BAB I.
PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang.
Skripsi Ekonomi: Perilaku Masyarakat Terhadap Permintaan Kredit Dan Elastisitas Sepeda Motor Matic Di Surakarta
Indonesia merupakan negara dengan
jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia
sehingga menjadikan negara
dengan potensi sumber
daya manusia yang besar. Tingginya
jumlah penduduk dan
posisi Indonesia sebagai
negara berkembang memjadikan
Indonesia sebagai pasar
yang potensial bagi
produsen khususnya produsen
otomotif. Industri otomotif
yang beroperasi di
Indonesia semakin menjamur
dengan jumlah produksi
yang hampir selalu
mengalami peningkatan dikarenakan jumlah permintaan yang juga terus
meningkat ditambah budaya masyarakat
yang cenderung konsumtif
terhadap keberadaan barang
dan teknologi terbaru.
Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor
Tahun 2010 – 201Tahun Jumlah penjualan 2010 7.369.252011
8.043.532012 7.141.58Sumber: Data
Kemenperin Tabel 1.1 merupakan data
penjualan sepeda motor dari semua
jenis tahun 2010 hingga tahun 2012 secara nasional. Pada
tahun 2011 penjualan semua jenis sepeda motor
mengalami peningkatan dari
tahun 2010 namun
mengalami penurunan pada tahun
2012. Penurunan tersebut disebabkan oleh keluarnya surat edaran BI
No. 14/ 10 /DPNP yang mengatur
kenaikan biaya down payment atau uang
muka yang naik menjadi 25% untuk kendaraan roda dua.
Tabel 1.2 Distribusi Sepeda Motor Tahun 201Merk Distribusi (Unit) Honda 4.700.87Yamaha 2.495.79Suzuki 400.67Kawasaki 153.80TVS
19.86Total 7.771.01Sumber: Data
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Tabel 1.2 menggambarkan distribusi sepeda
motor tahun 2013 berdasarkan merk. Honda
menguasai pasar penjualan sepeda motor nasional sebesar 4.700.871 unit.
Sedangkan TVS merk
sepeda motor dari
India hanya mampu
menjual sebesar 19.965
unit saja. Total
penjualan nasional APM
(Agen Pemilik Merk) tahun
2013 seluruhnya berjumlah 7.771.014 unit di seluruh pelosok Indonesia Fenomena
sepeda motor matic
(automatic) sedang melejit
di Indonesia.
Sepeda motor
matic pertama kali
diluncurkan oleh Vespa
dengan produk pertamanya
di Indonesia dengan
nama Corsa 125
atau di dunia
dikenal dengan nama
Vespa PK 125
lahir pada tahun
1984, namun keberadaannya
kurang mencuri perhatian
pasar sepeda motor
di Indonesia. Baru
pada tahun 2004 Yamaha merilis
motor bertipe skuter
matic, sebuah motor
dengan mesin matic yang diberi nama Yamaha Mio. Skuter
matic dengan segmentasi pasar kaum hawa ini
langsung laris manis di Indonesia. Karena kemudahan dalam mengendarainya yaitu
distater langsung jalan
tanpa adanya perpindahan
gigi sungguh sangat memenuhi kebutuhan kaum hawa dalam
bermobilitas. Namun tidak hanya wanita saja
yang menggemari kendaraan skuter
matic ini, sekarang juga
digunakan oleh kaum pria.
Sekarang ini, tidak hanya
Yamaha yang terus menggalakkan bisnis
motor matic ini.
Kompetitor seperti Honda
dan Suzuki pun
berlomba-lomba membuat inovasi baru dalam menciptakan motor matic
dengan performa yang tidak kalah dengan sepeda motor bebek dengan konsumsi
bensin yang irit.
Tabel 1.3 Persentase Penjualan
Sepeda Motor berdasarkan Jenis Tahun 201Jenis Sepeda Motor Persentase Penjualan Skuter matic 52% Manual (bebek) 24% Sport
24% Total 100% Sumber: Data
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Berdasarkan data dari tabel 1.3
tentang persentase penjualan sepeda motor berdasarkan
jenis kendaraan, skuter
matic mencuri 52%
dari penjualan sepeda motor
tahun 2013. Sisanya
masing-masing sebesar 24%
diisi oleh jenis
sepeda motor bebek dan
sport. Data tabel
1.3 membuktikan bahwa
kemudahan yang ditampilkan oleh sepeda motor matic
sungguh diminati oleh masyarakat saat ini yakni
separuh lebih hasil
penjualan semua jenis
sepeda motor dikuasai
oleh penjualan sepeda motor matic.
Permintaan sepeda
motor yang tinggi
menjadi salah satu
faktor meningkatnya harga jual
sepeda motor. Fenomena ini dimanfaatkan dengan cara memberi
keringanan bagi konsumen
dengan menyediakan sistem
pembelian secara kredit.
Konsumen sekarang ini
merasaan banyak kemudahan
dalam pembelian sepeda
motor dengan sistem
kredit yang juga
disertai DP ringan, angsuran
tiap bulan yang
rendah, persyaratan yang
mudah dengan proses
yang cepat, dan dilengkapi adanya
asuransi.
Berbagai kemudahan
yang disuguhkan dalam
sistem permbelian kredit sepeda
motor tentu menimbulkan
dampak yang nyata
dalam meningkatnya volume
kendaraan, kemacetan pun
merajalela. Menurut data
BPS, peningkatan jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2011
sebesar 11,3% yang didominasi oleh sepeda
motor. Tidak sebanding dengan penambahan jalan di Indonesia pada tahun yang sama hanya sebesar 2,1%.
Fasilitas transportasi
publik di Indonesia
juga sangat jauh
dari kata memadai. Sarana transportasi publik di
Indonesia rata-rata memiliki kondisi
yang sudah tidak
layak guna dan
jauh dari rasa
nyaman dan aman.
Mobilitas menggunakan transportasi
umum pun kadang
memakan waktu yang
lama sedangkan ada tuntutan untuk
tepat waktu dan mobilitas yang cepat. Saat pilihan menggunakan sarana transportasi umum tidak
lebih baik, hal ini sebagai salah satu penyebab masyarakat
lebih menggunakan kendaraan
pribadi disertai dengan kemudahan
pengambilan sistem kredit
yang berbanding lurus
dengan meningkatnya jumlah
permintaan kredit sepeda motor.
Elastisitas sebagai
tolak ukur sensitivitas
perubahan variabel terhadap perubahan variabel lain. Sepeda motor
matic yang dari jenisnya termasuk
dalam golongan barang
mewah, kini hampir
semua kalangan masyarakat
mampu menggunakan dan
memiliki sepeda motor
matic. Adanya fenomena
tersebut dimungkinkan merubah
status sepeda motor
matic sebagai barang
mewah dan tingkat elastisitasnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini berupaya untuk mengetahui lebih dalam mengenai sejauh mana setiap karakteristik yang melekat
pada sepeda motor matic
berpengaruh terhadap
permintaan kredit dan
elastisitas sepeda motor matic,
yang diharapkan adanya
pencegahan untuk mengendalikan
volume kendaraan yang meningkat
dari tahun ke tahun. Adapun judul yang diambil dalam penelitian ini adalah “Perilaku Masyarakat terhadap Permintaan
Kredit dan Elastisitas Sepeda Motor Matic di Surakarta”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasar uraian latar belakang,
maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut:.
1. Bagaimana
pengaruh variabel harga
sepeda motor matic,
pendapatan, jangka waktu
pengembalian kredit, uang
muka (DP), dan
tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
matic di Surakarta?.
2. Berapakah
nilai elastisitas dari
harga sepeda motor
matic, pendapatan, jangka waktu
pengembalian kredit, uang
muka (DP), dan
tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
matic di Surakarta?.
C. Tujuan Penelitian.
Berdasar rumusan
masalah tersebut maka
tujuan dari penelitian
adalah sebagai berikut:.
1. Untuk
mengetahui pengaruh variabel
harga sepeda motor
matic, pendapatan, jangka
waktu pengembalian kredit,
uang muka (DP),
dan tingkat suku
bunga terhadap permintaan
kredit sepeda motor
matic di Surakarta.
2. Untuk mengetahui nilai elastisitas harga
sepeda motor matic, pendapatan, jangka waktu
pengembalian kredit, uang
muka (DP), dan
tingkat suku bunga terhadap permintaan kredit sepeda motor
matic di Surakarta.
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi
Akademisi, penelitian ini
diharapkan dapat digunakan
sebagai dokumentasi ilmiah
yang memberikan informasi
mengenai faktor yang berpengaruh terhadap
permintaan sepeda motor
matic serta sebagai sumber referensi bagi akademisi untuk
melakukan penelitian selanjutnya 2. Bagi
Praktisi, dengan adanya
penelitian ini diharapkan
dapat membantu produsen
sebagai acuan untuk
lebih menciptakan inovasi
terbaru agar semakin
meramaikan pasar sepeda
motor matic dan
menciptakan sistem pembelian kredit yang sesuai di Indonesia.
Skripsi Ekonomi: Perilaku Masyarakat Terhadap Permintaan Kredit Dan Elastisitas Sepeda Motor Matic Di Surakarta
Download lengkap Versi PDF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
pesan skripsi