Rabu, 22 Oktober 2014

Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal Di Rumah Susun Sederhana Sewa

  BAB I.
PENDAHULUAN.
A.  Latar Belakang Masalah.
Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal Di Rumah Susun Sederhana Sewa
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) manusia selain  pangan dan sandang, maka pemenuhan kebutuhan akan rumah menjadi prioritas  yang tidak dapat ditangguhkan. Di sisi lain, masyarakat mempunyai kemampuan  terbatas  untuk  mencukupi  biaya  pengadaan  perumahan,  karena  tidak  mampu  mendapatkan  lahan  yang  legal  di  pusat  kota,  maka  masyarakat  berpenghasilan  rendah  menduduki  tanah-tanah  secara  illegal  di  sepanjang  jalur  kereta  api,  kuburan,  tebing  tinggi,  pinggiran  sungai  dan  lahan-lahan  terlantar  lainnya.

Tindakan  tersebut  mengakibatkan  timbulnya  pemukiman  liar  (squatter)  yaitu  lahan  yang  tidak  ditetapkan  untuk  hunian  atau  penempatan  lahan  yang  bukan  miliknya (Budiharjo dalam Subkhan, 2008:1).
Permintaan  rumah  merupakan  refleksi  dari  suatu  penawaran  yang  dilakukan  oleh  pengembang  dalam  usaha  property  rumah  untuk  membantu  masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Permintaan akan terjadi  apabila  seorang  individu  mempunyai  keinginan  (willing)  dan  kemampuan  (ability)  untuk  membeli  suatu  barang  atau  jasa  (Sukirno  dalam  Mahardini,  2012:2).  Peningkatan  permintaan  terhadap  perumahan  menjadi  persoalan  bagi  pengembang rumah di perkotaan di sebabkan karena ketersediaan lahan. Kondisi  keterbatasan  lahan  perkotaan  ini  semakin  berat  dirasakan  terutama  bagi  penyediaan  rumah  untuk  masyarakat  golongan  berpenghasilan  rendah.  Sampai    saat  ini  kemampuan  pemerintah  untuk  penyediaan  rumah  sangat  terbatas.
Keterbatasan  kemampuan  pemerintah  dalam  penyediaan  rumah  untuk  masyarakat  golongan  berpenghasilan  rendah  ini  tanpa  disadari  telah  memacu  munculnya  kawasan-kawasan  perumahan  yang  tidak  tertata  sehingga  menjadi  kawasan  kumuh.  Kecenderungan  perkembangan  kawasan  menjadi  kumuh  ini  sebenarnya  dapat  diantisipasi  akan  tetapi  usaha  untuk  mencegah  terjadinya  penurunan  kualitas  lingkungan  menjadi  kumuh  pada  kawasan  perumahan  dirasakan masih kurang (Subkhan, 2008:2).
Kepadatan  penduduk  di  perkotaan  yang  semakin  meningkat  menuntut adanya  ketersediaan  lahan  khususnya  untuk  pemukiman.  Namun  pada  kenyataannya  jumlah  lahan  yang  tersedia  tidak  sebanding  dengan  tingginya  populasi karena pertumbuhan penduduk. Seiring bertambahnya jumlah penduduk  menyebabkan semakin tinggi pula kebutuhan akan rumah tinggal, sementara itu  ketersediaan  lahan  untuk  pemukiman  semakin  terbatas.  Hal  ini  menyebabkan  semakin  mahalnya  harga  jual  tanah  dan  rumah  sehingga  sulit  dijangkau  oleh  masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Permasalahan  pengadaan  perumahan  bagi  golongan  menengah  bawah  berawal dari masalah keterbatasan dalam penyediaan lahan, yang berkaitan erat  dengan  jumlah  penduduk  yang  semakin  padat.  Dengan  semakin  banyaknya  pendatang yang bermukim di kota besar untuk mencoba mengadu  nasib, mencari  kehidupan  yang  lebih  baik,  maka  kebutuhan  akan  perumahan  bagi  merekapun  semakin meningkat (Mauliani, 2002:2).
  Pembangunan  perumahan  dan  pemukiman  merupakan  upaya  untuk  memenuhi  salah  satu  kebutuhan  dasar  manusia,  sekaligus  juga  meningkatkan mutu  lingkungan  kehidupan.  Untuk  meningkatkan  daya  guna  tanah  bagi  pembangunan  perumahan  dan  pemukiman,  serta  mengefektifkan  penggunaan  tanah terutama di daerah berpenduduk padat, maka perlu dilakukan penataan atas  tanah sehingga pemanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat banyak.
Pembangunan  rumah  susun  sederhana  sewa  (rusunawa)  merupakan  salah  satu  alternatif  pemecahan  masalah  kebutuhan  perumahan  dan  pemukiman  terutama  didaerah  perkotaan  yang  jumlah  penduduknya  terus  meningkat.
Pembangunan rusunawa adalah salah satu solusi dalam penyediaan pemukiman  layak huni bagi masyarakat menengah ke bawah. Rusunawa diharapkan mampu  membantu masyarakat dalam menyediakan hunian layak huni dengan harga sewa  murah. Rusunawa didesain sebagai solusi bijak untuk masyarakat menengah ke  bawah dalam memperoleh rumah dengan biaya terjangkau. Ide ini dibuat untuk  mengakali  keterbatasan  lahan.  Rusunawa  lahir  atas  dasar  beberapa  kebutuhan.
Salah  satunya,  kebutuhan  akan  hunian  dengan  biaya  terjangkau  tetapi  tidak  terlalu membutuhkan lahan yang luas.
Selama ini banyak anggapan negatif tentang rusunawa, diantaranya adalah  kondisi  tempat  tinggal  yang  kotor,  kumuh,  dan  terlalu  ramai.  Dari  beberapa  anggapan  negatif  tersebut  membuat  banyak  orang  enggan  untuk  menjadi  penghuni rusunawa. Namun tidak semua rusunawa keadaannya kumuh dan tidak  layak huni.     Harga  rumah  dan  pendapatan  konsumen  sangat  berpengaruh  terhadap  permintaan  akan  kebutuhan  perumahan  dengan  implikasi  bahwa  harga  rumah  menjadi prioritas utama (Taufiq dan Tandelilin dalam Mahardini, 2012:2). Faktor  lingkungan, fasilitas dan dekatnya dengan kerabat dapat dijadikan pertimbangan  individu  dalam  membeli  rumah  (Hidayat  dalam  Mahardini,  2012:2).  Fungsi  perumahan  akan  semakin  nyata  apabila  semakin  kompleksnya  fasilitas  yang  disediakan  oleh  pengembang.  Lokasi  yang  strategis  merupakan  faktor  yang  penting  dalam  mempengaruhi  permintaan  individu  terhadap  sebuah  tempat  tinggal (Yudi dalam Mahardini, 2012:2).
Pemerintah Kota Surakarta memutuskan untuk membangun rusunawa yang  ditujukan  untuk  masyarakat  berpenghasilan  menengah  ke  bawah.  Menurut  Kepala  UPTD  Rumah  Sewa  DPU  Surakarta,  Toto  Djayanto,  SH  tujuan  awal  pembangunan  rusunawa  ini  adalah  untuk  penataan  pemukiman  kumuh  dan  meminimalkan bangunan yang tak berijin. Selain itu pembangunan ini juga untuk  memanfaatkan lahan hak pakai milik pemerintah yang tersedia di Kota Surakarta.
Masih  dalam  penjelasannya  tentang  tujuan  rumah  susun  di  Kota  Surakarta,  rusunawa  ini  dibangun  untuk  peremajaan  kota,  yang  pada  penanganannya  dilakukan dengan pembangunan rusunawa.
Kegiatan peremajaan kota melalui pembangunan rumah susun berdasarkan  pada  pertimbangan  efisiensi  pemakaian  lahan.  Menurut  Yudohusodo  dalam  Subhkan  (2008:38)  peremajaan  kota  merupakan  upaya  yang  terencana  untuk  mengubah  atau  memperbaharui  suatu  kawasan  di  kota,  yang  pada  awalnya    mempunyai mutu lingkungan yang rendah menjadi suatu tatanan sosial ekonomi  yang baru yang mampu menjadi pengembangan kota.
Tabel 1.Tingkat Hunian Masing-Masing Blok No  Blok Twin  Blok Unit  Hunian Total kamar  yang telah dihuni 1  Begalon  2  96  192  Semanggi  2  98  193  Jurug I  1  74  74  Jurug II  1  98  95  Kerkov  1  98  7Jumlah  7  658  63Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Surakarta, 201Dari  tabel  1.1  dapat  diketahui  bahwa  5  blok  rusunawa  yang  ditawarkan  hampir semua kamar di rusunawa telah dihuni, hanya di rusunawa kerkov yang  masih  menyediakan  kamar  kosong.  Menurut  Dinas  Pekerjaan  Umum  Surakarta  di  rusunawa  kerkov  sebenarnya  sudah  banyak  yang  memesan,  tetapi  belum  di  tempati  oleh  penghuninya  sehingga  dibiarkan  kosong  begitu  saja.  Diantara  rusunawa yang ada di Surakarta rusunawa Begalon adalah rusunawa yang paling  lama  dibangun,  rusunawa  Begalon  dulunya  adalah  bekas  makam,  kemudian  banyak  masyarakat yang mendirikan bangunan tak berijin diatas tanah tersebut,  sehingga  pemerintah  akhirnya  membangun  rusunawa  sekaligus  untuk  penataan  pemukiman.  Rusunawa  Begalon  adalah  rusunawa  di  Surakarta  yang  paling  sedikit  fasilitasnya  dibandingkan  dengan  rusunawa  lain  yang  ada.  Dari  semua  rusunawa tersebut hanya rusunawa Jurug I yang pembangunannya dibiayai oleh  Kementrian Perumahan  Rakyat, sedangkan sisanya pembangunannya dilakukan    oleh  Kementrian  Pekerjaan  Umum.  Walaupun  rusunawa  Jurug  I  dan  rusunawa  Jurug  II  berada  dalam  satu  kawasan,  tetapi  ada  perbedaan  baik  dari  segi  fisik  bangunan maupun fasilitas yang ada di setiap kamarnya.
Menurut  Dinas  Pekerjaan  Umum  Surakarta  hingga  saat  ini  sudah  banyak  masyarakat yang mengantre untuk bisa menjadi penghuni di rusunawa. Peminat  rusunawa mulai meningkat sejak pembangunan rusunawa Semanggi pada tahun  2008,  perbandingannya  adalah  1:5.  Sampai  saat  ini  sudah  ada  500  KK  yang  masuk  daftar  tunggu  (waiting  list)  calon  penyewa  rusunawa.  Masyarakat  yang  berminat  untuk  menempati  rusunawa  cukup  tinggi,  saat  ini  ada  satu  rusunawa  lagi  yang  sedang  dibangun  di  Kota  Surakarta,  rusunawa  tersebut  dibangun  di  Kampung  Ngemplak,  Kelurahan  Mojosongo,  Kecamatan  Jebres.  Rusunawa  tersebut akan dibangun 2  Twin Blok. Tingginya permintaan masyarakat terhadap  rusunawa ini tidak diimbangi dengan lahan yang tersedia, masalah ketersediaan  lahan  ini  menjadi  kendala  tersendiri  yang  harus  segera  diatasi  oleh  Pemerintah  Kota Surakarta.
Pemilihan  Rusunawa  Jurug  sebagai  obyek  penelitian  didasarkan  karena  Rusunawa  Jurug  terletak  dipinggir  kota,  akses  penghuni  rusunawa  terhadap  kendaraan  umum  dan  fasilitas  publik  tidak  menguntungkan  karena  belum  ada  kendaraan  umum  yang  melintas  tepat  didepan  rusunawa,  penghuni  rusunawa  yang tidak memiliki kendaraan pribadi harus berjalan kaki dahulu menuju jalan  raya yang dilewati kendaraan umum.
Faktor  -  faktor  yang mempengaruhi masyarakat  untuk memilih tinggal di  rusunawa, antara lain: kesesuaian harga, pendapatan, jarak menuju tempat kerja  dan  jumlah  anggota  keluarga.  Berdasarkan  latar  belakang  masalah  diatas  maka  penelitian  ini  mengambil  judul  “ANALISIS  FAKTOR-FAKTOR  YANG  MEMPENGARUHI  KEPUTUSAN  MASYARAKAT  UNTUK  MEMILIH  TINGGAL  DI  RUMAH  SUSUN  SEDERHANA  SEWA  (STUDI  KASUS:  RUSUNAWA JURUG SURAKARTA)”.

 Skripsi Ekonomi: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat Untuk Memilih Tinggal Di Rumah Susun Sederhana Sewa

Download lengkap Versi PDF

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

pesan skripsi