BAB I .
PENDAHULUAN .
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi EKonomi: Analisis Dampak Penerapan Psak 13 Revisi 2011 Terhadap Produktivitas Pendapatan Pengusahaan Properti Studi Kasus Pt Pelindo Iii (Persero)
Perkembangan dalam dunia usaha
yang semakin pesat, menyebabkan berbagai
kegiatan dalam organisasi perusahaan menjadi semakin rumit dan lebih kompleks. Banyak perusahaan dituntutuntuk
melakukan perubahan-perubahan sesuai
dengan standar yang berlaku untuk mengembangkan usahanya di tengah iklim persaingan yang semakin keras.
Perkembangan standar yang terjadi merupakan
penyesuaian dari semakin meningkatnya permasalahan dalam dunia usaha, agar perusahaan tidak dapat melakukan
kegiatan di luar batas yang telah ditentukan.
Menurut Marisi P. Purba, akuntansidi Indonesia sedang mengalami masa transisi penerapan International Financial Reporting
Standard(IFRS).
Penerapan IFRS di Indonesia
dibagi melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap adopsi (tahun 2008-2010), yang mana
peraturan-peraturan mulai ditetapkan dan
disahkan dengan mengacu pada standar akuntansi internasional dan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia.
Setelah itu masuk ke tahap kedua, yaitu
tahap penyelesaian akhir (tahun 2011). Pada tahap ini, peraturan yang telah disahkan lalu dievaluasi dan direvisi kembali
dengan melihat kesesuaian dari standar
tersebut, apakah benar-benar sesuai untuk diterapkan di Indonesia.
Kemudian tahap yang terakhir
yaitutahap implementasi (tahun 2012), merupakan
tahap yang mana PSAK adopsi IFRS diterapkan dan akan dilakukan evaluasi kembali pada akhir tahun 2012.
Menurut KPMG Publicationtahun
2010, konvergensi IFRS terhadap PSAK
akan menyebabkan PSAK yang semula bersifat rule basedberganti menjadi principle based. Pengaturan berbasis
prinsip ini menitikberatkan terhadap
penggunaan nilai wajar sebagai dasar penilaian dan pengungkapannya, dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan antar
perusahaan.
Pada umumnya, konvergensi standar
akuntansi internasional dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu mengadopsi secara penuh dan mengadopsi secara bertahap. Pengadopsian secara penuh
biasanya dilakukan oleh negaranegara maju, sedangkan pengadopsian secara
bertahap lebih banyak digunakan oleh
negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan dalam proses pengadopsian IFRS secara penuh memerlukan infrastruktur
pendukung dan sumber daya manusia yang
berkualitas, seperti kesiapan penyusun laporan keuangan, regulator, tenaga pendidik, serta aturan yang
tidak bertentangan dengan standar akuntansi.
Apabila dilihat dari kondisi diIndonesia saat ini, pengadopsian secara bertahap merupakan cara yang paling sesuai
untuk diterapkan di negara tersebut.
Salah satu PSAK yang mengalami
perubahan di Indonesia akibat diterapkannya
pengadopsian IFRS yaitu PSAK 13 tentang Properti Investasi.
Properti investasi ini
didefinisikan sebagai properti (yaitu tanah atau bangunan) yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai atau keduaduanya, dan tidak untuk digunakan dalam bisnis
atau untuk dijual dalam kegiatan usaha
sehari-hari. PSAK 13 Revisi 2011 ini berbeda dengan PSAK 13 Revisi 2007 sebelumnya. PSAK 13 Revisi 2011
menjelaskan mengenai bagaimana cara perusahaan
mengakui properti investasinya, mengukur nilai yang dapat diakui sebagai harga perolehan, cara mentransfer dan
melepas properti investasi, serta pencatatan
dan pengungkapan pada laporan keuangan.
Seiring dengan adanya tuntutan
penerapan PSAK 13 Revisi 2011, setiap perusahaan
yang melakukan kegiatan sewa operasi terhadap aset tetapnya harus memisahkan aset tersebut ke dalam properti
investasi. Masih barunya PSAK ini menjadikan
tidak sedikit perusahaan yang belum menerapkan pemisahan ini, karena terkendala dengan pengklasifikasian
aset yang termasuk ke dalam aset tetap atau
properti investasi. Salah satu perusahaanBUMN yang telah menerapkan PSAK ini adalah PT PELINDO III
(Persero) Cabang Tanjung Emas Semarang
yang telah mengakui adanya properti investasi di dalam neraca.
PT PELINDO III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang merupakan Badan
Usaha Milik Negara atau BUMN yang bergerak dalam bidang penyelenggara jasa kepelabuhan, termasuk di
dalamnya penyewaan lahan.
Ketersediaan aset yang dimiliki
seperti tanah, dijadikan perusahaan sebagai alternatif untuk memperoleh nilai tambahbagi
total pendapatan perusahaan.
Perusahaan telah menerapkan PSAK
13 Revisi 2011 tersebut walaupun belum dilakukan
secara penuh, akan tetapi banyaknya jenis pemasukan yang diterima menjadikan kebijakan akuntansi dalam hal
penggolongan jenis pendapatan belum
sejalan dengan adanya PSAK ini pada tahun 2012.
Pengklasifikasian atau penggolonganakun pendapatan dilakukan untuk mengelompokkan transaksi yang sejenis dan
mengetahui seberapa besar nominal yang
dihasilkan dari pendapatan properti investasi, sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui seberapa besar tingkat
produktivitas yang ditunjukkan melalui tingkat
efektivitas dan kontribusi properti investasi terhadap total pendapatan.
Efektivitas bertujuan untuk
mengetahuisejauh mana tingkat keberhasilan properti investasi dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Keberhasilan ditunjukkan
dengan tingkat rasio yang dihasilkan
kemudian disesuaikan menggunakan standar
yang ditetapkan. Berbeda dengan efektivitas, kontribusi lebih mengarah kepada seberapa besar pengaruh
dari properti investasi terhadap total
pendapatan yang ditunjukkan dalam persentase.
Banyaknya permasalahan yang muncul
terkait dengan perlakuan penerapan
properti investasi yang berbeda dengan aset tetap, beserta bagaimana tingkat efektivitas dan kontribusi yang
ditunjukkan pendapatan pengusahaan properti
terhadap total pendapatan, menjadikan penulis tertarik untuk melakukan analisis sebarapa besar dampak yang
ditimbulkan dari adanya PSAK 13 Revisi 2011
ini terhadap total pendapatan dan bagaimana perlakuan penerapan PSAK 13 Revisi 2011 yang telah dilakukan
perusahaan. Oleh karena itu, penulis memformulasikan
permasalahan tersebut dalam judul “Analisis Dampak Penerapan PSAK 13 Revisi 2011 terhadap
Produktivitas Pendapatan Pengusahaan
Properti: Studi Kasus PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas.” B.
Rumusan Masalah.
Dari latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, maka dapat diambil suatu
rumusan masalah sebagai berikut: .
1. Bagaimana dampak penerapan PSAK 13 Revisi
2011 terhadap properti investasi yang
dilakukan PT PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung Emas?.
2. Bagaimana analisis perolehan pendapatan
pengusahaan properti tahun 2011-2013 dan tingkat produktivitas yang ditunjukkan
melalui efektivitas beserta kontribusinya
terhadap total pendapatan bersih perusahaan?.
C. Tujuan Penelitian.
Dari permasalahan yang ada di
atas, maka tujuan penelitian secara garis besar adalah: .
1. Mengetahui penerapan PSAK 13 Revisi2011 yang
dilakukan perusahaan dan dampak yang
terjadi terhadap asettetap dan pendapatan yang terkait.
2. Menganalisis perkembangan pendapatan
pengusahaan properti dari tahun 2011-2013
dan juga melihat tingkat efektivitas beserta kontribusi pendapatan pengusahaan properti terhadaptotal pendapatan
bersih.
D. Manfaat Penelitian .
Manfaat penelitian ini adalah:.
1. Bagi penulis.
a. Mengetahui bagaimana penerapan
PSAK 13 Revisi 2011 yang dilakukan oleh
PT PELINDO III Cabang Tanjung Emas Semarang beserta tingkat produktivitas pendapatan sewa.
b. Mengetahui perbedaan perlakuan antara aset
tetap dengan properti investasi.
c. Mengaplikasikan ilmu yang selama ini
diperoleh penulis dalam perkuliahan.
2. Bagi perusahaan.
a. Sebagai gambaran perusahaan tentang penerapan
properti investasi yang sesuai dengan
PSAK Nomor 13 Revisi 2011.
b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi
perusahaan-perusahaan yang memiliki
properti investasi untuk melakukan penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK Revisi 2011.
c. Sebagai bahan evaluasi terhadapefektivitas
dan kontribusi yang dihasilkan akun
pendapatan sewa properti.
3. Bagi pembaca.
a. Memberikan informasi bahwa PSAK yang berlaku
untuk properti investasi saat ini adalah
PSAK 13 Revisi 2011, menggantikan PSAK 1Revisi 2007.
b. Memberikan pengetahuan terhadappenerapan PSAK
13 Revisi 201tentang “Properti Investasi”, khususnya yang terjadi pada PT
PELINDO III (Persero) Cabang Tanjung
Emas Semarang dengan mengetahui tingkat
produktivitasnya melalui efektivitas dan
kontribusi dari pendapatan sewa properti
tersebut.
c. Memberikan gambaran tentang perbedaan antara
aset tetap dengan properti investasi.
4. Bagi dunia akademis .
Memberikan sumbangsih terhadap
studi mengenai penerapan PSAK 1Revisi 2011 tentang “Properti Investasi” dan
juga tingkat produktivitas yang dihasilkan
dari pendapatan sewa properti.
Skripsi EKonomi: Analisis Dampak Penerapan Psak 13 Revisi 2011 Terhadap Produktivitas Pendapatan Pengusahaan Properti Studi Kasus Pt Pelindo Iii (Persero)
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi