Selasa, 28 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Disparitas Pendapatan Dan Pengembangan Sektor Unggulan Antar Wilayah Di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Disparitas Pendapatan Dan Pengembangan Sektor Unggulan Antar Wilayah Di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011
Dalam meningkatkan pendapatan suatu pembangunan perekonomian  di Indonesia,  tentunya diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang semakin  sejahtera,  makmur  dan  berkeadilan.  Akan  tetapi  kondisi  geografis  dan  sumberdaya  alam  yang  berbeda  di  Indonesia  menciptakan  beberapa  daerah  yang  lebih  maju  dibandingkan  daerah-daerah  yang  lainnya.  Oleh  sebab  itu  pemerintah  mengeluarkan  kebijakan  otonomi  daerah  yang  mengacu  pada  kebijakan pembangunan nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang  tinggi dengan cara memanfaatkan potensi dan sumberdaya yang ada dengan  kondisi geografis yang berbeda-beda bagi masing-masing daerah. Tentu saja  proses  tersebut  dilakukan  agar  pembangunan  dapat  dirasakan  secara  lebih  merata.

Pemerintah harus perhatian pada semua daerah tanpa ada perlakuan  khusus pada daerah tertentu saja. Namun hasil pembangunan saat ini terkadang  masih dirasakan belum merata dan masih terdapat kesenjangan antar daerah.
Hal  yang  terpenting  dalam  pembangunan  daerah  dengan  kondisi  geografis  yang berbeda-beda seperti di Indonesia adalah bahwa daerah tersebut mampu  mengidentifikasi  setiap  potensi  sektor-sektor  potensial  yang  dimilikinya  kemudian  menganalisanya  untuk  membuat  sektor-sektor  tersebut  memiliki  nilai tambah bagi pembangunan ekonomi menjadi sektor unggulan daerahnya.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Salah satu  upaya  yang  dilakukan  oleh  pemerintah  adalah  melalui  peningkatan    pertumbuhan ekonomi. Indikator keberhasilan dari pembangunan suatu daerah  bisa dilihat laju pertumbuhan ekonominya. Oleh sebab itu, setiap daerah selalu  menetapkan  target  laju  pertumbuhan  yang  tinggi  didalam  tujuan  dan  perencanaan pembangunan daerahnya.
Bagi  kelangsungan  pembangunan  ekonomi,  pertumbuhan  ekonomi  yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama di setiap negara yang  miskin dan berkembang.  Pertumbuhan ekonomi yang tinggi  dapat terpenuhi  lewat peningkatan output secara agregat baik barang maupun jasa atau Produk  Domestik  Bruto  (PDB)  setiap  tahunnya.  Menurut  Arsyad  (1999)  tingkat  pertumbuhan  ekonomi  yang  tinggi  hanya  sedikit  manfaatnya  dalam  memecahkan  masalah  kemiskinan,  masih  banyak  penduduk  yang  memiliki  pendapatan dibawah standar kebutuhan hidupnya. Jadi pertumbuhan PDB yang  cepat  dan  tinggi  tidak  secara  otomatis  langsung  meningkatkan  taraf  hidup  masyarakatnya.
Jawa  Tengah  merupakan  Propinsi  di  Jawa  yang  tidak  lepas  dari  permasalahan  ini.  Berdasarakan  peraturan  daerah  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah  Propinsi  (RTRWP)  Jawa  Tengah  tahun  2003  hingga  tahun  2018,  pemerintah  Propinsi  Jawa  Tengah  membentuk  kawasan  kerja  sama  antar  wilayah  yang  dipandang  dapat  dimanfaatkan  sebagai  upaya  pemerataan  pembangunan di dalam suatu kawasan. Keputusan pemerintah ini kemudian  disetujui  oleh  banyak  kalangan  dengan  harapan  bahwa  melalui  membentuk  kawasan  kerjasama  akan  dapat  menstimulasi  adanya  upaya  untuk  menghilangkan  praktik-praktik  sentralistik  yang  pada  satu  sisi  seperti  disparitas  pendapatan  dianggap  kurang  menguntungkan  bagi  daerah  dan    masyarakat.
Hal ini tertuang pada Perda Propinsi Jawa Tengah No.21 Tahun 2003  tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Berikut adalah 8  (delapan) kawasan kerjasama antar wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah: 1.  Kawasan  Kedungsepur  (Kendal,  Demak,  Ungaran  (Baca  Kabupaten  Semarang), Salatiga, Semarang dan Purwadadi).
2.  Kawasan Bregas (Brebes, Tegal dan Slawi (dibaca Kabupaten Tegal)).
3.  Kawasan Tangkallangka (Batang, Pekalongan, Pemalang dan Kajen).
4.  Kawasan Wanarakuti (Juwana, Jepara, Kudus dan Pati).
5.  Kawasan Banglor (Rembang dan Blora).
6.  Kawasan  Subosukowonosraten  (Surakarta,  Boyolali,  Sukoharjo,  Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten).
7.  Kawasan  Barlingmascakeb  (Banjarnegara,  Purbalingga,  Banyumas,  Cilacap dan Kebumen).
8.  Kawasan  Purwomanggung  (Purworejo,  Wonosobo,  Magelang  dan  Temanggung).
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di kawasan  strategis dapat dilihat pada Tabel 1. Kawasana Bregas merupakan salah satu  dari tiga kawasan dengan penerimaan PDRB terbesar.
  Tabel  1.1  PDRB  Kabupaten/Kota  Dirinci  Menurut  Pembagian  Kawasan  Strategis  Atas  Dasar  Harga  Konstan  2000  Tahun  2007-2010  (Jutaan Rp) Kawasan Strategis Tahun 2007  2008  2009  201Kedungsepur  33,909,269.31  35,611,182.60  37,246,130.38  39,506,575.0Bregas  8,998,979.31  9,451,379.50  9,940,107.71  10,416,129.1Tangkallangka  9,740,956.91  10,170,663.69  10,608,496.86  11,135,661.2Wanarakuti  18,931,433.31  19,711,323.42  20,568,264.19  21,500,418.6Banglor  3,811,815.17  4,007,175.94  4,197,645.16  4,399,335.6Subosukowonosraten  26,671,686.27  27,978,009.11  29,307,873.56  30,687,538.5Purwomanggung  10,942,617.63  11,452,643.47  11,974,227.42  12,539,786.2Barlingmascakeb  22,311,087.23  23,455,494.01  24,670,195.41  26,012,989.1Sumber: Adi Sutrisno, Tahun 201Gambar 1.1  Rata-rata  Laju  Pertumbuhan  Kabupaten/Kota  Dirinci  Menurut  Pembagian Kawasan Strategis Atas Dasar Harga Konstan  2000  Tahun 2007-2010 (Juta Rupiah) Sumber: Tabel 1.1 (data diolah) Tahun 2007-201Dari  delapan  kawasan  strategis  yang  ada  di  Jawa  Tengah,  menunjukkan bahwa Kawasan Bregas (Brebes, Tegal, Slawi) merupakan salah  satu kawasan strategis yang rata-rata laju pertumbuhan ekonominya terbesar  pertama  yakni  sebesar  5.20  persen  kemudian  disusul  oleh  Barlingmascakeb  sebesar 5.14 persen. Namun sebagaimana yang disebutkan  Kuznets Hypothesis    dalam  Todaro  (2003:240),  tingginya  rata-rata  laju  pertumbuhan  ekonomi  di  kawasan Bregas ini dibanding kawasan strategis yang lain juga diikuti dengan  tidak  meratanya  pertumbuhan  ekonomi  yang  diukur  dari  PDRB  dan  kesejahteraan  masyarakat  karena  pada  dasarnya  terdapat  adanya  trade  off  antara  ketimpangan  pendapatan  dengan  laju  pertumbuhan  ekonomi.  Pada  kesempatan  kali  ini  penulis  mengambil  data  pada  tahun  2007-2011  untuk  menguji  apakah  pada  tahun  tersebut  di  Kawasan  Bregas  mengalami  disparitas/ketimpangan pendapatan yang besar dengan laju pertumbuhan yang  tinggi  sesuai  data  yang  disebutkan  dalam  jurnal  penelitian  sebelumnya.
Penambahan satu tahun dalam penelitian ini bertujuan untuk memperbaharui  data dan melihat konsistensi data laju pertumbuhan yang sudah diolah.
Pada  awal  proses  pembangunan,  telah  terjadi  permasalahan  yang  sudah  lama  menjadi  pengetahuan  umum  disetiap  negara  yaitu  antara  pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan distribusi pendapatan, hal ini sudah  menjadi masalah yang telah lama dan harus dihadapi oleh setiap negara miskin  dan  berkembang.  Trade  off  atau  pertukaran  antara  pertumbuhan  ekonomi  dengan  distribusi  pendapatan  dimasing-masing  daerah  disuatu  negara  selalu  terjadi.  Kuznet  mengatakan  bahwa  pada  tahap-tahap  awal  pertumbuhan  ekonomi,  distribusi  pendapatan  cenderung  memburuk,  atau  bisa  disebut  ketimpangan antar daerah sangat tinggi. Namun, pada tahap-tahap selanjutnya  hal  tersebut  akan  membaik.  Hipotesis  ini  dikenal  dengan  hipotesis  “UTerbalik”  Kuznet.  Sesuai  dengan  rangkaian  perubahan  kecenderungan  distribusi  pendapatan  dengan  ukuran  koefisien  Gini  dan  pertumbuhan  PDB  perkapita  yang  akan  terlihat  seperti  kurva  yang  berbentuk  huruf  U  terbalik.
  Menurut  Kuznet  distribusi  pendapatan  akan  meningkat  sejalan  dengan  pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2000). Dengan kata lain semakin besar ratarata laju pertumbuhan maka ketimpangan pendapatan juga akan semakin besar.
Ketimpangan  ini  juga  didukung  pula  oleh  perbedaan  potensi  antar  wilayah  yang dimiliki baik potensi sumber daya alam, potensi sumber daya  manusia  maupun  infrastruktur  yang  ada  pada  Kawasan  Bregas.  Dengan  perbedaan  potensi  antar  wilayah  tersebut,  maka  ketimpangan  antar  wilayah juga akan semakin besar. Hal ini juga belum mencangkup data PDRB  daerah  Bregas  yang  belum  dianalisis  dengan  menggunakan  Indeks  Williamson dan  Indeks Entropy Theil apakah terdapat ketimpangan pendapatan atau tidak dan  seberapa  besar  ketimpangannya,  untuk  itu  ketimpangan  secepatnya  segera  diatasi  karena  dikhawatirkan  ketimpangan  yang  semakin  besar  akan  menimbulkan ketidakstabilan perekonomian.
Oleh karena itu  perlu adanya upaya ketimpangan yang terjadi tidak  terlalu  menyolok  atau  perkembangan  ketimpangan  sedapat  mungkin  tidak  membesar.  Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan  guna  mengatasi  masalah  disparitas  pendapatan  di  Bregas  adalah  dengan  menganalisis  adanya  sektorsektor basis yang memang memiliki keunggulan kompetitif maupun memiliki  keunggulan  komparatif  dengan  melihat  data-data  yang  ada,  sehingga  dapat  dikembangkan  sebagai  salah  satu  cara  mengatasi  masalah  disparitas  ini,  termasuk didalamnya adalah dengan cara mengetahui pusat pertumbuhan yang  terdapat  inventarisasi yang menunjukan ada atau  tidaknya suatu fungsi (jumlah  fasilitas)  pada  pemukiman  masing  masing.  Kemampuan  suatu  daerah  khususnya  kabupaten/kota  yang  tergabung  dalam  Kawasan  Bregas  untuk    mengetahui  sektor  unggulan  di  daerahnya  sangat  penting  untuk  dilakukan,  mengingat  kontribusi  sektor  unggulan  ini  terhadap  perkembangan  perekonomian suatu daerah yang cukup memberikan pengaruh besar. Hal ini  berkaitan  pada  perkembangan  perekonomian  jangka  panjang  suatu  daerah/kawasan  strategis  yang  diharapkan  dapat  membantu  dalam  menjaga  keseimbangan pendapatan khususnya di Kawasan Bregas ini.
Permasalahan  ketidakmerataan  pendapatan  ini  merupakan  masalah  yang harus dicari penyelesaiannya. Apabila ketimpangan semakin besar, maka  dapat  menimbulkan  terjadinya  konflik  dan  dapat  menjadi  sarana  terjadinya  kriminalitas, sehingga apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus maka dapat  menyebabkan  ketidakstabilan  didalam  suatu  perekonomian.  Oleh  karena  itu  penelitian  ini  diharapkan  dapat  meneliti  seberapa  besar  ketimpangan  antar  kabupaten/kota  di  Kawasan  Bregas.  Kemudian  menentukan  sektor-sektor  unggulan di setiap kabupaten/kota Bregas serta menentukan lokasi yang dapat  ditetapkan  menjadi  pusat  pertumbuhan  agar  pertumbuhan  ekonomi  dapat  tercapai  secara  optimal  dan  meningkatkan  pendapatan  penduduk,  sehingga  menjadikan ketimpangan lebih rendah. Dengan demikian perlu dianalisis lebih  jauh mengenai hal tersebut, sehingga skripsi ini mengambil judul  “Analisis  Disparitas  Pendapatan  dan  Pengembangan  Sektor  Unggulan  Antar  Wilayah di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011”.
  B.  Rumusan Masalah.
Berdasarkan  latar  belakang  tersebut  maka  penulis  mengambil  rumusan masalah sebagai berikut:.
1.  Seberapa besar tingkat ketimpangan pendapatan antar kabupaten/kota  di  Kawasan Bregas?.
2.  Sektor  unggulan  apa  saja  yang  perlu  dikembangkan  kabupaten/kota  di  Kawasan Bregas guna meningkatkan pertumbuhan di Kawasan Bregas?.
3.  Daerah manakah yang dapat dijadikan pusat pertumbuhan perekonomian  kabupaten/kota di Kawasan Bregas?.
C.  Tujuan penelitian.
Berdasarkan  rumusan  masalah  yang  diambil  penulis  maka  tujuan  penelitiannya adalah:.
1.  Menganalisis  tingkat  ketimpangan  pendapatan  yang  terjadi  antar  kabupaten yang berada dalam Kabupaten/Kota di Kawasan Bregas.
2.  Mengidentifikasi  sektor-sektor  unggulan  yang  dapat  dikembangkan  Kabupaten/Kota di Kawasan Bregas.
3.  Mengetahui  pusat  pertumbuhan  perekonomian  Kabupaten/Kota  di  Kawasan Bregas.
D.  Manfaat Penelitian.
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:.
1.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi,  dan  masukan  bagi  Pemerintah  dalam  mengambil  kebijaksanaan  dalam  merumuskan strategi pengembangan pemerataan pendapatan di  kawasan  kerjasama antar wilayah sehingga menjadi lebih baik.
2.  Penelitian  ini  diharapkan  dapat  memberikan  kontribusi  bagi  akademis  pada bidang studi Ekonomi Pembangunan.

3.  Dengan  penelitian  yang  dilakukan  ini  diharapkan  dapat  diperoleh  suatu  manfaat dan dapat dipergunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan  penelitian selanjutnya.   
Skripsi Ekonomi: Analisis Disparitas Pendapatan Dan Pengembangan Sektor Unggulan Antar Wilayah Di Kawasan Bregas Tahun 2007-2011

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi