Rabu, 10 September 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan Di Kabupaten Mandailing Natal

 BAB I .
PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi:  Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan Di Kabupaten Mandailing Natal
Prioritas mempercepat pemulihan ekonomi serta memperkuat landasan  pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan yang berdasarkan pada sistem  ekonomi kerakyatan dilakukan melalui pembangunan di bidang ekonomi serta  pembangunan di bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup. Oleh karena itu,  arah kebijakan pembangunan di bidang ekonomi sesuai dengan GBHN 1999 -2004 adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan mewujudkan landasan  pembangunan yang lebih kukuh bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Tujuan pembangunan tersebut dicapai dengan lebih memberdayakan masyarakat  dan seluruh kekuatan ekonomi nasional terutama usaha mikro, kecil, menengah  dan koperasi melalui pengembangan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu  pada mekanisme pasar yang berkeadilan serta berbasis sumber daya alam, serta  sumber daya manusia yang produktif dan mandiri.
Menurut Sutisno dalam buku Kelembagaan Ekonomi Rakyat (Rintuh,  Cornelis dan Miar, 2005) pola pengembangan ekonomi kerakyatan harus  dipr ioritaskan melalui keberpihakan kepada sektor Usaha Kecil dan Menengah  (UKM). Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan mampu menyerap  tenaga kerja yang cukup besar dan bisa diharapkan menjadi backbone dalam  bangkitnya sektor riil di Indonesia. Dan dalam menghadapi era globalisai dan  liberalisasi ekonomi, peranan UKM sangat besar bagi bangkitnya perekonomian  nasional.
  Adanya otonomi daerah merupakan peluang bagi perkembangan UKM,  pemerintah daerah yang kreatif memfasilitasi tumbuhnya UKM akan menikmati  hasilnya, baik berupa penerimaan pajak maupun dukungan lain yang dapat  menambah kemakmuran rakyat. Untuk itu perlu sentuhan-sentuhan yang  terprogram secara berkelanjutan oleh semua pihak yang serius terhadap kemajuan  ekonomi kerakyatan di Indonesia.
Pelaku usaha di negara berkembang termasuk Indonesia, sangat  didominasi para pengusaha industri kecil dan menengah (UKM). Oleh karena itu,  eksistensi UKM yang ada saat ini akan sangat berpengaruh terhadap  perkembangan perekonomian nasional. Dalam memberdayakan industri kecil  sebagai tulang punggung pengembangan ekonomi kerakyatan harus diperhatikan  kelemahan dan kendala yang dihadapi para pengusaha industri kecil saat ini.
Beberapa hal yang menjadi permasalahan UKM di Indonesia diantaranya aspek  pemasaran, teknologi informasi, produksi dan kualitas sumber daya manusia serta  akses permodalan.
Perkembangan usaha kecil dan menengah merupakan faktor penting bagi  pembangunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karakteristik dan kinerja  industri sangat efesien, produktif dan memiliki reponsibilitas yang tinggi terhadap  kebijakan pemerintah dalam sektor swasta dan peningkatan pertumbuhan  ekonomi. Keberadaan unit usaha kecil dan menengah yang cukup banyak dan  hampir semua sektor ekonomi serta besarnya kontribusi dalam penciptaan  kesempatan kerja, membuat eksistensi usaha kecil di indonesia menjadi sangat  penting. Disamping itu, keberadaan industri kecil yang merupakan salah satu  sebsektor dari sektor industri, tidak dapat disangkai kalau industri telah    memberikan kontribusi yang begitu besar bagi perekonomian di Indonesia. Hal ini  ditunjukkan dengan sumbangan sektor Produk Domestik Bruto (PDB) di  Indonesia yang mencapai jumlah populasi UKM pada tahun 2006 sebesar 5,7 %  dan 6,3 % (49,8 juta) usaha kecil menengah pada tahun 2007.(www.depkop.go.id)  Sebagian besar industri kecil menghasilkan barang-barang konsumsi  (consumer goods), khususnya yang tidak tahan lama (nondurable consume  goodsr). Industri kecil yang terdapat di Indonesia jumlahnya ratusan ribu dan  menggunakan bahan baku bukan dari hasil impor serta berpeluang besar untuk  membuka kesempatan kerja di daerah-daerah.
Kabupaten Mandailing Natal dengan ibukota Panyabungan terletak  berbatasan dengan Sumatera Barat, bagian paling selatan dari Propinsi Sumatera  Utara yang juga telah menunjukkan kemampuannya dalam mengembangkan  Industri Kecil Makanan. Para pengusaha kecil makanan tersebut memanfaatkan  dan menggunakan sumber daya alam yang ada di daerah setempat sebagai bahan  baku dan tentunya hal ini berpeluang untuk menyerap tenaga kerja.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan  penelitian melalui penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perkembangan  Industri Kecil Makanan di Kabupaten Mandailing Natal”.
1.2 Perumusan Masalah.
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka permasalahan dalam  penelitian ini adalah :  1.  Bagaimana perkembangan industri kecil makanan di kabupaten Mandailing  Natal.
  2.  Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembanagan industri kecil  makanan di kabupaten Mandailing Natal.
1. 3  Tujuan Penelitian.
Tujuan penelitian adalah :.
1.  Untuk mengetahui gambaran perkembangan industri kecil makanan di  kabupaten Mandailing Natal.
2.  Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha  dan fasilitas kredit terhadap perkembangan industri kecil  makanan di  kabupaten Mandailing Natal.
3.  Untuk mengetahui gambaran pemasaran industri kecil makanan di kabupaten  Mandailing Natal.
4.  Untuk mengetahui gambaran produksi industri kecil makanan di kabupaten  Mandailing Natal.
1.4 Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1.  Sebagai masukan bagi pengambil kebijakan yang berkaitan dengan  perkembangan industri kecil makanan di Kabupaten Mandailing Natal.
2.  Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik  membahas masalah industri kecil makanan.
3.  Dapat memberikan motivasi bagi para pengusaha industri kecil dalam  mengembangkan usahanya.
4.  Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.
  1.5 Kerangka Konsep.
Kerangka konsep bertujuan untuk mengemukakan secara umum mengenai  objek penelitian yang dilakukan dalam kerangka variabel yang akan diteliti.
Dengan demikian dalam kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan  diteliti yaitu tenaga kerja, umur perusahaan, legalitas usaha dan fasilitas kredit  sebagai variabel bebas dan pendapatan industri kecil makanan sebagai variabel  terikat.
Perkembangan industri kecil dipengaruhi secara signifikan oleh variabel  ukuran usaha (jumlah tenaga kerja), umur usaha, legalitas usaha dan perolehan  fasilitas kredit lembaga keuangan (Handrimurtjahyo, A. Dedy., Y. Sri Susilo dan  Amiluhur Soeroso (2007)).
1.6 Hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang menjadi  objek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan  perumusan masalah di atas maka hipotesis yang akan diuji adalah : 1.  Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil  makanan di kabupaten Mandailing Natal.
2.  Lama suatu perusahaan berpengaruh positif terhadap pendapatan industri  kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
3.  Legalitas badan hukum berpengaruh positif terhadap pendapatan industri  kecil makanan di kabupaten Mandailing Natal.
4.  Fasilitas kredit berpengaruh positif terhadap pendapatan industri kecil  makanan di kabupaten Mandailing Natal.

  
Skripsi Ekonomi:  Analisis Perkembangan Industri Kecil Makanan Di Kabupaten Mandailing Natal

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi