Selasa, 28 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Modal Kerja Pada Nasabah Di Pd Bpr Bank Daerah Karanganyarkabupaten Karanganyartahun 2014

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Modal Kerja Pada Nasabah Di Pd Bpr Bank Daerah Karanganyarkabupaten Karanganyartahun 2014
Kredit merupakan bagian yang paling penting dalam mengembangkan usaha  rakyat guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, salah satu cara  pemerintah  untuk  lebih  meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  adalah  dengan  mengembangkan  usaha  kecil  dan  menengah  untuk  masyarakat.  Studi  yang  menganalisa  tentang faktor  yang mempengaruhi  kredit  sudah  banyak dilakukan,  antara lain James Francis Devlin (2002), Anna Maria Lubis dan Dwi Rachmania  (2011),  Sugeng  Raharjo  (2011),  Jandry  R.  Merung  (2013),  Olyvia  Darussalam  (2013),  Henny  Harlyani  (2013),  Ni  Wayan  Ana  Purnamayanthi,  I  Wayan  Suwendra,  Ni  Nyoman  Yulianthini  (2014),  mereka  menjelaskan  bahwa  dalam  pelaksanaan  kredit,  faktor  yang  diperlukan  untuk  menentukan  kelancaran  kredit  tersebut  dan berpengaruh positif  berupa  permodalan,  pendapatan, jangka waktu,  tingkat  pendidikan.  Sementara  itu,  hal  tersebut  berbeda  dengan  penelitian  dari  Arlina  Nurbaity  Lubis,  Ganjang  Aritha  Ginting  (2008),  Eriyati  (2011),  Ardito  Bhinadi (2010), Luh Ika Widayanthi (2012) yang menjelaskan bahwa faktor yang  diperlukan untuk menentukan kelancaran kredit tersebut berupa jumlah dan nilai  agunan  dan  lamanya  usaha  yang telah  dijalankan.
  Oleh  sebab  itu,  penelitian  ini  ingin membuktikan apakah pendapatan, nilai agunan, pendidikan, lama usaha dan  jangka waktu berpengaruh terhadap pemberian kredit modal kerja.
  Dalam  penelitian  Ni  Wayan  Ana  Purnamayanti,  I  Wayan  Suwendra,  Ni  Nyoman Yulianthini  (2014) menjelaskan bahwa industri kecil merupakan salah  satu  tulang  punggung  perekonmian  Indonesia  dan  sudah  terbukti  bahwa  dalam  kondisi  yang  sulit  industri  kecil  justru  mampu  bertahan  hidup.  Maka  dari  itu,  industri kecil dan menengah mempunyai peluang pasar yang besar karena selalu  ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka.
Permasalahan  yang umum  dari  hampir  semua  industri  kecil  adalah  karena  kurangnya modal yang mereka miliki. Dewasa ini modal kerja sangat dibutuhkan  guna  kelancaran  usaha  atau  industri  kecil  dan  untuk  meningkatkan  pemerataan  pembangunan  di  bidang  ekonomi.  Maka  dari  itu,  pemerintah  pemerintah  membantu  masyarakat  untuk  memenuhi  kebutuhan  modal  dalam  menjalankan  usaha dengan memberikan suntikan dana melalui perbankan dalam bentuk kredit  modal  kerja.  Dalam  sektor  perbankan,  bank-bank  mulai  berlomba-lomba  untuk  memberikan  layanan  yang  terbaik  kepada  nasabahnya  melalui  berbagai  macam  produk  perbankan,  terutama  melalui  kredit  modal kerja.  Perbankan  memprioritaskan kredit modal kerja karena dalam kredit modal kerja mempunyai  prospek yang bagus dari misalnya kredit konsumsi dan kredit investasi.
Penelitian Anna Maria Lubis , Dwi Rachmania (2011), Olyvia Darussalam  (2013)  dan  Henny  Nurlyani  (2013)  menunjukkan  bahwa  untuk  meningkatkan  perekonomian masyarakat maka pemerintah menetapkan beberapa prioritas, yaitu  dengan memberikan akses yang luas terhadap kredit terutama kredit modal kerja.
Kredit modal kerja mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia.
Hal ini dapat dilihat dari usaha-usaha masyarakat dalam mendirikan usaha mikro  yang mencapai 99,99 persen pada tahun 2008. Usaha mikro tersebut juga berperan    penting dalam penyerapan tenaga  kerja mengingat  sebagian besar usaha bersifat  padat  karya.  Kredit  tersebut  menjadi  pilihan  masyarakat  karena  merupkan  jalan  keluar untuk memenuhi kebutuhan dan modal dalam sector usaha.
Sejalan  dengan  penelitian  tersebut,  penelitian  Jandry  R.  Merung  (2013)  menjelaskan  bahwa  naiknya  kebutuhan  akan  dana  memacu  semua  orang  untuk  membuka  usaha  sendiri  dengan  tujuan  mendapatkan  keuntungan.  Tetapi  jika  kebutuhan dana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak tersedia, maka jalan  keluar  untuk  pemenuhan  tersebut  yaitu  melalui  dana  pinjaman  atau  kredit  dari  lembaga keuangan seperti bank.
Menurut Kasmir (2004 : 109), pada dasarnya kredit hanya satu macam saja  bila  dilihat  dari  pengertian  yang  terkandung  didalamnya.  Akan  tetapi  dalam  praktiknya kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk  masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat  dari berbagai segi antara lain: kegunaan kredit, tujuan kredit, jangka waktu kredit,  jaminan dan sektor usaha. Pemberian kredit tersebut disamping merupakan fungsi  utama  bank,  juga  merupakan  sumber  utama  pendapatan  pada  umumnya.  Maka  dari  itu, kredit mempunyai suatu  kedudukan yang sangat istimewa  pada negaranegara yang sedang berkembang karena volume permintaan dana jauh lebih besar  dari penawaran yang ada dimasyarakat.
Sugeng  Raharjo  (2011)  dalam  penelitiannya  juga  menjelaskan  bahwa  sumber  utama  pendapatan  bank  berasal  dari  kegiatan  penyaluran  kredit. Hal  ini  disebabkan  karena  beberapa  alasan  yaitu  sifat  bank  yang  berfungsi  sebagai  intermediasi antara  unit surplus dan unit  defisit, penyaluran  kredit  memberikan  selisih antara biaya dana dan tingkat bunga kredit yang pasti.  Merupakan sektor    usaha  yang  kegiatannya  paling  di  atur  dalam  pelaksanaan  kebijakan  moneter,  sumber  utama  bank  berasal  dari  masayarakat,  sehingga  harus  menyalurkan  kembali kepada masayarakat dalam bentuk kredit Ketentuan  pemberian  kredit  tersebut  harus  mengacu  pada  tiga  asas,  yaitu  likuiditas,  solvabilitas  dan  rentabilitas  serta  prinsip  6  C  antara  lain Character  (watak),  Capacity (kemampuan),  Capital(modal),  Collateral(jaminan),  dan  Condition  of Economy (kondisi ekonomi) dan Constrain(hambatan). Tujuannya  agar  pihak  bank  mempunyai  kenyakinan  atas  kesanggupan  debitur  untuk  membayar (ability to pay) dan keyakinan atas kemauan debitur untuk membayar  (willingness to pay).
Hal  tersebut  diperkuat  dengan  penelitian  dari  Devlin  (2002)  yang  menjelaskan bahwa faktor-faktor penting yang berpengaruh dalam pengembalian  kredit  adalah  pendapatan  dan  tingkat  pendidikan.  Dengan  tingginya  pendidikan  dan pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya.
Untuk memperlancar operasinya, bank mendirikan cabang di daerah dengan  tujuan  memberikan  pelayanan  jasa  bank  kepada  masyarakat  terutama  golongan  ekonomi lemah. Sehingga untuk menjangkau tiap-tiap daerah tersebut didirikanlah  BPR (Bank Perkreditan Rakyat)   Tabel  1.1  :  Kegiatan  Usaha  BPR  Konvensional  di  Provinsi  Jawa  Tengah  periode  2009-201Sumber: Data Bank Indonesia (Statistik Perbankan Indonesia) Pada  tabel  di  atas  menjelaskan  bahwa  kegiatan  usaha  BPR  mengalami  peningkatan  setiap  tahunnya.  Hal  tersebut  dapat  ditunjukkan  dari  peningkatan  total  asset  setiap  tahunnya.  Pada  tahun  2009  total  asset  BPR  Konvensional  di  Provinsi  Jawa  Tengah mencapai  Rp  8.123.347.526,- hingga  pada  tahun  201mencapai Rp 13.315.638.441,-. Karena menunjukkan peningkatan setiap tahunnya,  maka  dapat  diindikasikan  bahwa  kegiatan  usaha  BPR  memang  dibutuhkan  oleh  masyarakat  luas  dan  para  pelaku  usaha  untuk  membantu  dalam  meningkatkan  usahanya.
INDIKATOR TAHUN 2009 2010 2011 201Jumlah BPR 264 263 263 26Sumber Dana (Rp.
Ribu) 6,741,554,719 7,896,075,358 9,433,534,269 10,947,715,80- Tabungan 2,391,066,640 2,782,323,014 3,258,393,594 3,960,189,21- Deposito 3,373,787,544 4,020,246,929 4,787,087,109 5,460,110,08- Antarbank  Pasiva 874,323,340 1,016,983,584 1,248,999,801 1,442,388,04- Pinj. Diterima 102,377,195 76,521,831 139,053,765 85,028,46Penanaman Dana  (Rp. Ribu) 7,980,925,179 9,405,931,771 11,126,686,283 12,894,433,78- Kredit yg  diberikan 6,930,137,016 7,959,191,484 9,131,426,999 10,734,621,65- Antarbank  Aktiva 1,050,788,163 1,446,740,287 1,995,259,284 2,159,812,13- SBI - - - -Jumlah Nasabah  (Rekening) 3,215,541 3,339,824 3,473,103 3,471,81- Tabungan 2,235,880 2,348,929 2,408,196 2,506,94- Deposito 139,711 140,178 145,338 141,96- Debitur 839,950 850,717 919,569 822,90Total Asset (Rp.
Ribu) 8,123,347,526 9,584,858,740 11,483,221,851 13,315,638,44  PD.  BPR Bank  Daerah  Karanganyar yang  terletak  di  Kabupaten  Karanganyar adalah salah satu lembaga keuangan yang memanfaatkan dana dari  masyarakat  berupa  tabungan dan  deposito,  kemudian  menyalurkan  kembali  kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman. Adanya pemberian kredit  pinjaman  tersebut  diharapkan  masyarakat dapat  memanfaatkan  kegunaan  kredit  guna meningkatkan pendapatannya.
PD.  BPR Bank  Daerah  Karanganyar  sebagai  salah  satu  bank  pemerintah  daerah  yang  memberikan  fasilitas  pinjaman  dana  bagi  para  pengusaha  untuk  memperlancar  dan  mengembangkan  usahanya  dalam  bentuk  kredit.  Salah  satu  fasilitas kredit yang diberikan oleh PD. BPR Bank Daerah  Karanganyar adalah  kredit  modal  kerja  yang  memberikan  kemudahan  dalam  persyaratan  pemberian  kredit.
Sehubungan  dengan  dasar  pemikiran   di  atas,  maka  penulis  tertarik  untuk memilih  judul  : Analisis  Faktor-Faktor  Yang  Mempengaruhi  Pemberian  Kredit  Modal  Kerja  Oleh PD  BPR  Bank  Daerah  Karanganyar Kabupaten  Karanganyar Tahun 2014.
  B. RUMUSAN MASALAH.
1. Bagaimana  pengaruh  pendapatan  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan pada PD BPR Bank Daerah Karanganyar?.
2. Bagaimana  pengaruh  nilai  barang  jaminan  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar?.
3. Bagaimana  pengaruh  lama  usaha  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar?.
4. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap besarnya jumlah kredit yang  diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar?.
5. Bagaimana  pengaruh  jangka  waktu  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar?.
C. TUJUAN PENELITIAN.
1. Mengetahui  pengaruh  pendapatan  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan pada PD BPR Bank Daerah Karanganyar.
2. Mengetahui pengaruh nilai barang jaminan terhadap besarnya jumlah kredit  yang diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar.
3. Mengetahui   pengaruh  lama  usaha  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar.
4. Mengetahui  pengaruh  tingkat  pendidikan  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar.
5. Mengetahui  pengaruh  jangka  waktu  terhadap  besarnya  jumlah  kredit  yang  diberikan oleh PD BPR Bank Daerah Karanganyar.
 D. MANFAAT PENELITIAN.
1. Bagi Bank.
Dapat  digunakan  sebagai  saran  dan  menambah  referensi  sehingga  bisa  memberikan  dan menambah pengetahuan tentang teori  yang ada  dalam ilmu  pengetahuan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Bagi Peneliti.
Penelitian  ini  diharapkan  dapat  menambah  wawasan  dan  memperluas  pengetahuan serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan antara teoriteori yang telah diperoleh dari bangku kuliah dengan kenyataan sebenarnya di  PD. BPR Bank Daerah Karanganyar.
3. Bagi Fakultas.
Hasil  penelitian  ini  dapat  digunakan  sebagai  bahan  referensi  dan  sebagai  pembanding dengan penelitian sejenis lainnya.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Modal Kerja Pada Nasabah Di Pd Bpr Bank Daerah Karanganyarkabupaten Karanganyartahun 2014

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi