoso 6.716,49 1.318,17
5.398, 3. Jumapolo 5.567,02
1.271,67 4.295, 4. Jumantono
5.355,44 1.597,15 3.758, 5.
Matesih 2.626,63 1.341,21
1.285, 6. Tawangmangu 7.003,16
719,24 6.283, 7. Ngargoyoso
6.533,94 752 5.781, 8.
Karangpandan 3.411,08 1.552,9
1.858, 9. Karanganyar 4.302,64
1.720,20 2.582, 10.
Tasikmadu 2.759,73 1.518,11
1.241, 11. Jaten 2.554,81 1.212,12
1.342, 12. Colomadu 1.564,17 516,97
1.047, 13. Gondangrejo
5.679,95 1.094,14 4.585, 14.
Kebakkramat 3.645,63 2.369,54
1.276, 15. Mojogedang
5.330,90 2.026,80 3.304, 16. Kerjo 4.682,27
1.127,67 3.554, 17. Jenawi
5.608,28 824,15 5.084, Jumlah Tahun 2011 77.378,64
22.130,32 55.248, Sumber:
Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2012.
Kabupaten Karanganyar
dengan luas lahan
yang begitu luas mempunyai
potensi yang cukup besar dalam mengembangkan produksi padi.
Daerah yang
sangat berpotensi dan
sangat cocok adalah
di Kecamatan Matesih.
Daerah dengan keseluruhan
luas wilayah 2.626,63
Ha dan menggunakan sebagian besar luas lahannya untuk
lahan sawah yaitu sebesar 1.341,21
Ha. Kecamatan Matesih
memiliki potensi yang
sangat baik untuk usaha
pertanian, hal ini didukung dengan letaknya yang strategis.
Mengingat Kecamatan Matesih
yang letaknya berada
di lereng gunung
Lawu yang memiliki iklim, kesuburan tanah, irigasi yang
sangat baik. Hasil pertanian padi Kecamatan Matesih
selain untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar juga banyak dicari tengkulak-tengkulak untuk
disalurkan ke berbagai daerah.
Data luas
panen dan produksi
polowijo di Kecamatan
Matesih tahun 2011 disajikan
dalam Table 1.3.
Tabel 1.
Luas Panen dan Produksi Padi dan
Palawija di Kecamatan Matesih Tahun 20 Uraian Luas Panen (Ha) Produksi (Kw) (1) (2)
(3) 1. Padi sawah 2.784
16.7 2. Jagung 137 9 3. Ubi Kayu
107 1.7 4. Ubi Jalar
115 2.0 5. Kedelai
- -6. Kacang Tanah
- -Sumber : Subdin Tanaman Pangan
dan Holtikultura Karanganyar, 2012.
Berdasarkan Tabel
1.3 dijelaskan bahwa
produktifitas padi di Kecamatan Matesih
sangat besar dibanding
dengan produktifitas polowijo.
Produktifitas padi
di Kecamatan Matesih
tahun 2011 adalah
sebesar 16.704 Kw
dari luas daerah
panen 2.784 Ha.
Produktifitas polowijo tidak
sebanyak padi yaitu ubi jalar 2.078 Kw, ubi kayu 1.761 Kw dan jagung
sebanyak 961 Kw. Data
diatas semakin mempertegas
bahwa Kecamatan Matesih
sangat berpotensi dalam usahatani
padi.
Tanaman padi
merupakan salah satu
komoditi yang mempunyai prospek
cerah guna menambah
pendapatan para petani.
Prospek yang cerah dapat memberi
motivasi tersendiri bagi
petani untuk lebih
mengembangkan dan meningkatkan
produksinya. Harapan petani
agar pada saat
panen memperoleh hasil
penjualan yang tinggi guna memenuhi kebutuhannya, tapi kadang kala
dalam kenyataannya berbicara
lain. Waktu panen
tiba dengan hasil
yang melimpah tetapi
harga mendadak turun
dan lebih parah
lagi jika hasil produksi yang telah diprediksikan jauh
melenceng dari jumlah produksi yang dihasilkan. Produksi minim, harga rendah dan tidak menentu membuat petani
padi kadang merasa
kecewa bahkan patah
semengat untuk tetap megembangkan usaha
pertaniannya. Kekecewaan petani
disebabkan karena setiap
kegiatan pengolahan sawah
mutlak petani mengeluarkan
biaya yang banyakuntuk
kegiatan produksi. Kekecewaan
petani lebih diparah
lagi biaya produksi saat ini harganya yang semakin mahal,
mulai dari harga bibit, pupuk, pengolahan
lahan, pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga. Perlu dikaji tingkat
kelayakan usahatani dan
pengaruh dari faktor-faktor
produksinya, terutama di
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karangan yar yang masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani.
Usahatani padi banyak
menggunakan faktor-faktor produksi
dalam jumlah yang
besar, maka keberhasilan
pengelolaan usahatani padi akan
menentukan tingkat keuntungan
petani. Permasalahan yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah apakah luas lahan,
biaya tenaga kerja, biaya bibit, biaya pupuk,
biaya pestisida dan
teknologi berpengaruh terhadap
kelayakan dan keuntungan
usahatani padi. Hal-hal
tersebut mendorong diadakan penelitian
yang berjudul “ Analisis Kelayakan Usahatani Padi di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganayar”.
B. Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian tersebut di
atas dirasa perlu adanya suatu penelitian yang
mengkaji tentang usahatani
padi , yang
nantinya akan diketahui
hasil akhirnya berupa
kelayakan usahatani padi.
Penelitian ini mengukur
tentang pendapatan dan
keuntungan usahatani padi,
yang diharapkan dari
hasil penelitian ini
juga akan muncul
penyebab pendapatan petani
yang tidak maksimal.
Melihat dari permasalahan
diatas maka dapat
disusun beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan
analisis kelayakan usahatani
padi di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar yaitu
:.
1. Apakah
usahatani padi sawah
di Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar layak
secara finansial untuk diusahakan? 2.
Bagaimana dan seberapa
besar pengaruh luas
lahan, biaya bibit,
biaya pupuk, biaya pestisida,
biaya tenaga kerja
dan teknologi terhadap keuntungan
usahatani padi di
Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar ? C. Tujuan Penelitian.
Tujuan dari penelitian ini adalah
:.
1. Untuk
mengetahui apakah usahatani
padi sawah di
Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar layak untuk diusahakan
secara finansial.
2. Untuk
mengetahui bagaimana dan seberapa
besar pengaruh luas
lahan, biaya bibit,
biaya pupuk, biaya
pestisida, tenaga kerja
dan teknologi terhadap
keuntungan usahatani padi
di Kecamatan Matesih,
Kabupaten Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1. Manfaat
Teoritis.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat
memberikan informasi atau pengetahuan bagi
pembaca tentang kelayakan
usahatani padi terhadap produksi padi sehingga berpengaruh pada
pendapatan petani di Kecamatan Matesih,
Kabupaten Karanganyar dan langkah
strategi apa saja yang harus dilakukan.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi
penelitian sejenis dalam
rangka mengembangkan ilmu
pengetahuan untuk perkembangan
perekonomian Indonesia.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten
Karanganyar, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai informasi
dan masukan bagi lembga-lembaga yang
terkait dengan pembuatan
kebijakan yang berhubungan
dengan perkembangan pertanian
padi di Kabupaten Karanganyar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah
informasi bagi masyarakat tentang
usahatani khususnya bagi para petani padi sawah.
Skripsi Ekonomi: Analisis kelayakan usahatani padi di Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar
Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi