Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi EKonomi: Analisis Dampak Penerapan Psak 13 Revisi 2011 Terhadap Produktivitas Pendapatan Pengusahaan Properti Studi Kasus Pt Pelindo Iii (Persero)

  BAB I .
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi EKonomi: Analisis Dampak Penerapan Psak 13 Revisi 2011 Terhadap Produktivitas Pendapatan Pengusahaan Properti Studi Kasus Pt Pelindo Iii (Persero)
Perkembangan dalam dunia usaha yang semakin pesat, menyebabkan  berbagai kegiatan dalam organisasi perusahaan menjadi semakin rumit dan lebih  kompleks. Banyak perusahaan dituntutuntuk melakukan perubahan-perubahan  sesuai dengan standar yang berlaku untuk mengembangkan usahanya di tengah  iklim persaingan yang semakin keras. Perkembangan standar yang terjadi  merupakan penyesuaian dari semakin meningkatnya permasalahan dalam dunia  usaha, agar perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan di luar batas yang telah  ditentukan. Menurut Marisi P. Purba, akuntansidi Indonesia sedang mengalami masa  transisi penerapan  International Financial Reporting Standard(IFRS).

Penerapan IFRS di Indonesia dibagi melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu  tahap adopsi (tahun 2008-2010), yang mana peraturan-peraturan mulai  ditetapkan dan disahkan dengan mengacu pada standar akuntansi internasional  dan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia. Setelah itu masuk ke tahap kedua,  yaitu tahap penyelesaian akhir (tahun 2011). Pada tahap ini, peraturan yang telah  disahkan lalu dievaluasi dan direvisi kembali dengan melihat kesesuaian dari  standar tersebut, apakah benar-benar sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Kemudian tahap yang terakhir yaitutahap implementasi (tahun 2012),    merupakan tahap yang mana PSAK adopsi IFRS diterapkan dan akan dilakukan  evaluasi kembali pada akhir tahun 2012.
Menurut KPMG Publicationtahun 2010, konvergensi IFRS terhadap  PSAK akan menyebabkan PSAK yang semula bersifat rule basedberganti  menjadi principle based. Pengaturan berbasis prinsip ini menitikberatkan  terhadap penggunaan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapannya,  dengan tujuan untuk meningkatkan  transparansi, akuntabilitas, dan  keterbandingan laporan keuangan antar perusahaan.
Pada umumnya, konvergensi standar akuntansi internasional dapat  dilakukan dengan dua cara, yaitu mengadopsi secara penuh dan mengadopsi  secara bertahap. Pengadopsian secara penuh biasanya dilakukan oleh negaranegara maju, sedangkan pengadopsian secara bertahap lebih banyak digunakan  oleh negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan dalam proses pengadopsian  IFRS secara penuh memerlukan infrastruktur pendukung dan sumber daya  manusia yang berkualitas, seperti kesiapan penyusun laporan keuangan,  regulator, tenaga pendidik, serta aturan yang tidak bertentangan dengan standar  akuntansi. Apabila dilihat dari kondisi diIndonesia saat ini, pengadopsian secara  bertahap merupakan cara yang paling sesuai untuk diterapkan di negara tersebut.
Salah satu PSAK yang mengalami perubahan di Indonesia akibat  diterapkannya pengadopsian IFRS yaitu PSAK 13 tentang Properti Investasi.
Properti investasi ini didefinisikan sebagai properti (yaitu tanah atau bangunan)  yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduaduanya, dan tidak untuk digunakan dalam bisnis atau untuk dijual dalam kegiatan    usaha sehari-hari. PSAK 13 Revisi 2011 ini berbeda dengan PSAK 13 Revisi  2007 sebelumnya. PSAK 13 Revisi 2011 menjelaskan mengenai bagaimana cara  perusahaan mengakui properti investasinya, mengukur nilai yang dapat diakui  sebagai harga perolehan, cara mentransfer dan melepas properti investasi, serta  pencatatan dan pengungkapan pada laporan keuangan.
Seiring dengan adanya tuntutan penerapan PSAK 13 Revisi 2011, setiap  perusahaan yang melakukan kegiatan sewa operasi terhadap aset tetapnya harus  memisahkan aset tersebut ke dalam properti investasi. Masih barunya PSAK ini  menjadikan tidak sedikit perusahaan yang belum menerapkan pemisahan ini,  karena terkendala dengan pengklasifikasian aset yang termasuk ke dalam aset  tetap atau properti investasi. Salah satu perusahaanBUMN yang telah  menerapkan PSAK ini adalah PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas  Semarang yang telah mengakui adanya properti investasi di dalam neraca.
PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang merupakan  Badan Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak dalam bidang  penyelenggara jasa kepelabuhan, termasuk di dalamnya penyewaan lahan.
Ketersediaan aset yang dimiliki seperti tanah, dijadikan perusahaan sebagai  alternatif untuk memperoleh nilai tambahbagi total pendapatan perusahaan.
Perusahaan telah menerapkan PSAK 13 Revisi 2011 tersebut walaupun belum  dilakukan secara penuh, akan tetapi banyaknya jenis pemasukan yang diterima  menjadikan kebijakan akuntansi dalam hal penggolongan jenis pendapatan  belum sejalan dengan adanya PSAK ini pada tahun 2012.
  Pengklasifikasian atau penggolonganakun pendapatan dilakukan untuk  mengelompokkan transaksi yang sejenis dan mengetahui seberapa besar nominal  yang dihasilkan dari pendapatan properti investasi, sehingga akan lebih mudah  untuk mengetahui seberapa besar tingkat produktivitas yang ditunjukkan melalui  tingkat efektivitas dan kontribusi properti investasi terhadap total pendapatan.
Efektivitas bertujuan untuk mengetahuisejauh mana tingkat keberhasilan  properti investasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan  ditunjukkan dengan tingkat rasio yang  dihasilkan kemudian disesuaikan  menggunakan standar yang ditetapkan. Berbeda dengan efektivitas, kontribusi  lebih mengarah kepada seberapa besar pengaruh dari properti investasi terhadap  total pendapatan yang ditunjukkan dalam persentase.
Banyaknya permasalahan yang muncul terkait dengan perlakuan  penerapan properti investasi yang berbeda dengan aset tetap, beserta bagaimana  tingkat efektivitas dan kontribusi yang ditunjukkan pendapatan pengusahaan  properti terhadap total pendapatan, menjadikan penulis tertarik untuk melakukan  analisis sebarapa besar dampak yang ditimbulkan dari adanya PSAK 13 Revisi  2011 ini terhadap total pendapatan dan bagaimana perlakuan penerapan PSAK  13 Revisi 2011 yang telah dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, penulis  memformulasikan permasalahan tersebut dalam judul “Analisis Dampak  Penerapan PSAK 13 Revisi 2011 terhadap Produktivitas Pendapatan  Pengusahaan Properti: Studi Kasus PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung  Emas.”    B.  Rumusan Masalah.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil  suatu rumusan masalah sebagai berikut: .
1.  Bagaimana dampak penerapan PSAK 13 Revisi 2011 terhadap properti  investasi yang dilakukan PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas?.
2.  Bagaimana analisis perolehan pendapatan pengusahaan properti tahun 2011-2013 dan tingkat produktivitas yang ditunjukkan melalui efektivitas beserta  kontribusinya terhadap total pendapatan bersih perusahaan?.
C. Tujuan Penelitian.
Dari permasalahan yang ada di atas, maka tujuan penelitian secara garis  besar adalah: .
1.  Mengetahui penerapan PSAK 13 Revisi2011 yang dilakukan perusahaan  dan dampak yang terjadi terhadap asettetap dan pendapatan yang terkait.
2.  Menganalisis perkembangan pendapatan pengusahaan properti dari tahun  2011-2013 dan juga melihat tingkat efektivitas beserta kontribusi pendapatan  pengusahaan properti terhadaptotal pendapatan bersih.
D. Manfaat Penelitian .
Manfaat penelitian ini adalah:.
1.  Bagi penulis.
  a.  Mengetahui bagaimana penerapan PSAK 13 Revisi 2011 yang dilakukan  oleh PT PELINDO III Cabang Tanjung Emas Semarang beserta tingkat  produktivitas pendapatan sewa.
b.  Mengetahui perbedaan perlakuan antara aset tetap dengan properti  investasi.
c.  Mengaplikasikan ilmu yang selama ini diperoleh penulis dalam  perkuliahan.
2.  Bagi perusahaan.
a.  Sebagai gambaran perusahaan tentang penerapan properti investasi yang  sesuai dengan PSAK Nomor 13 Revisi 2011.
b.  Sebagai bahan masukan dan evaluasi perusahaan-perusahaan yang  memiliki properti investasi untuk melakukan penyajian laporan keuangan  sesuai dengan PSAK Revisi 2011.
c.  Sebagai bahan evaluasi terhadapefektivitas dan kontribusi yang  dihasilkan akun pendapatan sewa properti.
3.  Bagi pembaca.
a.  Memberikan informasi bahwa PSAK yang berlaku untuk properti  investasi saat ini adalah PSAK 13 Revisi 2011, menggantikan PSAK 1Revisi 2007.
b.  Memberikan pengetahuan terhadappenerapan PSAK 13 Revisi 201tentang “Properti Investasi”, khususnya yang terjadi pada PT PELINDO  III (Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang dengan mengetahui   tingkat produktivitasnya melalui  efektivitas dan kontribusi dari  pendapatan sewa properti tersebut.
c.  Memberikan gambaran tentang perbedaan antara aset tetap dengan  properti investasi.
4.  Bagi dunia akademis .

Memberikan sumbangsih terhadap studi mengenai penerapan PSAK 1Revisi 2011 tentang “Properti Investasi” dan juga tingkat produktivitas yang  dihasilkan dari pendapatan sewa properti.   
Skripsi EKonomi: Analisis Dampak Penerapan Psak 13 Revisi 2011 Terhadap Produktivitas Pendapatan Pengusahaan Properti Studi Kasus Pt Pelindo Iii (Persero)

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi