BAB I.
PENDAHULUAN.
A.Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Analisis Penawaran Ekspor Kopi Di Indonesia Tahun 1984-2012
Produk-produk kopi
unggulan banyak dihasilkan
di benua Asia, Afrika, dan
Amerika. Kopi merupakan
minuman yang sudah
mendunia dan digemari
bangsa-bangsa di seluruh
dunia. Kopi merupakan
salah satu komoditi
perdagangan dunia yang
menghubungkan antara negara-negara berkembang
yang mayoritas menjadi pengekspor kopi dengan negara-negara maju
sebagai importir dikarenakan
konsumsi kopi di
negara-negara tersebut cukup tinggi.
Kopi masuk ke Indonesia dibawa
oleh para bangsa Belanda yang pada saat
itu masih menjajah Indonesia. Budidaya kopi dikembangkan di Indonesia hampir tiga
abad. Pertama kali kopi
masuk ke Indonesia
pada jaman Hindia Belanda pada tahun 1696. Jenis Kopi Arabika
merupakan jenis kopi pertama yang
masuk ke
Indonesia. Jenis kopi ini
didatangkan langsung dari Malabar India
dan dilakukan percobaan
penanaman di Platentuin
Bogor. Jenis Kopi Arabika
merupakan jenis kopi tertua di dunia.
Kopi Arabikadikembangkan di
wilayah beriklim subtropik
dengan ketinggian antara
800-1500m diatas permukaan
laut dan suhu
rata-rata 17-21C. Biji
Kopi Arabika mempunyai
ukuran cukup besar
dengan berat berkisar
18-22 gram tiap
100 bijinya. Warna
biji kecoklatan dan
biji yang terolah dengan
baik akan mengandung
warna kebiruan dan
kehijauan. Kopi Arabika
berkualitas baik akan
terasa sedikit asam
dan mengandung kafein sebesar 1-1,3%.
KopiArabika sudah
banyak dikembangkan di
tanah air dengan berbagai
metode. Tahun 1878
muncul penyakit karat
daun yang menyerang tanaman
kopi Arabika. Wabah
penyakit tanaman ini
diperkirakan datang merembet
dari daerah Sri
Lanka. Tahun 1890
menjadi puncak turunnya produksi kopi nasional hingga 50% dan lebih
rendah lagi jumlah produksinya ditahun berikutnya.
Wabah penyakit karat
daun ini sulit
diberantas, mendatangkan kopi
jenis lain yang
tahan akan wabah
penyakit karat daun merupakan
upaya menanggulangi dari serangan penyakit tanaman ini.
Tahun 1900
tanaman jenis kopi Robusta
masuk ke Indonesia yang didatangk Kopi jenis Robusta dikembangkan
di wilayah dengan
ketinggian maksimal 900m
diatas permukaan laut dan dianjurkan pada
ketinggian 400-800m diatas permukaan laut
dengan suhu rata-rata 21-30C.
Biji kopi Robustamempunyai ukuran lebih kecil dari biji kopi Arabika dengan
berat berkisar 12-15gram tiap 100 bijinya walapun terkadang bisa mencapai 20
gram tiap 100 bijinya. Biji kopi Robusta akan
semakin kecil ukurannya
jika ditanam di
ketinggian yang semakin rendah. KopiRobusta mengandung kafein
sebesar 2-3%.
Budidaya tanaman
kopi terus ditingkatkan
dari tahun ke
tahunnya.
Indonesia masuk dalam jajaran
negara-negara produsen kopi terbesar di dunia.
International CoffeeOrganization menyatakan
Indonesia saat ini
menempati peringkat terbesar
ketiga di dunia untuk ekspor kopi setelah negara Brazil dan negara
Columbia. Kopi termasuk
salah satu komoditi
ekspor andalan yang mempunyai arti
penting untuk pendapatan
devisa negara, perekonomian daerah,
dan untuk kemakmuran
serta kesejahteraan para
petani perkebunan kopi.
Tabel1.1 menggambarkan
perkembangan produksi kopi di Indonesia dari tahun
1984-2012. Produksi kopi
Indonesia selalu mengalami
perubahan setiap tahunnya.
Perubahan produksi kopi
Indonesia disebabkan berbagai faktor.
Tahun 1997 merupakan
awal dari krisis
ekonomi yang dialami Indonesia. Produksi kopi Indonesia turun dari
tahun sebelumnya sebesar 6,7% namun
kembali membaik di tahun 1998 dengan peningkatan produksi sebesar 20%.
Penurunan produksi
kopi terbesar terjadi
pada tahun 2011.
Produksi kopi pada tahun tersebut
turun sebesar 7,7% dibandingkan tahun 2010 dengan angka
produksi sebesar 686.921 ton.
Pertumbuhan produksi kopi
kembali meningkat pada
tahun 2012. Peningkatan
ini cukup besar
nilainya. Produksi kopi kembali
meningkat sebesar 18% daritahun
2011 yang memiliki
angka produksi sebesar 633.991 ton atau dengan kata lain produksi kopi
tahun 2012 meningkat 114.118 ton dari
tahun 2011.
Tabel
1.1 Produksi Kopi Indonesia Tahun 1984-20 Sumber: Asosiasi Eksportir dan
Industri Kopi Indonesia Tahun 20 Perkembangan
produksi kopi Indonesia dapat
dikatakan belum stabil, namun selalu
menunjukkan peningkatan setiap
tahunnya. Peningkatan ini harus mendapat
perhatian lebih dari
pemerintah karena dapat
meningkatkan potensi ekspor kopi
Indonesia dan dapat menambah kesejahteraan para petani kopi sebab hampir
semua perkebunan kopi
di Indonesia merupakan Tahun Volume (ton) Pertumbuhan (%) 1984 315,489 -1985 311,398 -1.
1986 356,822 14.
1987 388,669 8.
1988 391,095 0.
1989 401,048 2.
1990 412,767 2.
1991 428,305 3.
1992 436,930 2.
1993 438,868 0.
1994 450,191 2.
1995 457,801 1.
1996 459,206 0.
1997 428,418 -6.
1998 514,451 20.
1999 531,689 3.
2000 554,574 4.
2001 569,234 2.
2002 682,079 19.
2003 671,629 -1.
2004 647,416 -3.
2005 640,365 -1.
2006 682,159 6.
2007 673,186 -1.
2008 682,938 1.
2009 682,592 -0.
2010 686,921 0.
2011 633,991 -7.
2012 748,109 18.
perkebunan rakyat
yang seluruhnya dikelola
oleh mereka sendiri. Pulau Sumatera
merupakan pulau yang
memilik area perkebunan
kopi terluas di Indonesia
diikuti oleh Pulau Jawa yang memiliki luas 178.348 Ha.
Tabel1.2 Luas Area Perkebunan
Kopi Indonesia Tahun 2009-2013 (Ha) No Wilayah Tahun 2009 2010 2011 2012 20 1
Sumatera 798.613 750.843 777.145 777.324 758.4 2 Jawa 171.503 173.824 178.045
178.085 178.3 3 Kalimantan 41.255 34.827 32.597 32.604 32.6 4 Bali dan Nusa Tenggara 114.801 117.280 118.646 118.672 118.8
5 Sulawesi dan Maluku 131.423 123.618 119.722 119.749 119.9 6 Irian Jaya 8.640
9.973 7.544 7.546 7.5 Total 1.266.235 1.210.365 1.233.699 1.233.980 1.215.8 Sumber:
Pusdatin Kementrian Pertanian Tahun 20 Data ekspor kopi pada Tabel 1.3
menunjukkan beberapa negara tujuan utama ekspor
kopi Indonesia. Negara
Italia merupakan negara
konsumen terbesar kopi,
namun kopi Indonesia
belum mampu mendapatkan
tempat disana dikarenakan
kualitas kopi Indonesia
yang masih rendah.
Jepang merupakan negara
asia yang mengkonsumsi
kopi dalam jumlah
besar. Kopi Indonesia sudah banyak yang diimpor oleh
negara tersebut.
Tabel 1.3Negara Tujuan Ekspor
Kopi Indonesia Tahun 2007-20 Tahun Volume (ton) Prosentase (%) Jepang U.S.A
MalaysiaItalia Jerman Belgia Inggris Lainya 2007 312.084 16 21 4 6 13 2 3 2008 421.784 12 15 4 7 21 9 3 2009 478.026 11 15 4 16 16 7 3 2010 443.970 13 13 6 6 13 4 6 2011 352.007 16 13 9 7 7 6 4 Sumber: Ditjendaglu dan KemendagTahun 20 International
Coffee Organization(ICO)mengatakan Indonesia adalah negara
produsen kopi terbesar
ketiga di dunia
setelah Brazil dan
Columbia.
Konsumsi kopi
domestik Indonesia hanya
mencapai 30% dari
total produksinya. Kelebihan
penawaran ini yang
akhirnya dijadikan komoditi perkebunan
yang diekspor ke berbagai negara.
Pasar kopi Internasional selalu
dihadapkan pada perkembangan harga yang mudah
berubah setiap saat.
Perubahan iklim, mogok
kerja dari para buruh, serta
berbagai hal lain
dapat mempengaruhi perubahan
pada harga kopi.
Perubahan harga kopi
di pasar Internasional sering
dikarenakan perubahan penawaran
dari para negara
eksportir dan tidak
terpengaruh oleh permintaan dari negara importir.
Tingkat konsumsi
kopi tiap negara
dapat dikatakan tetap
jumlahnya, selaras dengan
jumlah pertumbuhan penduduknya.
Pabrik-pabrik kopi di negara importir
kopi apabila mendapati
harga kopi meningkat
tidak berniat meningkatkan
harga jualnya tapi dengan mencari
sumber-sumber yang lebih murah atau
dengan mengubah campuran
tanpa mengubah citarasa
kopi tersebut. Menaikkan harga
jual kopi akibat efek dari naiknya harga kopi dari eksportir
akan menjadikan konsumen lari ke produk lain. Negara-negara Uni Eropa
mayoritas merupakan konsumen
kopi dan menjadi
tujuan utama para negara produsen
kopi seperti Indonesia
untuk mengekspor biji
kopi. Jepang merupakan negara konsumen kopi yang setiap
tahunnya mengimpor kopi dari berbagai negara
dengan jumlah yang
banyak, tidak hanya
di negara-negara Uni Eropa.
Tabel 1.4 Volume dan Nilai Ekspor Kopi dan Ekspor
Teh Indonesia Tahun 2008-20 Tahun Ekspor Kopi Ekspor Teh Volume (ton)
Nilai (000 US $) Volume (ton) Nilai (000
US $) 2008 468.750 991.458 96.210 158.9 2009
507.968 829.261 91.929 170.4 2010 433.595 814.311 87.101 178.5 2011 346.493
1.036.671 75.450 166.7 2012 448.591 1.249.519 70.071 156.7 Ratarata 441.079
984.244 84.152 166.2 Sumber: Pusdatin Kementrian Pertanian Tahun 20 Komoditikopi
dan teh merupakan dua komoditiyang saling substitusi dengan kata
lain komoditikopi dapat digantikan
oleh komodititeh berlaku pula
sebaliknya. Kedua komoditi
tersebut dijadikan produk
ekspor oleh masyarakat
Indonesia. Tabel 1.4 menjelaskan perbandingan
ekspor kedua komoditi tersebut. Terhitung dari tahun 2008
hingga tahun 2012 total ekspor kopi
unggul jauh dari total ekspor teh. Nilai dari ekspor kopi dalam lima tahun terakhir
mengalami peningkatan dan
pada tahun 2012
nilai ekspor kopi Indonesia
mencapai angka 1,25 MilIar US Dollar.
Tabel 1.4 menunjukan bahwa dalam
lima tahun terakhir komoditi kopi memberikan rata-rata
sumbangan ekspor senilai
985 juta US
Dollar.
Kontribusi ekspor
teh terpaut jauh
dengan kopi. Rata-rata
nilai ekspor teh dalam
lima tahun terakhir hanya sebesar 166 juta US Dollar. Angka tersebut hanya 17% dari rata-rata nilai eskpor kopi.
Nilai ekspor
kopi Indonesia dalam
lima tahun terakhir
selalu menunjukkan peningkatan.
Kondisi yang berbeda
terjadi pada nilai
ekspor pertanian dan
nilai ekspor non-migas
yang mengalami fluktuasi.
Rata-rata nilai ekspor
kopi terhadapanilai ekspor
pertanian dalam lima tahun
terakhir sebesar 3.12%
dan apabila dibandingkan
dengan nilai ekspor
non migas sebesar 0.77%. Angka tersebut ditunjukkan pada
Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Kontribusi Ekspor
Kopi Terhadap Sektor
Pertanian dan Ekspor Non-Migas Tahun 2008-20 Tahun Nilai Ekspor
(000 US $) Pangsa kopi terhadap ekspor
(%) Kopi Pertanian Non-Migas Pertanian Non-Migas 2008 991.458 29.300.337
107.894.200 3,38 0, 2009 829.261 23.037.582 97.491.700 3,60 0, 2010 814.311
32.522.974 129.739.500 2,50 0, 2011 1.036.671 43.365.004 162.019.600 2,39 0, 2012
1.249.519 33.690.927 153.042.800 3,71 0, Ratarata 984.244 32.383.365
130.037.560 3,12 0, Sumber: Pusdatin Kementrian Pertanian dan Kemendag Tahun 20
Suatu penawaran akan
dipengaruhi oleh berbagai
hal. Antara lain harga
komoditi tersebut, harga
barang substitusi, teknologi,
serta biaya produksi. Penawaran suatu
barang adalah penggambaran
dimana seorang produsen
menjual barangnya pada
berbagai alternatif harga.
Produsen akan tetap
memproduksi barang tersebut
walaupun menderita kerugian
selama biaya variabel masih
terpenuhi. Proses produksi berhenti ketika produsen tidak mampu
menutup semua biaya
variabelnya. Seperti pada Gambar
1.
menjelaskan semakin
tinggi permintaan dari
konsumen maka akan
semakin tinggi harga yang
diberikan penjual komoditi tersebut.
P S P P Q Q Q Gambar
1.1 Kurva Penawaran Sumber: Soeharno, 2006: Jumlah barang
(Q) yang ditawarkan
semakin meningkat seiring meningkatnya
harga barang (P).
Ini menunjukkan bahwa
produsen bersedia menjual barang lebih banyak pada harga yang lebih tinggi. Antara harga dan jumlah yang ditawarkan memiliki hubungan
positif. Artinya, ketika harga naik maka
jumlah yang akan ditawarkan meningkat (Soeharno, 2006:19) Rosandi (2007) dalampenelitiannyamengenai ekspor kopi
Indonesia tahun 1974-2005
yang menggunakan alat
analisis Error Correction Model (ECM).
Hasil penelitian ini
mengatakan bahwa penawaran
ekspor kopi Indonesia
dalam jangka panjang
dipengaruhi oleh produksi
kopi secara signifikan
dan positif. Konsumsi
domestik kopi dan
harga domestik kopi mempengaruhi secara
signifikan dan negatif. Sementara itu
dalam jangka pendek penawaran ekspor kopi Indonesia
dipengaruhi oleh produksi kopi dan harga
domestik kopi secara signifikan dan posisitf. Konsumsi domestik kopi, harga ekspor kopi dan nilai tukar mempengaruhi
secara signifikan dan negatif.
Turnip (2002) meneliti ekspor
dan aliran perdagangan kopi Indonesia tahun
1975-2000. Penelitian Turnip memiliki
hasil yang berbeda
dengan penelitian Rosandi.
Pada penelitian Turnip,
variabel Produksi kopi,
harga ekspor kopi, kurs dan nilai
ekspor kopi tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang
positif terhadap ekspor
kopi Indonesia. Sedangkan
variabel harga domestik memiliki pengaruh yang negatif.
Berbeda dengan penelitian Rosandi yang
menyatakan bahwa variabel kurs memiliki pengaruh yang negatif.
Perbedaan yang terjadi
pada penelitian milik
Rosandi dan penelitian milik
Turnip menjadikan penulis
tertarik melakukan penelitian
pada ekspor kopi
Indonesia. Dalam penelitian ini
penulis ingin meneliti
pengaruh dari produksi
kopi, harga ekspor
kopi, harga kopi
internasional, harga teh internasional,
kurs terhadap ekspor kopi Indonesia.
Penelitian ini mengambil judul i
di Indonesia Tahun 1984-.
B.Rumusan Masalah.
1. Bagaimana pengaruh produksi kopi
Indonesia terhadap volume ekspor kopi Indonesia tahun 1984-2012?.
2. Bagaimana pengaruh harga
ekspor kopiIndonesiaterhadap volumeekspor kopi Indonesiatahun 1984-2012?.
3. Bagaimana pengaruh harga kopi di pasar internasional terhadap volume ekspor
kopi Indonesiatahun 1984-2012?.
4. Bagaimana pengaruh
harga teh di
pasar internasional terhadap volume eskpor kopi Indonesiatahun
1984-2012?.
5. Bagaimana pengaruh
nilai kurs rupiah
terhadap volumeekspor kopi di Indonesiatahun1984-2012?.
C.Tujuan.
1. Untuk menganalisis
pengaruh produksi kopi
Indonesia terhadap volume ekspor
kopi Indonesiatahun 1984-2012.
2. Untuk menganalisis
pengaruh harga ekspor kopi
Indonesia terhadap volumeekspor kopi Indonesia tahun 1984-2012.
3. Untuk menganalisis
pengaruh harga kopi
di pasar internasional terhadap volumeekspor kopi Indonesia tahun 1984-2012.
4. Untuk menganalisis
pengaruh harga teh di pasar internasional terhadap volumeeskpor kopi Indonesiatahun1984-2012.
5. Untuk menganalisis
pengaruh nilai kurs
rupiah terhadap volumeekspor kopi di Indonesiatahun 1984-2012.
D.Manfaat.
1. Memberikan masukan
kepada pemerintah agar
dapat mengatur segala kebijakan
yang berkaitan dengan ekspor komoditikopi di Indonesia agar dapat
meningkatkan ekspor kopi
yang diharapkan mampu
menjadikan neraca perdagangan
Indonesia surplus.
2. Bagi eksportir
dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan negara tujuan untuk melakukan ekspor.
3. Menjadi bahan
acuan bagi penelitian lain
yang mengangkat tema sejenis dalam menyusun penulisannya.
4. Bagi penulis
dapat menjadi tambahan
ilmu tentang perekonomian di Indonesia.
Skripsi Ekonomi: Analisis Penawaran Ekspor Kopi Di Indonesia Tahun 1984-2012
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi