Selasa, 28 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Penawaran Ekspor Kopi Di Indonesia Tahun 1984-2012

 BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Penawaran Ekspor Kopi Di Indonesia Tahun 1984-2012
Produk-produk  kopi  unggulan  banyak  dihasilkan  di  benua  Asia,  Afrika,  dan  Amerika.  Kopi  merupakan  minuman  yang  sudah  mendunia  dan  digemari  bangsa-bangsa  di  seluruh  dunia.  Kopi  merupakan  salah  satu  komoditi  perdagangan  dunia  yang  menghubungkan  antara  negara-negara  berkembang  yang  mayoritas menjadi  pengekspor kopi  dengan negara-negara  maju  sebagai  importir  dikarenakan  konsumsi  kopi  di  negara-negara  tersebut  cukup tinggi.

Kopi masuk ke Indonesia dibawa oleh para bangsa Belanda yang pada  saat itu masih menjajah Indonesia. Budidaya kopi dikembangkan di Indonesia  hampir tiga  abad.  Pertama kali  kopi  masuk  ke  Indonesia  pada  jaman  Hindia  Belanda pada tahun 1696. Jenis Kopi Arabika merupakan jenis kopi pertama  yang masuk  ke  Indonesia.  Jenis  kopi ini  didatangkan  langsung dari  Malabar  India  dan  dilakukan  percobaan  penanaman  di  Platentuin  Bogor.  Jenis  Kopi  Arabika merupakan jenis kopi tertua di dunia.
Kopi  Arabikadikembangkan  di  wilayah  beriklim  subtropik  dengan  ketinggian  antara  800-1500m  diatas  permukaan  laut  dan  suhu  rata-rata  17-21C.  Biji  Kopi  Arabika  mempunyai  ukuran  cukup  besar  dengan  berat  berkisar  18-22  gram  tiap  100  bijinya.  Warna  biji  kecoklatan  dan  biji  yang  terolah dengan  baik  akan  mengandung  warna  kebiruan  dan  kehijauan. Kopi   Arabika  berkualitas  baik  akan  terasa  sedikit  asam  dan  mengandung  kafein  sebesar 1-1,3%.
KopiArabika  sudah  banyak  dikembangkan  di  tanah  air  dengan  berbagai  metode.  Tahun  1878  muncul  penyakit  karat  daun  yang  menyerang  tanaman  kopi  Arabika.  Wabah  penyakit  tanaman  ini  diperkirakan  datang  merembet  dari  daerah  Sri  Lanka.  Tahun  1890  menjadi  puncak  turunnya  produksi kopi nasional hingga 50% dan lebih rendah lagi jumlah produksinya  ditahun  berikutnya.  Wabah  penyakit  karat  daun  ini  sulit  diberantas,  mendatangkan  kopi  jenis  lain  yang  tahan  akan  wabah  penyakit  karat  daun  merupakan upaya menanggulangi dari serangan penyakit tanaman ini.
Tahun  1900  tanaman  jenis  kopi Robusta  masuk  ke  Indonesia yang  didatangk Kopi jenis Robusta  dikembangkan  di  wilayah  dengan  ketinggian  maksimal  900m  diatas  permukaan  laut dan dianjurkan  pada  ketinggian  400-800m  diatas permukaan  laut  dengan suhu  rata-rata  21-30C.  Biji  kopi Robustamempunyai  ukuran  lebih kecil dari biji kopi Arabika dengan berat berkisar 12-15gram  tiap 100  bijinya walapun terkadang bisa mencapai 20 gram tiap 100 bijinya. Biji kopi  Robusta  akan  semakin  kecil  ukurannya  jika  ditanam  di  ketinggian  yang  semakin rendah. KopiRobusta mengandung kafein sebesar 2-3%.
  Budidaya  tanaman  kopi  terus  ditingkatkan  dari  tahun  ke  tahunnya.
Indonesia masuk dalam jajaran negara-negara produsen kopi terbesar di dunia.
International  CoffeeOrganization  menyatakan  Indonesia  saat  ini  menempati  peringkat terbesar ketiga di dunia untuk ekspor kopi setelah negara Brazil dan  negara  Columbia.  Kopi  termasuk  salah  satu  komoditi  ekspor  andalan  yang  mempunyai  arti  penting  untuk  pendapatan  devisa  negara,  perekonomian  daerah,  dan  untuk  kemakmuran  serta  kesejahteraan  para  petani  perkebunan  kopi.
Tabel1.1 menggambarkan perkembangan produksi kopi di Indonesia  dari  tahun  1984-2012.  Produksi  kopi  Indonesia  selalu  mengalami  perubahan  setiap  tahunnya.  Perubahan  produksi  kopi  Indonesia  disebabkan  berbagai  faktor.  Tahun  1997  merupakan  awal  dari  krisis  ekonomi  yang  dialami  Indonesia. Produksi kopi Indonesia turun dari tahun sebelumnya sebesar 6,7%  namun kembali membaik di tahun 1998 dengan peningkatan produksi sebesar  20%.
Penurunan  produksi  kopi  terbesar  terjadi  pada  tahun  2011.  Produksi  kopi pada tahun tersebut turun sebesar 7,7% dibandingkan tahun 2010 dengan  angka  produksi  sebesar 686.921  ton.  Pertumbuhan  produksi  kopi  kembali  meningkat  pada  tahun  2012.  Peningkatan  ini  cukup  besar  nilainya. Produksi  kopi  kembali  meningkat  sebesar  18% daritahun  2011  yang  memiliki  angka produksi sebesar 633.991 ton atau dengan kata lain produksi kopi tahun 2012  meningkat 114.118 ton dari tahun 2011.
  Tabel 1.1 Produksi Kopi Indonesia Tahun 1984-20 Sumber: Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia Tahun 20 Perkembangan  produksi kopi  Indonesia dapat dikatakan belum stabil,  namun  selalu  menunjukkan  peningkatan  setiap  tahunnya.  Peningkatan  ini  harus  mendapat  perhatian  lebih  dari  pemerintah  karena  dapat  meningkatkan  potensi ekspor kopi Indonesia dan dapat menambah kesejahteraan para petani  kopi  sebab  hampir  semua  perkebunan  kopi  di  Indonesia  merupakan  Tahun Volume  (ton) Pertumbuhan  (%) 1984 315,489 -1985 311,398 -1.
1986 356,822 14.
1987 388,669 8.
1988 391,095 0.
1989 401,048 2.
1990 412,767 2.
1991 428,305 3.
1992 436,930 2.
1993 438,868 0.
1994 450,191 2.
1995 457,801 1.
1996 459,206 0.
1997 428,418 -6.
1998 514,451 20.
1999 531,689 3.
2000 554,574 4.
2001 569,234 2.
2002 682,079 19.
2003 671,629 -1.
2004 647,416 -3.
2005 640,365 -1.
2006 682,159 6.
2007 673,186 -1.
2008 682,938 1.
2009 682,592 -0.
2010 686,921 0.
2011 633,991 -7.
2012 748,109 18.
  perkebunan  rakyat  yang  seluruhnya  dikelola  oleh  mereka  sendiri. Pulau  Sumatera  merupakan  pulau  yang  memilik  area  perkebunan  kopi  terluas  di  Indonesia diikuti oleh Pulau Jawa yang memiliki luas 178.348 Ha.
Tabel1.2 Luas Area Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 2009-2013 (Ha) No Wilayah Tahun 2009 2010 2011 2012 20 1 Sumatera 798.613 750.843 777.145 777.324 758.4 2 Jawa 171.503 173.824 178.045 178.085 178.3 3 Kalimantan 41.255 34.827 32.597 32.604 32.6 4 Bali dan Nusa  Tenggara 114.801 117.280 118.646 118.672 118.8 5 Sulawesi dan Maluku 131.423 123.618 119.722 119.749 119.9 6 Irian Jaya 8.640 9.973 7.544 7.546 7.5 Total 1.266.235 1.210.365 1.233.699 1.233.980 1.215.8 Sumber: Pusdatin Kementrian Pertanian Tahun 20 Data ekspor kopi pada Tabel 1.3 menunjukkan beberapa negara tujuan  utama  ekspor  kopi  Indonesia.  Negara  Italia  merupakan  negara  konsumen  terbesar  kopi,  namun  kopi  Indonesia  belum  mampu  mendapatkan  tempat  disana  dikarenakan  kualitas  kopi  Indonesia  yang  masih  rendah.  Jepang  merupakan  negara  asia  yang  mengkonsumsi  kopi  dalam  jumlah  besar.  Kopi  Indonesia sudah banyak yang diimpor oleh negara tersebut.
Tabel 1.3Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2007-20 Tahun Volume (ton) Prosentase (%) Jepang U.S.A MalaysiaItalia Jerman Belgia Inggris Lainya 2007 312.084 16 21 4 6 13 2 3  2008 421.784 12 15 4 7 21 9 3  2009 478.026 11 15 4 16 16 7 3  2010 443.970 13 13 6 6 13 4 6  2011 352.007 16 13 9 7 7 6 4  Sumber: Ditjendaglu dan KemendagTahun 20   International Coffee Organization(ICO)mengatakan Indonesia adalah  negara  produsen  kopi  terbesar  ketiga  di  dunia  setelah  Brazil  dan  Columbia.
Konsumsi  kopi  domestik  Indonesia  hanya  mencapai  30%  dari  total  produksinya.  Kelebihan  penawaran  ini  yang  akhirnya  dijadikan komoditi perkebunan yang diekspor ke berbagai negara.
Pasar kopi Internasional selalu dihadapkan pada perkembangan harga  yang  mudah  berubah  setiap  saat.  Perubahan  iklim,  mogok  kerja  dari  para  buruh,  serta  berbagai  hal  lain  dapat  mempengaruhi  perubahan  pada  harga  kopi.  Perubahan  harga  kopi  di  pasar   Internasional  sering  dikarenakan  perubahan  penawaran  dari  para  negara  eksportir  dan  tidak  terpengaruh  oleh  permintaan dari negara importir.
Tingkat  konsumsi  kopi  tiap  negara  dapat  dikatakan  tetap  jumlahnya,  selaras  dengan  jumlah  pertumbuhan  penduduknya.  Pabrik-pabrik  kopi  di  negara  importir  kopi  apabila  mendapati  harga  kopi  meningkat  tidak  berniat  meningkatkan  harga jualnya tapi  dengan  mencari  sumber-sumber  yang  lebih  murah  atau  dengan  mengubah  campuran  tanpa  mengubah  citarasa  kopi  tersebut. Menaikkan harga jual kopi akibat efek dari naiknya harga kopi dari  eksportir  akan menjadikan konsumen lari ke produk lain. Negara-negara Uni  Eropa  mayoritas  merupakan  konsumen  kopi  dan  menjadi  tujuan  utama  para  negara  produsen  kopi  seperti  Indonesia  untuk  mengekspor  biji  kopi.  Jepang  merupakan negara konsumen kopi yang setiap tahunnya mengimpor kopi dari  berbagai  negara  dengan  jumlah  yang  banyak,  tidak  hanya  di  negara-negara  Uni Eropa.
  Tabel  1.4 Volume dan Nilai Ekspor Kopi  dan Ekspor  Teh  Indonesia Tahun  2008-20 Tahun Ekspor Kopi Ekspor Teh Volume (ton) Nilai (000 US  $) Volume (ton) Nilai (000 US  $) 2008 468.750 991.458 96.210 158.9 2009 507.968 829.261 91.929 170.4 2010 433.595 814.311 87.101 178.5 2011 346.493 1.036.671 75.450 166.7 2012 448.591 1.249.519 70.071 156.7 Ratarata 441.079 984.244 84.152 166.2 Sumber: Pusdatin Kementrian Pertanian Tahun 20 Komoditikopi dan teh merupakan dua komoditiyang saling substitusi dengan  kata  lain komoditikopi  dapat  digantikan  oleh komodititeh  berlaku  pula  sebaliknya.  Kedua komoditi tersebut  dijadikan  produk  ekspor  oleh  masyarakat  Indonesia.  Tabel  1.4 menjelaskan  perbandingan  ekspor  kedua  komoditi tersebut. Terhitung dari tahun 2008 hingga tahun 2012 total ekspor  kopi unggul jauh dari total ekspor teh. Nilai dari ekspor kopi dalam lima tahun  terakhir  mengalami  peningkatan  dan  pada  tahun  2012  nilai  ekspor  kopi  Indonesia mencapai angka 1,25 MilIar US Dollar.
Tabel 1.4 menunjukan bahwa dalam lima tahun terakhir komoditi kopi  memberikan  rata-rata  sumbangan  ekspor  senilai  985  juta  US  Dollar.
Kontribusi  ekspor  teh  terpaut  jauh  dengan  kopi.  Rata-rata  nilai  ekspor  teh  dalam lima tahun terakhir hanya sebesar 166 juta US Dollar. Angka tersebut  hanya 17% dari rata-rata nilai eskpor kopi.
  Nilai  ekspor  kopi  Indonesia  dalam  lima  tahun  terakhir  selalu  menunjukkan  peningkatan.  Kondisi  yang  berbeda  terjadi  pada  nilai  ekspor  pertanian  dan  nilai  ekspor  non-migas  yang  mengalami  fluktuasi.  Rata-rata  nilai  ekspor  kopi  terhadapanilai  ekspor  pertanian  dalam lima  tahun  terakhir  sebesar  3.12%  dan  apabila  dibandingkan  dengan  nilai  ekspor  non  migas  sebesar 0.77%. Angka tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.5.
Tabel  1.5 Kontribusi  Ekspor  Kopi  Terhadap  Sektor  Pertanian  dan  Ekspor  Non-Migas Tahun 2008-20 Tahun Nilai Ekspor (000 US $) Pangsa kopi terhadap  ekspor (%) Kopi Pertanian Non-Migas Pertanian Non-Migas 2008 991.458 29.300.337 107.894.200 3,38 0, 2009 829.261 23.037.582 97.491.700 3,60 0, 2010 814.311 32.522.974 129.739.500 2,50 0, 2011 1.036.671 43.365.004 162.019.600 2,39 0, 2012 1.249.519 33.690.927 153.042.800 3,71 0, Ratarata 984.244 32.383.365 130.037.560 3,12 0, Sumber: Pusdatin Kementrian Pertanian dan Kemendag Tahun 20 Suatu  penawaran  akan  dipengaruhi  oleh  berbagai  hal.  Antara  lain  harga komoditi  tersebut,  harga  barang  substitusi,  teknologi,  serta  biaya  produksi. Penawaran  suatu  barang  adalah  penggambaran  dimana  seorang  produsen  menjual  barangnya  pada  berbagai  alternatif  harga.  Produsen  akan  tetap  memproduksi  barang  tersebut  walaupun  menderita  kerugian  selama  biaya variabel masih terpenuhi. Proses produksi berhenti ketika produsen tidak  mampu  menutup  semua  biaya  variabelnya. Seperti  pada  Gambar  1.
menjelaskan  semakin  tinggi  permintaan  dari  konsumen  maka  akan  semakin  tinggi harga yang diberikan penjual komoditi tersebut.
  P S P  P  Q  Q  Q Gambar 1.1 Kurva Penawaran Sumber: Soeharno, 2006: Jumlah  barang  (Q)  yang  ditawarkan  semakin  meningkat  seiring  meningkatnya  harga  barang  (P).  Ini  menunjukkan  bahwa  produsen  bersedia  menjual barang lebih banyak pada harga  yang lebih tinggi. Antara harga dan  jumlah yang ditawarkan memiliki hubungan positif. Artinya, ketika harga naik  maka jumlah yang akan ditawarkan meningkat (Soeharno, 2006:19) Rosandi  (2007) dalampenelitiannyamengenai  ekspor kopi  Indonesia  tahun  1974-2005  yang  menggunakan  alat  analisis Error  Correction  Model (ECM).  Hasil  penelitian  ini  mengatakan  bahwa  penawaran  ekspor  kopi  Indonesia  dalam  jangka  panjang  dipengaruhi  oleh  produksi  kopi  secara  signifikan  dan  positif.  Konsumsi  domestik  kopi  dan  harga  domestik  kopi  mempengaruhi  secara  signifikan  dan  negatif. Sementara  itu  dalam  jangka  pendek penawaran ekspor kopi Indonesia dipengaruhi oleh produksi kopi dan  harga domestik kopi secara signifikan dan posisitf. Konsumsi domestik kopi,  harga ekspor kopi dan nilai tukar mempengaruhi secara signifikan dan negatif.
Turnip (2002) meneliti ekspor dan  aliran perdagangan kopi Indonesia  tahun  1975-2000. Penelitian  Turnip  memiliki  hasil  yang  berbeda  dengan    penelitian  Rosandi.  Pada  penelitian  Turnip,  variabel  Produksi  kopi,  harga  ekspor kopi, kurs dan nilai ekspor kopi tahun sebelumnya memiliki pengaruh  yang  positif  terhadap  ekspor  kopi  Indonesia.  Sedangkan  variabel  harga  domestik memiliki pengaruh yang negatif. Berbeda dengan penelitian Rosandi  yang menyatakan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh yang negatif.
Perbedaan  yang terjadi  pada  penelitian  milik  Rosandi  dan  penelitian  milik  Turnip  menjadikan  penulis  tertarik  melakukan  penelitian  pada  ekspor  kopi  Indonesia. Dalam  penelitian  ini  penulis  ingin  meneliti  pengaruh  dari  produksi  kopi,  harga  ekspor  kopi,  harga  kopi  internasional,  harga  teh  internasional, kurs terhadap ekspor kopi  Indonesia. Penelitian ini  mengambil  judul  i di Indonesia Tahun 1984-.
B.Rumusan Masalah.
1. Bagaimana  pengaruh produksi  kopi  Indonesia  terhadap  volume ekspor  kopi Indonesia tahun 1984-2012?.
2. Bagaimana pengaruh harga ekspor kopiIndonesiaterhadap volumeekspor  kopi Indonesiatahun 1984-2012?.
3. Bagaimana  pengaruh harga  kopi  di  pasar internasional terhadap volume ekspor kopi Indonesiatahun 1984-2012?.
4. Bagaimana  pengaruh  harga  teh  di  pasar internasional terhadap volume eskpor kopi Indonesiatahun 1984-2012?.
5. Bagaimana  pengaruh  nilai  kurs  rupiah  terhadap volumeekspor  kopi  di  Indonesiatahun1984-2012?.
C.Tujuan.
1. Untuk  menganalisis  pengaruh  produksi  kopi  Indonesia  terhadap volume ekspor kopi Indonesiatahun 1984-2012.
2. Untuk  menganalisis  pengaruh  harga ekspor kopi Indonesia  terhadap  volumeekspor kopi Indonesia tahun 1984-2012.
3. Untuk  menganalisis  pengaruh  harga  kopi  di  pasar internasional terhadap  volumeekspor kopi Indonesia tahun 1984-2012.
4. Untuk  menganalisis  pengaruh  harga  teh  di  pasar internasional terhadap  volumeeskpor kopi Indonesiatahun1984-2012.
5. Untuk  menganalisis  pengaruh  nilai  kurs  rupiah  terhadap volumeekspor  kopi di Indonesiatahun 1984-2012.
D.Manfaat.
1. Memberikan  masukan  kepada  pemerintah  agar  dapat  mengatur  segala  kebijakan  yang berkaitan dengan ekspor komoditikopi di  Indonesia agar  dapat  meningkatkan  ekspor  kopi  yang  diharapkan  mampu  menjadikan  neraca perdagangan Indonesia surplus.
2. Bagi  eksportir  dapat  menjadi  bahan  pertimbangan  dalam  menentukan  negara tujuan untuk melakukan ekspor.
3. Menjadi  bahan  acuan  bagi penelitian  lain  yang  mengangkat tema  sejenis  dalam menyusun penulisannya.
4. Bagi  penulis  dapat  menjadi  tambahan  ilmu  tentang  perekonomian di Indonesia.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Penawaran Ekspor Kopi Di Indonesia Tahun 1984-2012

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi